Oleh:
MARS13
TENTIR ANATOMI
SISTEM URINARIA
GINJAL
Kutub atas
Kutub bawah
Kiri
Tepi atas iga 11
(V. Th. 12)
Proc. Trans V. L. 2
Kira-kira 5 cm dari
crista iliaca
9-10 cm
5 cm
Tepi lateral
Jarak kutub atas ke
garis tengah
Jarak kutub bawah ke 6,3-7,6 cm
garis tengah
Jarak hilus ke garis
5 cm
tengah
Kanan
Tepi bawah iga 11 atau
12
Pertengahan V. L. 3
9-10 cm
5 cm
6,3-7,6 cm
5 cm
E. Segmen Ginjal:
segmentum superius
segmentum anterius superius
segmentum anterius inferius
segmentum inferius
segmentum posterius
Flexura
sinistra
Jejunum
Ginjal
Anterior
Dextra
Gln. Suprarenalis
Dextra
Hepar
(lobus
dextra)
Duodenum pars
desendens
Flexura
coli
dextra
Sinistra
Gln. Suprarenalis
Sinistra
Gaster
Lien (splen)
Caput pakreas
Posterior
Diafragma
Recessus
costodiafragmaticus
Costa XII
M. Psoas Major
M.
Quadratus
Lumborum
M. Trans. Abdominis
N. Subcostalis (T12),
n. Iliohypogastricus,
n. Ilioinguinalis (L1)
Diafragma
Recessus
costodiafragmaticus
Costa XI & XII
M. Psoas Major
coli
M.
Quadratus
Lumborum
M. Trans. Abdominis
N. Subcostalis (T12),
n. Iliohypogastricus,
n. Ilioinguinalis (L1)
H. Perdarahan Renal:
Arteri renalis
Arteri-arteri interlobaris
Arteri arkuata
Arteri interlobularis
Kapilar peritubular
Vena renalis
Ginjal diperdarahi oleh a/v renalis. A. renalis merupakan
percabangan dari aorta abdominal, sedangkan v.renalis akan
bermuara pada vena cava inferior. Setelah memasuki ginjal melalui
hilus, a.renalis akan bercabang menjadi arteri sublobaris yang akan
vasa recta kapiler peritubular (mensuplai Tubulus prox & distal) dan
kapiler kortex bagian luar dan kapsul ginjal berkonvergensi membentuk
vena stellate.
Vena interlobularis
Vena arkuata
Vena interlobaris
Vena renal
6.
7.
8.
URETER
berotot
dari
pelvis
Ket:
Panjang: 25-30 cm, retroperitoneal
Bg. Abdominal: vertikal, dari batas pelvis renalis-ureter
bifurkasi A. iliaca comm.
Turun pada M. psoas major
Ureter bagian panggul
Ket:
Masuk PAP : flexura marginalis menyilang bifurkasi A. iliaca
communis di sebelah ventral articulatio sacroiliaca
Tepi incissura ischia- dica major, medial V, A,N, obturatoria
Ureter Laki-laki
Ket:
Dorsal fossa ovarica Waldeyer // a. uterina
Lateral cervix uteri & fornix lateralis vaginae
Ureter pars pelvina perempuan
Mulai dari linea terminalis dan memasuki rongga panggul sambil
menyilang bifurkasi A. iliaca communis di sebelah ventral articulatio
sacroiliaca. Turun ke bawah, di sebelah ventral A. iliaca interna dan di
sebelah dorsal ovarium, selanjutnya di sebelah ventral incisura ischiadica
major sampai spina ischiadicum, ke ventral mencapai dasar lig. latum. Di
sini disilang di sebelah superior, dari sisi lateral ke medial, oleh A. uterina.
Pada bagian terminalnya, berada di sebelah lateral cervix dan craniolateral fornix lateralis vaginae.
Ureter perempuan dalam rongga panggul (pandangan superior)
Ureter Perempuan
Syntopi Ureter
1. Anterior ureter kanan: duodenum pars descendens, ileum terminale,
a/v colica dextra, a/v ileocolica, mesostenium.
2. Dorsal ureter kanan: m. psoas; bifurcatio a. iliaca comm.. kanan.
3. Anterior ureter kiri: colon sigmoideum; a/v colica sinistra, a/v.
testicularis / ovarica.
4. Di panggul melintas di bawah lig. umbilicale laterale dan ductus
deferen (pria); pada wanita: sepanjang sisi cervix uteri dan bagian
atas vagina.
Proyeksi Ureter
Sesuai dengan garis vertikal dari titik 5 cm terhadap garis tengah pada
bidang transpilorik ke tuberculum pubicum (depan) atau melalui spina
iliaca posterior superior (belakang)
Perdarahan Ureter
1. Cabang A. renalis;
2. Cabang aorta abdominalis;
3. Cabang A. testicularis/A. ovarica;
4. Cabang A. iliaca communis;
5. Cabang A. vesicalis inferior
VESICA URINARIA
Berfungsi sebagai tempat reservoir urine dengan kapasitas 200-400 cc.
Pada anak-anak terletak di aperture pelvis superior.
Setelah dewasa, rongga panggul membesar dan vesica urinaria akan
turun ke dalam rongga perut.
Vesica urinaria terletak tepat di belakang pubis di dalam cavitas pelvis.
Vesica urinaria mempunyai dinding otot yang kuat. Bentuk dan batasbatasnya sangat bervariasi sesuai dangan jumlah urine di dalamnya.
Vesica urinaria yang terisi, berbentuk ovoid atau menyerupai telur,
dinding atasnya terangkat sampai masuk region hypogastricum.
Vesica urinaria yang kosong, seluruhnya terletak di symphisis ossis
pubis dalam rongga panggul dan berbentuk seperti limas, sehingga
dapat dibedakan menjadi:
1. Apex vesica urinaria
Terletak di belakang symphisis ossis pubis. Apex ditutupi oleh
peritoneum dan berbatasan langsung dengan ileum dan colon
sigmoid. Apex vesciae dihubungkan dengan umbilicus oleh
ligamentum umbilicale medianum.
2. Basis vesica urinaria
Di bentuk oleh permukaan dorsal dan berbentuk segitiga. Basis, atau
fascies posterior vesicae, menghadap ke posterior dan berbentuk
segitiga. Sudut superolateralis merupakan tempat muara ureter, dan
sudut inferior merupakan tempat asal uretra. Kedua duktus deferens
terletak berdampingan di facies posterior vesicae dan memisahkan
vesicula seminalis dextra dan sinistra. Bagian atas fascies posterior
diliputi oleh peritoneum dan pada bagian bawahnya dipisahkan dari
-
URETRA
Uretra merupakan saluran yang membawa urine keluar dari vesica
urinaria menuju lingkungan luar.
Terdapat beberapa perbedaan uretra pada pria dan wanita.
a. Uretra pada pria memiliki panjang sekitar 20 cm dan juga
berfungsi sebagai organ seksual (berhubungan dengan kelenjar
prostat), sedangkan uretra pada wanita panjangnya sekitar 3.5 cm.
b. Selain itu, Pria memiliki dua otot sphincter yaitu m.sphincter
interna (otot polos terusan dari m.detrusor dan bersifat involunter)
dan m.sphincter externa (di uretra pars membranosa, bersifat
volunter), sedangkan pada wanita hanya memiliki m.sphincter
externa (distal inferior dari kandung kemih dan bersifat volunter).
Pada pria, uretra dapat dibagi atas pars pre-prostatika, pars prostatika,
pars membranosa dan pars spongiosa.
Pars pre-prostatika (1-1.5 cm), merupakan bagian dari collum vesicae
Lumen urethra akan tertutup bila tidak ada cairan yang lewat.
Urethra pada laki-laki dan urethra pada perempuan berbeda
secara anatomis dalam hal ukuran panjang urethra serta
fungsinya. Pada laki-laki juga berfungsi sebagai mengalirkan
semen dan sperma selama ejakulasi sedangkan pada perempuan
hanya mengalirkan urin saja.
3.
Catatan
Fisiologi
URINARY SISTEM
Ini anatomi dari sistem urinaria, udah pada tau kan ini gambarnya. Jadi sistem
urinaria terdiri dari 2 buah ginjal, dua buah ureter satu vesika urinaria dan
satu uretra.
Udah pada tau kan fungsi dari sistem urinaria, kita masuk secara spesifik ke
fungsi dari ginjalnya ya yaitu :
1. Ginjal membantu meregulasi kadar darah oleh beberapa ion, ion yang
paling penting adalah Na, K, Ca2+, Cl, HPO. Jadi ion-ion ini berada
pada CES, ion ini juga akan menjaga tekanan darah. Bila CESnya
rendah volume darah juga turun dan itu dapat menyebabkan kematian.
2. Meregulasi kadar pH darah. Ginjal mengekrekresikan berbagi jumlah
ion hidrogen dan mempertahan kan ion bikarbonat yang berperan
sebagai penyangga. Bila CES nya basa ginjal akan membuang HCO3
dan mempertahankan ion H, begitu juga sebaliknya.
3. Meregulasi volume darah. Ginjal mengatur volume darah dengan
mempertahankan atau membuang air didalam urin. Jika volume darh
naik maka tekanan darah akan naik begitu juga sebaliknya.
4. Osmolaritas darah diregulasi dengan pembuangan air dan solut di
dalam urin, fungsi ini penting untuk mencegah fluks osmotik masuk
atau keluar sel yang bisa menyebabkan pembengkakan dan penciutan
sel yang merugikan.
Ingat jaaaa. Ginjal mempertahankan
osmolaritas darah sekitas 300 mOsm/L.
5. Produksi hormon. Ginjal memproduksi beberapa hormon seperti
calcitriol yang meruopakan bentuk aktif dari vitamin D yang akan
meregulais homeostasis kalsium. Eritopoetin adalah hormon yang
meransang produksi sel darah merah. Ada juga hormon yang lain
yaitu hormon-enzim renin yang berfungsi untuk menghambat garam
oleh ginjal.
6. Meregulasi kadar glukosa darah. Seperti halnya hati, ginjal juga dapat
mengguanakan asam amino glutamine pada glukoneogenesis yaitu
sintesis molekul glukosa darah. Proses ini akan melepaskan glukosa
ke dalam darah untuk menjaga kadar glukosa darah normal.
7. Eksresi zat sisa dan substansi asing. Dengan membentuk urin ginjal
membuang zat sisa yang tidak diperlukan lagi oleh tubuh. Beberapa
zat sisa yang dieksresikan diurin merupakan hasil dari reaksi
metabolik dalam tubuh, yang meliputi amonia dan urea.
a. Unsur vaskular
Darah akan memasuki ginjal melalui arteri renalis lalu ke arteri
segemntalis kemudian ke arteri interlobaris yang ada disekeliling
lobus ginjal kemudian ke arteri arkuata ke arteri afferen ke glomerulus
dan akan keluar ke arteri efferen. Setelah itu darah akan masuk ke
kapiler peritubular ke vena interlubular kemudian ke vena arkuata ke
vena interlobular dan yang terakhir ke vena renalis. Aliran darah di
ginjal mengikuti sistem vorta yaitu dari kapiler ke vena ke kapiler lagi.
