OBSTETRI
PERMASALAHAN :
1. . Prematuritas
2. Gangguan hemodinamik ibu
.
Prinsip penanganan:
1.Evaluasi Airway Breathing
Circulation
2.Pemasangan infus line (abocath
no 16 atau ukuran >besar)
3.Resusitasi cairan jika terjadi
gangguan hemodinamik
4.Oksigenasi
5.Tegakkan diagnosis jika
memungkinkan
6.Rujuk ke fasilitas yang memadai
(memiliki fasilitas operasi dan
perinatal )
Eklampsia
Permasalahan:
1. Iskemia uteroplasenter
Kejang yang terjadi pada wanita hamil
2. Trauma
dengan preeklampsia
3. Aspirasi cairan
4. Spasme arterioler
Penanganan
Definisi Fungsional
Setiap kehilangan
DEFINISI LAMA : darah yang memiliki
potensia untuk
Kehilangan darah > 500 menyebabkan
mL setelah persalinan 5 gangguan
pervaginam hemodinamik
Kehilangan darah > 1000
mL setelah persalinan
sesar (SC)
,
Etiologi
04 Thrombin koagulopati
Perdarahan pascapersalinan
termasuk kegawatdaruratan obstetrik
C
A = airway
B
B = breathing
A
C = circulation
Penatalaksanaan
SYOK
Tanda dan gejala :
• Nadi cepat dan lemah (110 x/mnt atau lebih)
• Tekanan darah yang rendah (sistolik < 90 mmHg)
• Tanda lain : pernafasan cepat, pucat, akral dingin, gelisah, urin
sedikit
• Prinsip dasar penanganan : tujuan utama menstabilkan kondisi
pasien, memperbaiki volume cairan sirkulasi darah,
mengefisiensikan sistem sirkulasi darah.
• Penanganan awal :
Minta bantuan, periksa seksama KU ibu & td vital
ABC :
• Jaga jalan napas, berbaring miring kiri, beri O2 5-6 L/mnt
• Infus 2 buah dengan kanula jarum besar nomor 16
sambil diambil contoh darah untuk cross darah
• Berikan paling sedikit 2000 cc cairan dalam 1 jam pertama.
• Setelah kehilangan cairan terkoreksi berikan infus rumatan 500-1000 cc per-6-8 jam
• Kateterisasi, ukur urin
• Pantau tanda-tanda vital tiap 5’ 15’ 30’ 1 jam
• Penanganan khusus :
Kompresi bimanual
Kompresi aorta abdominalis
perdarahan (+)
Tampon uterus
Rujuk RS
• Perlukaan vulva
• Pada primipara hati-hati laserasi periuretral
• Ruptur perineum grade 1, 2, 3 , 4. Pemberian laksans dan diet rendah
serat pada grade 3-4
• Perlukaan vagina
• Sering pada ekstraksi dengan forceps
• Dapat terjadi kolpaporeksis. Hati-hati fistula
• Robekan serviks
• Lakukan eksplorasi
• Ruptura uteri
- Lakukan eksplorasi kavum uteri
• Ditemukan sebagian besar pada bagian bawah uterus
• Ruptura uteri spontan, ruptura uteri traumatik (pada versi ekstraksi),
ruptura uteri pada parut uteri (lebih sering pada seksio sesarea klasik
dibanding profunda)
• Emboli air ketuban
• Masuknya air ketuban melalui vena endoserviks atau sinus vena yang
terbuka di daerah tempat perlekatan plasenta
• Adanya rambut lanugo, verniks kaseosa, mekoneum menyumbat
pemb darah kapiler. Zat asing dari janin menimbulkan reaksi
anafilaksis
• Hematoma obstetrik
• Karena pertolongan persalinan, karena penjahitan luka episiotomi
atau ruptura perinei yang kuarng sempurna
• Hematoma infralevatorial atau supralevatorial
• Lakukan eksplorasi dan hemostasis
Kesimpulan
• Management - Evolution
Panic
Panic
Hysterectomy
Pitocin
Prostaglandins
Happiness
Perdarahan postpartum
• Antepartum
• Obesitas maternal
• Diabetes millitus
• Kehamilan postmatur
• Intrapartum
• Kala II yang memanjang
• Induksi atau stimulasi Oksitosin
• Ekstraksi midforsep atau ekstraksi vakum (William)
Hindari 4 “P” :
• • Panic
• • Pulling (pada kepala)
• • Pushing (pada fundus)
• • Pivoting (memutar kepala secara tajam,
dengan koksigis sebagai tumpuan)
PENANGANAN DISTOSIA BAHU
• Rubin II
• Rubin II + Woods Corkscrew Manuver
• Reverse Woods Corkscrew Manuver
Rubin II
Cara :
1. Masukkan dua jari tangan kanan kearah anterior bahu x
belakang janin (Hindari dorongan fundus kearah bawah )
cara :
• Pindahkan jari-jari kesisi posterior bahu
belakang, lakukan putaran 180o dengan
arah yang berlawanan
Remove the Posterior arm
Dengan keluarnya bahu lengan belakang ↓Ǿ biakromial posisi bayi
sesuai dengan lengkung sacrum dan akan terbebas dari impaksi.
Cara:
1. masukkan tangan mengikuti lengkung sacrum sampai jari penolong
mencapai fosa antekubiti
5. Bila bahu depan sulit dilahirkan, putar bahu belakang kedepan (jangan
menarik lengan bayi tetapi dorong bahu belakang) dan putar bahu depan ke
posterior(mendorong anterior bahu depan dengan jari telunjuk dan jari
tengah operator) mengikuti arah punggung bayi sehingga bahu depan dapat
dilahirkan.
(Schwart-Dixon Manuver) Schwart-Dixon Manuver
Roll the Patient
• Ubah posisi pasien dari posisinya keempat penjuru/sisi,
biasanya bahu terbebas selama proses ini. Pada saat
perubahan posisi, gaya gravitasi membantu disimpaksi bahu.
UPAYA AKHIR
• Zavanelli maneuver
• Symhysiotomy
• Abdominal surgery with
histerotomy
KOMPLIKASI
Janin :
1. Meninggal intrapartum/neonatal
2. Paralisis plexus brachialis (Erb Syndrom)
3. Fraktur klavikula
Ibu :
4. Robekan perineum dan vagina yang luas
5. Perdarahan Postpartum
6. Infeksi Puerpuralis
Ruptura
Uteri
Penanganan: