Anda di halaman 1dari 33

Tugas PBL

Skenario 4

Disusun Oleh : Kelompok 4 A

NO. NAMA NPM

1. Ni Nyoman Ayu Tri Kartika 16700051


2. Asmy Dzuhrufi Sari 16700053
3. Gigih Maduta Rohman 16700055
4. Ketut Ayesha Eidelwise 16700057
5. Satya Yudhayana 16700059
6. Lia Ervina 16700063
7. Putu Gede Aditya Prasetya 16700065
8. Putu Dea Prayascita Aisuarya 16700067
9. Sang Putu Hendy Erawan 16700069

PEMBIMBING TUTOR : dr. Nugroho Eko

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
TAHUN AKADEMIK 2016/2017

1
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nyalah akhirnya pembuatan laporan PBL ini dapat saya selesaikan sesuai dengan batas
waktu yang telah ditentukan. Sebagaimana saya ketahui, penulisan laporan PBL ini juga
merupakan salah satu tugas dalam mengikuti mata kuliah Ilmu Kedokteran Terintregasi (IKT).
Dalam penulisan ini, saya sebagai penulis banyak mendapatkan sumbangan dari berbagai
sumber.
Meskipun demikian, mengingat keterbatasan daya berfikir dan pengetahuan yang
dimiliki, penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan ini masih terdapat
kekurangan-kekurangan yang membuat laporan PBL ini terkesan kurang sempurna, bahkan
mungkin belum memenuhi harapan yang semestinya. Dengan demikian penulis sangat
mengharapkan kembali masukan-masukan dan saran-saran guna penyempurnaan dalam
mencapai sasaran yang di harapkan.

Demikian akhirnya penulis berharap Laporan PBL ini dapat bermanfaat, terutama bagi
penulis maupun orang lain.

Surabaya, Desember 2017

Penulis

2
DAFTAR ISI

I. SKENARIO
II. KATA KUNCI
III. PROBLEM
IV. PEMBAHASAN
1. BATASAN
2. ANATOMI/HISTOLOGI/FISIOLOGI/PATOFISIOLOGI/PATOMEKANISME
(Dapat berupa bagan atau skema)
3. JENIS-JENIS PENYAKIT YANG BERHUBUNGAN
4. GEJALA KELINIS
5. PEMERIKSAAN FISIK PENYAKIT
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG PENYAKIT
V. HIPOTESIS AWAL (DIFFERENTIAL DIAGNOSIS)
VI. ANALISIS DARI DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
1. GEJALA KLINIS
2. PEMERIKSAAN FISIK
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
VII. HIPOTESIS AKHIR (DIAGNOSA)
VIII. MEKANISME DIAGNOSIS
1. MEKANISME BERUPA BAGAN SAMPAI TERCAPAINYA
DIAGNOSIS
IX. STRATEGI MENYELESAIKAN MASALAH
1. PENATALAKSANAAN
2. PRINSIP TINDAKAN MEDIS
X. PROGNOSIS DAN KOMPLIKASI
1. CARA PENYAMPAIAN PROGNOSIS KEPADA PASIEN /
KELUARGA PASIEN
2. TANDA UNTUK MERUJUK PASIEN
3. PERAN PASIEN / KELUARGA UNTUK PENYEMBUHAN
4. PENCEGAHAN PENYAKIT

3
BAB I

SKENARIO 4

Seorang pasien, laki-laki, berusia 52 tahun, dibawa ke UGD oleh keluarganya karena
Nyeri Dada kiri sekitar 1 jam yang lalu, ketika menaiki tangga kantor, nyeri dirasakan sekitar
5 menit lamanya dan terasa sampai di bahu kiri, membaik setelah istirahat, nyeri terasa
ditusuk tetapi letak nyeri tidak bisa diketahui tepatnya.

4
BAB II

KATA KUNCI

1. Nyeri Dada Daerah Kiri

2. Pada Saat Naik Tangga

3. Berlangsung 5 Menit

4. Letak Nyeri Tidak Diketahui

5. Nyeri Menjalar Ke Bahu Kiri

5
BAB III

PROBLEM

1. Apa yang menyebabkan nyeri dada pada kasus diatas dan bagaimana terjadinya ?
2. Penyakit apa saja yang dapat menimbulkan nyeri dada daerah kiri ?
3. Bagaimana prinsip penatalaksanaan pada kasus tersebut ?
4. Komplikasi apa saja yang mungkin timbul pada kasus ini dan bagaimana cara
mencegahnya ?

6
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Batasan

Regio Thoraks dan Organ Jantung

4.2 Anatomi Jantung

Jantung adalah organ otot yang berongga dan berukuran sebesar kepalan tangan. Fungsi
utama jantung adalah memompa darah ke pembuluh darah dengan kontraksi ritmik dan
berulang. Jantung normal terdiri dari empat ruang, 2 ruang jantung atas dinamakan atrium dan
2 ruang jantung di bawahnya dinamakan ventrikel, yang berfungsi sebagai pompa. Dinding
yang memisahkan kedua atrium dan ventrikel menjadi bagian kanan dan kiri dinamakan
septum.

Anatomi ukuran jantung sangatlah variatif. Dari beberapa referensi yang saya baca,
ukuran jantung manusia mendekati ukuran kepalan tangannya atau dengan ukuran panjang
kira-kira 5″ (12cm) dan lebar sekitar 3,5″ (9cm). Jantung terletak di belakang tulang sternum,
tepatnya di ruang mediastinum diantara kedua paru-paru dan bersentuhan dengan diafragma.
Bagian atas jantung terletak dibagian bawah sternal notch, 1/3 dari jantung berada disebelah

7
kanan dari midline sternum, 2/3 nya disebelah kiri dari midline sternum. Sedangkan bagian
apek jantung di interkostal ke-5 atau tepatnya di bawah puting susu sebelah kiri.

Batas-batas jantung:

- Kanan : vena cava superior (VCS), atrium kanan, vena cava inferior (VCI)
- Kiri : ujung ventrikel kiri
- Anterior : atrium kanan, ventrikel kanan, sebagian kecil ventrikel kiri
- Posterior : atrium kiri, 4 vena pulmonalis
- Inferior : ventrikel kanan yang terletak hampir horizontal sepanjang diafragma sampai
apeks jantung
- Superior : apendiks atrium kiri

Darah dipompakan melalui semua ruang jantung dengan bantuan keempat katup yang
mencegah agar darah tidak kembali ke belakang dan menjaga agar darah tersebut mengalir ke
tempat yang dituju.Katup-Katup di Jantung ada 4 yaitu :

1. Katup Trikuspid

Katup trikuspid berada diantara atrium kanan dan ventrikel kanan. Bila katup ini
terbuka, maka darah akan mengalir dari atrium kanan menuju ventrikel kanan. Katup trikuspid
berfungsi mencegah kembalinya aliran darah menuju atrium kanan dengan cara menutup pada
saat kontraksi ventrikel. Sesuai dengan namanya, katup trikuspid terdiri dari 3 daun katup.

2. Katup Pulmonal

Darah akan mengalir dari dalam ventrikel kanan melalui trunkus pulmonalis sesaat
setelah katup trikuspid tertutup. Trunkus pulmonalis bercabang menjadi arteri pulmonalis

8
kanan dan kiri yang akan berhubungan dengan jaringan paru kanan dan kiri. Pada pangkal
trunkus pulmonalis terdapat katup pulmonalis yang terdiri dari 3 daun katup yang terbuka bila
ventrikel kanan berkontraksi dan menutup bila ventrikel kanan relaksasi, sehingga
memungkinkan darah mengalir dari ventrikel kanan menuju arteri pulmonalis.

3. Katup Bikuspid

Katup bikuspid atau katup mitral mengatur aliran darah dari atrium kiri menuju
ventrikel kiri. Seperti katup trikuspid, katup bikuspid menutup pada saat kontraksi ventrikel.
Katup bikuspid terdiri dari dua daun katup.

4. Katup Aorta

Katup aorta terdiri dari 3 daun katup yang terdapat pada pangkal aorta. Katup ini akan
membuka pada saat ventrikel kiri berkontraksi sehingga darah akan mengalir keseluruh tubuh.
Sebaliknya katup akan menutup pada saat ventrikel kiri relaksasi, sehingga mencegah darah
masuk kembali kedalam ventrikel kiri. Pembuluh darah yang terdiri dari arteri, arteriole, kapiler
dan venula serta vena merupakan pipa darah dimana didalamnya terdapat sel-sel darah dan
cairan plasma yang mengalir keseluruh tubuh. Pembuluh darah berfungsi mengalirkan darah
dari jantung ke jaringan serta organ2 diseluruh tubuh dan sebaliknya. Arteri, arteriole dan
kapiler mengalirkan darah dari jantung keseluruh tubuh, sebaliknya vena dan venula
mengalirkan darah kembali ke jantung.

9
Suplai darah jantung berasal dari arteri koronaria. Arteri koroner kanan berasal dari
sinus aorta anterior, melewati diantara trunkus pulmonalis dan apendiks atrium kanan, turun
ke lekukan A-V kanan sampai mencapai lekukan interventrikuler posterior. Pada 85% pasien
arteri berlanjut sebagai arteri posterior desenden/ posterior decendens artery (PDA) disebut
dominan kanan. Arteri koroner kiri berasal dari sinus aorta posterior kiri dan terbagi menjadi
arteri anterior desenden kiri/ left anterior descenden (LAD) interventrikuler dan sirkumfleks.
LAD turun di anterior dan inferior ke apeks jantung. Mayoritas darah vena terdrainase melalui
sinus koronarius ke atrium kanan. Sinus koronarius bermuara ke sinus venosus sistemik pada
atrium kanan, secara morfologi berhubungan dengna atrium kiri, berjalan dalam celah
atrioventrikuler

Lapisan otot jantung terbagi menjadi 3 yaitu :

1. Epikardium,yaitu bagian luar otot jantung atau pericardium visceral


2. Miokardium, yaitu jaringan utama otot jantung yang bertanggung jawab atas
kemampuan kontraksi jantung.
3. Endokardium, yaitu lapisan tipis bagian dalam otot jantung atau lapisan tipis endotel sel
yang berhubungan langsung dengan darah dan bersifat sangat licin untuk aliran darah,
seperti halnya pada sel-sel endotel pada pembuluh darah lainnya.

4.3 Fisiologi Jantung

Jantung dapat dianggap sebagai 2 bagian pompa yang terpisah terkait fungsinya sebagai
pompa darah. Masing-masing terdiri dari satu atrium-ventrikel kiri dan kanan. Berdasarkan
sirkulasi dari kedua bagian pompa jantung tersebut, pompa kanan berfungsi untuk sirkulasi
paru sedangkan bagian pompa jantung yang kiri berperan dalam sirkulasi sistemik untuk
seluruh tubuh. Kedua jenis sirkulasi yang dilakukan oleh jantung ini adalah suatu proses yang

10
berkesinambungan dan berkaitan sangat erat untuk asupan oksigen manusia demi
kelangsungan hidupnya.

Ada 5 pembuluh darah mayor yang mengalirkan darah dari dan ke jantung. Vena cava
inferior dan vena cava superior mengumpulkan darah dari sirkulasi vena (disebut darah biru)
dan mengalirkan darah biru tersebut ke jantung sebelah kanan. Darah masuk ke atrium kanan,
dan melalui katup trikuspid menuju ventrikel kanan, kemudian ke paru-paru melalui katup
pulmonal. Darah yang biru tersebut melepaskan karbondioksida, mengalami oksigenasi di
paru-paru, selanjutnya darah ini menjadi berwarna merah. Darah merah ini kemudian menuju
atrium kiri melalui keempat vena pulmonalis. Dari atrium kiri, darah mengalir ke ventrikel kiri
melalui katup mitral dan selanjutnya dipompakan ke aorta. Tekanan arteri yang dihasilkan dari
kontraksi ventrikel kiri, dinamakan tekanan darah sistolik. Setelah ventrikel kiri berkontraksi
maksimal, ventrikel ini mulai mengalami relaksasi dan darah dari atrium kiri akan mengalir ke
ventrikel ini. Tekanan dalam arteri akan segera turun saat ventrikel terisi darah. Tekanan ini
selanjutnya dinamakan tekanan darah diastolik. Kedua atrium berkontraksi secara bersamaan,
begitu pula dengan kedua ventrikel.

Jumlah darah yang mengalir dalam sistem sirkulasi pada orang dewasa mencapai 5-6
liter (4.7-5.7 liter). Darah bersirkulasi dalam sistem sirkulasi sistemik dan pulmonal.

11
A. Sirkulasi sistemik

Sistem sirkulasi sistemik dimulai ketika darah yang mengandung banyak oksigen yang
berasal dari paru, dipompa keluar oleh jantung melalui ventrikel kiri ke aorta, selanjutnya ke
seluruh tubuh melalui arteri-arteri hingga mencapai pembuluh darah yang diameternya paling
kecil (kapiler) . 10 Kapiler melakukan gerakan kontraksi dan relaksasi secara bergantian, yang
disebut dengan vasomotion sehingga darah mengalir secara intermittent.

