SSP
ganglia vegetatif
SSP
Ingat : obat-obat yg bekerja pd ganglia, mempunyai efek “mirip
nikotin” dan obat-obat yg hanya bekerja pd reseptor parasimpatik
pascaganglion (organ sasaran) mempunyai efek “mirip
muskarinik”
Klasifikasi obat yang bekerja pada sistem parasimpatik
• Penggunaan terapi :
• efek terhadap :
• takikardia parosimal
• pilokarpin, alkaloid utama dari daun jaborandi (2% dlm tetes mata):
• glaukoma sudut sempit untuk penurunan tekanan dlm bola mata (pelebaran
saluran lendir dan ruang fontana didlm sudut iris)
• efek2 berlawanan dgn asetilkolin, hanya karbakol diuraikan sangat lambat oleh kolinesterase dan
terutama merangsang reseptor asetilkolin muskarinik
efek samping
kontraindikasi
• hipertiroidisme
Penghambat asetilkolinesterase
Penggunaan terapi :
+/- 14% pd
miastenia gratis 1,9 jam (iv) 80-90% diginjal
piridostigmin - -
turun hingga 3,7 jam (oral) 7% diempedu
3,3%
kontraindikasi : = sda
Parasimpatoliti
k
umum
parasimpatolitik (pirenzepin)
Penggunaan terapi :
• terapi ulkus
• intensitas tdk sama untuk semua organ tubuh, penurunan tonus parasimpatik
menyebabkan efek :
• relaksasi otot2 polos (bronki, uterus, lambung, usus, kandung kemih, saluran
empedu)
• pengurangan sekresi air mata, keringat dan air liur dan jg sekresi kelenjar2 saluran
pencernaan
absorpsi efek sentral
Farmakokinetik :
zat dan N-tersier
cepat, baik ya
(mis atropin)
Kontraindikasi :
Penggunaan terapi :
• atropin :
• pramedikasi pd anastesia
• butilskopolamininiumbromida : spasmolitik
Farmakodinamik : antagonis kompetitif pd reseptor
muskarinik
Pirenzepin
farmakodinamik :
• efek kolinergik terhadap sekresi asam klorida dan pepsin serta pengosongan
lambung dihambat
• tidak ada peningkatan kadar gastrin (berlawanan dgn H2-bloker) >> tdk ada
hipersekresi reaktif
ikatan
bioavaibilitas
protein t1/2 metabolisme eliminasi
farmakokinetik : oral
plasma
50%
diginjal
efek samping : pirenzepin <30% 10% 10-11 jam sampai 10%
(glomerular
)
• sakit kepala
• alergi
kontraindikasi :
• masa menyusui
Pengakhiran efek
farmakodinamik :
• Pengambilan kembali dari
dalam celah sinaps ke
dalam vesikel prasinaps
• Penguraian enzimatik :
COMT (katekolamin-O-
metiltransferase) >>>
metilasi menjadi
normetanefrin;MAO
(monoaminoaksidase) >>>
deaminasi oksidatif
menjadi aldehid
adrenoseptor (subtipe
dan lokasinya
α1 (mis: pembuluh darah kulit, ginjal, limpa, hati,
β2 (otot-otot bronkial, uterus, pembuluh darah otot2 rangka, hati, sel2 mast
simpatolitik
antisimpatotonik
simpatomim
etik
zat-zat yang
mencetuskan reuksi
adrenergik
Prinsip struktur umum
struktur dasar feniletilamin ; gugus -
OH pd cincin dan dirantai ; substitusi
pd atom N
Hilangnya gugus OH >>(bioavaibilitas
oral yg lbh baik + daya tembus SSP
meningkat)
Besarnya gugus substituen pada N
menentukan selektivitas terhadap β
reseptor
Enansiomer R-(-) -20-50 kali lbh aktif
daripada bentuk S-(+)
daerah kerja
simpatomimetik
simpatomimetik kerja langsung
simpatomimetik kerja langsung berikatan dengan reseptor adrenergik sbg agonis dgn aktivitas
instrinsik
klasifikasi :
efek samping : zat2 ini mudah masuk dlm SSP krn sifat
lipofilinya tinggi dan terutama pd bayi mungkin ada kejadian
mirip koma, halusinasi pd balita (dilaporkan)
penggunaan terapi :
• efedrin hanya digunakan untuk lokal untuk pembekakan mukosa (salep hidung, tetes hidung) dahulu
digunakan untuk bronkhitis dan asma bronkial
• derivat efedrin digunakan sbg pengendali napsu makan (sifat lipofil yg tinggi >> daya tembus SSP
tinggi)
• amfetamin >> alasan kuat digunakan untuk terapi sindrom hiperkinetik pd balita
efek samping :
interaksi :
• konsumsi makanan yg mengandung tiramin (keju, anggur merah)pd saat bersamaan dgn terapiobat
penghambat MAO (tranilipromin) >> krisis TD
simpatolitik
zat-zat yg berikatan scr
kompetitif pada
adrenoreseptor tanpa
merangsangnya
α-simpatolitik dibagi atas 2 golongan :
1.
klasifikasi
α1 dan α2 simpatolitik nonselektif
• fentolamin
• tolazolin
β simpatolitik dibagi sbg :
• fenoksibenzamin (zat penghambat
irreversibel)
1. bloker β reseptor
nonselektif
2. α1 simpatolitik selektif
2. bloker β1 reseptor
• prazosin nonselektif
• altuzosin
• doksazosin
α-simpatolitik
penggunaan terapi :
farmakodinamik :
+/- +/-
farmakokinetik : dihidroergotamin 2 mg/hari
0,5% 2 jam
+/- +/-
dihidroergotoksin 1-2 mg/hari
efek samping : 10% 2-4 jam
kontraindikasi :
interaksi :
penggunaan terapi :
• fenoksibenzamin :
farmakodinamik :
10-20
efek samping Fenoksibenzamin mg/hari
(individual)
20-30% +/- 24 jam
kontraindikasi
penggunaan terapi :
0,5-20mg 3- 2-4
prazosin 50-60% 95% 90% <10%
4x/hari jam
3x2,5mg/hari
(preparat 4-6
alfuzosin 64% 90% 75-90% 11%
retard jam
2x5mg/hari
doksazo 1- 12-20
69% 95-98% 63% 9%
sin 16mg,1x/hari jam
efek samping :
• retensi air dan natrium reflektoris (stimulasi β reseptor pd ginjal yg lbh kuat >> sekresi renin meningkat,
penambahan berat badan
• takikardia (jarang)
kontraindikasi:
interaksi :
• indikasi utama: hipertensi, angina pektoris, infark miokard akut dan profilaksis
sekunder, berbagai aritmia takikardia, keadaan ketakutan, tremor, glaukoma
farmakokinetik
lama efek lebih panjang, krn sebagian metabolit msh aktif scr
farmakologi
eliminasi :hepatik
karvediol, labetalol,nebivolol
penggunaan terapi :
farmakodinamik :
ginjal, feses
nebivolol tinggi 12% 98% 22 jam tinggi
kira2 1:1)
metoprolol
sedang 38% 11% 3-4 jam tinggi ginjal
(pembanding)
antisimpatot
onik
zat yg menurunkan tonus
simpatikus bukan dgn
jalan blokade, melainkan
dgn cara mereduksi di dlm
SSP sejumlah NA yg
tersedia dlm tmpt
prasinaps
klonidin, metildopa
farmakodinamik :
efek-efek :
ikatan protein
bioavaibilitas t1/2 eliminasi
plasma
• penghentian mendadak, terjadi hipertensi reaktif berat (masa laten +/- 24 jam!)
kontraindikasi :
interaksi :
• efek penurunan TD klonidin dan metildopa ditiadakan lagi oleh obat trisiklik
(neuroleptik, timoleptik) (blokade reseptor2 sentral).
waiting your summary for next week