Anda di halaman 1dari 80

ALAT PACU

JANTUNG
(PACEMAKER)
Jantung adalah organ yang bertanggung jawab memompa darah ke seluruh
tubuh. Setiap organ memerlukan darah untuk dapat berfungsi sebagaimana
mestinya. Maka ketika terjadi gangguan pada kerja jantung, kondisi tubuh
akan terpengaruh. Jantung berdetak seiring dengan aliran darah. Detak
jantung semestinya teratur. Saat terdeteksi masalah sistem kelistrikan
jantung hingga detak jantung tak normal, perlu dilakukan penanganan.
Salah satunya dengan pemasangan pacemaker atau alat pacu jantung.

Apa itu Pacemaker?


Pacemaker adalah perangkat medis yang secara elektrik dapat menstimulasi
otot jantung untuk berkontraksi guna menghasilkan detak jantung. Dokter
spesialis jantung menempatkan perangkat yang kecil dan ringan ini di dalam
dada bagian atas lewat prosedur bedah atau melalui pembuluh darah tanpa
bedah, tergantung jenisnya. Pacemaker menjaga detak jantung sesuai dengan
program agar tubuh mendapatkan cukup pasokan oksigen dan nutrien yang
terkandung dalam darah.
• PPM merupakan alat medis berupa generator
pengatur irama jantung, yang menghasilkan
impuls listrik dan memicu kontraksi otot jantung
melalui kabel elektroda. Ini digunakan untuk
membantu detak jantung kembali teratur dan
normal. Alat ini berguna untuk memompa darah
ke seluruh tubuh dengan baik agar detak jantung
kembali stabil.
• alat pacu jantung ini menggantikan fungsi dari
pacu jantung alami (nodus sinoatrial) yang
kurang atau tidak berfungsi. Nodus Sinoatrial
(SA) merupakan pacu jantung yang letaknya di
sisi atas serambi kanan jantung. Pacu jantung
alami ini seharusnya menghasilkan impuls listrik
yang membuat otot jantung kontraksi.
Pengertian :
Alat pacu jantung (pace maker) adalah alat kecil, dengan ukuran sebesar stopwatch, yang
dipasang dibawah kulit dekat jantung untuk mengontrol detak jantung.
Why?
Pemasangan alat jantung adalah untuk membantu mengontrol irama ( denyut) jantung. Alat ini
dapat dipasang untuk sementara untuk memperbaiki denyut jantung lambat akibat serangan
jantung, operasi, atau keracunan obat. Alat pacu jantung juga dapat dipasang scr permanen utk
mengoreksi denyut jantung yang lambat (bradiakrdia), atau dalam beberapa kasus, untuk
membantu mengobati gagal jantung.
Fungsi Pacemaker, Alat Pacu Jantung
◦ Jantung sebetulnya punya pacemaker alami, yakni node sinus atau node sinoatrial,
yang berfungsi mengirim impuls listrik guna membuat jantung berdetak. Ketika
node sinus tak dapat bekerja secara normal, pacemaker buatan mengambil
perannya.
◦ Pacemaker berfungsi menghantarkan impuls listrik untuk memacu jantung
berkontraksi hingga berdetak dengan normal. Kebanyakan pacemaker bekerja hanya
ketika dibutuhkan atau sesuai dengan pengaturan. Ada pula pacemaker yang
senantiasa mengirim impuls listrik saat terpasang. Meski demikian, pacemaker tidak
menghasilkan listrik yang dapat menyengat jantung.
Pacemaker

 Pacu jantung

 Berfungsi sebagai sumber energy external berupa


nodus SA buatan untuk pembentukan dan
penghantaran impuls
(Black & Hawks, 2014)
Jenis Pacemaker
 Pacemaker Temporer :
- Pacemaker Eksternal ( Transkutan)
- Pacemaker Epikardial ( Transtorakal)
- Pacemaker Endokardial ( Transvena)
 Permanen
Indikasi Pemasangan Pacemaker

 Pacemaker permanen : untuk disritmia yang kronis dan rekuren yang


parah, tidak merespons obat anti disritmia, dan disebabkan oleh blok AV
atau malfungsi nodus sinus

 Pacemaker temporer : digunakan pada situasi darurat atau elektif yang


memerlukan pacu jangka pendek yang terbatas ( kurang dari 1 minggu)
Indikasi pemasangan pacemaker
SA node disfungsi
  Sinus Bradikardi dissertai gejala
 Sinus Arest
Sinus Blok ( Pause ) disertai gejala > 3 detik
 Sick Sinus sindrome ( Brady-tachy )

Hantaran AV node disfungsi


 AVB derajat 3 ( intermiten,persisten )
 AVB derajat 2 tipe 2 ( intermiten,persisten )
 AVB derajat 2 tipe 1 disertai dengan gejala
 Atrial Fibrilasi dengan slow respon ventrikel.
Jenis Pacemaker
Vena Subklavia

Vena Brakhalis

Vena Jugularis Interna

Vena Femoralis

AKSES VENA TPM


Pacemaker Permanen
PPM
Evolusi PPM
Bagian TPM
 Rate
jumlah impuls listrik yang dihasilkan
generator tiap menitnya
(30-160 x/menit)
 OutPut
Rate
Besarnya energi listrik yang dikeluarka
setiap sekali memberi impulsa
OutPut
(0,1 -20 mA)
 Sensituvity :
Sensitivity Kemampauan pacemaker membaca
Power batas level/ besarnya intrinsik jantung
(amplitude) dimana generator harus
memberi impuls atau menunda atau
menghambat ( 1-20 mV)
Contoh tampilan setting
TPM
Berdasarkan Kondisi Chamber :

1. Single Chamber Pacemaker

2. Dual Chamber Pacemaker

3. Biventrikular pacemaker
Single Chamber
Pacemaker
Dual Chamber
Pacemaker
Biventricular Chamber
Pacemaker
Klasifikasi pacemaker
 Huruf pertama ruang yang dipacu - menunjukan ruang mana dari jantung yang distimulasi
- V = ventrikel
- A = Atrium
- D = Dua ruang ( atrium dan ventrikel)

 Huruf kedua ruang pengindraan ( yang dirasakan) - menunjukan ruang mana dari jantung dimana lead mampu
mengenali aktivitas listrik instrinsik
- V = ventrikel
- A = Atrium
- D = Dua ruang ( kemampuan mengindra/ sensing atrium dan ventrikel
- O = Tidak ada kemapuan mengindra/ sensing

 Huruf ke tiga mode respon - menunjukan bagaimana pacemaker akan bekerja berdasarkan informasi yang diperoleh:
- T = Triggered/ dipacu (keluaran energy dapat dipacu)
- I = Inhibisa ( keluaran pacemaker dihambat oleh aktivitas intrinsic
- D = Dua ruang ( dapat menginhibisi atau memicu kedua ruang)
Manajemen Keperawatan

 Penjelasan mengenai alat pacemaker yang digunakan


 Observasi respon pasien - rasa cemas
 Observasi hemodinamik, irama jantung pasien, disritmia
 Catat mode pacu, ambang stimulus dan pengaturan sensitivitas
 Jaga generator untuk tetap kering dan lindungi dari kesalah penanganan
 Kencangkan dan periksa semua sambungan
 Batasi gerakan tungkai pada lokasi insersi- menghindari cedera,
 Observasi adanya perdarahan, hemothorax, pneumothorax
Edukasi Pasien
 Cek Pulsasi setiap hari
 Hindari mengangkat barang yang berat
 Hindari mengangkat tangan melebihi bahu
 Gunakan pakaian yang nyaman
 Hindari trauma pada area yang terpasang
 Bawa selalu kartu identitas pasien terpasang pacemaker
 Hindari berada disekitar daerah yang bermagnet, radiasi atau metal detector
 Alat yang terpasang harus dering di upgrade dan segera diperbaiki bila terjadi
kerusakan
 Lakukan check up rutin
Referensi

Black & Hawks. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: manajemen klinis untuk hasil yang
diharapkan. Edisi 8. buku 3. Elseiver

Hanafy, D. A., Rahdian, A., Tondas, A. E., Hartono, B., Tanubudi, D., Munawar, M., Yamin, M.,
Raharjo, S. B., & Yuniadi, Y. (2014). Pedoman Terapi Memaikai Alat Elektronik Kardiovaskular
Implan (ALEKA). Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia.