Jadi tu di tubuh kita ada tiga sistem porta yaitu di hati, ginjal dan yang
ketiga cari sendiri ya.
b. Unsur Tubular
Unsur tubular dari ginjal adalh kapsula bownam yang membungkus
glomerulus. Ingat ya gabungan antar kapsula bowmann dan
glomerulus di sebut dengan badan malpigi. Dari kapsula bowmann
cairan yang di filtarsi mengalir ke tubulus proksimal kemudian ke
Fisiologi Ginjal
1. Filtrasi
Filtasi merupakan tahap pertama pembentukan urin terjadi di bagian
glomerulus. Proses ini pertama dari arteriol afferen yang menuju ke
glomerulus disini nantinya akan terjadi proses filtasi. Kemudian
masuk ke kapsula bowmann melalui arteriol efferen. Dinding dari
kapiler glomerulus bersifat semipermiabel terhadap sel darah merah
dan protein. Dia memiliki 3 saringan yaitu, sel endotel, membran
basal dan lapisan dalam kapsula bowman yaitu podosit. Jadi lapisanlapisan ini berfungsi sebagai saringan molekuler halus yang menahan
zat yang memiliki berat molekul yang besar seperti protein dan sel
darah merah.
Yang kanan itu nefron kortikal, nah yang sebelah kiri itu nefron juksta
medular.
2. Reabsorpsi
Reabsorbsi adalah penyerapan kembali zat-zat yang masih di perlukan
oleh tubuh hasil dari ultra filtrat (urine primer). Reabsorbsi paling
banyak terjadi di tubulus proksimal dan sebagian kecil terjadi di
tubulus distal. Jadi zat-zat yang diperlukan akan kembali lagi ke
sirkulasi darah.
3. Sekresi
Sekresi adalah perpindahan molekul dari cairan ekstraseluller ke
dalam lumen nefron.
CHECK POINT 1
Tadikan udah ya kenalan sedikit sama filtrasi, reabsorbsi dan sekresi.
1. Filtasi
Tekanan yang menyebabkan laju filtarsi glomerulus secara fisiologi
ada 3 namun pada keadan fisiologi bisa bertambah satu jadi 4. Ayo
kita kenalan dengan tekanan-tekanan tersebut, ada dua tekanan yaitu
yang mendorong sama melawan filtasi. Yang mendorong adalah
tekanan hidrostatik glomerulus dan tekanan osmotik koloid di kapsula
bowmann. Sedangkan yang melawan nya ada tekanan hidrostatik di
kapsula bowman sama tekanan osmotik kapiler di glomerulus. Ayo
kita masuk ke spesifiknya yaitu:
a. Tekanan hidrostatik glomerulus. Jadi tekanan ini di sebabkan
oleh tekanan darah, tekanan darah ini di pengaruhi oleh arteriol
afferen dan efferen. Tekanan ini berkisar 55 mmHg, penyebab
tekanan ini tinggi adalah karena diameter arteriol afferen
( membawa darah ke glomerulus) lebih besar di bandingkan
arteriol effern, jadi draah lebih mudah masuk ke glomerulus
sehingga tekanan darah ini cendrung mendorong darah dari
kapiler glomerulus ke kapsula bowmann yang akan mendorong
filtasi.
b. Tekanan hidrostatik kapsula bowmann. Akan menyebabkan
terdorongnya cairan keluar dari kapsula bowmann, sehingga dia
akan melawan filtasi dari glomerulus tekanan ini berkisar sekitar
15 mmHg.
c. Tekanan osmotik koloid darah. Tekanan ini relatif di sebabkan
oleh protein, jadi konsestrasi H2O lebih banyak di kapsula
bowmann dari pada di kapiler glomerulus. Sehingga H2O
cendrung berpindah melallui osmosis menuruni gradien
diatas kan udah dijelasin kalo renin itu dihasilkan oleh sel granular
aparatus jukstaglomerular. Sekresi renin ini akan menyebabkan
peningkatan reabsorpsi Na. setelah dikeluarkan ke dalam darah,
renin ini akan bekerja sebagai enzim untuk mengaktifkan
angiotensinogen menjadi angiotensin 1. Ketika melewati paru,
angiotensin 1 akan diubah menjadi angiotensin II oleh
angiotensin-converting enzym (ACE). Angiotensin II adalah
perangsang utama sekresi aldosteron dari korteks adrnal
Fungsi dari sistem RAA ini, renin akan mengatur kadar garam
dan cairan. Sedlanjutnya angiotensin II berperan sebagai
konstriktor poten arteriol sistemik, secara langsung meningkatkan
tekanan darah dan juga berfungsi untuk meransang rasa haus serta
vasopressin yang berperan dalam menambah volume plasma dan
meningkatkan tekanan arteri.
GFR
Adalah volume cairan yang difiltrasi ke dalam kapsula bowmann
persatuan waktu. Laju filtasi diregilasi oleh 3 mekanisme yaitu:
a. Autoregulasi Renal
Mekanisme regulasi intrinsik yang dilakukan oleh ginjal untuk
mempertahankan aliran darh ke kapiler glomerulus. Autoregulasi
ini dilakukan dengan mengubah kaliber arteriol affer sehingga
resistensi darah yang masuk dapat di sesuaikan. Contonya, jika
LFG ini meningkat akibat tekanna darah arteri maka tekanan netto
dan LFG dapat di kurangi dengan kontriksi arteriol afferen yang
menyebabkan aliran darah ke glomerulus menurun. Autoregulais
ada 2 mekanisme yaitu miogenik dan umpan balik
tubuloglomerulus. Miogenik terjadi karena kontrasksi otot polos
dari vaskular arteriol sebagai respon terhadap peregangan terhadap
adanya tekanan di pembuluh darah. Jadi arteriol afferen bisa
berkontriksi sendiri saat adanya peningkatan tekanan darah arteri.
Sehingga membatasi darah yang masuk ke glomerulus.
Mekanisme selanjutnya adalah umpan balik tubuluoglomerulus.
Dibagian otot polos dari arteriol afferen terdapat sel yang
namanya sel granular. Sel ini mensekresi renin yang akan
menjaga keseimbangan garam dan air. Ada juga sel tubulus
khusus yang secara kolektif di sebut makula densa yang akan
mendeteksi perubahan kadar cairan tubulus yang melewatinya.
b. Saraf
Yang paling berpengaruh adalah saraf simpatis. Aktivasi dari
saraf simpatis ginjal yang kuat dapat menyebabkan kontriksi
arteriol afferen. Sistem saraf simpatis ke arteriol afferen mengatur
tekanan darah arteri.
c. Hormon
Sistem hormon terpenting dan paling terkenal yang terlibat dalam
regulasi Na+ adalah sistem renin-angiotensin-aldosteron. Jadi tadi
Bersihan (Klirens)
Bersihan suatu solute adalah kecepatan dari solute tersebut hilang
dari tubuh oleh ekskresi atau metabolism. Bersihan dinyatakan
sebagai volume plasma yang melalui ginjal yang telah di bersihakan
seluruhnya dari solute dalam suatu waktu tertentu . Dalam klinis
biasanya dokter menggunakan kreatinin untuk mengukur LFG.
Kreatinin adalah hasil dari pemecahan fosfokreatin, biasanya di
temukan di otot .
Bersihan ginjal (Renal clearance) merupakan istilah yang digunakan
untuk menilai laju filtrasi glomerulus. Laju filtrasi glomerulus (LFG)
adalah mengukur berapa banyak filtrat yang dapat dihasilkan oleh
glomerulus. Ini adalah pengukuran yang paling baik dalam menilai
fungsi eksresi. Untuk setiap nefron, filtrasi dipengaruhi oleh aliran
plasma, perbedaan tekanan, luas permukaan kapiler, dan permeabilitas
kapiler. Jadi LFG merupakan jumlah dari semua nefron.
Reabsorpsi Tubulus
Sewaktu filtrate mengalir melalui tubulus, bahan-bahan yang bermanfaat bagi tubuh
akan dikembalikan ke plasma kapiler peritubulus. Dari 180 liter plasma yang
disaring per hari, sekitar 178,5 liter direabsorpsi dan sisa 1,5 liter ditubulus mengalir
ke dalam pelvis ginjal untuk dikeluarkan sebagai urin. Perpindahan selektif bahanbahan dari bagian dalam tubulus kedalam darah disebut Reabsorpsi Tubulus.
4. Zat di filtrasi, tidak di reabsorbsi justru di sekresi lagi dari pembuluh darah
(K+, urea)
Pada ion-ion lain (osmoles dan Na) yang masih diperlukan oleh tubuh
hampir semuanya terfiltrasi kemudian diserap hampir disepanjang tubulus
tetapi paling dominan diserap oleh tubulus proximal dan biasanya
dipengaruhi oleh hormone-hormon.
Pada cairan (water) tidak semua dibuang, yang tertinggal di darah 80%,
yang terfiltrasi sekitar 20%, dan yang tereabsorpsi hampir semuanya sekitar
19%
Sedangkan untuk zat-zat sisa yang tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh
CHECK POINT 3
(kreatinin, urea, inulin) Waktu filtrasi tidak 100% tetapi masih ada sisa-sisa
bahan ini dipembuluh darah, kemudian disepanjang jalan di sekresikan
paling banyak di proximal.
Mekanisme Transpor
1. Transcellular vs paracellular reabsorption
-
Untuk dapat direabsorpsi, suatua bahan harus melewati lima sawar terpisah
Tahap 1 : Bahan meninggalkan cairan tubulus dengan meleawati membrane luminal
sel tubulus
Tahap 2 : Bahan melewati sitosol dari satu sisi sel tubulus ke sisi lainnya
bersifat pasif
2. tidak ada pengeluaran energi pada perpindahan netto bahan
Tahap 3 : Bahan melewati membrane basolateral sel tubulus untuk masuk ke cairan
interstisium
Tahap 4 : Bahan berdifusi melalalui cairan interstisium
Tahap 5 : Bahan menembus dinding kapiler unutk masuk ke plasma darah
Naaahhh, proses ini dikenal kenal sebagai Transpor transepitel
Reabsopsi
a. Reabsorpsi Na dengan tingkat bervariasi dikontrol oleh
aldosterone, dan Cl mengikuti secara pasif
b. Reabsorpsi H2O dengan tingkat bervariasi dikontrol oleh
vasopressin
General concepts:
1. Tubulus Proximal Nefron
Reabsorpsi
a. 67% dari Na+ yang terfiltrasi akan direabsorpsi secara
aktif, tidak berada dibawah kontrol, Cl mengikuti secara
pasif
b. glukosa
asam
amino
yang
terfiltrasi
akan
Sekresi
Sekresi
a. Sekresi H+ dengan tingkat bervariasi bergantung pada
status asam-basa
dan
f.
