Anda di halaman 1dari 3

1.

Patofisiologi

Fase akut

Pada Mitral Regurgitasi (MR) primer akut, atrium kiri dan ventrikel kiri yang semula
normal tiba-tiba mendapatkan beban yang berlebihan. Pada saat systole atrium kiri akan
mengalami pengisian yang berlebihan, disamping aliran darah dari vena pulmonalis, aliran
darah tambahan juga muncul dari ventrikel kiri akibat kegagalan katup mitral untuk
menutup. Sebaliknya saat diastole volume darah yang masuk ke ventrikel kiri akan
mengalami peningkatan akibat dari overload volume atrium kiri. Mekanisme Frank-
Starling akan terjadi secara maksimal, yang selanjutnya akan mengakibatkan
dekompensasi jantung kiri akut. Tekanan atau volume ventrikel yang berlebihan diteruskan
ke atrium kiri, lalu ke vena pulmonalis dan mengakibatkan timbulnya edema paru akut.
Aliran darah ke aorta akan berkurang karena sebagian darah masuk ke atrium kiri.
Akibatnya cardiac output akan berkurang walaupun fungsi ventrikel kiri masih normal.

Fase kronik terkompensasi

Ventrikel kiri mengalami hipertrofi yang eksentrik sebagai kompensasi peningkatan stroke
volume. Individu dengan fase ini biasanya tidak ada keluhan dan dapat melakukan aktivitas
seperti biasa. Afterload akan kembali normal akibat dari peningkatan End Diastolic
Volume (EDV). Tekanan EDV akan meningkat dan regangan dinding ventrikel akan
meningkat pula. Hipertrofi ventrikel dan peningkatan EDV akan menyebabkan
peningkatan Total Stroke Volume (TSV) dibandingkan dengan fase akut. Hipertrofi
ventrikel kiri akan menyebabkan dilatasi atrium kiri, sehingga mengakomodasi penurunan
tekanan pada atrium kiri.

Pada fase sistol akan terjadi peningkatan beban pengisian atrium kiri, dan pada fase diastole
beban pengisian ventrikel kiri akan meningkat juga, lama kelamaan akan terjadi
remodeling ventrikel kiri.

Fase kronik dekompensasi

Terjadi disfungsi dari otot ventrikel kiri akibat hipertrofi yang mencapai batas maksimal.
Tekanan pada atrium kiri kembali naik akibat turunnya volume darah yang dikeluarkan
melalui mekanisme Forward Stroke Volume (FSV), dimana akan menyebabkan End
Systolic Volume (ESV) meningkat.

2. manifestasi klinis

Regurgitasi katup mitral yang ringan bisa tidak menunjukkan gejala. Kelainannya
bisa dikenali hanya jika melakukan pemeriksaan dengan stetoskop, dimana terdengar
murmur yang khas, yang disebabkan pengaliran kembali darah ke dalam atrium kiri ketika
ventrikel kiri berkontraksi. Secara bertahap, ventrikel kiri akan membesar untuk
meningkatkan kekuatan denyut jantung, karena ventrikel kiri harus memompa darah lebih
banyak untuk mengimbangi kebocoran balik ke atrium kiri.

Ventrikel yang membesar dapat menyebabkan palpitasi (jantung berdebar keras), terutama
jika penderita berbaring miring ke kiri. Atrium kiri juga cenderung membesar untuk
menampung darah tambahan yang mengalir kembali dari ventrikel kiri. Atrium yang
membesar akan mengganggu sistem listrik jantung pada atrium dan menyebabkan denyut
sangat cepat dalam pola yang kacau dan tidak teratur (fibrilasi atrium), yang menyebabkan
berkurangnya efisiensi pemompaan jantung. Pada keadaan ini atrium betul-betul hanya
bergetar dan tidak memompa; berkurangnya aliran darah yang melalui atrium,
memungkinkan terbentuknya bekuan darah. Jika suatu bekuan darah terlepas, ia akan
terpompa keluar dari jantung dan dapat menyumbat arteri yang lebih kecil sehingga terjadi
stroke atau kerusakan vaskuler lainnya.

Gejala yang timbul pada Mitral Regurgitasi tergantung pada fase mana dari penyakit ini.
Pada fase akut gejala yang timbul seperti decompensated congestive heart failure yaitu:
sesak nafas, edema paru, orthopnea, paroxysmal nocturnal dispnea, sampai syok
kardiogenik. Pada fase kronik terkompensasi mungkin tidak ada keluhan.

3. Grade Mitral Stenosis

Grade A : memiliki resiko terjadinya MR. Tanpa disertai atau hanya sedikit area
central jet ( <20% ) pada pemeriksaan doppler. Vena contracta <0,3 cm. Tidak ada gejala
yang menyertai.

Grade B : MR yang progresif. Terdapat central jet MR 20-40%. Vena contracta <0,7
cm. Volume regurgitasi <60 mL. Terdapat pembesaran atrium kiri (LAE) ringan tanpa
pembesaran ventrikel kiri (LVH). Tekanan pulmonal normal. Tidak ada gejala yang
menyertai.

Grade C : MR berat tanpa gejala. Terdapat Central jet MR > 40%. Vena contracta ≥
0,7 cm. Volume regurgitasi >60 mL. LAE moderate sampai severe, terdapat LVH,
hipertensi pulmonal bisa muncul saat istirahat ataupun dengan latihan. Tidak ada gejala
yang menertai.

Grade D : MR berat dengan gejala. Terdapat Central jet MR >40%. Vena contracta
≥ 0,7 cm. Volume regurgitasi ≥ 60 mL. LAE moderate sampai severe, terdapat LVH,
terdapat hipertensi pulmonal. Terdapat gejala yang menyertai seperti limitasi terhadap
aktivitas sehari-hari dan sesak yang muncul saat aktivitas.

Anda mungkin juga menyukai