Hanafi & Yuniadi. (2019). Arrythmia: From basic to bedside. Perhimpunan Dokter Spesialis
Kardiovaskular Indonesia
Thank you
KEKRITISAN SISTEM
GASTROINTESTINAL
ACUTE GI BLEEDING

• Pendarahan dpt terjadi disepanjang saluran cerna. Berdasarkan regio GI Bleeding dibagi menjadi :
Manifestasi GI Terbuka:
• Hematemesis (muntah darah dengan material coffee ground karena sudah bercampur dengan asam lambung)
• Melena (fesses hitam, bau busuk)
• Hematochezia (darah mll anus)
Manifestasi GI Tertutup
• Gejala anemia (sakit kepala ringan, pingsan, nyeri dada, sesak nafas)
Perdarahan GI berdasarkan lokasi:
• Upper: esophagus, lambung
• Lower: colon
• Usus halus
• Perdarahan dengan sumber tidak jelas
• Perdarahan dapat juga karena penyakit organ sistemik, medikasi, ataupun trauma lainnya.
UPPER GI BLEEDING

• Perdarahan yang terjadi di saluran cerna bagian Atas mulai dari eosofagus
sampai dengan duodenum (dengan batas Anatomik di Ligamentum Treitz).
• Penyebab :
 Peptic ulcer disease (Ulkus Peptikum)
- Gastric ulcer
- Duodenal ulcer
 Mallory-Weiss tear (kondisi ditandai adanya robekan dinding dalam
kerongkongan yg berbatasan lambung).
 Varices
 Esophagitis
 Dieulafoy’s lesion (penyebab perdarahan saluran cerna yg cukup jarang
namunsalah satu penyebab yg penting)
 Vascular anomalies
 Malignancy
Peptic ulcer disease

• Tanda dan gejala tersering adalah


Hematemisis & melena
• Tanda dan gejala non spesifik termasuk
nausea, vomitus, nyeri epigastric,
vasovagal syncope
• Umumnya disebabkan ulkus duodenum
& gaster ulcer.
• Terjadi pd >85% pasien penyakit kritis
Mallory-Weiss tear

*robekan pada membrane mukosa antara esofagus dan


lambung
Perdarahan pada Esofagus

*Esophageal Varices
• Penyebab:
- Pecah varises esofagus (tersering)
- Esopagitis; ulkus esofagus; tumor esofagus (jarang)
*Dieulafoy's lesion (DL) of the duodenum
*Vascular anomalies

Example :
Dieulafoy's lesion (DL) merupakan salah satu
penyebab perdarahan saluran cerna yang cukup jarang Vascular ectasias(angiodysplasias) : Bright red
terjadi. Dari studi terakhir dikatakan bahwa etiologi stellate apprance, Gastric antral vascular
kelainan ini bermacam-macam, mulai dari genetik (GAVE or “Watermelon stomach”)
sampai pengaruh usia.
LOWER GI BLEEDING

• Perdarahan yang terjadi di bawah ligament Treizt (small intestine,


colon, rectum)