Multiplikasi aliran balik nanti akan dijelaskan lebih lanjut dibawah ya, jadi
baca terus tentir ini sampai habis
Reabsorption routes
natrium.
Pembawa
Na+-K+
ATPase
basolateral
secara
aktif
memindahkan Na dari sel tubulus kedalam cairan interstisium diruang lateral. Proses
ini menciptakan suatu gradient konsentrasi untuk perpindahan pasif Na dari lumen
kedalam sel tubulus dan dari ruang lateral kedalam kapiler peritubulus,
menghasilkan perpindahan netto Na+ dari lumen tubulus kedalam darah, ini
merupakan suatu proses yang memerlukan energy.
Pada gambar ini terjadi di ascending lumb cell, yang diserap hanya Na, Cl, dan K.
intestisum
sama.
Pada
keadan
kesetimbangan
Namun
konsentrasi
cairan
tubulus
makin
CHECK POINT 4
Ginjal menghasilkan urin yang konsentrasinya bervariasi dari 1001200 mOsm/liter. Dalam keadan ideal urin isotonic 1 ml/menit, jika
keadaan hidrasi tubuh berlebihan ginjal dapat menghasilkan urin
encer hingga 25 ml/menit dan hipotonik pada 100 mOsm/liter.
Sebaliknya ginjal dapat menghasilakn urin pekat dalam jumalah kecil
ketika tubuh mengalami dehidrasi dengan konsentrasi 0.3 ml/menit
dan hipertonik pada 1200 mOsm/liter.
Diuretic
Diuretic adalah obat-obat yang dapat meningkatkan eksresi urin.
Obat-obat ini bekerja dengan menghambat reabsorpsi ion Na di
tubulus. Dengan lebih banyaknya ion na yang di eksresikan, lebih
banyak H2O yang di keluarkan oleh tubuh sehingga kelebihan CES
dapat di keluarkan dari tubuh.
Transport urin
Setelah terbentuk di ginjal urin di keluarkan di ureter menuju kandung
kemih. Urin tidak mengalir melawati ureter hanya karena gravuitasi.
Adanya kontraksi peristaltic otot polos di dinding ureter mendorong
urin maju dari ginjal ke kandung kemih. Sewaktu kandung terisi
ujung ureter dalam kandung kemih tertekan hingga menutup. Namun
urin masih dapat masuk karena kontraksi ureter menghasilakn cukup
tekanan untuk mengatasi resistensi dan mendorong urin melewati
ujung yang tertutup. Karena susunan anatomi dari traktus urinaria
makan urin tidak dapat balik kembalik ke ginjal.
Penyimpanan urin
Kandung kemih dapat menyimpan fluktuasi volume urin yang besar.
kadung kemih terdiri atas otot polos yang dibagian dalamnya dilapisi
oleh epitel khusu. Luas permukaan epitel bagian dalam dapat
bertambah dan berkurang oleh proses teratur saat kandung kemih
terisi dan mengosongkan dirinya. Persarafan otot polos kandung
kemih
banyak
mengandung
serat
parasimpatis
yang
akan
control
sadar
maka
orang
dapat
secara
sengaja
Reflex Berkemih
berkemih.
1. Reflex berkemih.
Reflex berkemih terpicu ketika reseptor regang didalma dinding
kandung kemih teransang. Kandung kemih pada orang dewasa dapat
menampung hingga 250-400 ml urin sebelum tegangannya meningkat
dan reseptor regang terantivasi. Serat-serat aferen dari reseptor regang
membawa implus ke medulla spinalis dan akhirnya melalui antra
neuron meransang saraf parasimpatis untuk kandung kemih dan
menghambat neuron motorik ke sfingter eksternus.
2. Kontrol volunteer
Setelah memicu adanya reflek berkemih pengisian kandung kemih
juga menyeababkan keinginan untuk berkemih. Persepsi penuhnya
kandung kemih muncul sebelum sfingter ekternum meluas, memberi
peringatan bahwa miksi akan segera terjadi. Jika waktu refle miksi
tersebut di mulai kurang sesuai untuk berkemih maka yang
bersangkitan dapat dengan sengaja mencegah pengosongan kandung
kemih dengan mengencangkan sfingter eksternus dan diafragma
pelvis. Berkemih tidak dapat di tahan selamanya, karena kandung
kemih terus terisi, maka sinyal reflex dari reseptor regang meningkat
seiring waktu akhirnya sinyal inhibitorik reflex ke neuron motorik
sfingter eksterus menjadi sedemikian kuat sehingga tidak lagi diatasi
dengan sinyal eksitatorik volunteer.
Mikturisi
Mau jelasin dikit nih, yang di tengah tabung U itu anggap aja membran sel.
Sifat membran ini selektif permeabel, jadi ndak sembarangan zat bisa keluar
masuk. Kalau air sih bisa-bisa aja. Nah ketika tabung U bagian A dan B di isi
sama air dan glukosa, glukosanya gak bisa pindah karena gak bisa melewati
membran tersebut, jadi karena zat terlarut yang di tabung U bagian B lebih
tinggi, sehingga menarik cairan dari bagian A. Makanya volume di bagian B
jadi lebih besar.
Masuk ke gambar ke-3. Disini terjadi tekanan osmosis (sehingga cairan di
bagian A akan kembali seimbang volumenya dengan di bagian B). Beda ya
volume cairan dengan konsentrasi yang di bahas di bagian osmosis tadi. Nah
karena adanya tekanan osmosis ini maka konsentrasi zat terlarut di bagian B
itu jadi semakin tinggi lagi. Kalau di dalam tubuh kita, tekanan itu berasal
dari tekanan atmosfer (ATM) ataupun milimeter-merqury (mmHg).
CHECK POINT 1
1. Osmosis vs osmotic pressure
Udah di jelasin kan di atas yuhuu baca ya
2. Molarity vs osmolarity
Molaritas itu konsentrasi suatu zat terlarut per liter larutan
Sedangkan Osmolaritas => konsentrasi zat terlarut x jumlah ion per liter
larutan.
Ini rumus osmolaritas
4. Osmolarity vs tonicity
Osmolarity :
Hiperosmolarity
Isoosmolarity
Hipoosmolarity
nunjukin kalo volume yang keluar dapat diatur. Terus ada garis putus-putus
yg merupakan batas kisaran normal volume cairan.
Arah panah menggambarkan cairan masuk ke ginjal (filtrasi), dan di
daur ulang kembali untuk mempertahankan volume. Misal ada cairan
ditambahkan ke cangkir sampai luber, maka lebihnya akan dibuang melalui
gagang (ekskresi melalui urin). Terus kalo sebagian volume hilang dari
cangkir, cairan tetap mengalir ke gagang tapi kehilangan cairan dari gagang
ditutup untuk mencegah bertambahnya kehilangan cairan.
Nah satu-satunya cara buat gantiin cairan yg hilang yaitu dengan menambah
air dari sumber luar cangkir (alias minum hehehe). Pada intinya ginjal tidak
dapat menggantikan kehilangan air tapi hanya mengonservasinya (kalo
kehilangan cairan dan volume turun alias dibawah garis putus-putus, cairan
tidak ngalir ke gagang/ginjal). Bisa dibayangin kan?? kalo nggak bisa,
bayangin yg buat tentir aja dech buahahaha *kidding.
Tonicity
Plasma volume
Serum osmolarity
CHECK POINT 2
1. How kidney conserve water
Vasopressin and aquaporins
Ingat : Tubulus distal dan ductus koligen tidak permeabel terhadap air (tidak
bisa di lewati air)
Nah gimana cara vasopresin ini membuat tubulus distal dan ductus
koligentes permeabel terhadap air ?
Jawabannya adalah vasopresin ini akan membuat suatu canal air yang
namanya aquaporin di tubulus distal dan ductus koligentes tersebut.
Karena ada canal, ya tentu saja air dapat melewatinya kan.
Vasopresin :
suatu hormon yang berpengaruh terhadap reabsorpsi air.
Stimulus di sekresikan vasopresin yaitu : osmolaritas plasma
volume darah
tekanan darah
Gak segini aja nih ceritas si vasopresin, karena ada kaitannya lagi dengan
mekanisme countercurrent. (ingat ya air berpindah itu karena adanya
perbedaan osmolaritas)
Osmolaritas darah
meningkat
meningkatkan
permeabilitas tubulus
distal dan duktus
koligentes terhadap air
Reabsorbsi air
meningkat
Nah di ductus koligen itu kan osmolaritas cairan yang di dalamnya 100 mosm.
Sedangkan di plasma 280-300 mosm. Nah loh timbul pertanyaan gimana
cara urin bisa jadi pekat sampai 1200 mosm? (bener kan rentang kepekatan
urin itu 100-1200 mosm). Bayangkan nih teman-teman, dari cairan di lumen
ductus koligen 100 mosm pindah ke osmolaritas yang lebih tinggi di plasma
300 mosm, kalau gitu kan berarti seharusnya kepekatan urin cuman bisa
sampai 300 mosm kan.
Di sinilah peran dari ansa henle yang menjulur ke dalam medula.
Mekanismenya di katakan sebagai countercurrent (arus balik).
Yuk di bahas ya, semoga mengerti : amiiiiiiiin
Counter Current (udah di bahas di faal 1 sih, tapi didongengin dikit lagi ya)
Ada 2 : Multiplikasi yang akan meningkatkan osmolaritas cairan
insterstisium sampai 1200 mosm
Exchanger counter current yang mempertahankan osmolaritas tsb.
Multiplikasi countercurrent
Multiplikasi countercurrent adalah proses yang secara progresif
meningkatkan gradien osmotik yang di bentuk di dalam cairan interstisial
medulla renal sebagai hasil dari aliran countercurrent. Multiplikasi
countercurrent.
Ginjal
menggunakan
gradien
osmotik
untuk
berikut ini.
tebal ansa henle, bagian tebal asenden ini secara konstan mereabsorbsi
Na+ dan Cl-. Oleh karena itu, reabsorbsi Na+ dan Cl- meningkat
air
dari
cairan
duktus
koligentes
menyebabkan
lumen dengan demikian mejadi sangat pekat, dan urin dengan volume
2.
3.
Thirst (HAUS)
CHECK POINT 3
Crystalloid vs colloid
- Kristaloid adalah mayoritas berisi larutan air steril dengan elektrolit dan/atau
dekstrosa yang ditambahkan sesuai dengan kandungan mineral plasma
manusia. Kristaloid tersedia dalam berbagai formulasi, mulai dari hipotonik,
isotonik hingga hipertonik.
Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya antara larutan dan
suspensi. Koloid merupakan sistem heterogen, dimana suatu zat didispersikan
ke dalam suatu media yang homogen.
NS 0,9% : isotonik
NS 0,45%, 3%
RL
D5%
D40%
D5% - NS0,9%
D5% - NS0,45%
dan dianggap asam. Sebaliknya, larutan dengan nilai pH lebih besar daripada
7 memiliki konsentrasi [H+] yang lebih rendah dan dianggap basa atau alkali.
pH darah rerata 7,4. pH darah vena sedikit lebih rendah (lebih asam) daripada
darah arteri karena dihasilkan H+ dari pembentukan H2CO3 dari CO2 yang
diserap di kapiler jaringan. Terjadi asidosis jika pH darah turun di bawah 7,35
sewaktu CO2 dari proses metabolisme masuk dari jaringan. Hal ini
CO2 dan H2O. CO2 dihembuskan keluar sementara ion hidrogen yang
konsentrasi
tubuh dari CO2 yang diproduksi secara metabolis. Namun, jika laju
menyebabkan
karena
defisiensi
asam
non-karbonat.
berkurangnya
Akibatnya
kemampuan
untuk
menetralisir
mulai turun dan bahan lain yang dapat mengikat H+ bebas ketika [H+]
molekul nutrien ini terurai, dihasilkan asam sulfat dan asam fosfat
mulai meningkat.
tubuh.
Dalam situasi yang berlawanan pada alkalosis, laju sekresi
H+
berkurang,
sementara
laju
filtrasi
HCO3-
meningkat
Alkalosis
Ketika [H+] plasma meningkat selama asidosis, lebih
banyak H+ yang disekresikan daripada normal. Pada saat yang
sama karena lebih banyak HCO3- plasma yang digunakan dalam
H+
Peningkatan
pendaparan
kelebihan
di
CES.
seseorang mengalami asidosis lebih dari dua atau tiga hari maka
kritis.
WELCOME, ALIENS
GINJAL
Untuk di bagian ini, kita khusus bahas ginjal yaa..jadi fungsi ginjal itu :
Menyaring darah dan mereabsorbsi bahan bahan yang masih
diperlukan.
Mengekskresikan sisa metabolisme dan toksin.
Menjaga keseimbangan asam basa, cairan dan elektrolit tubuh.
Regulasi tekanan darah.
Sekresi hormone : rennin dan eritropoetin.
Memproduksi kalsitrol.
Ginjal, secara makroskopis bentuknya kayak kacang, warna merah gelap
kecoklatan juga, jumlahnya 2, memiliki bagian yang cembung (lateral) dan yang
cekung (medial) disebut juga hilus, di bagian hilus (tepatnya pada pelvis renalis)
inilah terdapat arteri, vena dan ureter, pembuluh limfe, saraf yang keluar dari
ginjal. Letak ginjal berada di retroperitoneal, ginjal dibungkus oleh lemak
peritoneal.
Ginjal punya 3 bagian besar, yaitu korteks, medulla dan pelvis.
1. Korteks
Warnanya coklat tua, ada granular (granularnya ini karena ada
glomerulus glomerulusnya). Di korteks itu ada badan malphigi,
tubulus kontortus proksimal dan distal. Ada juga berkas medula,
jaringan medula yang berada di bagian korteks ginjal.
2. Medula
Khasnya tanda kalo itu adalah daerah medula yakni bentuknya piramid.
Dasar piramidnya menghada korteks, bagian lancipnya atau ujungnya
ke papilla renalis, ditembus oleh duktus papilaris bellini dan terlihat
seperti saringan (Area Kribrosa) gambar histologinya kayak dibawah
ini
Tubulus Uriniferus
Tubulus seminiferus terbagi menjadi 2 bagian
1. Nefron
(Nefron
kortikal
dan
jukstamedularis)
2. Tubulus Coligentes (colecting tubule)
Nefron disusun oleh 2 bagian:
1. Korpuskel ginjal (Korpus Malpighi)
Korpus malpighi terdiri atas 2 bagian :
1) glomerulus (anastomosis arteri)
anastomose
kapiler
(penggabungan/
pembentukan
gumpalan kapiler) membentuk gelung
kapiler dihubungkan oleh 2 bagian:
a) arteriol aferen dan eferen
b) serta berlanjut ke tubulus
kontortus
proksimal
(kutup
urinarius)
Medula
Medula terdiri dari beberapa
bagian, yaitu:
1. Kolumna Renal
(jaringan korteks yang
berada di antara piramid
ginjal)
2. Kaliks minor
3. Kaliks mayor
4. Pelvis renalis
INGAT!!!!
pada glomerulus terdapat kapiler-kapiler glomerulus yang bertingkap
(berpori-pori), ber-endotel tipis, berbentuk bulat, jumlahnya banyak,
serta permukaan endotel yang bermuatan negatif
selain itu kapiler pada glomerulus juga juga terdapat ruang ruang yang
terletak di antara glomerulus yang berisi sel mesangial (terdisi atas :
jaringan penyambung dan sel mensangeal intra glomerular).
Pada sel mesangeal terdapat sel perisit khusus, yaitu
a) Bersifat fagosit, yang berguna untuk menjaga kelangsungan
proses filtrasi (memfagosit protein molekul besar di lamina basal)
pada kasus ini protein tidak dapat di filtrasi dikarenakan protein
itu bermuatan negatif dan permukaan sel endotel pada glomerulus
3. Tubulus ginjal
1) Tubulus kontortus (proksimal & distal/ tubulus yang bergelung)
2) loop of Henle (Ansa Henle) atau tubulus rektus (tubulus yang
berjalan lurus).
ansa henle juga terbagi menjadi beberapa bagian/ regio:
a) Segmen tebal pars desendens
b) Segmen tipis pars desendens
c) Segmen tipis pars asendens
d) Segmen tebal pars asendens
Sitoplasma
o
Lokasi
Struktur
Nefron kortikal
Tipe II
Nefron
jukstamedullar;
Ansa Henle Segmen tipis
pars desendens (medula
luar)
Tipe III
Nefron
jukstamedullar;
Ansa Henle Segmen tipis
pars desendens (medula
dalam)
Tipe I
Nefron
jukstamedullar;
Sel skuamosa dengan cabangTipe IV
Ansa Henle segmen tipis
cabang berinterdigitasi
tanpa
pars asendens
lipatan-lipatan basal
Tubulus ini naik menuju bagian korteks ginjal, dan mencapai polus
vaskular dari glomerulusnya sendiri. Bagian tubulus distal yang
berbatasan dengan polus vaskular ini disebut `Makula Densa`.
Makula Densa
TKD yang berkontak dengan kutub vaskular & mengalami modifikasi
menjadi sel2 silindris dan intinya berhimpitain disebut makula
densa.
Terletak di antara pars rekta dan pars convoluted
Bagian awal dari pars convoluted
Sel2nya membebaskan enzim renin
Berdiri di antara arteriol aferen dan eferen glomerulus
Bentuk sel: tinggi & ramping, berjejer rapat seperti pagar (Palisade).
Inti-inti selnya terlihat lebih rapat.
Ket :
no 3 = Tubulus rektus proksimal
no 4 = Tubulus intermedia
Tubulus Kontortus Distal (TKD)/Pars convoluted
Lanjutan dari Ansa Henle segmen tebal pars asendens
Lokasi di bagian korteks ginjal
Epitel kuboid selapis dengan batas lumen jelas
Inti sel : bulat, biru, letaknya berdekatan
Sitoplasma: basofilik (mengandung granula basofilik)
Brush Border (-), mikrovili sedikit dan pendek
Fungsi dari tubulus kontortus distal adalah:
Reabsorpsi ion Na+ dari cairan tubular
Sekresi ion H+ dan K+ ke dalam cairan tubular (acid-base balance)
Dibawah pengaturan hormon Aldosteron
*Jangan lupa ya teman2 kalo bagian Tubulus distal itu dimulai dari bagian
rektus (lurus) dulu, baru jadi bagian kontortus (bergelung-gelung).
Mungkin dari teman2 masih ada yg bingung tentang Ansa Henle? Jadi gini,
ada beberapa sumber yang menggolongkan secara umum bagian-bagian nefron
itu terdiri dari korpuskel ginjal, tubulus kontortus proksimal, Ansa Henle
dan tubulus kontortus distal. Loh kenapa beda sama yang di atas? Kemana
tubulus rektus proksimal, tubulus intermedia sama tubulus rektus distalnya?
Sebenarnya mereka gak kemana-mana. Itu karena mereka tidak diuraikan.
Kenapa? Sebab mereka masuk dari bagian2 si Ansa Henle. Jadi kalo diuraikan
lagi bagian2 Ansa Henle itu tersusun atas bagian2 ini:
Ansa Henle segmen tebal pars desendens = Tubulus rektus proksimal
Ada lagi nih tambahan buat ngebedain nefron kortikal sama nefron
jukstamedullar. (Maaf baru dikasi tau sekarang, soalnya kalo ditaro di nefron
halaman 1 takutnya malah jd bingung)
Nefron Kortikal
Nefron Jukstamedullar
Segmen
desendens
tebal
Panjang
Pendek
Segmen
desendens
tipis
Pendek
Panjang
Panjang
Pendek
Segmen
desendens
Pendek/Tidak Ada
Panjang
tipis
Pada bagian ini sel dinding tubulus tersusun lebih padat daripada
bagian lain. Si makula densa ini merupakan bagian dari tubulus
kontortus distal. Fungsinya sebagai osmoreseptor untuk kadar
natrium.
Sel-sel jukstaglomerular
o merupakan modifikasi dari sel-sel otot polos tunika media
arteriolar aferen di dekat korpuskel malpighi.
o Sel-sel otot polos ini berubah sifatnya menjadi sel epiteloid.
o Bentuk selnya polihedral dan ukurannya lebih besar dari sel
otot polos biasa.
Sitoplasma sel ini mengandung granular sekretoris. Nah, nantinya
granular sekretoris sel ini dapat menghasilkan renin dan
erythropoetin. Udah tau fungsi renin sama erythropoetin? Hmm,
kalo si renin itu ada hubungannya sama produksi angiotensin II
yang meningkatkan tekanan darah sedangkan erythropoetin
merupakan suatu glikoprotein yang merangsang produksi sel darah
merah).
Trus ada lagi tambahan dikit, tadi kan udah dijelasin kalo medula itu dapat
dibagi lagi jadi medula dalam (coklat) dan medula luar (pucat/merah). Nah,
kalo kita perhatikan dari gambar diatas, ansa henle si nefron kortikal masuk
cuma sampe medula luar aja. Sedangkan ansa henle dari nefron jukstamedullar
masuk lebih dalam lagi sampai ke medula dalam.
Aparatus Jukstaglomerular (masih dalam pembahasan nefron)
Makula densa
o Terdiri dari modifikasi sel-sel epitel dinding tubulus kontortus
distal silindris yang saling berhimpitan.
o Makula densa terletak diantara arteriol aferen dan eferen
glomerulus.
Interstisium Ginjal
Merupakan celah diantara tubulus uriniferus dan pembuluh darah dan limfe.
Celah ini menempati ruang yang sangat kecil di korteks namun meluas di
dalam medula.
Pada bagian korteks tersusun dari Jaringan penyambung dan sel-selnya yaitu
fibroblas dan makrofag.
