Anda di halaman 1dari 5

Struktur anatomi mata :

1. Sklera (bagian putih mata) : merupakan lapisan luar mata berupa selubung berserabut putih dan
relatif kuat
2. Konjungtiva : selaput tipis yang melapisi bagian dalam kelopak mata dan bagian luar sklera.
3. Kornea : struktur transparan yang menyerupai kubah, merupakan pembungkus dari iris, pupil
dan bilik anterior serta membantu memfokuskan cahaya. Memiliki diameter sekitar 12 mm dan
jari-jari kelengkungan sekitar 8 mm.
Sebagai tempat lewatnya cahaya pertama kali masuk ke dalam mata. Tebalnya struktur ini pada bagian
tengah hanya 0.5 mm, sedangkan tebalnya pada bagian tepi sekitar 1 mm. Struktur kornea ini terbagi lagi
menjadi 5 lapisan, yaitu:
 Epitel kornea (lapisan terluar dan berfungsi melindungi struktur yang berada di bawahnya
 Membran Bowman (membran dasar bagian depan)
 Stroma kornea (membentuk sekitar 90% kornea, terdiri dari benang-benang kolagen)
 Membran Descemet (membran dasar bagian belakang)
 Endotelium kornea (lapisan paling dalam yang menghadap struktur lain di bagian dalam mata)
4. Lapisan koroid : lapisan tipis di dalam sklera yang berisi pembuluh darah dan suatu bahan
pigmen, tidak menutupi kornea. Koroid sebetulnya adalah lapisan yang melapisi hampir seluruh
tepi dari bola mata, dari bagian depan hingga belakang, posisinya terletak menempel dibagian
dalam dari sklera. Ujung koroid pada bagian depan mata tergabung dalam struktur uvea ini.
Koroid adalah struktur paling belakang dari uvea. Di sebelah dalam koroid, terdapat lapisan
retina. Koroid adalah lapisan yang sangat banyak memiliki pembuluh darah. Terdapat 3 jenis
pembuluh darah koroid: pembuluh besar, medium, dan kecil.
5. Pupil : daerah hitam di tengah-tengah iris. Pupil adalah bagian kecil pada mata yang kita lihat
berwarna hitam. Pupil hakikatnya adalah sebuah lubang kecil, yaitu tempat lewatnya cahaya
masuk ke dalam mata. Ukuran pupil ini dapat membesar dan mengecil, diatur oleh struktur mata
yang bernama iris. Dalam merespon terhadap banyaknya cahaya yang masuk, pupil akan
mengecil apabila terpapar sinar yang kuat dan banyak. Sedangkan pada kurang saat sinar cahaya
(misal pada kondisi remang-remang), maka pupil akan membesar untuk membiarkan lebih
banyak cahaya masuk ke dalam mata. Hal ini hampir dapat disamakan dengan pembukaan lensa
atau aperture pada kamera digital. Makin besar bukaannya, maka akan semakin terang gambar
yang kita dapatkan. Refleks pupil terhadap cahaya ini digunakan dalam mengkonfirmasi
kematian seseorang. Apabila ketika disinari cahaya pupil tidak mengecil, berarti refleks pupil
sudah hilang, maka orang tersebut dapat dipastikan sudah meninggal.
6. Iris : jaringan berwarna yang berbentuk cincin, menggantung di belakang kornea dan di depan
lensa; berfungsi mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata dengan cara merubah ukuran
pupil. Iris adalah bagian yang kita lihat ‘mengeluarkan’ warna mata. Iris terlihat mengelilingi
seluruh pupil, karena memang fungsinya adalah untuk mengatur besarnya bukaan lubang pupil.
Iris terdiri dari jaringan ikat yang penuh dengan pembuluh darah. Permukaan bagian belakang
iris diselimuti oleh sel-sel yang memiliki banyak pigmen. Pigmen ini adalah zat yang mewarnai
bagian tubuh, dan inilah yang menyebabkan kita dapat melihat berbagai variasi warna pada
mata manusia. Semakin banyak pigmen warna yang dikandung iris, maka akan semakin gelap
warna matanya, sedangkan warna biru dan hijau disebabkan bukan karena pigmen berwarna
biru, namun karena memiliki pigmen warna yang sedikit. Iris mampu untuk mengontrol besar
kecilnya pupil karena terdiri dari otot yang mampu berkontraksi dan berdilatasi. Terdapat 2 jenis
otot iris: Otot dillator pupil – otot ini tersusun secara radial. Apabila otot ini teraktivasi dan
berkontraksi, maka akan membuat bukaan pupil semakin besar. Otot sfingter pupil – benang-
benang otot ini tersusun secara sirkumferensial. Apabila otot ini teraktivasi dan berkontraksi,
akan membuat bukaan pupil semakin menyempit.
7. Lensa : struktur cembung ganda yang tergantung diantara humor aqueus dan vitreus; berfungsi
membantu memfokuskan cahaya ke retina.
8. Retina : lapisan jaringan peka cahaya yang terletak di bagian belakang bola mata, berfungsi
mengirimkan pesan visuil melalui saraf optikus ke otak. Retina terbagi menjadi 10 lapisan dan
memiliki reseptor cahaya aktif yaitu sel batang dan sel kerucut pada lapisan ke-9.
9. Saraf optikus : kumpulan jutaan serat saraf yang membawa pesan visuil dari retina ke otak.
10. Bintik buta : cakram optik yang merupakan bagian fovea dekat hidung, merupakan tempat
percabangan serat saraf dan pembuluh darah ke retina, tidak mengandung sel batang ataupun
kerucut, terletak pada region sekitar 133̊ – 183̊.
11. Humor aqueous : cairan jernih dan encer yang mengalir di antara lensa dan kornea (mengisi
segmen anterior mata), serta merupakan sumber makanan bagi lensa dan kornea; dihasilkan
oleh prosesus siliaris.
12. Humor vitreous : gel transparan / cairan kental yang terdiri dari bahan berbentuk serabut,
terdapat di belakang lensa dan di depan retina (mengisi segmen posterior mata).

RETINA SEBAGAI DETEKTOR CAHAYA


Retina mengubah bayangan cahaya menjadi impuls listrik saraf yang dikirim ke otak. Penyerapan suatu
foton cahaya oleh sebuah fotoreseptor menimbulkan suatu reaksi fotokimia di fotoreseptor yang melalui
suatu cara akan memicu timbulnya sinyal listrik ke otak, yang disebut suatu potensial aksi. Foton harus di
atas energy minimum untuk dapat menimbulkan reaksi.
Ada 2 tipe umum reseptor cahaya di retina, yaitu :
a. Sel Kerucut
Jumlahnya sekitar 6,5 juta di masing-masing mata.
Digunakan untuk penglihatan siang hari (fotopik).
Berguna untuk melihat detail halus dan mengenali beragam warna.
Tersebar di seluruh retina, terutama di fovea sentralis.
Memiliki sensitivitas maksimum di panjang gelombang sekitar 550 nm pada region kuning hijau.
b. Sel Batang
Jumlahnya sekitar 120 juta di masing-masing mata.
Digunakan untuk penglihatan malam hari (skotopik).
Berguna untuk penglihatan perifer.
Tidak tersebar merata di retina namun memiliki kepadatan maksimum di sudut sekitar 203̊.
Memiliki sensitivitas maksimum di panjang gelombang sekitar 510 nm pada region biru-hijau.

Pergerakan mata
 medial rectus (MR)— menggerakkan mata ke arah dalam atau mendekati hidung (adduction)
 lateral rectus (LR)— menggerakan mata ke arah luar atau menjauhi hidung (abduction)
 superior rectus (SR)— menggerakkan mata ke atas (elevation)
 membantu otot superior oblique memutarkan bagian atas mata kearah mendekati hidung (intorsion)
 membantu otot medial rectus melakukan gerakan adduction
 inferior rectus (IR)— menggerakkan mata ke bawah (depression)
 membantu otot inferior oblique memutarkan bagian tas mata ke arah menjauhi hidung (extorsion)
 membantu oto lateral rectus melakukan gerakan abduction.
 superior oblique (SO)— memutarkan bagian atas mata mendekati hidung (intorsion)
 membantu gerakan depression dan abduction
 inferior oblique (IO)— memutarkan bagian atas mata menjauhi hidung (extorsion)
 membantu gerakan elevation dan abduction.

Otot penggerak bola mata disebut juga otot ekstraokuler yang sangat kecil ukurannya namun sangat kuat dan efisien gerakannya.
Ada enam otot penggerak bola mata yang melekat pada bola mata. Keenam otot ini harus bekerja secara bersama-sama secara
sinkron dan tepat serta serentak agar manusia bisa melihat secara normal untuk melihat ke atas, bawah, samping kanan, samping
kiri dan rotasi atau memutar.
Otot-otot tersebut adalah:
1. medial rectus (MR),
2. lateral rectus (LR),
3. Otot penggerak bola mata disebut juga otot ekstraokuler yang sangat kecil ukurannya namun sangat kuat dan efisien
gerakannya. Ada enam otot penggerak bola mata yang melekat pada bola mata. Keenam otot ini harus bekerja secara bersama-
sama secara sinkron dan tepat serta serentak agar manusia bisa melihat secara normal untuk melihat ke atas, bawah, samping
kanan, samping kiri dan rotasi atau memutar.
Otot-otot tersebut adalah:
a. medial rectus (MR),
b. lateral rectus (LR),
c. superior rectus (SR),
d. inferior rectus (IR),
e. superior oblique (SO), and
f. inferior oblique (IO).

Persarafan otot mata


 superior oblique (SO)—oleh nervus ke IV (Trochlear)
 inferior oblique (IO)— oleh nervus ke III (Oculomotor)
 superior rectus (SR)— oleh nervus ke III (Oculomotor)
 inferior rectus (IR)— oleh nervus ke III (Oculomotor)
 medial rectus (MR)— oleh nervus ke III (Oculomotor)
 lateral rectus (LR)— oleh nervus ke (Abducens)

Anda mungkin juga menyukai