Dengan aliran yang demikian, terjadi pertukaran zat melalui dinding kapiler yang hanya
terdiri dari selapis sel endotel. Ujung kapiler yang membawa darah teroksigenasi disebut
arteriole sedangkan ujung kapiler yang membawa darah terdeoksigenasi disebut venule;
terdapat hubungan antara arteriole dan venule “capillary bed” yang berbentuk seperti anyaman,
ada juga hubungan langsung dari arteriole ke venule melalui arteri-vena anastomosis (A-V
anastomosis). Darah dari arteriole mengalir ke venule, kemudian sampai ke vena besar (v.cava
superior dan v.cava inferior) dan kembali ke jantung kanan (atrium kanan). Darah dari atrium
kanan selanjutnya memasuki ventrikel kanan melalui katup trikuspidalis.

B. Sirkulasi pulmonal

Sistem sirkulasi pulmonal dimulai ketika darah yang terdeoksigenasi yang berasal dari
seluruh tubuh, yang dialirkan melalui vena cava superior dan vena cava

4.4 Histologi Pembuluh Darah

Histologi pembuluh darah di bedakan menjadi 3 komponen yaitu tunica intima, tunica
media, dan tunica adventitia. Berikut adalah penjabaran dari ke tiga komponen tersebut adalah

1. Tunica intima.

Merupakan lapisan yang kontak langsung dengan darah. Lapisan ini dibentuk terutama
oleh sel endothel.

2. Tunica media.

Lapisan yang berada diantara tunika media dan adventitia, disebut juga lapisan media.
Lapisan ini terutama dibentuk oleh sel otot polos dan jaringan elastic.

3. Tunica adventitia.

Merupakan Lapisan yang paling luar yang tersusun oleh jaringan ikat.
12
Hematopoiesis Sel Darah merupakan proses pembentukan komponen sel darah, dimana
terjadi proliferasi, maturasi dan diferensiasi sel yang terjadi secara serentak. Proliferasi sel
menyebabkan peningkatan atau pelipat gandaan jumlah sel, dari satu sel hematopoietic
pluripotent menghasilkan sejumlah sel darah. Maturasi merupakan proses pematangan sel
darah, sedangkan diferensiasi menyebabkan beberapa sel darah yang terbentuk memiliki sifat
khusus yang berbeda-beda. Proses yang terjadi bisa lebih jelas dilihat melalui gambar di bawah
ini :

4.5 Patofisiologi

Bila jantung tidak adekuat dalam memenuhi kebutuhan metabolik tubuh, maka jantung
gagal untuk melakukan tugasnya sebagai pompa yang mengakibatkan terjadinya gagal jantung.
Pada kebanyakan penderita gagal jantung disfungsi sistolik dan disfungsi diastolik ditemukan
bersama. Pada disfungsi sistolik kekuatan kontraksi ventrikel kiri terganggu sehingga ejeksi
darah berkurang, menyebabkan curah jantung berkurang. Pada disfungsi diastolik relaksasi
dinding ventrikel terganggu sehingga pengisian darah berkurang menyebabkan curah jantung
berkurang. Gangguan kemampuan jantung sebagai pompa tergantung pada bermacam-macam
faktor yang saling terkait. Menurunnya kontraktilitas miokard memegang peran utama pada
gagal jantung. Bila terjadi gangguan kontraktilitas miokard atau beban hemodinamik berlebih
diberikan pada ventrikel normal, maka jantung akan mengadakan sejumlah mekanisme untuk
meningkatkan kemampuan kerjannya sehingga curah jantung dan tekanan darah dapat
dipertahankan.

13
4.6 Jenis-Jenis Penyakit Yang Berhubungan

1. Penyakit Jantung Koroner

Penyakit jantung koroner dalam Framingham study dikatakan sebagai penyebab gagal
jantung 46% pada laki-laki dan 27% pada wanita. Faktor risiko koroner seperti diabetes dan
merokok juga merupakan faktor yang dapat berpengaruh pada perkembangan dari gagal
jantung. Selain itu berat badan serta tingginya rasio kolesterol total dengan kolesterol HDL
juga dikatakan sebagai faktor risiko independen perkembangan gagal jantung. Menurut
Whelton dkk di amerika (2001) penyakit jantung koroner memiliki resiko reatif sebesar 8,11
(P=0,001) untuk terjadinya gagal jantung.

2. Hipertensi

Hipertensi merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan tekanan darah yang tinggi
terus-menerus. Ketika tekanan darah terus di atas 140/80, jantung akan semakin kesulitan
memompa darah dengan efektif dan setelah waktu yang lama, risiko berkembangnya penyakit
jantung meningkat. Penurunan berat badan, pembatasan konsumsi garam, dan pengurangan
alkohol dapat membantu memperoleh tekanan darah yang menyehatkan. Hipertensi dapat
menyebabkan gagal jantung melalui beberapa mekanisme, termasuk hipertrofi ventrikel kiri.
Hipertensi ventrikel kiri dikaitkan dengan disfungsi ventrikel kiri sistolik dan diastolik dan
meningkatkan risiko terjadinya infark miokard, serta memudahkan untuk terjadinya aritmia
baik itu aritmia atrial maupun aritmia ventrikel. Ekokardiografi yang menunjukkan hipertrofi
ventrikel kiri berhubungan kuat dengan perkembangan gagal jantung.

3. Penyakit Katup Jantung

Penyakit katup sering disebabkan oleh penyakit jantung rematik. Penyebab utama
terjadinya gagal jantung adalah regurgitasi mitral dan stenosis aorta. Regurgitasi mitral dan
regurgitasi aorta menyebabkan kelebihan beban volume (peningkatan preload) sedangkan
stenosis aorta menimbulkan beban tekanan (peningkatan afterload). Menurut Whelton dkk di
amerika (2001) penyakit katup jantung memiliki risiko relatif sebesar 1,46 (P=0,001) untuk
terjadinya gagal jantung.

4. Penyakit Jantung Bawaan

Penyakit jantung bawaan (PJB) adalah penyakit dengan kelainan pada struktur jantung
atau fungsi sirkulasi jantung yang dibawa dari lahir yang terjadi akibat adanya gangguan atau

14
kegagalan perkembangan struktur jantung pada fase awal perkembangan janin. Penyakit
jantung bawaan bisa terdiagnosis sebelum kelahiran atau sesaat setelah lahir, selama masa
anak-anak, atau setelah dewasa. Penyakit jantung bawaan dengan adanya kelainan otot jantung
akan mengarah pada gagal jantung.

5. Penyakit Jantung Rematik

Penyakit Jantung Rematik (PJR) atau Rheumatic Heart Disease (RHD) adalah suatu
kondisi dimana terjadi kerusakan pada katup jantung yang bisa berupa penyempitan, atau
kebocoran, terutama katup mitral (stenosis katup mitral) sebagai akibat adanya gejala sisa dari
Demam Rematik. Demam rematik akut dapat mneyebabkan peradangan pada semua lapisan
jantung. Peradangan endokardium biasanya mengenai endotel katup, dan erosi pinggir daun
katup Bila miokardium terserang akan timbul nodular yang khas pada dinding jantung sehingga
dapat menyebabkan pembasaran jantung yang berakhir pada gagal jantung.

6. Aritmia

Aritmia adalah berkurangnya efisiensi jantung yang terjadi bila kontraksi atrium hilang
(fibrilasi atrium, AF). Aritmia sering ditemukan pada pasien dengan gagal jantung dan
dihubungkan dengan kelainan struktural termasuk hipertofi ventrikel kiri pada penderita
hipertensi.

7. Kardiomiopati

Kardiomiopati merupakan penyakit pada otot jantung yang bukan disebabkan oleh
penyakit jantung koroner, hipertensi, penyakit jantung kongenital, ataupun penyakit katup
jantung. Kardiomiopati ditandai dengan kekakuan otot jantung dan tidak membesar sehingga
terjadi kelainan fungsi diastolik (relaksasi) dan menghambat fungsi ventrikel.

4.7 Gejala Klinis

1. Sakit Pada Bagian Kepala


Sakit pada bagian kepala jika terkena sinar matahari juga bisa saja merupakan ciri
seseorang bermasalah dengan jantungnya. Pengaruh ini bisa saja menimbulkan denyut jantung
lebih lambat atau lebih cepat. Pada wanita juga harus waspada jika mengalamai sakit migrain
karena menurut penelitian yang diterbitkan oleh American Academy of eurology sakit kepala
pada penderita penyakit jantung bisa saja akibat dari terjadinya penyimpanan sirkulasi darah.

15
2. Nyeri Dada
Ciri awal orang terkena penyait jantung bisa saja dari gejala nyeri pada bagian dada,
namun nyeri dada tidak hanya merupakan gejala awal penyakit jantung, bisa saja karena
penyakit lainnya. Namun untuk memastikan hal tersebut maka kita harus berhati-hati dan
segera memeriksakan diri pada dokter ahlinya. Nyeri dada pada seseorang yang terkena
serangan jantung karena penyumbatan arteri yang mengakibatkan darah tidak dapat mengalir
menuju seluruh tubuh.
3. Sakit Pada Bagian Tubuh
Karena arteri tersumbat menimbulkan sakit pada bagian tubuh tertentu seperti jika pada
wanita akan merasakan sakit pada tangan bagian kiri atau kanannya sedangkan pada laki-laki
pada bagian kirinya, selain pada bagian tangan, bagian tubuh yang sering terasa sakit adalah
bahu, punggung siku dan juga leher yang sewaktu-waktu datang dan juga pergi.
4. Merasa Mudah Lelah
Seperti pada gejala penyakit anemia, ciri penyakit jantung salahsatunya juga adalah
merasa lelah padahal seseorang tersebut baru saja bangun tidur dan tidak melakukan aktivitas
berat apapun.
5. Sesak Napas
Jika seseorang mengalami sesak napas bisa saja karena diakibatkan oleh pembuluh
darah yang menghambat aliran darah yang didistribusikan keseluruh tubuh yang dapat
menyebabkan tidak teraturnya denyut jantung, penebalan pada otot jantung dan juga katup
jantung yang mengalami kelainan.
6. Merasa Mual
Gejala penyakit jantung selanjutnya adalah penderita akan meraskan mual sehingga
menurunkan nafsu makan, pada awalnya bagian perut yang membengkak saja namun perut
bagian dalam juga merasakan mual juga
7. Rasa Cemas
Biasanya orang yang mengalami serangan jantung mengalami trauma sehingga
menimbukan rasa tegang, ketakutan dan juga kecemasan, rasa cemas ini tentu saja harus
dihindari karena merupakan pemicu munculnya kembai serangan jantung. Oleh karena itu
dianjurkan untuk tetap tenang dan sebisa mungkin untuk menghilangkan cemas.
8. Pembengkakan
ciri lain dari seorang yang menderita penyakit jantung adalah terjadinya pembengkakan
pada bagian tubuh tertentu seperti pada bagian perut atau pada bagian pergelangan kaki, hal
tersebut terjadi karena cairan yang menumpuk dalam tubuh.
16
9. Keluar Keringat
Masalah pada jantung lainnya adalah seseorang harus waspada jika tubuh
mengeluarkan keringat sedangkan tubuh tidak melakukan olahraga atau aktivitas apa-apa.
10. Pingsan Mendadak
Pingsan atau keadaan tak sadarkan diri bisa terjadi oleh berbagai macam faktor
salahsatuya bisa terjadi karena gla darah yang rendah, atau bahkan bisa disebabkan oleh faktor
lainnya. Namun, penyeabnya biasanya masalah yang cukup serius. Menurut ahli jantung Laxmi
Mehta,. M.D., Women’s Cardiovascular Health di The Ohio State University Wexner Medical
Center. Mengatakan bahwa setiap kali tubuh pingsan, bahkan jika berfikir diketahui
penyebabnya, sebaiknya harus tetap melakukan pemeriksaan diri ke dokter.
11. Riwayat Keluarga
Apabila memiliki saudara atau kerabat yang mempunyai penyakit jantung atau
serangan penyakit jantung ketika muda, sebaiknya lebih waspada. Hal ini diungkapkan oleh
Linda Gillam, MD seorang ketua pengobatan jantung di Morristown Medical Center, Atlantic.

Jika seseorang mengalami gejala penyakit jantung seperti diatas lantas jangan langsung
menyimpulkan bahwa orang tersebut menderita penyakit jantung bisa saja penyakit lainnya
yang hampir mirip gejala nya dengan penyakit jantung. Langkah selanjutnya jika mengalami
ciri gejala diatas segera konsultasikan dengan dokter yang sudah ahli menangani berbagai hal
seputar jantung agar dapat dilakukan diagnosa lebih lanjut.

4.8 Pemeriksaan Fisik

1. Inspeksi

Ictus Cordis (IC) Kesan

Tidak tampak  Jantung terkompensasi (Cor compensated)

 Gizi kurang
Tampak
 Kardiomegali (pembesaran jantung)

17
2. Palpasi

 Letak IC
Pada orang dewasa normal, IC ada pada Spatium intercostal (SIC) V di sebelah medial
linea midklavikularis sinistra.

Letak IC Kesan

Tidak bergeser  Jantung terkompensasi

Bergeser
 Kardiomegali
 Right ventricle enlargement (RVE)
 Ke lateral
 Left ventricle enlargment (LVE)
 Ke kaudolateral

 Kekuatan IC

Kekuatan IC Kesan

Tidak kuat angkat  Jantung terkompensasi

 Gizi kurang
Kuat angkat
 Kardiomegali

3. Perkusi

 Batas jantung normal pada orang dewasa


 Kanan atas: SIC II Linea Para Sternalis Dextra
 Kanan bawah: SIC IV Linea Para Sternalis Dextra
 Kiri atas: SIC II Linea Para Sternalis Sinistra
 Kiri bawah: SIC IV Linea Medio Clavicularis Sinistra
 Kesan perkusi batas jantung

18
Batas Jantung Kesan

Kesan tidak melebar  Jantung terkompensasi

Kesan melebar
 Kardiomegali
 RVE
 Ke lateral
 LVE
 Ke kaudolateral

4. Auskultasi

 Bunyi jantung (BJ) I-II

a. Interval

- Normal

a) Jantung terkompensasi

- Tidak normal

a) Atrial fibrillation (AF)

b. Keteraturan

- Reguler

a) Jantung terkompensasi

- Ireguler

a) AF

 Bising

a. Pansistolik

19
- Kelainan katup

a) Mitral stenosis (MS)

b) Mitral regurgitasi (MR)

4.9 Pemeriksaan Penunjang

1. Rontgen toraks

Rontgen toraks dapat menunjukkan adanya pembesaran ukuran jantung (kardiomegali)


yang ditandai dengan peningkatan diameter tranversal lebih dari 15,5 cm pada pria dan lebih
14,5 cm pada wanita, hipertensi vena, atau edema paru.

3. Elektrokardiografi

Elektrokardiografi memperlihatkan beberapa abnormalitas pada sebagian besar pasien


(80-90%), antara lain:

- Gelombang Q yang menunjukkan adanya infark miokard dan kelainan gelombang ST-
T menunjukkan adanya iskemia miokard.
- LBBB (left bundle branch block), kelainan ST-T dan pembesaran atrium kiri
menunjukkan adanya disfungsi bilik kiri
- LVH (left ventricular hypertrophy) dan inverse gelombang T menunjukkan adannya
stenosis aorta dan penyakit jantung hipertensi
- Aritmia jantung

3. Ekokardiografi

Ekokardiografi harus dilakukan pada semua pasien dengan dugaan klinis gagal
jantung.Ekokardiografi dua dimensi M-mode dan Doppler bisa memperlihatkan fungsi
ventrikel (sistolik dan diastolik), gerakan struktur jantung, penyakit miokard dan katup.

4. Tes latihan fisik

Tes latihan fisik sering dilakukan untuk menilai adanya iskemia miokard dan pada
beberapa kasus untuk mengukur konsumsi oksigen maksimum (VO2 maks), yaitu kadar
dimana konsumsi oksigen lebih lanjut. VO2 maks merupakan kadar dimana konsumsi oksigen

20
lebuh lanjut tidak akan meningkat meskipun terdapat peningkatan latihan lebih lanjut. VO2
maks menunjukkan batas toleransi latihan aerobik dan sering menurun pada gagal jantung.

5. Kateterisasi jantung

Kateterisasi jantung dilakukan pada semua gagal jantung yang penyebabnya belum
diketahui. Dengan kateterisasi jantung maka dapat diketahui besar tekanan ruangruang jantung
dan pembuluh darah serta penentuan besarnya curah jantung.

6. Pencitraan radionukleotida

Merupakan metode pemeriksaan untuk menilai fungsi ventrikel dan sangat berguna
apabila citra yang memadai dari ekokardiografi sulit diperoleh

21
BAB V

HIPOTESIS AWAL

5.1 Angina Pektoris Unstabil

Angina pektoris tak stabil adalah suatu spektrum dari sindroma iskemik miokard akut
yang berada di antara angina pektoris stabil dan anfark miokard akut. Gejala angina pektoris
pada dasarnya timbul karena iskemik akut yang tidak menetap akibat ketidak seimbangan
antara kebutuhan dan suplai O2 miokard. Didapatkan rasa tidak enak di dada yang tidak selalu
sebagai rasa sakit, tetapi dapat pula sebagai rasa penuh di dada, tertekan, nyeri, tercekik atau
rasa terbakar. Rasa tersebut dapat terjadi pada leher, tenggorokan, daerah antara tulang skapula,
daerah rahang ataupun lengan. Sewaktu angina terjadi, penderita dapat sesak napas atau rasa
lemah yang menghilang setelah angina hilang. Dapat pula terjadi palpitasi, berkeringat dingin,
pusing ataupun hampir pingsan.

5.2 Penyakit jantung Koroner

Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah penyempitan atau tersumbatnya pembuluh


darah arteri jantung yang disebut pembuluh darah koroner. jantung memerlukan zat makanan
dan oksigen agar dapat memompa darah ke seluruh tubuh, jantung akan bekerja baik jika
terdapat keseimbangan antara pasokan dan pengeluaran. Jika pembuluh darah koroner
tersumbat atau menyempit, maka pasokan darah ke jantung akan berkurang, sehingga terjadi
ketidakseimbangan antara kebutuhan dan pasokan zat makanan dan oksigen, makin besar
persentase penyempitan pembuluh koroner makin berkurang aliran darah ke jantung, akibatnya
timbullah nyeri dada.

5.3 Infark Miokard

Infark miokard adalah perkembangan cepat dari nekrosis otot jantung yang disebabkan
oleh ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen. Klinis sangat mencemaskan
karena sering berupa serangan mendadak umumya pada pria 35-55 tahun, tanpa gejala
pendahuluan. Kejadian infark miokard diawali dengan terbentuknya aterosklerosis yang
kemudian ruptur dan menyumbat pembuluh darah. Penyakit aterosklerosis ditandai dengan

22
formasi bertahap fatty plaque di dalam dinding arteri. Lama kelamaan plak ini terus tumbuh ke
dalam lumen, sehingga diameter lumen menyempit. Penyempitan lumen mengganggu aliran
darah ke distal dari tempat penyumbatan terjadi. Faktor-faktor seperti usia, genetik, diet,
merokok, diabetes mellitus tipe II, hipertensi, reactive oxygen species dan inflamasi
menyebabkan disfungsi dan aktivasi endotelial.