Di medula selain terdapat fibroblas dan makrofag, juga terdapat sel sekresi (sel
interstisial) yang mengandung tetes lipid sitoplasma dan berfungsi mensintesis
prostaglandin dan medulipin I yang merupakan vasodilator kuat.
PENDARAHAN GINJAL
A. renalis (cabang dari Aorta Abdominalis) cabang Anterior & Posterior
A. segmental A. Lobaris A. Interlobaris A. Arkuata A.
interlobularis A. Aferen Kapiler Glomerular A. Eferen vasa
recta
Pelvis Renalis
Menampung urin dari kaliks mayor
terdiri dari Epitel transisional ( 2 3 lapisan sel)
.
Setiap ginjal menerima darah dari Arteri Renalis, yang umumnya bercabang
dua terlebih dahulu sebelum memasuki organ ini. Satu cabang menuju bagian
anterior ginjal dan cabang lainnya ke bagian posterior2. Arteri renalis berasal
dari aorta setinggi vertebra lumbalis II. Masing-masing arteri renalis biasanya
bercabang menjadi lima arteri segmentalis yang masuk ke dalam hilum
renales, empat di depan dan satu di belakang pelvis renalis. Arteri ini
memperdarahi segmen/area ginjal yang berbeda-beda. Arteri lobaris berasal
dari arteri segmentalis , satu buah untuk satu pyramid renal, setiap arteri
lobaris mempercabangkan diri menjadi dua atau tiga arteri interlobaris.
Arteri interlobaris berjalan menuju korteks di antara pyramid ginjal. Pada
daerah perbatasan korteks-medula, arteri interlobaris berubah menjadi arteri
arkuata. Arteri interlobularis bercabang secara tegak lurus dari arteri
arkuata dan berjalan ke arah korteks dengan arah tegak lurus terhadap simpai
ginjal. Dari arteri interlobularis muncul arteriol aferen, yang menyuplai darah
pada kapiler glomerulus. Darah mengalir dalam kapiler ini dan menuju
arteriol eferen yang akan langsung bercabang lagi menjadi jalinan kapiler
peritubulus yang menyuplai darah untuk tubulus proksimal dan distal dan
membawa pergi ion-ion dan materi-berbobot molekul rendah yang diabsorbsi.
Arteriol-arteriol eferen yang berhubungan dengan nefron jukstamedullari
membentuk pembuluh kapiler yang panjang dan halus. Pembuluh-pembuluh ini
Nah, berikut ini kita review lagi ya struktur-struktur dari Trc. Urinariusnya !!!
Struktur
Epitel
Karakteristik
Lokasi
Fungsi
pelipatan
basolateral dan
mikrovili kecil
Nefron
Korpus
kolum renal
(Korp.
Kolum
malphigi)
Ansa Henle
Tubulus
kontortus
proximal
(TKP)
Pars
desende
n tebal
(T.
rectus
proxima
l)
Pars
desende
n tipis
Ep. Gepeng
selapis
Ep. Kuboid
selapis
dengan
mikrovili
panjang
(brush
border)
Ep. Kuboid
selapis
dengan
mikrovili
panjang
(brush
border)
Ep. Gepeng
selapis
Terdiri dari
glomerulus
(pemb. Darah
yang dilapisi oleh
podosit) dan
kapsul Bowman
Kortex
Ginjal
Memfiltrasi darah
dan membentuk
urin
Tubulus bergelung
(convoluted);
lumen
kecil/sempit dan
sitoplasma
Kortex
asidofilik;
renal
mitokondria
berlimpah; banyak
membrane plasma
basolateral yang
melipat.
Mengaliri cairan
dari korpus kolum
malphigi ke ansa
henle;
mereabsorbsi
70%-80% Na+dan
Cl- dan air; juga
mereabsorbsi
glukosa, as.
Amino, dan
protein dan
menghasilkan
calcitriol (bentuk
aktif vit. D)
Medulla
ry ray
dan
zona
luar
medulla
Fungsi absorbsi
sama dengan TKP
tetapi sedikit
bermakna.
Zona
luar
parsial
dan
Permeable tinggi
terhadap air ;
sedikit permeable
trhdp garam
Pars
Ep. Gepeng
asenden
selapis
tipis
Ep. Kuboid
Pars
selapis
asenden dengan
tebal
mikrovili
pendek
Tubulus
kontortus
Distal
(TKD)
Ep. Kuboid
selapis;
denga
mikrovili
pendek
Sistem pengumpul
Ep. Kuboid
Tubulus
selapis
koligentes
dengan
sebagia
n besar
zona
dalam
medulla
(menjaga atau
mungkin
memperoleh
beberapa Na+ dan
Cl- di lumen)
Bagian
dalam
medulla
Impermeable
terhadap air;
permeable tinggi
terhadap garam.
Medulla
ry ray
dan
zona
luar
medulla
Impermeable
terhadap air;
permeable tinggi
terhadap garam.
Beyak mitokndria;
membrane
basoateral
melipat; sedikit
asidofilik; highly
convoluted tubele
Kortex
renal
Mereabsorbsi Na+
dan
mensekresikan K+,
jika terdapat
stimulasi
aldosterone;
mereabsorbsi ion
bikarbonat dan
mensekresikan
ammonium untuk
menyesuaikan pH
Tubulus lurus;
lebih sedikoit
sitoplasma
Kortex
renal
Sangat permeable
terhadap air; air
berpindah dari
beberapa
mikrovili
Duktus
koligentes
Ep.
Kolumnar
selapis
Duktus
palilar
Ep.
Kolumnar
selapis
asidofilik; lebih
dari satu tipe sel
Tubulus lurus yg
besar; sitoplasma
jelas dan dapat
dibedakan batas
antar sel; welldeveloped basal
enfoldings
Duktus pendek;
berhubungan
dengan duktus
koligentes ke
kaliks minor
Medulla
ry ray
dan
medulla
renal
Bawah
ujung
pyrami
d
medula
lumen ke cairan
interstisium
ketika terdapat
ADH
Sangat permeable
terhadap air; air
berpindah dari
lumen ke cairan
interstisium
ketika terdapat
ADH
Menyalurkan urin
URETER
VESIKA URINARIA
URETRA
Pars prostatika
Panjang 3-4 cm
Panjang 1-2 cm
Bagian terpanjang (~ 15 cm )
Seluruhnya berada
dalam prostat
Menembus membran
perineal
Dilapisi Epitel:
Epitel Transisional
(proksimal duktus
ejakulatorius)
Dilapisi epitel:
Epitel bertingkat silindris --berlapis silindris sampai ke
fosa navikularis
Epitel bertingkat
silindris --- Epitel
berlapis silindris
(distal duktus
ejakulatorius) &
mengandung sel
Goblet
(menghasilkan
mukus)
Cttn:
Kami yang membuat tentir ini tidak lebih pintar dari yang membaca tentir ini
Mohon saran kritik tambahan koreksi hub 089607047937
Mohon maaf kalau ada kesalahan baik pengetikan ataupun hal-hal lain yang
mengganggu kenyamanan Anda.
Tetaplah bertentir ria bersama maskapai kami MedArmies airlines
Semoga tentir ini dapat membantu teman-teman dalam pembelajaran ya. Kami
minta maaf jika ada kekurangan. Jikalau ada mohon untuk segera menghubungi
salah satu dari kami agar diperbaiki. Terima kasih.
SEMANGAT YAAA!!!!
TENTIR PARASITOLOGI
Ciri Khas
Hospes
Stadium
Infektif
Reproduksi
Tempat
hidup
Penyakit
Terapi
Trichomonas
vaginalis
Manusia
Trofozoit
Belah pasang
longitudinal
Vagina, uretra,
kelenjar
prostat
Trikomoniasis
vagina (pr) ;
Prostatitis (lk);
Uretritis (lk)
Metronidazol
2x250 mg/hr
(5-7 hari) atau
Tablet vagina
1x150 mg/hr
(5-7 hari)
Schistosoma
haematobium
Manusia
(dengan
perantara
keong air)
Serkaria
Wucheria
bancrofti
Manusia
(melalui
nyamuk)
Plasmodium
falciparum
Larva tahap 3
Hermafrodit
Vesica
urinaria
Schictomiasis
Filaria
limfatik
Blackwater
fever
Prazikuantel
DEC
+albendazole
+antibiotik
Antimalarial;
Cairan
intravena;
Dialisis
Trofozoit
memiliki
membrane
bergelombang.
Memiliki 4
flagel anterior
dan 1 flagel
posterior.
Telurnya
memiliki duri
di salah satu
ujung.
1. TRICHOMONAS VAGINALIS
Daur Hidup: Perlu diingat bahwa T. vaginalis hanya memiliki
fase trofozoit, dia gak punya fase kista. Trofozoit
ini awalnya berada di dalam vagina wanita
menular melalui kontak seksual ke pria. Pada pria,
trofozoit ini bisa hidup di prostat dan uretra.
Trofozoit yang ada pada pria ini juga bisa menular
ke wanita melalui kontak seksual. Jadi, infeksi T.
vaginalis bisa berlangsung secara dua arah.
Kondisi Lingkungan: Pada suhu 0oC, T. vaginalis mampu
bertahan hidup hingga 5 hari. Parasit ini tidak tahan
terhadap desinfektan, zat pulasan, serta antibiotik.
Parasit akan mati pada suhu 50oC dan pH asam,
yaitu 4,9. Makanya sangat penting untuk menjemur
handuk, menjaga kebersihan alat sanitasi, serta bijak
dalam penggunaan produk pembersih organ vital
(karena penggunannya bisa membuat pH organ
tersebut menjadi lebih alkali).
Patologi dan Klinis: Parasit akan menyebabkan degenerasi dan
deskuamasi sel epitel vagina. Jika dilihat dari
pemeriksaan in speculo, tampak dinding vagina
dan porsio merah meradang (vaginitis).
2. SCHISTOSOMA HAEMATOBIUM
Nice to Know: Schistosoma haematobium merupakan trematoda
darah yang tidak ada di Indonesia. Nah, ada
beberapa jenis trematoda yang menginfeksi manusia
yaitu: S. haematobium (ada di Afrika dan Timur
Tengah),
S. japonicum (RRC dan Asia Tenggara; kalau
Indonesia ada di Sulawesi)
S. mansoni (Amerika Selatan, Karibia, Afrika dan
Timur Tengah).
Selain itu, ada juga dua spesies lain yang secara
geografis terlokalisasi, yaitu:
S. mekongi dan S. intercalatum (Vietnam dan
Afrika Barat).
Stadium akut:
Demam, malaise, berat badan turun (tidak spesifik)
Sindrom disentri infeksi berat (kalau belum ada infeksi
haematobium ke daerah rectum, sindrom ini tidak akan terjadi,
biasanya hanya diare ringan).
Hepatomegali dan Splenomegali pada S. mansoni. Hati
peradangan fibrosis sirosis, sirosis periportal hipertensi
periportal pada japonicum.
Splenomegali, edema (tungkai bawah, dan alat kelamin), asites
dan ikterus.
