Anda di halaman 1dari 44

Perkembangan

Reproduksi Wanita

Yuli Trisetiyono
Div. Fertilitas, Endokrinologi Reproduksi
Dept. Obstetri Ginekologi FK Undip
dr. Yuli Trisetiyono, SpOG

TTL : Purworejo, 28 Juli 1977


Pendidikan :
SD-SMA : Purworejo
S1-PPDS1 : FK Undip, Semarang
Pengalaman Organisasi :
Kuliah : Maladica, Senat Mahasiswa
IDI, POGI, Hiferi (Himpunan Fertilitas Endokrinologi Reproduksi Indonesia)
Pengalaman Kerja :
2002-2003 : dokter Klinik Rajawali Group, Jakarta
2003-2006 : dokter PTT PKM Biduk-biduk, Berau Kaltim
2011-2013 : PKWT RSUD Margono Soekardjo/FK Unsoed
2013 : Pengajar Divisi Fertilitas Endokrinologi
Reproduksi, Prodi Obstetri Ginekologi, FK
Undip
Alamat :
Rumah : jl. Sakura Raya 14 Greenwood, Gunungpati, Semarang
Praktik : RSU William Booth, RSIA Kusuma Pradja, RS Hermina
Banyumanik
Contact :
Telp / WA : 08112773030
Email : drnyol@gmail.com
Fb / Twitter : drnyol / @drnyol
Masa Bayi

Bayi perempuan yang lahir aterm perkembangan genital


internal sudah selesai
Ovarium mengandung 750.000 folikel primordial, yg tidak
bertambah jumlahnya
Masa Kanak-kanak

Sampai dengan menarche


Belum berfungsi secara
maksimal
Masa Remaja

Usia 10 sampai 19 tahun


peralihan dari masa kanak-
anak menjadi dewasa
Menarche
tubuh wanita mengalami
perubahan dramatis, karena
mulai memproduksi hormon-
hormon seksual yang akan
mempengaruhi
pertumbuhan dan
perkembangan sistem
reproduksi
Masa Dewasa Muda

antara 18 sampai 40 tahun


sering dihubungkan dengan
masa subur/reproduksi
Masa Dewasa Tua
Usia sekitar 40 sampai 60 tahun
Di saat usia 40 tahun seseorang
mengalami pubertas kedua karena
mereka senang lagi bersolek, suka
bersikap dan berbuat emosional/mudah
marah dan bahkan jatuh cinta lagi.
merupakan masa krisis bagi perempuan
Perempuan sedang mencapai puncak
karirnya, tetapi justru pada ia akan
mengalami menopause (usia 45 sampai
55 tahun).
Produksi hormon wanita (estrogen dan
progesteron) menurun.
Haid menjadi tidak teratur, dan akhir nya
terhenti sama sekali
Masalah kesehatan : Osteoporosis, risiko
penyakit jantung meningkat
Masa Lanjut Usia
setelah mencapai usia 60 tahun
Tubuh semakin renta, wajah dan
tangan mulai keriput, kesehatan
menurun, kecerdasan menurun,
mudah lupa dan membutuhkan
banyak istirahat, sehingga lebih
banyak menghabiskan waktunya
untuk beristirahat.
aktivitasnya menurun dan mulai
sulit melakukan kegiatan sehari-
hari, seperti berjalan dan aktivitas
seperti biasanya.
paling rentan diserang berbagai
penyakit degeneratif dan penyakit
berat lainnya
PERUBAHAN BIOLOGIS
MAN
TANDA-TANDA SEKS PRIMER; terjdi
mimpi basah pada remaja laki-laki.
TANDA-TANDA SEKS SEKUNDER, yaitu :
tumbuhnya jakun, penis dan buah zakar
bertambah besar, terjadinya ereksi dan
ejakulasi, suara bertambah besar, dada
lebih besar, badan berotot, tumbuh
kumis diatas bibir, cambang dan rambut
di sekitar kemaluan dan ketiak.
sistem reproduksi dimulai saat pubertas
sekitar usia 11 -14 tahun
WOMAN
TANDA-TANDA SEKS PRIMER; terjdi haid yang
pertama (menarche) pada remaja
perempuan
TANDA SEKS SEKUNDER: pinggul melebar,
pertumbuhan rahim dan vagina, tumbuh
rambut di sekitar kemaluan dan ketiak,
payudara membesar.
Organ-organ reproduksi tersebut mulai
berfungsi saat menstruasi pertama kali pada
usia 10-14 tahun dan sangat bervariasi.
Siklus
Menstruasi
Siklus Menstruasi
Gangguan haid pada remaja

Pubertas prekok : menarche sebelum usia 8 th


Amenorea primer :
Usia 14 th belum haid & tidak ada pertumbuhan seks sekunder
Usia 16 th belum haid tetapi ada pertumbuhan seks sekunder
Perdarahan irreguler
Pre menstrual syndromes
Dismenorea
Primer
Sekunder
Pubertas Prekoks
Definisi Pubertas Prekoks

Masa pubertas anak terjadi umumnya sekitar


umur 9-14 tahun pada anak perempuan dan
usia 10-17 tahun pada anak laki-laki.