5.4 Angina Pektoris Stabil

Angina pektoris stabil adalah keadaan yang ditandai oleh adanya suatu
ketidaknyamanan (jarang digambarkan sebagai nyeri) di dada atau lengan yang sulit
dilokalisasi dan dalam, berhubungan dengan aktivitas fisik atau stres emosional dan
menghilang dalam 5-15 menit dengan istirahat dan atau dengan obat nitrogliserin sublingual.
Angina pektoris stabil adalah rasa nyeri yang timbul karena iskemia miokardium yang
merupakan hasil dari ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan oksigen
miokard. Iskemia miokard dapat disebabkan oleh stenosis arteri koroner, spasme arteri koroner
dan berkurangnya kapasitas oksigen di dalam darah.

23
BAB VI

ANALISIS DARI ANGINA PECTORIS

6.1 Gejala Klinis

1. Penyakit angina pektoris terutama ditandai dengan nyeri dan respon fisiologis individu
terhadap nyeri angina secara khas digambarkan sebagai nyeri subternal atau perasaan
penuh/ tertekan, nyeri ini menjalar kelengan atau leher dan rahang, secara khas individu
yang merasa nyeri ini akan diam, tampak pucat berkeringat dan sesak safas.
2. Nyeri dada substernal ataru retrosternal menjalar ke leher, tenggorokan daerah inter
skapula atau lengan kiri.
3. Kualitas nyeri seperti tertekan benda berat, seperti diperas, terasa panas, kadang-kadang
hanya perasaan tidak enak di dada (chest discomfort).
4. Durasi nyeri berlangsung 1 sampai 5 menit, tidak lebih dari 30 menit.
5. Nyeri hilang (berkurang) bila istirahat atau pemberian nitrogliserin.
6. Gejala penyerta :
- Sesak Nafas
- Perasaan Lelah
- Kadang muncul keringat dingin
- Palpitasi
- Dizzines.
7. Gambaran EKG = depresi segmen st, terlihat gelombang t terbalik.
8. Gambaran EKG seringkali normal pada waktu tidak timbul serangan.
9. Sering pasien merasakan nyeri dada di daerah sternum (tulang dada) atau di bawah
sternum (substernal), atau dada sebelah kiri dan kadang-kadang menjalar ke lengan kiri,
dapat menjalar ke punggung, rahang, leher, atau ke lengan kanan. Nyeri dada juga dapat
timbul di tempat lain seperti di daerah ulu hati, leher, rahang, gigi, bahu.
10. Pada angina, nyeri dada biasanya seperti tertekan benda berat, atau seperti di peras atau
terasa panas, kadang-kadang hanya mengeluh perasaan tidak enak di dada karena
pasien tidak dapat menjelaskan dengan baik, lebih-lebih jika pendidikan pasien kurang.
11. Nyeri dada pada angina biasanya timbul pada saat melakukan aktivitas, misalnya
sedang berjalan cepat, tergesa-gesa, atau sedang berjalan mendaki atau naik tangga.
Pada kasus yang berat, aktivitas ringan seperti mandi atau menggosok gigi, makan

24
terlalu kenyang, emosi, sudah dapat menimbulkan nyeri dada. Nyeri dada tersebut
segera hilang bila pasien menghentikan aktivitasnya. Serangan angina dapat timbul
pada waktu istirahat atau pada waktu tidur malam.
12. Lamanya nyeri dada biasanya berlangsung 1-5 menit, kadang-kadang perasaan tidak
enak di dada masih terasa setelah nyeri hilang. Bila nyeri dada berlangsung lebih dari
20 menit, mungkin pasien mendapat serangan jantung dan bukan angina pektoris biasa.
13. Pada angina pektoris dapat timbul keluhan lain seperti sesak napas, perasaan lelah,
kadang-kadang nyeri dada disertai keringat dingin.
14. Penderita mengeluh nyeri dada yang beragam bentuk dan lokasinya.
15. Nyeri berawal sebagai rasa terhimpit, rasa terjepit atau rasa terbakar yang menyebar ke
lengan kiri bagian dalam dan kadang sampai ke pundak, bahu dan leher kiri, bahkan
dapat sampai ke kelingking kiri.
16. Perasaan ini dapat pula menyebar ke pinggang, tenggorokan rahang gigi dan ada juga
yang sampaikan ke lengan kanan.
17. Rasa tidak enak dapat juga dirasakan di ulu hati, tetapi jarang terasa di daerah apeks
kordis.
18. Rasa nyeri dapat disertai beberapan atau salah satu gejala berikut ini : berkeringat
dingin, mual dan muntah, rasa lemas, berdebar dan rasa akan pingsan (fainting).
19. Pemeriksaan fisik diluar serangan umumnya tidak menunjukkan kelainan yang berarti.
Pada waktu serangan, denyut jantung bertambah, tekanan darah meningkat dan di
daerah prekordium pukulan jantung terasa keras.pada auskultasi, suara jantung
terdengar jauh, bising sistolik terdengar pada pertengahan atau akhir sistol dan
terdengar bunyi keempat.
20. Biasanya didapatkan faktor risiko :
- Hipertensi.
- Obesitas.
- Diabetes Melitus.

6.2 Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik biasanya normal pada penderita angina pectoris. Tetapi pemeriksaan
fisik yang dilakukan saat serangan angina dapat memberikan informasi tambahan yang
berguna. Adanya gallop, mur-mur regurgitasi mitral, split s2 atau ronkhi basah basal yang
kemudian menghilang bila nyerinya mereda dapat menguatkan diagnosa pjk. Hal-hal lain

25
yangn bisa didapat dari pemeriksaan fisik adalah tanda-tanda adanya factor resiko, misalnya
tekanan darah tinggi.

A. Data subyektif yang berhubungan dengan nyeri :

1. Lokasi dan durasi kedaerah lain –sering didaerah substernal

2. Kualitas nyeri : nyeri dapat mencekik atau rasa berat dalam dada

3. Datang dan menetapnya rasa nyeri singkat

B. Faktor-faktor pencetus sering karena :

1. Gerakan

2. Kepanasan

3. Kedinginan

4. Stress atau Emosi

5. Makan Banyak

6. Gejala-gejala yang menyertai : gelisah, mual, diaphoresis

C. Faktor-faktor yang meringankan :

1. Berkurang karena istirahat

2. Pemberian obat (nitrogliserin)

6.3 Pemeriksaan Penunjang

1. EKG (elektrokardiogram)

EKG ini dapat merekam impuls elektrik jantung. Sehingga dapat diketahui apakah otot
jantung telah menerima supplay oksigen yang cukup atau kekurangan oksigen (iskemia). Selain
itu, EKG ini juga dapat digunakan untuk menentukan atau mengetahui ritme jantung.
Gambaran EKG saat istirahat dan bukan pada saat serangan angina sering masih normal. 30 %
normal, 70 % abnormal pada episode nyeri dada atau aktifitas, berupa depresi segmen st, atai
gel.t inverted.