Stadium lanjut:
hematemesis (pecahnya varises esofagus)
Diagnosis
1. Pemeriksaan tinja: Deteksi telur S. japonicum dan S. mansoni
secara mikroskopis.
2. Pemeriksaan urin: Deteksi telur S. haematobium
3. Metode ELISA: Deteksi anti-skistosomiasis Ab
4. Metode RT PCR: Deteksi DNA skistosomiasis
Pengobatan: Praziquantel
4. WUCHERIA BANCROFTI
Nice to Know: Filariasis bancrofti/wukeriasis bancrofti sering terjadi
di Indonesia termasuk di Kalbar. Parasit ini tersebar di
negara-negara beriklim tropis dan juga subtropis.
Penyakit: Filaria limfatik nematoda jaringan.
Spesies yang bisa ditemukan di Indonesia ada 3, yaitu:
Wucheria bancrofti
Brugia malayi ini spesies yang paling banyak tersebar di
Indonesia
Brugia timori terdapat hanya di bagian barat Indonesia
Keterangan :
Cephalic space : bagian kosong yang terdapat di bagian kepala, warna
nya berbeda dengan badannya
Terminal nuclei : Nukleus yang berada di terminal (di ekor)
Sheath in giemsa staining : warna selubung/kepala pada pewarnaan
giemsa
2. Stadium menahun
Hidrokel menyerang testis pada pria
Limfadema (kaki gajah) biasanya pada pasien dengan kaki
gajah sering timbul komplikasi berupa kerusakan kulit karena
sanitasi yang buruk.
Elenfantiasis: menyerang daerah tungkai, lengan, testis,
payudara, dan vulva.
Diagnosis
Mikroskopik : thick blood smear or filtration of night blood
(diambil pada 16.00 00.00 wib)
USG : gambaran cacing yang bergerak
ELISA
Molecular biology: DNA Polymerase Chain Reaction (PCR)
untuk Brugia malayi, Brugia timori, dan Wuchereria bancrofti.
ICT (Immuno Chromatographic Test) filaria
o Menggunakan antibodi monoklonal
o Deteksi antigen Wucheria bancrofti
Hasil ICT
- Positif ketika terlihat 2 garis
- Negatif ketika hanya terlihat 1 garis
Tentir Farmakologi
Modul Ginjal dan Cairan Tubuh
karena
anatomi
uretra
wanita
yang
lebih
pendek
sehingga
2. Sulfonamid
a. Sifat
bakteri banyak terjadi. Galur E.coli yang diisolasi dari urin pasien
berhati-hati
3. Kombinasi Sulfametoksazol-Trimetoprim
b. Sinergisme
a. Mekanisme Kerja
Trimetopim
enzim
selektif.
merupakan
inhibitor
kompetitif
c. Penggunaan
Sulfisoksazol
tetrahidrofolat.
bersama
hipersensitivitas
dalam
hingga
kombinasi
kematian.
dosis
tetap
Dosis
lazim
oral
trimetoprim
dan
25-50%
sulfametoksazol
sefalosporin oral.
obat.
c. Penggunaan
jam.
Hehe :D
2-4x dosis tersebut selama satu atau dua kali per minggu.
4. Amoksisilin-Kalium Klavulanat
sintesis
dinding
sel
mikroba.
Yang
dihambat
ialah
reaksi
polimiksin.
oral.
Diberikan pada indikasi ISK yang disebabkan oleh bakteri gram
negative yang sensitive: E.coli, P. mirabilis, H.vaginalis.
Dosis ampisilin tergantung berat dan ringannya penyakit, umur, dan
fungsi ginjal.
ISK ringan-sedang, dosis dewasa diberikan 2-4mg sehari dalam dosis
terbagi 4x pemberian.
ISK berat, diberikan parenteral 4-8gr sehari
7. Golongan Kuinolon
a. Golongan Kuinolon
-
Acinetobacter.
Dosis dewasa dan anak dengan BB>50Kg = 200-400 mg/hari 1-2 dosis
Kemih.
-
6. Ampisilin
antibakterinya,
memperlebar
spectrum
antibakteri,
masa kerja obat. Resistensi pada golongan ini tidak cepat terjadi.
b. Mekanisme Kerja
Gini nih ceritanya, kan bakterinya mau melangsungkan hidupnya nih
dalam waktu 1-3 jam pada dosis oral 400mg. Masa paruh
II)
yang
kerjanya
menimbulkan
negative
mengurangi/menghambat
50%
proses
absorpsi,
sehingga
selesai.
d. Penggunaan Kuinolon
relative lemah.
-
o Sefadroksil 2x500mg
Lama terapi :
o Bakteriuria asimtomatik diberikan antibakteri selama 3 hari
kejang.
-
Gizi
Tentir Gizi
A. Glomerulonefritis
kerusakan ginjal.
BB/hari.
d. Karbohidrat
bila
terdapat
hipertrigliseridemia
batasi
KH
sederhana/gula murni
e. Cairan dibatasi yaitu jumlah urine + 500 cc (IWL)
(Saunders, 2004)
Kebutuhan Protein
GFR (ml/min)
Espen (g/KgBB/hr)
NKF (g/KgBB/hr)
25-70
---
<25
0,6
(intolerance/inadequate
DIALISIS
0,75
energy intake)
PERITONEAL
MANDIRI
BERKESINAMBUNGAN (DPMB)
1. Diit predialisis
Tujuan:
a. Mengurangi atau mencegah gejala uremia
b. Mengurangi progresivitas gagal ginjal dengan memperlambat
turunnya laju filtrasi glomerulus
c. Mempertahankan keadaan gizi yang optimal
Adapun isi dari Diet konservatif adalah :
a. Energi 35 kkal/kgBB/hr. anak2 100-150 kcal/kgBB/hr
b. Lemak 20-30%, diutamakan lemak tidak jenuh ganda.
Kolesterol <300 mg/d
c. Karbohidrat <10% simple sugar
d. Natrium 1-3 g, apabila ada hipertensi, edema, asites,
oliguria/anuria
e. Kalium dibatasi 40-70 mEq apabila ada hiperkalemia (kalium
darah > 5,5mEq), oliguria/anuria
2. Diit hemodialisis
Tujuan :
a. Memberikan protein yang cukup untuk mengganti AAE dan
nitrogen yang hilang dalam dialisat serta mempertahankan
keseimbangan nitrogen
(jadi pasien nya gak perlu ke rumah sakit tiap mau HD) namanya
Dialisis Peritoneal Mandiri Berkesinambungan (Dpmb/Capd).
< 60 tahun
> 60 tahun
Pernefri (2003)
35
35
kebutuhan kalori
ADA (2000)
30 - 35
30 35
Asupan energi
ESPEN (2000)
35
35
KDOQI (2000)
35
30-35
BB/hari.
Vitamin Rekomendasi
a. Thiamin 1,1-1,2 mg/hari
b. Riboflavin 1,1-1,3 mg/hari
Nah kalau udah tau asupan nutrisinya, tentu harus tau dapat
e. Piridoksin 10 mg/hari
j. Zink 15 mg/hari
Havermout
k.
Singkong
Protein
Ikan sardin/tongkol
Dag. Sapi
Semua kacang2an
Bayam
Pisang (kepok)
Air Kelapa
Alpokat
pengganti.
Tomat
Nangka
ginjal
Durian
Rebung
Coklat
Kalium
a. Kalium dibatasi terutama bila ada oliguria (urine < 400 ml/hari)
dan kalium darah > 5,5 meq/liter.
Fosfor
ADA, 2000
SUMBER
LAIN
Predialisis
8 12
5 12
HD
17
(800 1200 mg)
12
Kalsium
akibat
dg pembatasan Na
menurun
b. Rekomendasi kalsium menurut ADA (2000) adalah 1000
1500 mg sehari.
Predialisis
NATRIUM
CAIRAN
1000 3000 mg
Balance
Urine +500-750 cc
HD
2000 3000
Urine + 500-750 cc
Oke guys untuk Gagal Ginjal Kronik udah khatam yaaa,, next topic
guysss tentang Nefrotik Sindrom.
Anuria = 1000 cc
D. Nefrotik Sindrom
DPMP
2000 - 4000
Balance
Dibatasi bila edema
b. 10% lemak jenuh; 10% tak jenuh tunggal; 10% tak jenuh
ganda
c. Kolesterol : perlu dipertimbangkan membatasi kolesterol pada
SN yang berkelanjutan atau sering kambuh.
Pembatasan < 300 mg/hari
Protein
a. Pemberian protein tinggi : meningkatkan sintesis albumin pada
hati dan proteinuria akibat perubahan glomerular permeability
selectivity : tidak meningkatkan protein tubuh
b. Protein cukup : sesuai kebutuhan menurut umur + protein
yang hilang melalui urin.
c. Dewasa : 0,8-1 g/kg BBI/hari + protein loss atau 1,5-2
g/kgBB/hr (80% HBV ex. Egg & milk )
Untuk nefrotik sindrom ini ada Syarat diit nya ya mentemen..:)
Energi
anak NS
kkal/kgBB/hr
a. Untuk mencegah
untuk anak
oedema massif :
harus rendah.
b. Natrium dibatasi 1 4 gram tergantung berat ringannya
odema,unk mencegah hypotension dan kerusakan ginjal
BSK itu terdiri dari beberapa unsur yaitu : asam urat, fosfat, oksalat,
kalsium, mg, ammonium yang nantinya akan
bergabung membentuk
susunan kimia yang lebih besar sehingga menjadi sebuah bongkahan batu.
RECOMMENDED DIETARY NUTRIENTS
Protein
Energi
Lemak
wanita, dan lebih beresiko pada orang Kaukasia di banding Asia atau
Afrika Amerika.
Orang-orang yang terserang BSK ini biasanya berkisar antar usia 40 and 60.
Adapun Gejala yang ditimbulkan adalah nyeri abdomen, mual, muntah,
Ok guys kita sekarang udah sampai di ujung materi nih. Tetap semangan
yaaa
Nah, kita singgung dikit nih tentang pengertian BSK
BSK ini juga punya terapi diet tersendiri guys, dengan Tujuan Diet sebagai
yaitu batu
berikut :
Jadi bagaimana proses pembentukan batu itu ada beberapa faktor yang
Pada pasien dengan BSK ada beberapa Makanan yang Tidak boleh
diberikan, seperti:
a. Karbohidrat : kentang, ubi,singkong, biskuit dan kue yang dibuat dengan
susu
b. Protein hewani : susu,keju, udang, kepiting, ikan teri, ikan asin, sardin,
otak, ginjal, hati,jantung
c. Sayuran : bayam, daun mangkokan, daun melinjo, daun pepaya, daun
lamtoro, daun singkong, daun talas, daun katuk, daun kelor, jantung
pisang, buah melinjo, sawi, leunca.
c. Serat tidak larut air tinggi karena serat dapat mengikat kalsium
sehingga membatasi penyerapannya
d. Fosfat cukup, pembatasan tidak dapat mencegah pembentukan batu
fosfat.
e. Sumber kalsium : susu, keju dan semua makanan dari susu. Teri dan
ikan yang dimakan dengan tulang. (500-800 mg) laki2/(500-600 mg
perempuan
f. Sumber oksalat : makanan yang dapat meningkatkan ekskresi oksalat
melalui ginjal yaitu kentang, ubi, bayam, bit, stroberi, anggur,
40-50 mg/hari
Hal yang paling penting untuk dibahas dalam semua terapi diet adalah
Ok guys, sekarang kita bakal bahas salah satu jenis batu yang paling sering
tentang Cairan. Untuk pasien dengan BSK aturan cairan adalah sebagai
berikut :
b. Jika Rendah cairan : keluaran volume air kemih rendah akan terjadi
Vitamin C
Vit. B6 (piridoxine)
Kalau pada vit. C tidak boleh kebanyakan, justru pada vit B6 tidak
boleh
kurang.
Karena
kekurangan
vit.
B6
menyebabkan
Asam sitrat
Asam Sitrat dianjurkan tinggi (320 mg/hr) untuk
mencegah
batu kalsium.
kadar purin :
berdasarkan
Syarat diet
a. Hindari makanan sumber protein yang mengandung purin >100
mg/100 g BM
b. Makanan yang menghasilkan sisa basa tinggi diutamakan.
susu : susu asam. krim, susu
lemak : minyak kelapa, kelapa, santan
A. Definisi
Gagal ginjal akut adalah Penurunan akut laju filtrasi glumerulus (LFG)
disertai oliguri dan gambaran klinis azotemia (peningkatan nitrogen urea
darah). Tapi biasanya banyak kasus juga yang anurin/anuria
B. Klasifikasi
1. GGA Oligurik (oliguric acute renal failure)\
Lebih sering terjadi
Nefrotoksik
Histopatologi pada tubulus proksimal (di glomerulusnya tidak
masalah)
Kriteria oligurik sendiri bervariasi antara penulis satu dengan yang
lainnya, Nelson mendefinisikan oliguria sebagai produksi urin <400
ml/m2/hari, Alatas menggunakan definisi oliguria pada anak adalah
<240 ml/m2/hari atau 8-10 ml/kg BB/hari. Pada neonatus dipakai
kriteria <1,0 ml/kgBB/jam, Ingelfinger memberi batasan <0,5
ml/kgBB/hari, sedangkan Gaudio dan Siegel berpendapat bahwa setiap
anak dapat dipakai definisi <0,8cc/kgBB/jam untuk semua usia.
2. GGA Non Oligurik (non oliguric acute renal failure)/ Poliurik/
Nefropati vasomotor.
Histopatologi pada tubulus distal.
Pada GGA non-oligurik ditemukan diuresis >1-2ml/kgBB/jam
disertai peningkatan kadar ureum dan kreatinin darah. Keadaan ini
sering dijumpai pada GGA akibat pemakaian obat-obatan nefrotoksik
antara lain aminoglikosida.
C. Etiologi
Etiologi GGA dibagi menjadi 3 kelompok utama berdasarkan
patogenesisnya, yakni
(1) penyakit yang menyebabkan hipoperfusi ginjal tanpa menyebabkan
gangguan pada parenkim ginjal (GGA prarenal);
Nekrosis tubular
Gagal ginjal akut itu dikenal prerenal, renal dan post renal. Tapi yang
menderita tetap renal.
Patogenesis
Prerenal (iskemik)
Penurunan Volume CEV
Penurunan Volume CIV
retribusi
Penurunan CO
Etiologi
GEA, combustion
atau Sindrom
sepsis,
perdarahan,
hipoalbuminemia
Operasi jantung, tamponade jantung,
gagal jantung
sindrom hepatorenal, rabdomiolisis
Lain-lain
Renal (intrinsik)
Nekrosis akut tubuler pasca iskemik
(nefropati vasomotor)
Nekrosis
akut
tubuler
dan
nefrotoksik
Glomerulopati
Infeksi
Nefritis interstisial akut
Obstruksi intra tubuler
Postrenal
Obstruksi sal kemih & ginjal
Oklusi vaskuler
D. Obat-obat Penyebab GGA
Lesi histopatologi
Obstruksi uropati
a. Nekrosis papila
b. Obstruksi urat
c. Obstruksi kristal
d. Fibrosis periureter
Vaskulitis renal
Tanpa
kelainan
histopatologi
(hiperkatabolisme)
Macam obat
Nice to know:
Biasanya bila udem diberi diuretik, hal ini bisa salah kaprah, perlu
diketahui udemnya akibat apa. Pada kasus sindroma nefrotik (tanda: udem
karena hipoalbumin), hipoalbumin ini menyebabkan dehidrasi
intravaskuler (air tertarik keluar), bila diberi diuretik (mengeluarkan cairan
intravasikuler) air tidak direabsorbsi sehingga air keluar menjadi urin,
tentu hal ini membuat semakin dehidrasi.
*Kalo udemnya karena gagal jantung benar bila diberi diuretic
Hipoalbuminemia dapat menyebabkan dehidrasi intravasikuler, pada
keadaan berat dapat terjadi gagal ginjal akut.
Banyak obat yang dapat merusak ginjal. (Tapi jangan takut minum obat
juga, tetap tergantung dari untung ruginya juga yaa, kalo gak diobati yaa
susah juga yaa. Dan tidak semua obat merusak ginjal)
3. Fase Penyembuhan
Perbaikan faal ginjal perlu waktu lama (3-12 bulan)
G. Pengobatan
Program pengobatan
Memelihara hidrasi norma
- Infus NACL 0,9%
Diuretika
- Osmotic
- Loop
Obat vasoaktif
- Dopamin takaran rendah
Obat sitoprotektif
- Penyapu radikal bebas
- Penghambat xantin
oksidase
- Antagonis kalsium
- Prostaglandin
Sasaran (Goal)
Mencegah lebih lanjut kerusakan sel2
epitel tubulus
Pemeliharan jumlah diuresis
Deskripsi
Kerusakan ginjal (LFG
normal/meninggi)
Kerusakan ginjal (LFG menurun
ringan)
Penurunan moderat LFG
Penurunan berat LFG
Gagal ginjal kronik
LFG (ml/menit/1,73
m2 )
90
60 - 89
30 59
15 29
< 15
C
D
E
F
20 50 %
10 20 %
5 10 %
<5%
2,5 4,9
5,0 7,9
8,0 12,0
> 12,0
TENTIR
URINALISIS
PATOLOGI KLINIK
MODUL GINJAL DAN CAIRAN PENUNJANG
Oleh:
Agung Prasetyo
Tiara Grhanesia Denashurya
Wulid Lailah Maghfirah
Maylisa Santauli manurung
Lisa Florencia
Bella Faradiska Yuanda
Anatomi Ginjal
PEMBENTUKAN URIN
Nefron
1. Filtrasi Glomerulus
Filtrasi terjadi secara pasif karena adanya pengaruh tiga tekanan :
1) Tekanan darah kapiler glomerulus 55mmHg
2) Tekanan osmotik koloid plasma 30 mmHg
3) Tekanan hidrostatik kapsula Bowman 15 mmHg
Tekanan yg menyebabkan filtrasi glomerulus sebesar 10 mmHg
(55 30 15)
2. Reabsorpsi Tubular
Proses reabsorpsi sangat selektif komponen yg masih dibutuhkan
tubuh akan direabsorpsi kembali dan yg tidak dibutuhkan dikeluarkan
bersama urine.
Reabsorpsi Natrium
1) Mekanisme reabsorpsi natrium dgn transport aktif melalui pompa
Na-K ATPase
2) 95% natrium yg terfiltrasi direabsorpsi kembali di tubulus
3) Pada tubulus proksimal dan lengkung henle hampir semua Na
direabsorpsi tanpa memperhatikan jumlah ion Na
4) Tubulus distal dan tubulus pengumpul dikontrol oleh sistem
hormon
1.
2.
3.
4.
5.
Peran Angiotensin II
Vasokonstriksi arteriol aferen dan eferen
Meningkatkan reabsorpsi Na dan cairan
Menstimulasi pelepasan aldosteron dari korteks adrenal
Merangsang pengeluaran hormon vasopressin retensi air
o/ginjal
Meningkatkan rasa haus
Meningkatkan volume plasma dan tekanan arteri
3)
RAAS
3.
Sekresi Tubular
Sekresi Ion H
Ion H berperan menjaga keseimbangan asam dan basa. Sekresi
ion H akan meningkat jika cairan tubuh terlalu asam dan sebaliknya jika
cairan tubuh terlalu basa.
Sekresi Ion K
1) Merupakan ion ICF, hanya sebagian kecil di ECF
2) Direabsorpsi di tubulus proksimal dan disekresi di tubulus distal
dan tubulus pengumpul
3) Peningkatan ion K plasma akan merangsang sekresi aldosteron
Cystatin C tidak memiliki blind area oleh karena itu cystatin C lebih
sensitif menilai penurunan LFG dari pada kreatinin.
Pemeriksaan Cystatin C
Tidak tergantung massa otot
Sampel : serum, plasma
Nilai rujukan:
L : 0,57 0,96 mg/l
P : 0,50 0,96 mg/l
Penilaian LFG menggunakanpemeriksaanCystatin C memberiinformasi LFG
secara langsung dan akurat serta tidak dipengaruhi oleh usiadan massa tubuh.
Serum kreatinin tidak mengukur LFG secara langsung. Pada saat terjadi
penurunan LFG hingga 50% nilai kreatinin masih dalam range normal hal
ini disebut creatinine-blind area.
Kreatinin baru dapat menunjukkan abnormal padasaat LFG 31-40 ml/min/
1.73m2
SEDANGKAN Cystatin C memberikan peningkatan signifikan sudah sejak
LFG 61-70 ml/min/1.73m2
UREUM
KREATININ
Kreatinin adalah hasil metabolisme keratin fosfat. Kadar kreatinin
dalam plasma relatif konstan dan bervariasi sesuai umur, jenis kelamin dan
massa otot. 1-2% keratin dirubah jadi kreatinin dalam otot setiap hari.
Pemeriksaan kreatinin:
1. Sampel: serum, urin
2. Metode: Jaffe
3. Dipengaruhi oleh bahan-bahan dalam plasma: protein, glukosa,
asam urat
4. Nilai rujukan: serum (0,6-1,3 mg/dl) urine: 60-130 mg/dl.
Persamaan:
Cx = Ux X V
Px
Cx = plasma clearance substansi (mL/menit)
Ux = konsentrasi substansi di urine (mg/mL)
Px = konsentrasi substansi di plasma (mg/mL)
V = volume urine yg dikeluarkan/menit (mL/menit)
Rumus Cockcroft-Gault
(140-usia) (BB.kg) x 0,8
Pcr (umol/L)
Untuk wanita dikalikan dengan 0,85.