• Penyebab :
 Diverticulosis ( suatu kondisi saat kantong kecil membengkak terbentuk
d saluran cerna)
 Colitis (peradangan usus besar)
- Ulcerative Colitis , Crohn Disease (radang usus kronis)
 Proctitis (peradangan pd dinding usus besar bagian akhir/rectum)
 Anorectal
- Hemorrhoids
- Fisura Ani
*Crohn Disease
*Ulcerative Colitis
*Radiation Proctitis

peradangan pada lapisan rectum ini dapat menyebabkan


perdarahan rectum.
*Hemorrhoids

Vena bengkak dan meradang di rektum


dan anus yang menyebabkan
ketidaknyamanan dan perdarahan.
Manifestasi klinis pada GI Bleeding

• Bervariasi, tergantung pada:


– Banyaknya perdarahan
– Kecepatan perdarahan
– Efeknya pada KV dan sistem tbh lain
• Dewasa hilang 500 ml drh dlm 15 mnt, tidak menimbulkan gejala bermakna
• Kehilangan 1000 ml dlm 15 mnt: takikardia, hipotensi, mual, kelemahan, diaporesis
• Perdarahan masif jika >30% dari total vol darah, atau perdarahan membutuhkan tranfusi 6
unit dlm 24 jam
• Hematemisis, melena, Hematochezia
• Nyeri ringan-berat karena ulseratif dan erosi
• Hipovolemic shock dan penurunan cardiac output menghakibatkan iskemia berbagai organ
(otak, ginjal)—penurunan LoC dan output urine
Manajemen Kolaboratif

Pemberian cairan:
• 2 iv line berlubang besar (14/16)
• Resusitasi cairan cepat
• Kristaloid terlebih dahulu, selanjutnya dapat coloid
atau produk darah
• Monitor kadar elektrolit, terutama pd px dg peny
hati/ginjal
Bantuan respiratori:
• Terapi oksigen—nasal canule/face mask
• Pulse oximetry monitoring
• Ventilasi mekanik jika hipoksemia persisten dan
muncul tanda respiratory failure
Bantuan nutrisi:
• Jika hemodinamik stabil, perlu dipertimbangkan
pemberian nutrisi
• Total Parenteral Nutrition (TPN) bagi pasien yg
Nothing Per Oral (NPO) utk beberapa hari-minggu
• Enteral/oral feeding dimulai bila tidak ada lagi
perdarahan GI & fungsi bowel kembali baik
Gastric lavage/Bilas lambung:
•Dg saline bersuhu kamar utk membersihkan darah/bekuan darah
•Jika lavage gaster tdk ada darah, berarti sumber bleeding dari GI bawah
•Hindari pemasangan jika ada varises esofagus
Endoscopic electrocoagulation/laser photocoagulation: dpt dilakukan utk atasi perdarahan
Farmakoterapi: Alkalisasi (meningkatkan ph) gaster dg antasid, histamin H2 reseptor antagonist/lainnya
utk mencegah dan mengendalikan ulserasi
– Antasida: meningkatkan pH gaster, menurunkan korosif karena asam lambung
– histamin H2 reseptor antagonist (spt: ranitidine): meblok sekresi asam lambung dan pepsin utk penyakit
erosif/ulseratif
– Omeprazole (prilosec): deaktivasi sistem enzim yg memompa ion hidrogen dari sel parietal, kemudian
menghambat sekresi as lambung
Pembedahan
BOWEL ISCHEMIA AND INFARCTION

Bowel Ischemia adalah kondisi berkurangnya aliran darah ke jaringan usus. Hal ini
menyebabkan nyeri perut yang bisa sangat parah. Penyabab yang mendasari termasuk emboli,
pembekuan darah arteri(thrombosis), dan aliran darah yang tidak mencukupi , baik karena
kerusakan arteri, kompresi yang disebabkan oleh situasi seperti obstruksi usus. Gangguan akut
pembuluh besar manapun dapat menyebabkan infark usus beberapa meter.