26
2. Arteriografi koroner

Merupakan satu- satunya teknik yang memungkinkan untuk melihat penyempitan pada
koroner. Suatu kateter dimasukkan lewat arteri femoralis ataupun brakialis dan diteruskan ke
aorta ke dalam muara arteri koronaria kanan dan kiri. Media kontras radio grafik kemudian
disuntikkan dan cineroentgenogram akan memperlihatkan kontur arteri serta daerah
penyempitan. Kateter ini kemudian didorong lewat katup aorta untuk masuk ke ventrikel kiri
dan disuntikkan lebih banyak media kontras untuk menentukan bentuk, ukuran, dan fungsi
ventrikel kiri. Bila ada stenosis aorta, maka derajat keparahannya akan dapat dinilai, demikian
juga kita dapat mengetahui penyakit arteri koroner lain.

3. Foto rontgen dada

Foto rontgen dada sering menunjukkan bentuk jantung yang normal; pada pasien
hipertensi dapat terlihat jantung membesar dan kadang-kadang tampak adanya pengapuran
pembuluh darah aorta

4. Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan laboratorium tidak begitu penting dalam diagnosis angina pectoris.


Walaupun demikian untuk menyingkirkan diagnosis serangan jantung akut sering dilakukan
pemeriksaan enzim jantung. Enzim tersebut akan meningkat kadarnya pada serangan jantung
akut sedangkan pada angina kadarnya masih normal. Pemeriksaan profil lemak darah seperti
kolesterol, hdl, ldl, trigliserida dan pemeriksaan gula darah perlu dilakukan untuk mencari
faktor risiko seperti kolesterol dan/atau diabetes mellitus.

27
BAB IX

PENATALAKSANAAN ANGINA PECTORIS

9.1 Penatalaksanaan Medis

1. Obat-obatan.
Saat angina menyerang, obat glyceryl trinitrate bisa dikonsumsi untuk meredakan
gejala dalam waktu singkat. Glyceryl trinitrate termasuk dalam golongan nitrat yang berfungsi
untuk menenangkan dan melebarkan pembuluh darah agar memudahkan darah mengalir
menuju jantung. Efek samping seperti pusing dan kulit kemerahan mungkin akan
terjadi.Hindari mengonsumsi alkohol, mengoperasikan alat berat, atau menyetir saat dalam
pengobatan ini. Glyceryl trinitrate dapat dikonsumsi dalam dua dosis, saat angina menyerang
dan saat gejala tidak mereda dalam jangka waktu 5 menit. Jika gejala masih dirasakan, kunjungi
rumah sakit terdekat agar cepat ditangani. Glyceryl trinitrate juga dapat digunakan sebagai
pencegah sesaat sebelum berolahraga atau melakukan aktivitas berat lainnya. Pastikan Anda
menanyakan dokter sebelum mengonsumsi obat ini.
Jika angina sering terjadi, dokter mungkin akan meresepkan salah satu atau beberapa
obat berikut ini:
 Aspirin
Termasuk golongan obat antiplatelet (pengencer darah) yang berfungsi untuk
meredakan atau menghindari penggumpalan darah, dan menekan risiko serangan jantung. Efek
samping yang mungkin dialami adalah iritasi pada perut, mual dan masalah pencernaan.
Hindari pemberian obat ini pada anak-anak atau remaja berusia 16 tahun ke bawah sebelum
berkonsultasi dengan dokter.
 Obat penghambat beta (beta blocker),
Membantu menurunkan tekanan darah dengan menghambat efek hormon epinephrine
atau adrenalin yang dapat meningkatkan denyut jantung secara berlebihan. Obat ini juga
membantu melebarkan pembuluh darah dan melancarkan aliran darah. Efek samping yang
mungkin dialami adalah mudah lelah, diare, mual, dan keringat dingin.
 Obat anti pembekuan darah,
Digunakan untuk menghambat pembekuan darah dengan cara mencegah sel platelet
darah menempel. Efek samping yang mungkin dialami adalah pusing hebat, pendarahan,
rambut rontok, dan memar pada kulit.

28
 Obat penghambat kanal kalsium (calcium channer blockers).
Obat ini berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah dengan merelaksasi otot dinding
arteri. Efek samping yang mungkin dialami adalah wajah kemerahan, pusing, dan mudah lelah.
 Statin,
Digunakan untuk menghambat enzim pembuat kolesterol dalam hati dan menekan
risiko terjadinya serangan jantung atau stroke. Obat ini juga membantu tubuh meresap
kolesterol yang terakumulasi sebagai plak yang menempel di dinding arteri, dan memberikan
efek positif lainnya. Efek samping yang mungkin dialami adalah konstipasi, diare, dan nyeri
perut.
 Obat enzim pengubah angiotensin (ACE inhibitors),
Bekerja dengan menghambat hormon angiotensin II sebagai pemicu penyempitan
pembuluh darah dan menurunkan tekanan darah dalam tubuh. Obat ini dapat mengurangi
pasokan darah ke ginjal, karena itu sangat disarankan untuk memeriksa kondisi ginjal melalui
tes darah dan urine sebelum dan saat mengonsumsi obat ini. Efek samping yang mungkin
dialami adalah pusing, mudah lelah, dan batuk kering yang umumnya hanya bersifat sementara.
 Ivabradine.
Obat ini menurunkan kecepatan denyut jantung seperti obat penghambat beta, tetapi
memiliki tingkat keamanan lebih bagi penderita infeksi paru, atau penyakit lainnya yang tidak
diperbolehkan mengonsumsi obat penghambat beta. Efek samping yang mungkin dialami
adalah penglihatan buram atau silau untuk beberapa saat. Penderita disarankan untuk tidak
mengemudi setelah mengonsumsi obat ini.
 Ranolazine,
Digunakan untuk melemaskan otot jantung dan meningkatkan aliran darah. Obat ini
umumnya diresepkan bagi penderita gagal jantung dan artimia karena tidak mempengaruhi
kecepatan denyut jantung. Efek samping yang mungkin dialami adalah pusing, mudah lemas,
dan konstipasi.
 Nicorandril.
Obat ini mengandung penggerak kanal kalium yang berfungsi melebarkan pembuluh
arteri dan melancarkan peredaran darah menuju jantung. Nicorandil umumnya digunakan
sebagai pengganti obat penghambat kanal kalsium bagi penderita dengan kondisi medis
tertentu. Efek samping yang mungkin dialami adalah mual dan pusing.

29
2. Operasi.
Jika gelaja angina pektoris tidak mereda dengan pengobatan, tindakan operasi dapat
disarankan. Terdapat dua jenis tindakan operasi untuk kasus angina pektoris, di antaranya:
 Coronary artery bypass graft (CABG).
Tindakan bedah yang dilakukan dengan menciptakan aliran baru pada titik
penyempitan atau penyumbatan arteri melalui pencangkokan pembuluh darah dari anggota
tubuh lainnya. Tindakan ini biasanya disarankan bagi penderita angina dengan penyakit
diabetes, berusia di atas 65 tahun, dan memiliki lebih dari 3 penyumbatan pada arteri.
 Percutaneous coronary intervention (PCI).
Tindakan bedah yang disebut juga dengan angioplasti koroner ini dilakukan dengan
memasukkan balon kecil pada bagian luar arteri yang mengalami penyempitan, dan ditahan
menggunakan cincin besi (sten) agar aliran darah kembali lancar. Tindakan ini tidak
direkomendasikan bagi penderita dengan kelainan struktur pembuluh darah.

3. Terapi dan tindakan medis lainnya.


Jika pengobatan dan tindakan operasi tidak dapat dilakukan atau tidak membantu
banyak, saran untuk melakukan terapi perilaku kognitif atau cognitive behaviour
therapy (CBT) dapat menjadi pilihan. Terapi ini dilakukan dengan mengubah pola pikir
penderita dengan respons positif dengan tujuan mengurangi gejala-gejala yang berkaitan
dengan stres pikiran dan memudahkan proses penyembuhan. Terapi ini juga dapat dilakukan
jika penderita mengalami depresi atau kegelisahan dikarenakan gejala angina pektoris yang
berulang kali menyerang. Terkadang, terapi akupuntur menjadi pilihan alternatif terapi.
Disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum melakukannya, guna menghindari efek
samping yang dapat membahayakan.

30
BAB X
PROGNOSIS DAN KOMLIKASI

10.1 Prognosis

Umumnya pasien dengan angina pektoris dapat hidup bertahun-tahun dengan hanya
sedikit pembatasan dalam kegiatan sehari-hari. Mortalitas bervariasi dari 2% - 8% setahun.
Apalagi dengan angina pectoris stabil dimana hanya dengan beristirahat sudah dapat sembuh
dan angka kematianpun akan sangat kecil kemungkinannya.

Faktor yang mempengaruhi prognosis adalah beratnya kelainan pembuluh koroner.


Pasien dengan penyempitan di pangkal pembuluh koroner kiri mempunyai mortalitas 50%
dalam lima tahun. Hal ini jauh lebih tinggi dibandingkan pasien dengan penyempitan hanya
pada salah satu pembuluh darah lainnya. Juga faal ventrikel kiri yang buruk akan memperburuk
prognosis. Dengan pengobatan yang maksimal dan dengan bertambah majunya tindakan
intervensi dibidangkardiologi dan bedah pintas koroner, harapan hidup pasien angina pektoris
menjadi jauh lebih baik.

10.2 Komplikasi

1. Infarksi miokardium yang akut (serangan jantung)

Infark miokard akut ini atau disebut juga dengan AMI (akut miokard infark) adalah
sebuah kondisi kematian pada miokard (otot jantung) akibat dari aliran darah ke bagian otot
jantung terhambat atau juga terganggu. Infark miokard akut ini disebabkan adanya
penyempitan atau pun sumbatan pembuluh darah koroner. Dan pembuluh darah koroner ini
adalah pembuluh darah yang memberikan makan serta nutrisi ke otot jantung untuk
menjalankan fungsinya

2. Kematian karena jantung secara mendadak

Henti jantung mendadak (sudden cardiac death) adalah kematian yang terjadi sebagai
akibat dari hilangnya fungsi jantung secara mendadak. Keadaan ini termasuk permasalahan
kesehatan yang besar dan mengenaskan karena dapat menyerang secara tiba-tiba serta terjadi
pada usia tua maupun muda. Keadaan henti jantung mendadak bisa saja terjadi pada seseorang
dengan ataupun tanpa penyakit jantung sebelumnya. Namun penyebab utama seseorang

31
mengalami henti jantung mendadak adalah karena penyakit jantung koroner. Sehingga cara
penanganan untuk menurunkan risiko henti jantung mendadak adalah dengan menurunkan
risiko penyakit jantung- seperti tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi, dan merokok.

3. Aritmia kardiak

Aritmia kardiak adalah suatu keadaan saat denyut jantung berdetak secara tidak teratur.
Keadaan ini menyebabkan 250.000 kematian tiap tahunnya.ADS

32
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Angina Pectoris. http://www.alodokter.com/angina-pektoris. Diakses pada


tanggal 26 November 2017 pukul 10.00 WIB

Pendidikan Dokter. 2009. Field Lab & Skills Lab. Surakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas Maret; c2010 ‒ 2012. (http://pd09.fk.uns.ac.id/?p=834) Diakses pada tanggal
2 Desember 2017 Pukul 14.00 WIB.

Fitri, Surya. 2017. Angina Pektoris Stabil.


(https://www.academia.edu/9400430/Angina_Pektoris_Stabil) Diakses pada tanggal
1 Desember 2017 Pukul 16.00 WIB

Anonim. 2017. BAB 2 Tinjauan Pustaka.


(http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/31637/?sequence=4) Diakses
pada tanggal 16 Desember 2017 Pukul 23.00 WIB

Anwa, Bahri. 2004. Angina Pektoralis Tak Stabil. (http://library.usu.ac.id/download/fk/gizi-


bahri2.pdf) Diunduh Pada tanggal 16 Desember 2017 Pukul 21.00 WIB

Anonim. BAB II Tinjauan Pustaka.


(http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/45519/Chapter%20II.pdf;jse
ssionid=E1FA8DA933B597FD3E5454F36DB4B37E?sequence=4) Diakses pada
Tanggal 16 Desember 2017 Pukul 21.00 WIB

Vania. BAB II Tinjauan Pustaka Jantung.


http://eprints.undip.ac.id/46852/3/Vania_22010111120050_LapKTI_BAB2.pdf)
Diakses pada tanggal 16 Desember 2017 Pukul 23.00 WIB

33

Anda mungkin juga menyukai