National Kidney disease Education program: menganjurkan agar
laboratorium tidak hanya melaporkan kadar kreatinin melainkan juga
melaporkan GFR. Karena GFR lebih sensitive dari kadar kreatinin dalam
mendeteksi kelainan ginjal.
PEMERIKSAAN URINE
Tujuan:
1. Membantu menegakkan diagnosis
2. Skrinning penyakit asimptomatik
3. Memantau perkembangan penyakit
4. Memantau efektivitas pengobatan
Urine perlu dipelajari karena:
1.
2.
3.
4.
4. Aspirasi suprapubik
5. Pengumpulan spesimen khusus anak-anak
Perubahan Spesimen
Warna
Busa
Kejernihan
Rasa
Volume
Urine normal jika dikocok timbul busa putih
Busa kekuningan adanya pigmen bilirubin
Protein tinggi kualitas busa putih
Kejernihan:
1.
Jerinih, Agak keruh, Keruh, Sangat keruh
2.
Ada berbagai zat terlarut yg
mempengaruhi kejernihan urine bisa patologis dan non-patologis
3.
Non-patologis jika zat hsl kontaminasi
4.
Patologis adanya zat dari kerusakan
saluran kemih
Bau:
1.
U
ntuk menilai bau urine urine segar
2.
B
au urine normal disebabkan asam organik yg mudah menguap
3.
B
au urine normal aromatik
Volume:
1. Untuk interpretasi hsl pemeriksaan kuantitatif zat dalam urine
2. Untuk menentukan gangguan faal ginjal
3. Dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, berat badan, makanan dan
minuman, suhu badan dan aktivitas
4. Rata-rata vol urine daerah tropis 800-1300mL/24 jam
2. pH
Ginjal berperan penting dalam mengatur keseimbangan asam
basa tubuh. Hasil metabolism tubuh menghasilkan asam dan basa
endogen. Setiap urin yang dikeluarkan memiliki pH. ph memberikan
informasi penting bagi klinis dan dapat digunakan sebagai tanda adanya
gangguan atau tidak pada ginjal. pH urin normal antara 4.5-8.0.
3. Darah
a. Darah dalam urin bisa merah jernih; merah tua; dan hitam
b. Lokasi penyebab timbulnya darah pada urin : glomerulus-uretra
(namun tidak dapat dipastikan letak yang spesifik)
c. Dengan metode kimia (carik celup), darah menunjukkan hasil
positif yang menunjukkan adanya eritrosit, myoglobin atau
hemoglobin
1) Eritrosit
a) Dalam urin yang pekat, eritrosit mengkerut. Dalam urin
yang encer, eritrosit membesar. Sedangkan untuk dalam
urin yang alkalis (basa), eritrosit mengecil dan akan segera
lisis atau terdilusi.
b) Dalam keadaan normal, terdapat 0-2 sel eritrosit dalam
urin (dapat terlihat dengan mikroskoppemeriksaan uji
sedimen)
2) Myoglobin
a) Protein yang memiliki gugus heme
b) Fungsi, untuk membwa oksigen dalam otot
c) Cedera oto sklet atau jantung, dapat ditandakan dengan
pelepasan myoglobin ke dalam darah
d) Mioglobinuria nontrauma adalah gagal ginjal akut akibat
overdosis alcohol, kokain dan heroin
Adanya darah pada urin dapat mengindikasikan penyakit hematuria,
hemoglobinuria, dan myoglobiuria.
Perbandingan antara hematuria dan hemoglobinuria
Hematuria urin keruh
Hemoglobinuria urin jernih
Warna keduanya mirip. Yaitu kuning, merah atau coklat
Jumlah darah tidak menandakan tingkat keparahan dan tidak
dapat melokalisir letak kelainan.
Metode pemeriksaan
5. Nitrit
1. Untuk indentifikasi ISK
2. Bakteri yang mereduksi nitrat menjadi nitrit adalah bakteri gram
negatif, yaitu spesies E.coli, Proteus, Enterobakter dan Klebsiella
(jadi inget pelajaran dr iit, nah dihubungkan aja ya)
3. ISK terjadi lebih banyak pada wanita daripada pria.
4. Faktor yang mempengaruhi nitrit
a. Bakteri merupakan pereduksi nitrat
b. Waktu yang cukup konversi nitrat menjadi nitrit (minimal 4
jam)
c. Konsumsi nitrat yang cukup
Nitrat hanya mendeteksi bakteri pereduksi nitrat. Apabila
nitrat negatif, apakah ISK juga negatif? Secara klinis ISK disertai
dengan hasil positif pada pemeriksaan nitrit dan leukosit esterase
dapat memastikan adanyab infeksi saluran kemih. Namun apabila
6. Protein
a. Urin normal mengandung 150 mg protein/hari
b. Albumin dalam urin normal sangat sedikit difiltarsi sangat sedikit,
kemudian hasl filtrasi yang sedikit tadi, direabsorsi kembali (99%)
c. Protein ddalam urin mengandung 1/3 albumin dan 2/3 globulin
d. Tiga macam protein yang berasal dari traktus urinarius yaitu
uromodulin, mukoprotein dan IgA
Protein yang terdapat diurin disebut proteinuria. Proteiuniaria
merupakan indikasi awal kelainan ginjal. Penyebabnya : peningkatan
protein plasma yang terfiltrasi dan penurunan reabsorbsi tubulus
renal (proksimal-ansa henle-distal). Klasifikasi Proteinuria
(berdasarkan asal protein dan disfungsi renal):
1) Prerenal atau overflow proteinuria
2) Renal atau glomerular, tubular proteinuria
3) Postrenal proteiunuria
7. Glukosa
a. Glukosauria adalah sebutan glukosa yang terdapat di urin.
Normalnya, glukosa tidak terdapat diurin (-) karena glukosa akan
di rebsorbsi (seluruhnya).
b. Penyebab glukosauria
1) Prerenal DM
2) Renal defek tubulus renalis proksimal
e. Metode pemeriksaan
Metode Presipitasi (memiliki Sensitifitas dan spesifitas rendah)
Protein akan terkoagulasi jika dipanaskan dan asam (Asam
sulfosalisilat bisa mendeteksi protein dalam urine pada suhu
ruangan ).
Urine disentrifugasi supernatan + reagen SSA dicampur
diamkan 10 menit suhu ruangan dicampur kembali
evaluasi
3) Metode pemeriksaan
Reagen strip sensitifitas >20 mg/dL
f. Penyebab ketonuria
8. Keton
a. Tiga produk intermediat metabolisme asam lemak : asetoasetat,
beta-hidroksibutirat dan aseton
b. Ketogenesis di mitokondria hepar
c. Peningkatan metabolisme lemak ketonuria, ketonemia
d. Keton dalam urine jika keton darah >70 mg/dL
e. Ketogenesi (pembentukan keton)
g. Metode pemeriksaan
1) Yg mudah dideteksi adalah aseton dan asetoasetat
2) Reaksi nitropusida (uji Rothera)
3) Hasil kualitatif dan semikuantitatif
MIKROSKOPIK URINE
Tes ini memberikan gambaran adanya infeksi saluran kemih, batu ginjal
atau saluran kemih, nefritis, keganasan atau penyakit hati. Tidak ada tipe urin
cast tertentu yang patognomonik bagi gangguan penyakit ginjal yang khusus,
walaupun terdapat cast sel darah cast sel darah putih. Sedimen urin dapat
normal pada kondisi preginjal atau postginjal dengan minimal atau tanpa
proteinuria.
Leukosit
Sel Epitel
Silinder
penyakit
ginjal
Pada
kasus
nekrosis
Jenis-jenis silinder :
Silinder Hyalin
Silinder Eritrosit
Kalsium oksalat
Triple Phosphat
Calsium Phosphat
INTERPRETASI URINALISIS
MAKROSKOPIS
Warna : normal kuning muda
Kejernihan : jernih
Bau : tidak berbauh
KIMIA
pH
BJ
Glukosa
Keton
Protein
Bilirubin
Urobilinogen
Nitrit
Leukosit
Eritrosit
MIKROSKOPIS
Eritrosit
Leukosit
Silinder
Epitel
Bakteri
Kristal
: 4,5 8,0
: 1.010 1.020
: negatif
: negatif
: negatif
: negatif
: negatif
: negatif
: negatif
: negatif
: 0 - 2/LPB
: 0 5/LPB
: negatif
hyaline 0 2/LPB
: gepeng < 10/LPK
: negatif
: negatif
Tubuh dan pH
Homeostasis pH dikontrol secara ketat. pH cairan ekstraseluler adalah 7.4,
pH darah adalah 7.35-7.45. pH <6.8 atau >8.0 menyebabkan kematian.
Asidosis (acidemia) <7.35, sedangkan alkalosis (alkalemia) >7.45
Jadi yang ada di lini pertama pertahanan dari perubahan pH adalah buffer
kimiawi (karena kan dia bersifat memperbaiki scr instant) cth: sistem buffer
bikarbonat, fosfat sama protein. Sedangkan lini keduanya ada buffer
fisiologis kayak mekanisme paru sama ginjal (kompnesasinya lebih lama
dibanding yang kimiawi).
1. Paru
Mekanisme paru dlm homeostasis pH darah yaitu mengatur respiratory
rate.
Pada keadaan asidosis metabolik (pH darah turun). Akan terjadi
peningkatan RR shg CO2 lebih banyak yang keluar, H2CO3 dlm darah
dapat berkurang. Sedangkan pada kondisi alkalosis metabolik (pH darah
meningkat), RR menurun, sehingga CO2 ditahan dlm paru.
ASIDOSIS METABOLIK
ANION GAP
Konsep anion gap penting dlm diagnosis gangguan keseimbangan asam-basa.
Secara rutin lab klinik mengukur konsentrasi: Na+, K+, Cl- dan HCO3- plasma.
Normalnya jumlah konsentrasi Na+ & K+ > jumlah konsentrasi Cl- & HCO3-
Normal A= 12- 16 mEq/L, bila [K+ ] tidak diukur nilai menjadi 8- 12 mEq/L
3. Alkalosis posthiperkapnia
4. Sindroma kelebihan mineralo kortikoid: aldosteronism, sindr.Cushing,
sindr. Bartter, tumor yg mengekskresi ACTH, keracunan licorice
5. Pemberian alkali yg berlebihan
6. Kekurangan kalium yg berat
7. Alkalosis kontraksi
ALKALOSIS METABOLIK
GANGGUAN RESPIRATORIK
ASIDOSIS RESPIRATORIK
Sistem bufer pada mulanya dapat mengatasi, namun pada akhirnya terjadi
penurunan pH.
ALKALOSIS RESPIRATORIK
Apabila terjadi hiperventilasi alveolar sehingga terjadi penurunan PCO2 dan
mengakibatkan peningkatan pH.
2. Penyakit neuromuskuler
Neurologis: poliomielitis, sindroma Guillain Barre
Muskuler: hipokalemia, muskuler distrophy
3. Obstruksi jalan nafas:
5. Mechanical overventilation