 Klasifikasi :
 Mesenteric Ischemia
 Ischemic Colitis
Mesenteric Ischemia

Kondisi ini terjadi karena penyempitan pembuluh darah akibat atherosclerosis atau
gumpalan darah pada usus kecil sehingga suplai darah yang tidak mencukupi. Hal ini bisa
terjadi tiba-tiba yang bisa disebut Acute Mesenteric Ischemia, atau secara bertahap yang
disebut Chronic Mesenteric Ischemia.
Tanda dan Gejala :
Penyebab : • Acute :
• Arterial Occlusion (karena emboli atau - Nyeri perut tiba-tiba
thrombus) - Sering BAB
• Venous Occlusion(karena thrombus) - Demam
• Vasospasme arteri(hipotensi, syok - BAB berdarah
kardiogenik) - Mual atau muntah
• Chronic :
Factor Resiko : - Nyeri pada perut, terutama setelah makan
• Atrial fibrillation(menghasilkan bekuan - Mual atau muntah
darah-memblokir arteri mesenterika - Kembung
superior) - Nyeri perut yang akan semakin memburuk selama
• Perokok beberapa minggu atau bulan
• Esthablished vascular - Diare
disaease(atherosclerosis) - Penurunan berat badan yang signifikan
Ischemic Colitis

Ischemic Colitis adalah kondisi dimana terjadi peradangan pada usus besar(colon), hal ini
disebabkan karena kurangnya aliran darah ke daerah tersebu dan biasanya karena
tersumbatnya atau menyempitnya arteri .
Penyebab :
• Non-occlusive ischemia(hipotensi)
• Occlusive ischemia(tromboemboli)
- Arterial emboli or thrombus

Tanda dan Gejala :


• Nyeri pada abdomen
• Perdarhan pada saluran cerna bawah
• Diare
• Demam
• BAB berdarah
Komplikasi

1. Gangren, jaringan mati dan rusak akibat aliran darah ke usus terhambat,
2. Perforasi, yaitu lubang pada usus,
3. Peritonitis, adanya peradangan pada jaringan yang melapisi perut,
4. Inflammatory bowel disease (IBD),
5. Sepsis.
Tatalaksana

Pemeriksaan penunjang :
• X-ray of abdomen
• CT Scan or MRI Abdomen
• Colonoscopy
• Angiography

Pengobatan :
• Pemberian cairan pada kasus ringan tanpa kerusakan parah pada usus
• Pemberian Antibiotik untuk meminimalkan infeksi
• Pembedahan
ILEUS OBSTRUCTION

Ileus obstruksi merupakan penyumbatan intestinal mekanik yang terjadi karena adanya daya
mekanik yang bekerja atau mempengaruhi dinding usus sehingga menyebabkan
penyempitan/penyumbatan lumen usus

Etiologi :
3 Stadium Ileus Obstruktif
KLASIFIKASI (Berdasarkan Letak)
Manifestasi Klinis

1. Nyeri-Kolik
2. Muntah :
• Stenosis Pilorus : Encer dan asam
• Obstruksi usus halus : Berwarna kehijauan
• Obstruksi kolon : onset muntah lama.
3. Perut Kembung (distensi)
4. Konstipasi
5. Tidak ada defekasi
6. Tidak ada flatus
7. Obstruksi usus halus : kolik dirasakan disekitar
umbilicus
8. Obstruksi kolon : kolik dirasakan disekitar suprapubik.
Penatalaksanaan
Terapi Operatif.....
Komplikasi
GI INFECTIONS
Overview :
• Sebagian besar infeksi GI karena makanan yang terkontaminasi.
• Food Infection :
- Bakteri : Cholera, E.coli, Salmonela, Shigella
- Virus : Enterovirus, Rotavirus, Hepatitis A dan E
• Food Intoxication : S. aureus, B. cereus, Cl. Perfringens, Cl.
botolinum

Symtomps :
• Abdominal pain
• Diarrhoea
• Vomitting
• fever
PENYAKIT INFEKSI GASTROINTESTINAL

PERKEMBANGAN PENYAKIT
1. TYPHOID & PARATYPHOID TIFOID
FEVER
(Demam tifoid & paratifoid)
Penyakit infeksi yang ditularkan melalui makanan dan
air yang terkontaminasi salmonella tifosa atau paratifosa.