Pubertas prekoks:
Mulainya ciri-ciri seksual sekunder sebelum usia
8 tahun pada anak perempuan dan 9 tahun
pada anak laki-laki.
Etiologi Pubertas Prekoks

masih belum diketahui secara pasti


Internal; gangguan organ endokrin, genetika
keluarga (autosomal dominan), abnormalitas
genetalia (gangguan organ kelamin), penyakit
pada otak, dan tumor yang menghasilkan
hormon reproduksi.
faktor psikologis (emosi) dan stressor
lingkungan ekternal cukup memegang peranan.
Etiologi Pubertas Prekoks
Konsep paparan hormon (sering digunakan)
Sebuah penelitian pernah menyatakan bahwa
seorang anak perempuan yang gemuk atau memiliki
body mass index (BMI) bernilai obesitas seringkali
menunjukkan ciri-ciri fisik terjadinya pubertas dini.
Penelitian lain mengungkapkan zat Bisphenol-A
(BPA) yang merupakan bahan baku pembuatan
barang-barang dari plastik dan sering digunakan
oleh bayi maupun anak kecil (dot atau botol plastik)
dapat menstimulus peningkatan kadar hormon
estrogen yang pada akhirnya dapat memicu
terjadinya Pubertas Prekoks.
Pemeriksaan laboratorium
tes kadar hormon LH dan FSH basal
uji GnRH terstimulasi
esterogen dan progesterone serum
-HCG
17-OH progesteron
estradiol
dan beberapa pemeriksaan hormonal
lainnya
Pemeriksaan Penunjang
untuk Menegakkan Diagnosis
pencitraan umur tulang dan survey tulang
(McCune-Albright)
untuk etiologi dilakukan CT-Scan/MRI kepala
dan USG pelvis/adrenal.
DISMENOREA
Dismenorea

PRIMER SEKUNDER

Badan meriang, takikardi, sakit kepala, mual, muntah, diare,


gemetaran
Terjadi menjelang menstruasi

www.rskusuma.co.id
Company Logo
www.themegallery.com
Dismenorea

Dysmenorrhea, p 21. Baltimore: Williams & Wilkins, 1981


PMS
Pre Menstrual Syndrome
Terjadi pada 3 dari 4 perempuan
Usia 20-40 tahun
Pada fase luteal
Pre Menstrual
Syndrome
Penyebab :
Perubahan
hormon : E + P
Perubahan
kimiawi pada
otak : fluktuasi
serotonin
Depresi
Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD)

bentuk lebih ekstrim atau berat (3-8%)


perubahan suasana hati,
kelelahan,
sakit kepala,
tubuh sakit,
kram menstruasi,
payudara sakit
perut kembung
Pre Menstrual Syndrome Ringan

Pengobatan :
Perubahan hormon yg drastis : E + P
Perubahan kimiawi pada otak : fluktuasi serotonin
Depresi
Pre Menstrual Syndrome Berat
Amenorrhea

Endocrine causes.

Genetic causes.

Anatomic causes.
Secondary amenorrhea

No menses for 3 months if previous menses were


regular.

No menses for 6 months if previous menses were


irregular
Amenorrhea

PRIMARY AMENORRHEA SECONDARY AMENORRHEA

. Ovarian failure . Polycystic ovary syndrome


. Hypogonadotrophic . Premature ovarian failure
Hypogonadism. . Weight related amenorrhoea
. PCOS . Hyperprolactinaemia
. Congenital lesions . Exercise related amenorrhoea
(other than dysgenesis) . Hypopituitarism
. Hypopituitarism
Hyperprolactinaemia
. Weight related
Definitions
Primary amenorrhea

No menses by age 14, absence of 2 sexual characteristics.

No menses by age 16 , presence of 2 sexual characteristics.


Imperforated hymen
Turners Syndrome
Androgen Insensitivity Visuals

QuickTime and a
TIFF (LZW) decompressor
are needed to see this picture.

No. 2
Image 1: A woman with an XY
chromosome pattern but insensitivity
to androgens
Image 2:A newborn genetic male
No. 1
(46XY) with complete androgen
insensitivity syndrome and female
external genitalia
Mayer-Rokitansky-Kster-Hauser syndrome
Terima Kasih!

www.obgynundip.com

Anda mungkin juga menyukai