“Cushing Syndrome”
Disusun Oleh:
N 111 17 130
Pembimbing Klinik:
Refleks Cushing diusulkan pada tahun 1901 oleh Dr. Harvey Cushing. Ia
menyatakan bahwa peningkatan dramatis dalam tekanan darah adalah reflex terhadap
iskemia batang otak pada pasien dengan peningkatan TIK. Peningkatan TIK tersebut
dapat disebabkan oleh perdarahan intrakranial, efek massa dari tumor, dan edema
serebral. Dalam kasus peningkatan TIK, tekanan perfusi serebral turun karena
tekanan darah sistolik tidak dapat mengatasi resistensi yang terjadi di otak. 5 Dalam
mekanisme untuk mengatasi peningkatan resistensi di otak, terjadi vasokonstriksi
sistemik dan peningkatan tekanan darah sistemik sehingga meningkatkan tekanan
perfusi serebral, dan mencegah iskemia lebih lanjut di otak.3
BAB II
ANATOMI OTAK
2.1 Anatomi
Otak adalah organ vital yang terdiri dari 100-200 milyar sel aktif yang saling
berhubungan dan bertanggung jawab atas fungsi mental dan intelektual kita. Otak
terdiri dari sel-sel otak yang disebut neuron. Otak merupakan organ yang sangat
mudah beradaptasi meskipun neuron-neuron di otak mati tidak mengalami regenerasi,
kemampuan adaptif atau plastisitas pada otak dalam situasi tertentu bagian-bagian
otak dapat mengambil alih fungsi dari bagian-bagian yang rusak.5
Secara garis besar, sistem saraf dibagi menjadi 2, yaitu sistem saraf pusat dan
sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat (SSP) terbentuk oleh otak dan medulla spinalis.
Sistem saraf disisi luar SSP disebut sistem saraf tepi (SST). Fungsi dari SST adalah
menghantarkan informasi bolak balik antara SSP dengan bagian tubuh lainnya. Otak
merupakan bagian utama dari sistem saraf, dengan komponen.5
a) Cerebrum
Cerebrum merupakan bagian otak yang terbesar yang terdiri dari sepasang
hemisfer kanan dan kiri dan tersusun dari korteks. Korteks ditandai dengan
sulkus (celah) dan girus. Cerebrum dibagi menjadi beberapa lobus, yaitu:
a. Lobus frontalis
Lobus frontalis berperan sebagai pusat fungsi intelektual yang lebih tinggi,
seperti kemampuan berpikir abstrak dan nalar, bicara (area broca di
hemisfer kiri), pusat penghidu, dan emosi. Bagian ini mengandung pusat
pengontrolan gerakan volunter di gyrus presentralis (area motorik primer)
dan terdapat area asosiasi motorik (area premotor). Pada lobus ini terdapat
daerah broca yang mengatur ekspresi bicara, lobus ini juga mengatur
gerakan sadar, perilaku sosial, berbicara, motivasi dan inisiatif.
b. Lobus temporalis
Lobus temporalis temporalis mencakup bagian korteks serebrum yang
berjalan ke bawah dari fisura laterali dan sebelah posterior dari fisura
parieto-oksipitalis. Lobus ini berfungsi untuk mengatur daya ingat verbal,
visual, pendengaran dan berperan dlm pembentukan dan perkembangan
emosi.
c. Lobus parietalis Lobus Parietalis merupakan daerah pusat kesadaran
sensorik di gyrus postsentralis (area sensorik primer) untuk rasa raba dan
pendengaran.
d. Lobus oksipitalis
Lobus oksipitalis berfungsi untuk pusat penglihatan dan area asosiasi
penglihatan: menginterpretasi dan memproses rangsang penglihatan dari
nervus optikus dan mengasosiasikan rangsang ini dengan informasi saraf
lain & memori.
e. Lobus Limbik
Lobus limbik berfungsi untuk mengatur emosi manusia, memori emosi
dan bersama hipothalamus menimbulkan perubahan melalui pengendalian
atas susunan endokrin dan susunan otonom.
c. Brainstem
Brainstem adalah batang otak, berfungsi untuk mengatur seluruh
proses kehidupan yang mendasar. Berhubungan dengan diensefalon diatasnya
dan medulla spinalis dibawahnya. 5
Struktur-struktur fungsional batang otak yang penting adalah jaras
asenden dan desenden traktus longitudinalis antara medulla spinalis dan
bagian-bagian otak, anyaman sel saraf dan 12 pasang saraf Kranial. Secara
garis besar brainstem terdiri dari tiga segmen, yaitu mesensefalon, pons dan
medulla oblongata.