Kausa & Insidens:


Penyebaran melalui feces tercemar atau feces, carrier
penyakit terkait lewat: - sanitasi air minum jelek, hygiene
lingkungan jelek, lalat, dsb, juga bisa melalui makanan
kerang outbreak.
Simptoma & Tanda-tanda Sakit Diagnosis & Terapi
Waktu inkubasi: 7-14 hari.  Hasil pembiakan kuman salmonella dari:
 Dari gejala ringan bisa sampai gawat dan - Darah
mengancam jiwa pasien. - Feces
 Dimulai dengan sakit kepala, demam, nafsu makan - urin.
turun, malaise, sakit abdomen, obstipasi (diare  Widal test (tes aglutinasi) adanya
pada paratifosa) antibodi dalam darah.
 Obstipasi bisa diikuti diare (Demam tifoid tidak sama dengan demam tifus
(typhus) yang ditimbulkan oleh riketsia)
Minggu ke 2: kadang timbul bintik-bintik pink pada
dada dan abdomen pembesaran lien dan hati. Terapi:
Sakit bisa reda dalam 4 minggu. Antibiotika: chloramphenicol, ampicilin
Komplikasi: perdarahan usus, UTI, gagal ginjal, Yang sakitnya berat, kadang perlu kortiksteroid.
peritonitis bisa perforasi.
Komplikasi
 Perforasi usus
 Bila perdarahan berat operasi mencegah perluasan
peritonitis
 Adanya diagnosis dini, antibiotika dan perawatan yang memadai
prognosis baik
 Imunitas permanent bisa timbul, namun, kadang ada yang relaps bila
antibiotika yang sesuai dosis

(bakteri typhus bisa hidup lama dalam kantung empedu)


2. Gastroenteritis

Gastroenteritis:
Radang lambung dan usus, sering akut, bisa ringan bisa berat, umumnya hanya 2-3 hari, tak perlu terapi
macam-macam, hanya diatasi dehidrasinya.

Contoh kasusnya:
- Disentri
- demam tifoid
- Kolera
- keracunan makanan
- traveler’s diarrhea
- kadang-kadang gangguan lambung ringan, akibat gangguan flora normal usus.
Simptoma Diagnosis, Terapi &
Prognosis
 Yang ringan, diagnosis mudah ditegakkan.
Berat ringan bergantung pada;
- konsentrasi mikro-organism  Pada yang berat, anamnesis harus rinci, terkait
- makanan atau racun yang dikonsumsi adanya inefksi, keracunan makanan atau traveler’s
diare.
Tanda & gejala :
- hilang nafsu makan, nausea, vomtitas, kramp Terapi:
perut dan diare yang timbul perlahan-lahan atau  Kasus ringan tak perlu rawat rumah sakit jaga
mendadak. dihidrasi cairan oralit (4 sendok teh gula dan ¼
- bisa tidak terlalu mengganggu aktivitas rutin. sendok teh garam dapur/1/2 liter air. Makan lunak
- bisa serangan berat  dehidrasi, shok dan sampai gejala hilang.
kolaps.  Pada kasus berat, atasi syok, infuse cairan tubuh,
- pada bayi atau manula bisa perlu i.v. makanan lunak sesuai kondisi kemajuan sakit.
 Antibiotika sesuai kuman penyebab.
3. CHOLERA (KOLERA)

 Infeksi usus oleh vibrio (bakteri bentuk koma) ada dua jenis:
- cholera –cholerae
- cholera eltor.
 Diare berat dengan feces cair seperti air besar dehidrasi fatal.
 Penularan: melalui makanan dan minumian terkontaminasi vibrio.

Simtoma
 Inkubasi: 1-5 hari, dimulai dengan diare dan muntah.
 Kehilangan cairan bisa 1/2 liter/1jam, dan bila tidak segera diatasi,
melalui mulut atau i.v bisa menimbulkan kematian. Penyebabnya adalah
toksin yang dihasilkan oleh kuman yang menimbulkan cairan keluar dari
darah masuk ke kolon dan usus halus
Terapi:

Rehydrasi segera, per-oral atau iv.


