Patofisiologi Trombus
Trombus terdiri daari berbagai kombinasi agregasi trombosit, endapan fibrin serta
leukosit yang terjaring. Jika thrombus mulai terbentuk dalam aliran darah, unsur pertama yang
sering adalah gumpalan trombosit yang melekat pada endotel. Hal ini dapat terjadi karena aliran
darah yang abnormal yang memungkinkan trombosit berdiam pada endotel atau terlempar ke
endotel; hal ini dapat terjadi karena lapisan endotel menjadi kasar, sehingga menciptakan tempat
untuk agregasi trombosit. Sewaktu mengalami agregasi, trombosit melepaskan zat-zat yang
mendorong terjadinya pengendapan fibrin, sehingga dengan segera agreagasi trombosit tersebut
dikelilingi oleh fibrin dan menjaring eritrosit. Gelombang peristiwa yang berturut-turut semacam
ini dapat mengakibatkan struktur thrombus menjadi suatu kompleks.
Sebaliknya, jika thrombus terbentuk dalam pembuluh yang aliran darahmya lambat, maka
bekuan darahnya hanya terdiri dari jalinan difus fibrin yang menangkap unsur-unsur darah yang
kurang lebih sama. Tetapi berbeda dengan proses yang baru saja dijelaskan, postmortem
terbentuk agak lambat sehingga unsur-unsur darah yang terbentuk berlapis-lapis sebelum bekuan
mengeras, menyebabkan eritrosit, leukosit, dan fibrin terpisah.
Pembentukan emboli yang menoklusi arteri di otak bisa bersumber dari jantung sendiri
atau berasal dari luar jantung, tetapi pada perjalanannya melalui jatung, misalnya sel tumor,
udara dan lemak pada trauma, parasit dan telurnya. Yang sering terjadi adalah emboli dari
bekuan daran (clots) karena penyakit jantungnya sendiri. Trombus intracardiak di atrium
ventrikel kiri paling sering menyebabkan emboli, walaupun trombus di atrium, ventrikel kanan
dan ekstremitas dapat menyebabkan emboli otak melalui septal defek di jantung. Trombus di
ventrikel kiri dapat pula terjadi karena proses koagulopati trombosik tanpa disertai kelainan
jantung.