CUSHING REFLEX
2.1. Definisi
Cushing Reflex atau refleks Cushing (atau disebut juga respons vasopresor,
reaksi Cushing, efek Cushing, dan fenomena Cushing) adalah respons sistem saraf
fisiologis terhadap peningkatan tekanan intrakranial akut yang mengakibatkan
tejadinya trias Cushing berupa pelebaran tekanan nadi (peningkatan sistolik,
penurunan diastolik), bradikardia, dan pernapasan tidak teratur.4
2.2. Etiologi
Tekanan intrakranial dan aliran darah otak ditentukan oleh jumlah darah dan
cairan serebrospinal (CSF) di tengkorak. Ketika diperlukan, mekanisme autoregulasi
memungkinkan pergerakan CSF antara otak dan ruang subarachnoid spinal, serta
penyempitan dan pelebaran arteriol, untuk mempertahankan TIK dalam kisaran
normal (5 mmHg hingga 15 mmHg). Meskipun aktivitas sehari-hari seperti bernapas,
batuk, dan mengangkat dapat menyebabkan peningkatan tekanan sementara,
mekanisme autoregulasi dapat merespons perubahan tersebut (selama tekanan arteri
rata-rata (MAP) tetap antara 50 mmHg hingga 150 mmHg), dan mempertahankan
TIK dalam kisaran normal. 4
Jika tekanan vena sentral lebih tinggi dari tekanan intrakranial, rumusnya
adalah sebagai berikut:
Saat TIK meningkat, CPP berkurang pada MAP tertentu. Target tekanan
perfusi serebral atau CPP untuk orang dewasa setelah trauma kepala
direkomendasikan pada lebih dari 60 hingga 70 mm Hg, dan CPP minimum yang
lebih besar dari 40 mm Hg direkomendasikan untuk bayi, dengan data yang sangat
terbatas tentang target CPP normal untuk anak-anak di antaranya. Autoregulasi
serebral adalah proses di mana aliran darah serebral bervariasi untuk
mempertahankan perfusi serebral yang adekuat. Ketika MAP meningkat,
vasokonstriksi terjadi untuk membatasi aliran darah dan mempertahankan perfusi
serebral. Namun, jika pasien mengalami hipotensi, pembuluh darah otak dapat
melebar untuk meningkatkan aliran darah dan mempertahankan CPP.
Gambar 3.2. Hubungan Tekanan Intrakranial dan Volume Intrakranial8
Cushing triad adalah sindrom klinis yang terdiri dari hipertensi, bradikardia,
dan pernapasan tidak teratur, dan merupakan tanda terjadinya herniasi otak. Hal ini
terjadi ketika TIK terlalu tinggi, peningkatan tekanan darah merupakan mekanisme
refleks untuk mempertahankan CPP. Tekanan darah tinggi menyebabkan refleks
bradikardia dan gangguan batang otak yang mempengaruhi pernapasan. Pada
akhirnya isi tengkorak akan bergeser ke bawah karena ICP yang tinggi, menyebabkan
fenomena yang disebut herniasi yang berpotensi fatal.7
Pada tahap pertama refleks Cushing, tekanan darah dan detak jantung
meningkat sebagai respons terhadap aktivasi simpatis untuk mengatasi peningkatan
TIK. Respon simpatis ini memungkinkan perfusi otak selama TIK tidak terlalu tinggi
untuk diatasi. Agar otak tetap memiliki perfusi yang memadai, mean arterial pressure
(MAP) harus dipertahankan lebih tinggi dari TIK.
Pada tahap kedua, hipertensi tetap ada, tetapi pasien menjadi bradikardia
daripada takikardia. Ada perbedaan pendapat tentang mekanisme yang mengarah ke
tahap refleks Cushing ini. Pemikiran sebelumnya adalah bahwa peningkatan tekanan
darah menyebabkan aktivasi baroreseptor di lengkung aorta, memicu aktivasi
parasimpatis dan bradikardia terjadi. Tsai dkk. menyatakan bahwa kemoreseptor di
luar otak tidak berpartisipasi dalam tahap ini, dan bradikardia sebenarnya hasil dari
kompresi saraf vagal intrakranial.
Penyebab bradikardia masih belum sepenuhnya disepakati, tetapi saat ini telah
diterima secara luas bahwa ini adalah tanda stadium akhir dan kemungkinan terminal
dari memburuknya patologi intrakranial. Tekanan darah akan terus meningkat sampai
MAP mengatasi peningkatan TIK, dan darah dapat memenuhi otak secara memadai,
sehingga mengatasi hipoksia dan menghindari infark.4
Pada tahap selanjutnya dari refleks Cushing, disfungsi batang otak akibat
peningkatan TIK, takikardia, atau bradikardia secara klinis dapat diamati sebagai
ketidakteraturan dalam pernapasan; ditandai dengan napas pendek dengan periode
apnea sesekali. Aktivitas ini terjadi karena kompresi batang otak oleh peningkatan
TIK dan akibatnya, terjadi distorsi pusat pernapasan. Akhirnya, pernapasan agonal
dapat berkembang saat herniasi otak terjadi, dan berakhir menjadi gagal nafas dan
henti jantung. Secara keseluruhan, tampaknya refleks Cushing adalah respons
hemodinamik terakhir terhadap aktivasi simpatis sistemik yang mengikuti
peningkatan TIK akut.10
Triad Cushing, sebagai akibat dari refleks Cushing, biasanya diamati pada
tahap-tahap akhir dari cedera kepala akut. Refleks ini merupakan respons homeostatis
oleh tubuh dalam upaya untuk menyelamatkan jaringan otak yang kurang perfusi,
tetapi sayangnya triad Cushing merupakan tanda akhir dari peningkatan TIK, dan
menandakan bahwa herniasi batang otak akan segera terjadi. Pasien yang datang ke
unit gawat darurat dengan kekhawatiran akan peningkatan TIK dan dua dari tiga
tanda refleks Cushing telah ditemukan memiliki kematian hampir dua kali lipat lebih
tinggi daripada pasien dengan tanda vital normal dan stabil. Oleh karena itu, penting
untuk mengenali tanda-tanda awal peningkatan TIK (misalnya, sakit kepala, mual,
muntah, perubahan tingkat kesadaran) untuk melakukan intervensi sedini mungkin. 11
Banyak dokter menggunakan adanya bradikardia dan hipertensi sebagai indikasi
peningkatan TIK, namun hal ini menandakan refleks Cushing stadium akhir yang
membawa prognosis buruk bagi pasien. Ke depannya, sangat penting untuk mencari
tanda takikardi dan hipertensi pada pasien dengan dugaan patologi intrakranial
sehingga intervensi dapat segera dimulai.12
2.5. Penatalaksanaan
Refleks Cushing biasanya merupakan kondisi yang tidak dapat diubah dengan
prognosis terminal bagi pasien. Perawatan darurat awal ditujukan untuk menurunkan
TIK dengan cepat dan meliputi:13
KESIMPULAN
Cushing Reflex atau refleks Cushing (atau disebut juga respons vasopresor,
reaksi Cushing, efek Cushing, dan fenomena Cushing) adalah respons sistem saraf
fisiologis terhadap peningkatan tekanan intrakranial akut yang mengakibatkan
tejadinya trias Cushing berupa pelebaran tekanan nadi (peningkatan sistolik,
penurunan diastolik), bradikardia, dan pernapasan tidak teratur. Refleks Cushing
biasanya merupakan kondisi yang tidak dapat diubah dengan prognosis terminal bagi
pasien. Perawatan darurat awal ditujukan untuk menurunkan TIK dengan cepat dan
meliputi: Elevasi kepala pasien 30 sampai 45 derajat, manitol dan / atau furosemid,
yang bertindak sebagai diuretik osmotik, hiperventilasi yang diinduksi, pemberian
steroid, dan drainase cairan serebrospinal.
DAFTAR PUSTAKA