Antibiotik yang digunakan adalah tetrasiklin-HCl
memperpendek masa diare dan mencegah penularan
ke orang lain.
Pada saat epidemi, bisa terjadi sulit memperoleh air
bersih  orang yang merawat menjadi langka.
4. DYSENTRY (DISENTRI)
5. Food-borne Infection
6. KERACUNAN MAKANAN

 Yang terumum adalah akibat makanan yang terkontaminasi kuman sakit perut, muntah dan diare
dalam waktu 48 jam, umumnya makanan terkontaminasi bakteria atau virus.
 Dugaan keracunan dipikirkan, bila kejadian menyerang sekelompok orang dalam acara makan yang sama.
 Dibagi:
1. infektif: kerang-kerangan terkontaminasi bakteri atau virus
2. non-infektif: racun plankton, polusi zat kimia dan air.

Kausa : Bakteri
 Grup bakteri: salmonella strain tertentu dapat bermultiplikasi cepat di dalam usus inflamasi
luas.
 Hewan ternak, ungas sering mengindap bakteri ungas yang beku, bila tidak termasak dengan baik, bisa
menimbulkan keracunan.
 Salmonella bisa ditularkan melalui tangan manusia atau kaki hewan, melalui lalat, tangan yang tidak
dibersihkan dahulu saat menyiapkan makanan.
 Ada bakteri yang sulit dimatikan melalui pemanasan.
 Stafilokokal bisa ditularkan melalui tangan penjaja makanan. Botulism jarang terjadi.
Kausa : Virus
Yang terumum adalah:
- Norwalk virus
- Rotra virus
yang banyak ada dikerang-kerangan. jangan dimakan dalam sajian mentah.

Non-infektif:
- jamur, buah segar, sayur-mayur dengan dosis tinggi insektisida.
- racun bisa berasal dari container makanan (> Zince)
- puffer fish (Jepang), cassava (tropis)
Gejala & Diagnosis : First AID & Terapi :
Cepatnya gejala timbul sangat bergantung pada jenis  Apabila muntah dan diare berat pertolongan
causa dan jumlah yang termakan: medis segera.
- kimia: 30 menit  Ambil sampel makanan untuk diperiksa.
- toksin bakterial: 1-12 jam  Apabila diduga keracunan kimia atau bakterial
- viral dan salmonella: 12-48 jam. gastric lavage segera.
 Perawatan rumah sakit: untuk atasi dehydrasi dan
Gejala: iv cairan.
- mual, muntah, diare, sakit perut, dan bila berat  Kecuali botulsm dan sebagain jamur, umumnya
shok dan kolaps. keracunan makanan tidak terlalu serius.
- botulism: sistem saraf, sulit bicara, ganguan  Kesembuhan dapat terjadi dalam 3 hari.
pengelihatan, paralisis otot dan muntah-muntah.
7. Helminthiasis (Worm Infestation)

 Ada berbagai tipe cacing atau larvenya hidup sebagai parasit manusia, berukuran dari yang
mikroskopik sampai beberapa sentimeter panjang.
 Hidup di dalam usus, darah, sistem limfatik, saluran empedu, dan hati.
 Bisa tidak menimbulkan gejala gangguan bisa sampai menimbulkan sakit parah.
 Ada: 2 tipe:
1. cacing gilik
2. cacing pipih:
- cacing pita
- trematoda
Tipe, Diagnosis dan Terapi
 Banyak menyerang pasien di negara berkembang
 Jenis: di antaranya
Yang ada di usus:
- cacing kerimi (pin worm)
- cacing ascariasis lumbricoides (cacing perut)
- cacing ankilostoma duodenale
- cacing pita
Yang ada sistem limfe: - filariasis

Diagnosis: dari hasil laboratorium

Terapi: obat antihelmintic


TRAUMA ABDOMEN

Trauma abdomen adalah trauma yang terjadi pada daerah abdomen yang
meliputi daerah retroperitoneal, pelvis dan organ peritroneal

1. Mekanisme trauma

 Langsung
Pasien terkena langsung oleh benda atau perantara
benda yang mengakibatkan cedera misalnya
tertabrak mobil dan terjatuh dari ketingian
 Tidak langsung
Pengendara mobil terbentur dengan dash
borard mobil ketika kedua mobil tabrakan
2. JENIS TRAUMA ABDOMEN

a. Trauma tembus (Tusuk dan tembak)


 Penyebab benda tajam atau benda tumpul dengan kekuatan penuh hingga melukai
rongga abdomen.
* Perdarahan hebat  ruftur arteri/vena
* Cedera organ di rongga abdomen
Organ beresiko cedera :
 Luka Tusuk :
– Hepar (40%),
– Usus halus (30%),
– Diafragma (20%),
– Colon (14%).
 Luka tembak :
– Usus halus (50%),
– Colon (40%),
– Liver (30%),
– Ruptur vaskuler abdominal (25%).
Gambar : Luka tusuk mengenai organ liver Gambar : Luka tusuk
b. Trauma tumpul
 Trauma di daerah abdomen yang tidak menyebabkan perlukaan kulit / jaringan tetapi
kemungkinan perdarahan akibat trauma bisa terjadi.
Organ berisiko cedera :
* Hepar 40 - 55 %
* Limpa 35 – 45 %

Gambar : Trauma tumpul di daerah


abdomen
Tanda & Gejala

 Pecahnya organ solid (tdk berongga).


– Hepar atau lien yang pecah  perdarahan.

– Penderita tampak pucat, perdarahan >> gejala shock hemoragik.


– Nyeri abdomen, ringan  berat.
– Auskultasi bising usus menurun.

– Nyri tekan dan terkang nyeri lepas dan defans muskular(kekakukuan


otot)
 Pecahnya organ berlumen (berongga).
– Pecahnya gaster, usus halus atau kolon

 peritonitis.
– Keluhan nyeri seluruh abdomen.
– Bising usus menurun.
– Palpasi ada defans muskular, nyeri tekan dan nyeri lepas. Pada perkusi
didapati nyeri ketok.
Penatalaksanaan

 Pengkajian
1. Primary survey
2. Sekondary survey
3. Pemeriksaan Keadaan umum
4. Riwayat kesehatan
5. Head to tue terfokus kepada abdomen
 Pemeriksaan Fisik
 Inspeksi :
o Ekhimosis umbilikal  perdarahan peritonial.
o Ekhimosis flank perdarahan organ retroperitoneal.
o Ekhimosis perineum, scrotum atau labia  fraktur pelvis.
o Luka tembus disertai keluarnya isi abdomen (usus).
o Simetris atau tidak pelvis, adakah jejas / tdk di pelvis.
 Auskultasi
o Dengarkan biasing usus di semua kwadran.
o Dengarkan bising usus selama 2 menit.
o Apabila bising usus menurun atau hilang  kemungkinan perdarahan 
perforasi pada organ abdomen
 Perkusi
o Dullnes di kwadran kiri atas Hematoma pada limpa
 Palpasi
o Nyeri pada kwadran kiri atas menyebar ke arah shuoldier  trauma limpa /
diafragma.
o Distensi abdomen
o Nyeri lokal abdomen
o Nyeri abdomen berat, tegang dan spasme otot (defans muskuler)  indikasi
proses inplamasi (peritonitis).
o Tekan dengan hati-hati ada tidak krepitasi pada velvis.
Pemeriksaan penunjang :

 Laboratorium : DL, fungsi ginjal, elektrolit, urinalisa.


 Foto polos abdomen.
 USG
 CT Scan Abdomen.
Komplikasi
 Perdarahan intra abdomen
 Perforasi dan Peritonitis
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai