Kelainan Refraksi
1. Miopia
2. Hipermetropia
3. Anisometropia
4. Astigmatisme
5. Presbiopia
6. Ambliopia
Miopia (4) Hipermetropia (4)
Definisi Kelainan refraksi mata dimana sinar sejajar Kelainan refraksi mata dimana sinar sejajar
datang masuk ke mata tanpa akomodasi akan datang masuk ke mata tanpa akomodasi
dibiaskan di depan retina akan dibiaskan di belakang retina
Gejala - kabur untuk melihat jauh - kabur untuk melihat jauh/ dekat
Klinis - membaca/ menulis terlalu dekat - pusing
- menyempitkan celah mata - sakit pada mata
- sering menggosok/ mengucek mata - kabur saat membaca dalam waktu
yang lama (astenovia akomodativa)
- dapat menjadi strabismus konvergen
+ -
Astigmatisme Mixtus
- +
GEJALA KLINIS:
- Gangguan penglihatan jarak dekat maupun jauh
- Penglihatan kabur
- Astenopia: nyeri pada mata, nyeri kepala, mual, muntah, kelelahan
- Sering mengernyitkan mata
TERAPI:
- Kacamata silindris (+) atau (-)
- Lensa kontak:
a.Rigid
b.Toric → untuk astigmatisme tinggi
- Bedah: keratotomi astigmatisme/photo-astigmatic refractive keratotomy
(PARK), lasik
PRESBIOPIA (4)
DEFINISI: kondisi penurunan penglihatan (kabur) ketika melihat objek berjarak
dekat akibat proses degeneratif, umumnya terjadi pada usia > 40 tahun
GEJALA KLINIS:
- Penglihatan kabur saat melihat dekat
- Mata lelah, berair, dan sering terasa perih setelah membaca
- Menjauhkan kertas saat membaca
- Perlu sinar yang terang saat membaca
- Gangguan pekerjaan pada malam hari
PEMERIKSAAN FISIK:
- Pemeriksaan refraksi jarak jauh → snellen chart
(visus bisa didapatkan normal 6/6)
- Pemeriksaan refraksi jarak dekat → Jaeger Card
TERAPI:
- 40 THN : S + 1.00 D
- 50 THN : S + 2.00 D
- 60 THN : S + 3.00 D
- AFAKIA : S + 3.00 D pada bayi dan
post op katarak
Ambliopia/ Lazy Eye (2)
Definisi
Tidak terdapat kelainan struktur yang tampak pada mata maupun lintasan visus bagian belakang.
Etiologi
Gejala Klinis
Kecenderungan memiringkan kepala ketika melihat objek (menggunakan mata yang dominan)
Kelopak Mata
Definisi
Trauma akibat benda tajam/ tumpul yang mengakibatkan laserasi pada kelopak
mata
Gejala Klinis
- nyeri, bengkak
- keluar darah
- mata berair
- Tidak terdapat penurunan visus jika tidak melibatkan bola mata
Pmx fisik
Segmen anterior:
- Palpebra: kelopak mata merah, bengkak, berdarah, luka robek (+), benda asing
- Identifikasi dengan lup dan senter, dapat menggunakan lidi kapas jika diperlukan. Identifikasi luas
dan dalamnya laserasi, keterlibatan tepi kelopak, kantus medial dan lateral
Tatalaksana
1. Bersihkan luka
- Menggunakan pinset bergigi, tarik dengan hati-hati tepi luka, tentukan kedalaman dari laserasi
- Jika laserasi pada daerah nasal atas, atau bawah punctum dan irigasi dari sistem kanalikular untuk
menyingkirkan keterlibatan kanalikular
1. Pertimbangkan profilaksis tetanus
2. Beri antibiotik sistemik
3. Konseling & Edukasi: Prinsip dilakukan tindakan bedah
4. Rujuk
BLEFARITIS (4)
DEFINISI: radang pada tepi kelopak mata (margo palpebra),
dapat disertai ulkus dan dapat melibatkan folikel rambut
ETIOLOGI: infeksi Staphylococcus dan dermatitis seboroik, gg
kelenjar meibom, atau gabungan ketiganya
FAKTOR PREDISPOSISI: lingkungan kotor, debu, asap, iritasi
aplikasi kimia, kosmetik, konjungtivitis kronis
GEJALA KLINIS:
- Gatal dan panas di tepi kelopak mata
- Hiperemia di tepi kelopak mata
- Terdapat sisik yang keras dan krusta di dasar bulu mata
- Dapat disertai kerontokan bulu mata (madarosis), putih
pada bulu mata (poliosis), dan trikiasis
- Sulit membuka kelopak mata saat bangun tidur akibat
sekret yang mengering selama tidur
PEMERIKSAAN FISIK → pemeriksaan segmen anterior
- Skuama atau krusta di margo palpebra
- Madarosis
- Edema dan hiperemia di margo palpebra
- Terjadi perdarahan saat melepaskan krusta yang melekat
TERAPI:
- Non medikamentosa
- Kompres air hangat 5-10 menit
- Membersihkan kelopak mata dengan lidi kapas yang dibasahi air hangat
- Membersihkan dengan sampo atau sabun
- Medikamentosa
- Salep atau tetes mata antibiotik 2-3x sehari selama 14-21 hari atau
sampai gejala menghilang (bila terdapat ulkus)
HERPES SIMPLEKS VIRUS/ZOSTER PALPEBRA (3A)
Peradangan pada daerah kelopak mata dan sekitarnya akibat infeksi virus herpes simpleks
Gejala Klinis
- ruam kulit vesikuler bergerombol dengan dasar eritematosa
- nyeri unilateral
- kelopak mata edema dan hiperemi
- ptosis (jika edema berat)
Terapi
- Kompres dingin
- Asiklovir 800 mg/ 5-6x/ hari selama 7-10 hari
HORDEOLUM (4) KALAZION (3A)
DEFINISI Peradangan supuratif pada kelenjar Zeis dan Peradangan lipogranuloma menahun dari
kelenjar Moll (Hordeolum Eksternum) atau kelenjar Meibom
kelenjar Meibom (Hordeolum Internum)
ETIOLOGI Infeksi Staphylococcus aureus & Moraxella Gangguan sekresi kelenjar Meibom →
penyumbatan
PEMERIK - Fase selulitis: nodul hiperemi, nyeri tekan - Palpebra: nodul (+), konsistensi agak keras,
SAAN (+), konsistensi keras, nanah +/- nyeri (-), tanda radang (-)
FISIK - Fase abses: punctum (visible point pus), - Kelenjar Meibom: massa kuning dan
fluktuasi (+) sekresi kelenjar yang tertahan
- Nodul bisa >1 (multipel) - Bila terinfeksi → tanda radang (+) dan
dapat berkembang menjadi hordeolum
Definisi
Gumpalan lemak kekuningan yang Neoplasma jinak yang Proliferasi epitel berlebih, disebut
berbentuk seperti setengah sayap berasal dari sel pigmen/ “skin tags”, dengan benjolan
kupu-kupu pada bagian sudut mata melanosit permukaan halus yang
bulat/bertangkai
Etiologi Kolesterol tinggi, menderita penyakit Genetik, paparan sinar UV Paparan sinar UV
liver (sirosis), Alkohol
Keluhan Plak kekuningan pada area sudut Benjolan di sekitar mata Benjolan di sekitar mata dengan
mata dalam, biasanya bilateral yang berwarna gelap permukaan halus yang
bulat/bertangkai
Terapi Pembedahan jika dirasa Pembedahan jika dirasa Pembedahan jika dirasa
mengganggu mengganggu mengganggu
XANTHELASMA, NEVUS, PAPILLOMA, MILIA, KERATOAKANTOMA (2)
Milia Keratoakantoma
Definisi
Kista keratin dengan gambaran papule berwarna Hiperkeratotik nodul yang berbentuk dome-
putih dengan diameter <3mm shaped (kubah) ukuran 1-2cm dengan area
pusat depresi pada area yang terkena sinar
matahari
Keluhan Benjolan kecil berwarna putih di sekitar mata, atau Benjolan sekitar kelopak mata, kemerahan,
bisa juga mendekat ke hidung pertumbuhannya cepat
Pmx lokalis:
- Segmen anterior:
- Posisi kelopak mata tidak sejajar
- Tidak bisa mengangkat kelopak
Definisi: Kelainan posisi kelopak mata (lebih mata
rendah dari posisi normal) atau ada gangguan - Tes fungsi levator: mengukur
mengangkat kelopak mata gerakan maksimal kelopak mata
dari posisi melihat kebawah menuju
Etiologi: edema/tumor, miastenia gravis, parese atas (Normal: 15-18mm)
N.III (kelumpuhan M. Levator palpebrae),
sindroma Horner, sindroma blefarofimosis Terapi:
(ptosis, epikantus, dan telekantus) -> kongenital - Artificial tears
- Rujuk untuk pembedahan
LAGOFTALMUS (3A)
Pmx lokalis:
- Kelopak mata tidak menutup sempurna
- Terkadang ditemukan erosi kornea,
keratitis, ulkus kornea
Terapi awal:
Definisi: Kondisi kelopak mata yang tidak dapat
- Artificial tears jika terjadi keratitis
menutup mata dengan sempurna (tampak
- Rujuk untuk pembedahan tarsorrhapy
bagian luar bola mata terutama kornea)
Etiologi: kongenital
Pmx lokalis:
- Segmen anterior: terdapat lipatan kelopak
mata pada sudut mata, bilateral,
pseudoesotropia
Terapi:
- Menghilang/ membaik bersamaan dengan
pertumbuhan tulang wajah dan hidung
- Jika tidak menghilang -> pembedahan
KELAINAN TEPI KELOPAK (EKTROPION, ENTROPION) (3A)
Pmx lokalis:
Definisi: - Pmx segmen anterior: tepi kelopak mata
- Ektropion: Pertumbuhan kelopak mata dan bulu mata tumbuh ke dalam atau luar
dan bulu mata ke luar bola mata bola mata
- Entropion: Pertumbuhan kelopak mata
dan bulu mata ke dalam bola mata Terapi:
(sehingga menggores kornea) - Artificial tears (eye drop atau eye gel)
- Rujuk untuk pembedahan rekonstruksi
TRIKIASIS (4)
Terapi:
- Non medikamentosa:
Epilasi (pencabutan bulu mata dengan
pinset)
Pmx lokalis: - Medikamentosa
- Visus: normal (apabila merusak kornea, Jika ada infeksi, diberikan salep/tetes mata
visus menurun) antibiotik
- Segmen anterior: - Alternatif Pembedahan (dilakukan Sp.M):
- Arah pertumbuhan bulu mata ke - Ablasi: metode permanen
dalam menggunakan radio frekuensi/laser u/
- Bila terdapat inflamasi -> terdapat merusak folikel bulu mata dari tempat
injeksi silier (dilatasi A. siliaris tumbuhnya
anterior) - Elektrolisis:permanen, menggunakan
- Kelainan kornea -> erosi, sikatrik arus listrik kecil
kornea - Cryosurgery: metode freezing
RETRAKSI KELOPAK MATA (3A)
Tx:
- Tergantung etiologi
- Artificial tears atau salep atau lubricans
untuk melindungi kornea
- Berat -> pembedahan
Tx:
- Pembedahan
Pmx:
Anel test: u/ mengetahui adakah kebocoran pada
saluran lakrimalis
OBSTRUKSI DUKTUS NASOLAKRIMAL (3A)
Pmx lokalis:
- Menggunakan slit lamp, u/ mengetahui
apakah ada masalah pada aliran
melakukan tindakan dilatasi punctum
Tx:
- Antibiotik topikal
Definisi: penyumbatan yang terjadi pada sistem - Pembedahan
aliran lakrimal
Stadium (3):
- Stadium selulitis: pembengkakan yang
nyeri pada area saccus lakrimalis,
epifora/mata berair (+), demam, malaise,
eritema dan edema di sekitar kelopak
mata dan pipi
- Stadium abses lakrimalis: saccus terisi
penuh oleh pus, distensi membentuk
Definisi: infeksi pada saccus lakrimalis, biasanya abses dan ada punctum pada dinding
diawali dengan sumbatan ductus nasolakrimalis abses
dan unilateral. - Stadium fistula: pus yang tidak keluar
membentuk fistulae dibawah ligamen
palpebrae medialis atau pada rongga
Etiologi: Infeksi bakteri
hidung
- Haemofilus influenza
- Staphylococcus aureus
- Streptococcus beta-hemolyticus
- Streptococcus pneumoniae (bersifat kronis)
DAKRIOSISTITIS (3A)
Ax: Pmx penunjang:
- Keluarnya air mata dan kotoran - Pada keadaan akut tidak boleh dilakukan
- Nyeri pada daerah kantus medialis irigasi lakrimal maupun sondage
menyebar ke daerah dahi, orbita kanan dan - Pemeriksaan foto sinus dan CT Scan
gigi depan
- Edema dan eritema kantus medialis
Tx:
- Stadium selulitis:
- Kompres hangat berulang-ulang u/
Pmx lokalis:
- Akut: daerah saccus lakrimalis edema, meredakan edema dan nyeri
- Antibiotik topical/sistemik
lunak, dan eritema yang menyebar sampai
kelopak mata, serta bila kantong ditekan (Flucloxacilin/ Amoksi-clav)
keluar cairan purulen - Stadium abses:
- Kronik: keluarnya air mata dan bila ditekan - Dekompresi sakus: insisi
- Probing dan dacryocystorhinostomy
keluar cairan mukoid
- Stadium fistula:
- Fistulectomy menggunakan
DCT/DCR
KONJUNGTIVA
Benda Asing di Konjungtiva (4)
Gejala :
▪ Mengganjal
▪ Nyeri
▪ Mata merah
▪ Epifora (berair)
Tatalaksana :
▪ Bersihkan luka (apabila yakin bola mata intak)
▪ Bersihkan luka dari benda asing → Irigasi dengan cairan NS
▪ Rujuk → Operatif → merekonstruksi bagian yang terkena trauma
dan melakukan ekstraksi corpal
Perdarahan Subkonjungtiva (4)
Konjungtivitis Gonokokal
(N. Gonorrheae)
▪ Gejala : mata merah, sensasi benda asing, sekret purulent
berat, hiperakut (12-24 jam), kemosis berat, pembengkakan
nll
▪ Tatalaksana : Cetriaxone 125 mg IM single dose (Anak),
Cetriaxone 250 mg IM single dose (Dewasa), doksisiklin 100
mg 2x1 selama 7 hari
Konjungtivitis Viral
Konjungtivitis Adenovirus
▪ Epidemic Keratoconjunctivitis (EKC) : akibat adenovirus
tipe 8 dan 19.
• Gejala sistemik : berupa demam tinggi, dapat terjadi
keratitis, reaksi folikuler, limfadenopati preaurikular,
terdapat pseudomembran, mata merah, unilateral.
• Tatalaksana : artificial tear, dan gejala sistemik
Konjungtivitis Herpes
▪ Simplex : lesi primer herpetik pada wajah dan
palpebrae.
▪ Zooster : penyebaran lesi secara dermatomal.
▪ Tatalaksana : artificial tear, dan gejala sistemik,
antiviral.
Konjungtivitis Alergi
Alergika sederhana
Konjungtivitis alergi non spesifik akut, ditandai dengan gatal, seasonal allergic conjunctivitis dan perennial.
Keratoconjungtivits Vernal
Konjungtivitis alergika rekuren, kronik, bilateral, interstitial, self-limiting dengan insidensi musiman.
Keratoconjungtivits Atopi
Bentuk dewasa dari keratokonjungtivitis vernal. Lebih sering pada laki-laki muda dewasa, terdapat
keterlibatan jaringan periorbital.
Keratoconjungtivits Fliktenularis
Sebagai respon epitel kornea dan konjungtiva terhadap allergen endogen yang telah tersensitisasi. Merupakan
hipersensitivitas tipe IV (protein TBC, stafilokokus dsb)
A. Simple alergi : injeksi konjungtiva
ODS, reaksi papilar ringan.
B. Giant papillary : terdapat hipertrofi
papila pada palpebra superior.
C. Konjungtivitis vernal :
terdapat gambaran
cobblestone appearace dan
tranta’s dot.
D. Konjungtivitis fliktenular :
terdapat bintik berwarna
kekuningan pada sekitar
sklera.
Tatalaksana Konjungtivitis Alergi
▪ Hindari allergen
▪ Stabilizer sel mast → sodium kromoglikat 2% 1 tetes mata 4
kali per hari
▪ Anti histamin: loratadine, cetirizine 1x10 mg/hari
▪ Steroid topical → fluorometholone (0,1 % drops 1-2x per hari),
prednisone, dexametahasone, bethamethasone
Oftalmia Neonatorum (3B)
▪ Konjungtivitis purulent hiperakut pada bayi di
bawah usia 1 bulan, disebabkan penularan dijalan
lahir dari sekret vagina.
▪ Infeksi:
▪ Bakteri Staphylococcus (masa inkubasi > 5 hari)
▪ Klamidia (masa inkubasi 5-10 hari)
▪ N. Gonorrheae (masa inkubasi 2-5 hari) 🡪
Blenore ▪ Pencegahan :
▪ Herpes Simplex o Ibu hamil yang terinfeksi
perlu konsultasi ke dokter
→ pengobatan tambahan
▪ Gejala : sebelum melahirkan
o Adanya secret purulent, mucoid, dan o Pertimbangkan SC bila ibu
mukopurulen tergantung penyebabnya menderita infeksi vagina
o Konjungtiva hiperemia dan kemotik. Kelopak berat menjelang kelahiran
biasanya bengkak
o Kornea dapat terkena pada herpes simplex
Kelainan Degeneratif pada Mata
Pterygium (3A)
▪ Pertumbuhan jaringan fibrovaskuler pada konjungtiva
bersifat degeneratif dan invasif.
▪ Etiologi : iritasi kronis karena debu, cahaya matahari,
udara panas.
▪ Keluhan : asimptomatik, mata iritatif, merah, dapat
terjadi astigmatisme.
▪ Tes sonde (-) → ujung sonde tidak kelihatan →
pterigium. Derajat Pterigium
▪ Tatalaksana : 1. Pterygium belum mencapai limbus kornea.
derajat 1 dan 2 → konservatif 2. Melewati limbus kornea tetapi tidak lebih dari 2 mm
melewati kornea
derajat 3 dan 4 → eksisi pterigium 3. Melebihi derajat dua tetapi tidak melebihi pupil mata
dalam keadaan cahaya.
4. Sudah melewati pupil sehingga menggangu penglihatan
Kelainan Degeneratif pada Mata
Pinguekula (2)
• Kondisi degenerative konjungtiva yang
ditandai dengan pembentukan patch atau
nodul kekuningan pada konjungtiva bulbar
dekat limbus.
• Etiologi : idiopatik, diduga merupakan proses
degenerasi kolagen konjungtiva.
• Gambaran klinis : patch atau nodul
kekuningan bilateral dan stasioner dengan
apex menjauh dari kornea, terbentuk di sisi
nasal terlebih dahulu baru kemudian sisi
temporal.
• Terapi : Konservatif, eksisi pinguekula
Dry Eye/ Mata Kering (4)
• Kondisi permukaan kornea dan konjungtiva kering akibat
berkurangnya fungsi air mata
• Keluhan mata gatal, berpasir, silau, penglihatan kabur, bisa
terjadi erosi kornea.
• Tatalaksana : artificial tear
1. Subjective Symptoms
2. Tear Functions
⮚ Schirmer Test → <10 mm (Dry Eye)
3. Vital Staining
⮚ Dengan Fluorescein → Minimal 2
bagian yang staining (Dry Eye)
SKLERA
Episkleritis (4)
▪ Peradangan rekuren jinak dari episklera termasuk kapsula Tenon tanpa keterlibatan
sklera di bawahnya
▪ Etiologi : Berhubungan dengan gout, rosacea, dan psoriasis
Tatalaksana:
• Tujuan dari tatalaksana adalah untuk mengurangi
nyeri (NSAID), mencegah superinfeksi bakteri
(antibiotik), dan mempercepat penyembuhan.
Kriteria Rujukan:
• Trauma kimia, ada bukti ulkus atau infiltrat, gagal
penyembuhan dalam 3-4 hari, tidak dapat
menghilangkan benda asing, penambahan ukuran
abrasi dalam 24 jam, penurunan visus, dan
perburukan gejala dalam 24 jam
Regimen
Tatalaksana
Abrasi Kornea
Benda Asing di Kornea (3B)
• Adanya benda asing (gram/serbuk besi, kaca, serangga kecil, dll) di kornea akibat trauma okuli.
• Gambaran Klinis
• Penderita mengeluh adanya benda asing yang masuk ke mata, nyeri, mata berair dan silau
• Visus menurun atau normal, adanya benda asing di kornea mata, tes fluoresin (+)
Tatalaksana:
• Berikan anestesi local / topical tetes mata
• Pengeluaran benda asing dengan : Memakai slit
lamp biomikroskop/loupe, ujung jarum suntik
steril no. 25 gauge, atau foreign body spud
• Sikloplegik tetes mata (short acting) untuk
mencegah spasme iris, iridosiklitis, traumatic iritis,
(bila perlu)
• Salep mata antibiotik diberikan 3 kali sehari
• Bebat mata selama 2 hari
• Evaluasi ulang / control 2 hari setelah pengambilan
benda asing
Trauma Kimia (3B)
• Trauma yang diakibatkan oleh zat kimia
• Etiologi : Trauma asam (sulfur, hydrofluoric, acetic, krom, HCl -> koagulasi protein kornea, cenderung superficial),
Trauma basa (KOH, MgOH, cairan pembersih rumah tangga -> terjadi saponifikasi) : anamnesis + kertas lakmus
• Gambaran Klinis
• Symptoms: mata merah, bengkak, iritasi; rasa sakit pada mata; penglihatan buram; sulit membuka mata
• Sign: hiperemia konjungtiva, defek epitel kornea dan konjungtiva, kornea dan lensa keruh
Tatalaksana:
• Segera lakukan irigasi mata yang
terkena dengan air mengalir atau
cairan isotonik sebanyak mungkin Trauma Basa
(selama 15-30 menit atau hingga
kertas lakmus tidak berubah warna ->
pH 7,3 - 7,7)
• Lakukan eversi pada kelopak mata
selama irigasi dan singkirkan debris Trauma Asam
• Setelah irigasi, nilai tajam penglihatan
dan rujuk segera ke dokter spesialis
mata di fasilitas sekunder/tersier
Keratitis (3A) dan Ulkus Kornea Bakterial (3B)
• Etiologi : Pseudomonas aeruginosa (60% kasus terkait lensa kontak), Staphylococcus aureus, Streptococcus spp.
• Faktor Risiko: penggunaan lensa kontak, trauma, penyakit permukaan mata (mata kering, trikiasis, entropion), faktor
lain (imunosupresi, DM, defisiensi vitamin A)
• Gambaran Klinis:: Mata merah, nyeri, fotofobia, penurunan tajam penglihatan, sekret purulen atau mukopurulen,
kelopak mata bengkak, ada gejala spesifik sesuai etiologi | Pemeriksaan penunjang: kerokan kornea, pewarnaan gram
• Terapi: Terapi empiris -> salep fluorokuinolon 0,3% + gentamisin 1,5%
Gejala Spesifik:
• Pseudomonas aeruginosa: lesi awal:
kelabu/kekuningan -> menyebar ke
segala arah -> dapat menyebabkan
perforasi kornea -> eksudat hijau
kebiruan
• Staphylococcus aureus: ulkus bersifat
superfisial
• Streptococcus pneumoniae: ulkus
berwarna kelabu, batas tegas,
menyebar ke arah sentral. Sering
ditemukan hipopion
Keratitis (3A) dan Ulkus Kornea Fungal (3B)
• Etiologi : Ragi (Candida spp. -> menunjukkan penurunan imun) atau Kapang (Fusarium sp. dan Aspergillus sp.).
• Gambaran Klinis::Gejala -> nyeri dengan onset perlahan, sensasi benda asing, fotofobia, penurunan tajam
penglihatan, serta sekret berair atau mukopurulen | Tanda: tepi lesi tidak tegas, infiltrat kering berwarna abu-abu dan
menonjol, ada lesi satelit
• Keratitis Candida -> infiltrat putih-kuning supuratif
• Keratitis kapang -> infiltrat progresif dengan lesi satelit, infiltrat berbentuk cincin dapat muncul
• Terapi: topikal -> Candida (amfoterisin B 0,15%, natamisin 5%, atau flukonazol 2%), kapang (natamycin 5%,
amfoterisin B 0,15% dan mikonazol 1%)
• Terapi:
• Artificial tears setiap 3-4 jam
• Vitamin A
■ Pada pasien di atas umur 1 tahun (kecuali wanita usia produktif): 200.000 IU vitamin A per-oral atau
100.000 IU IM dan diulangi keesokan harinya + 4 minggu kemudian
■ Anak di bawah usia 1 tahun atau kurang dari 8 kg: setengah dosis dari pasien di atas umur 1 tahun
■ Wanita usia produktif (baik hamil maupun tidak): (a) pada grade XN, X1A, X1B diberikan 10.000 IU
vitamin A per-oral setiap hari selama 2 minggu. (b) Untuk corneal xerophtalmia, diberikan dosis
sesuai pasien di atas umur 1 tahun
Xeroftalmia (3A)
• Etiologi : Defisiensi Vitamin A
• Terapi:
• Artificial tears setiap 3-4 jam
• Vitamin A
■ Pada pasien di atas umur 1 tahun (kecuali wanita usia produktif): 200.000 IU vitamin A per-oral atau
100.000 IU IM dan diulangi keesokan harinya + 4 minggu kemudian
■ Anak di bawah usia 1 tahun atau kurang dari 8 kg: setengah dosis dari pasien di atas umur 1 tahun
■ Wanita usia produktif (baik hamil maupun tidak): (a) pada grade XN, X1A, X1B diberikan 10.000 IU
vitamin A per-oral setiap hari selama 2 minggu. (b) Untuk corneal xerophtalmia, diberikan dosis
sesuai pasien di atas umur 1 tahun
Keratokonus, Keratoglobus (2)
• Keratoconus adalah sebuah kondisi non-inflamasi yang progresif yang terjadi pada kornea. Penyakit ini
dimanifestasikan dengan bentuk kornea (bilateral) yang menyerupai kerucut (cone) yang mengakibatkan
penurunan visus
• Keratoglobus merupakan kondisi herediter yang dikarakteristikkan dengan penipisan dan protrusi hemisferis
kornea
Keratoglobus
Bilik Mata Depan
Hifema (3A)
DEFINISI : Adanya darah yang mengumpul pada bilik
mata anterior
ANAMNSESIS :
● Penurunan pengelihatan
● Ada riwayat trauma pada mata
● Nyeri , photopobia, lakrimasi
GRADE HIFEMA
PEMERIKSAAN FISIK:
Segmen anterior:
Tampak darah mengumpul dibagian bawah bilik mata anterior
TERAPI:
ANAMNSESIS :
● Sakit, iritasi, gatal
● Fotofobia
● Penurunan visus dan lapang pandang
● Kelopak mata bengkak dan kemosis
PEMERIKSAAN FISIK:
Segemen anterior: Tampak lapisan berwarna putih pada bagian inferior bilik mata depan
TERAPI:
ETIOLOGI:
MANIFESTASI KLINIS:
- Bila trabekula dan sinekia anterior juga terkena bisa sebabkan TIO meningkat
Uveitis Anterior (2)
DEFINISI: proses peradangan intraokular yang kompleks dan melibatkan jaringan uvea, yaitu iris,
korpus silier, dan koroid.
MANIFESTASI KLINIS:
● Injeksi silier
● Iris nodule
2. Iridosiklitis: peradangan yang terutama melibatkan iris dan pars plicata dari korpus silier.
TERAPI:
● Anti-inflamasi:
- Steroid topikal : dexamethaxon 0,1% (tetes) 1-2 tetes tiap 2 jam pada
pemakaian awal. Dexamethason salep 0,1% (salep) 1 kali pada malam hari
- Injeksi periokular
- Injeksi intravitreal
- Steroid Sistemik
1. Visus
2. Mencegah komplikasi
3. Pengobatan dan pemeriksaan
4. Kosmetik
5. Fakoemulsifikasi
6. Intra capsular cataract extraction (ICCE)
7. Extracapsular cataract extraction (ECCE)
8. Small incision cataract surgery (SICS)
Katarak Kongenital (2)
DEFINISI :
Katarak yang mulai sebelum atau segera lahir dan bayi berusia kurang dari 1 tahun
Bilateral
Kekeruhan bilateral → Segera operasi pada 1 mata. Mata yang lain dapat ditunggu sampai 2 th.
Afakia (3A)
DEFINISI : Mata tanpa lensa
1. Kacamata
● Murah, aman
● Tebal & berat (ukuran +10.00 D)
● Tampak besar dan ganjil
● Tidak bisa untuk satu mata
● Untuk melihat harus lurus ke pusat lensa ( lapang pandangan menyempit )
● Pembesaran bayangan + 25 %
1. Secondary implant
● Anterior chamber IOL → AC harus dalam
● Skleral fiksasi benang yang menggantungkan IOL difiksasikan di sklera
Dislokasi Lensa (3A)
DEFINISI :
Zonula zinn putus
● Sebagian → subluksasi
● Seluruh → luksasi → ke depan pupil → COA, ke belakang → vitreus
ETIOLOGI :
● Trauma
1. Perdarahan viterus 2
2. Endoftalmitis 3B
Definisi
Perdarahan vitreous digambarkan sebagai darah
dalam rongga vitreous. Itu bisa terjadi karena
berbagai penyebab.
Etiologi
● Trauma
● ICH
●
●
Gangguan Darah
Tumor Perdarahan Vitreus
● Etc.
-Kompetensi 2-
Jena S, Tripathy K. Vitreous Hemorrhage. [Updated 2021 Feb 14]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island
(FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559131
Anamnesi Gambaran Klinis
s●
●
Berkabut
Kabur
●
●
Bisa ada penurunan Vusus
Pada pemeriksaan slit-lamp,
● Persepsi bayangan segmen anterior dapat
● jaring laba-laba
menunjukkan neovaskularisasi iris
● presipitat keratik, flare, sel
mungkin menunjukkan etiologi
inflamasi
● Sel darah merah dapat terlihat di
wajah vitreous anterior.
Jena S, Tripathy K. Vitreous Hemorrhage. [Updated 2021 Feb 14]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island
(FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559131
Definisi
Peradangan supuratif intraokular yang melibatkan
segmen anterior dan posterior mata. Sering
dihubungkan dengan infeksi bakteri atau jamur.
Etiologi
Staphylococcus aureus koagulase negatif. Streptococcus
sp Porpionibacterium acnes, Staphylococcus koagulase
negatif, dan jamur, Streptococcus sp., Staphylococcus Endoftalmitis
aureus. dan Bacillus sp.
-Kompetensi 3B-
1. Perdarahan retina 2
2. Oklusi pembuluh darah retina 2
3. Retinopati diabetik 2
4. Retinopati hipertensi 2
5. Age-related macular degeneration 2
6. Ablasio retina 2
7. Uveitis posterior 2
8. Retinitis pigmentosa 2
9. Retinoblastoma 2
Definisi
Perdarahan retina adalah tanda diagnostik oftalmik
yang penting untuk kelainan vaskular sistemik yang
mendasari. Mulai dari titik terkecil dan perdarahan
bercak hingga perdarahan sub-hyaloid masif.
Etiologi
● penyakit vaskular
● gangguan hematologi, dan diskrasia
● Infeksi
● trauma Perdarahan Retina
● etc.
-Kompetensi 2-
Kanukollu VM, Ahmad SS. Retinal Hemorrhage. [Updated 2020 Aug 10]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL):
StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560777/
Anamnesi Manifestasi dari
sRiwayat mendetail tentang kondisi sosial,
penggunaan obat, penyalahgunaan atau
●
●
Diabetes dan sindrom metabolik
Keadaan hiperkoagulasi
trauma, manuver Valsava baru-baru ini ● Lupus eritematosus sistemik (SLE)
atau cedera kompresi dada, kilatan atau ● Sindrom Masquerade
floater dengan penglihatan yang meredup ● Spondyloarthropathy
sementara, semuanya penting untuk
mendiagnosis.
Kanukollu VM, Ahmad SS. Retinal Hemorrhage. [Updated 2020 Aug 10]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL):
StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560777/
Definisi
Central retinal artery occlusion (CRAO) adalah
penyumbatan mendadak dari arteri retinal sentral,
mengakibatkan hipoperfusi retina, kerusakan sel
progresif cepat, dan kehilangan penglihatan.
Etiologi
● Embolism
● Trombosis C.R.A.O
-Kompetensi 2-
Farris W, Waymack JR. Central Retinal Artery Occlusion. [Updated 2021 Feb 17]. In: StatPearls [Internet]. Treasure
Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470354/
Gambaran Klinis Pmx
Anamnesis :
● kehilangan penglihatan monokuler
Penunjang
● Point-of-care glucose
● CBC
● CT Scan
yang tiba-tiba ● intravenous fluorescein angiography
● tidak nyeri ● electroretinography
● amaurosis fugax
● riwayat penyakit aterosklerotik
Funduscopy :
retina akan tampak pucat difus dengan
bintik pusat berwarna merah ceri.
Farris W, Waymack JR. Central Retinal Artery Occlusion. [Updated 2021 Feb 17]. In: StatPearls [Internet]. Treasure
Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470354/
BRAO CRVO BRVO
Farris W, Waymack JR. Central Retinal Artery Occlusion. [Updated 2021 Feb 17]. In: StatPearls [Internet]. Treasure
Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470354/
Definisi
Retinopati diabetik (DR) adalah gangguan
mikrovaskuler yang terjadi karena efek jangka
panjang dari diabetes, menyebabkan kerusakan retina
yang mengancam penglihatan, yang akhirnya
menyebabkan kebutaan.
Etiologi
● DM yang lama Retinopati
● Usia tua
Diabetikum
-Kompetensi 2-
Shukla UV, Tripathy K. Diabetic Retinopathy. [Updated 2021 Feb 14]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL):
StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560805/
Gambaran Klinis Macam
Anamnesis :
● PDR
● Penurunan penglihatan ● NPDR
● duration of diabetes
● type of diabetes mellitus
● past glycemic control
● Medication
● associated systemic disorders
Funduscopy :
● Microaneurysm
● Hemorrhage
● Exudate
● Cotton Wool Spot
● Perubahan Vaskular
Shukla UV, Tripathy K. Diabetic Retinopathy. [Updated 2021 Feb 14]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL):
StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560805/
Shukla UV, Tripathy K. Diabetic Retinopathy. [Updated 2021 Feb 14]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL):
StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560805/
Definisi
Retinopati hipertensi (HR) terjadi ketika pembuluh
retinal rusak karena tekanan darah tinggi.
Etiologi
● Riwayat Hipertensi Retinopati
Hipertensi
-Kompetensi 2-
Modi P, Arsiwalla T. Hypertensive Retinopathy. [Updated 2020 Jul 10]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island
(FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK525980/
Gambaran Klinis Macam
Anamnesis : ● K W - 1 Perubahan minimal P.D.
● Penurunan penglihatan arteriole berupa sklerosis &
penyempitan ringan (arteri : vena à
● Riwayat Hipertensi 1:3)
● KW - 2 KW 1 + Kontriksi setempat,
Funduscopy : sclerosis, crossing
● Angiophaty ● KW - 3 KW 2+ Eksudat lunak (Cotton
Wool spots) & perdarahan
● Angiospasm
retina (flame-shaped)
● Microaneurysm ● KW - 4 KW - 3 + Neuroretinal Edema,
● Hemorrhage Papil edema
● Exudate
● Cotton Wool Spot
Modi P, Arsiwalla T. Hypertensive Retinopathy. [Updated 2020 Jul 10]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island
(FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK525980/
Modi P, Arsiwalla T. Hypertensive Retinopathy. [Updated 2020 Jul 10]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island
(FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK525980/
Definisi
Degenerasi makula terkait usia (ARMD) adalah
penyebab kebutaan yang paling umum terjadi di
negara maju, terutama pada orang yang berusia lebih
dari 60 tahun. Perubahan degeneratif makula
melibatkan bagian tengah retina yaitu fovea.
Penglihatan sentral terpengaruh, mengakibatkan
kesulitan dalam membaca, mengemudi, dll.
Etiologi
A.R.M.D.
● Sosiodemographic
● Genetic -Kompetensi 2-
● Lifestyle
Ruia S, Kaufman EJ. Macular Degeneration. [Updated 2020 Dec 28]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL):
StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560778/
Gambaran Klinis Macam
Anamnesis : ● Non-Neovaskular AMD
● Gangguan Penglihatan sentral ● Neovaskular AMD
● Cek Pakai Amslergrid
Funduscopy :
(Tergantung Macamnya)
Khasnya :
- Drusen → Non-neovaskular
- Wet-Drusen → Neovaskular
Ruia S, Kaufman EJ. Macular Degeneration. [Updated 2020 Dec 28]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL):
StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560778/
Ruia S, Kaufman EJ. Macular Degeneration. [Updated 2020 Dec 28]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL):
StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560778/
Definisi
Ablasi retina adalah ketika retina neurosensori
kehilangan Perlekatan terhadap epitel pigmen retina
yang mendasarinya.
Etiologi
● Usia
● Trauma
● Miopia Tinggi Ablasio Retina
● Tumor
● Etc
-Kompetensi 2-
Blair K, Czyz CN. Retinal Detachment. [Updated 2020 Dec 19]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL):
StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK551502/
Gambaran Klinis Macam
Anamnesis : ● Non-Neovaskular AMD
● Metamorfopsia à makropsia/mikropsia ● Neovaskular AMD
● Fotopsia: melihat kilatan cahaya
● Melihat ada sesuatu yang bergerak di
mata
● Melihat tirai yang bergerak ke suatu
arah
● Bila terjadi di makula : visus sentral nol
● Ablasio retina total tidak ada persepsi
cahaya
Funduscopy :
● Retina bergelombang, warna abu-abu
seperti awan
● Pembuluh darah lebih gelap, lebih
berkelok-kelok,
Blair K, Czyz CN. Retinal Detachment. [Updated 2020 Dec 19]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL):
StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK551502/
Blair K, Czyz CN. Retinal Detachment. [Updated 2020 Dec 19]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL):
StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK551502/
Definisi
uveitis posterior adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan proses inflamasi pada bagian mata
yang dikenal sebagai uvea posterior (koroid dan
retina)
Etiologi
● Infeksi
● Multiple sklerosis Uveitis Posterior
● Lupus
● Leukemia
● Etc. -Kompetensi 2-
Duplechain A, Conrady CD, Patel BC, et al. Uveitis. [Updated 2020 Aug 10]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island
(FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK540993/
Gambaran Klinis
Anamnesis :
● Penglihatan turun mendadak
Funduscopy :
● Koroid terlihat memerah
● Terlihat bercak peradangan
● Kadang disertai eksudat
Duplechain A, Conrady CD, Patel BC, et al. Uveitis. [Updated 2020 Aug 10]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island
(FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK540993/
Definisi
Istilah Retinitis Pigmentosa mencakup sekelompok
retinopati herediter yang mengakibatkan hilangnya
penglihatan progresif.
Etiologi Retinitis
Mutasi genetik yang bertanggung jawab untuk retinitis Pigmentosa
pigmentosa menghasilkan disfungsi biokimia yang secara
khusus mempengaruhi fotoreseptor batang di retina. -Kompetensi 2-
O'Neal TB, Luther EE. Retinitis Pigmentosa. [Updated 2020 Aug 10]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL):
StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK519518/
Gambaran Klinis
Anamnesis :
● Penglihatan Menurun perlahan
khususnya malam hari
● Biasanya disertai buta warna
Funduscopy :
● Terlihat ada bercak hitam pada
daerah retina
O'Neal TB, Luther EE. Retinitis Pigmentosa. [Updated 2020 Aug 10]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL):
StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK519518/
Definisi
Retinoblastoma adalah keganasan intraokular primer
yang paling umum pada masa kanak-kanak.
Penatalaksanaan pasien paling baik dilakukan dengan
berkonsultasi dengan dokter mata berpengalaman
yang dapat memberikan dukungan yang sesuai.
Etiologi
Retinoblastoma
● Diwariskan
● Tidak Diwariskan -Kompetensi 2-
Ishaq H, Patel BC. Retinoblastoma. [Updated 2020 Aug 10]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK545276/
Gambaran Klinis Pemeriksaan
● Strabismus ● Cat’s Eye Sign
● ● MRI
Nyeri mata dan merah
● CT Scan
● Gangguan otot bolamata ● Etc
● Gangguan visus
● Manifestasi metastasis
● Inflamasi
Ishaq H, Patel BC. Retinoblastoma. [Updated 2020 Aug 10]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK545276/
Papil Saraf Optik
1. Papiledem (2)
2. Neuritis Optik (2)
3. Neuropatik Optik (2)
4. Atrofi Papil Optik (2)
5. Glaukoma Akut (3B)
6. Glaukoma Lain (3A)
Papil Edema
Definisi
Gambaran Klinis
Terapi
● Visual field loss and transient dim-outs
● Horizontal binocular diplopia
● Pulsatile tinnitus.
● Headache
● Nausea and vomiting
PAPIL EDEMA (2) PAPIL ATROFI (2)
DEFINISI Kongesti diskus optikus o/k Respon non spesifik terhadap
peningkatan TIK kerusakan nervus optikus
ETIOLOGI Tumor cerebri, Cerebral Hemorrhage, Glaukomatosa, non-glaukomatosa
Trauma, Meningitis, Hydrocephalus (trauma, neuritis optik, papiledema,
dll)
DIAGNOSIS Anamnesis : Anamnesis :
- Gx : mual, muntah, nyeri kepala, - KU : penglihatan kabur tiba-
penurunan penglihatan tiba atau perlahan
- RPD : Riwayat DM
PMX Fisik :
- Visus : menurun
- PMX Lapang Pandang :
menyempit
PAPIL EDEMA (2) PAPIL ATROFI (2)
KIE :
- Mengedukasi pasien bahwa luka perlu
tindakan pembedahan (menutup luka)
- Mengedukasi pasien untuk menggunakan
kacamata pelindung saat bekerja / beraktivitas
- Menjelaskan kepada pasien untuk kembali
kontrol apabila keluhan memberat : mata
merah >>>, bengkak >>>, visus <<,
SELULITIS (2)
Pada anak-anak >>
Diagnosis :
Anamnesis
- Gx : Demam, nyeri, penurunan visus, proptosis, kemosis, keterbatasan gerakan bola mata
PMX Penunjang
- DL : Leukositosis
- CT SCAN : lokasi abses orbita
TIROID OFTALMOPATI (3A)
Definisi : Gangguan autoimun ditandai peningkatan produksi hormon tiroid berlebihan
Diagnosis :
Anamnesis
- Gx : rasa tidak nyaman di permukaan mata, proptosis, lagoftalmus, ptosis (pada MG), diplopia,
keluhan sistemik mengarah pada hipertirodism (ex : mudah lelah, lapar dan haus, berkeringat, porsi
makan lebih banyak, adanya benjolan pada leher)
PMX Fisik
- Leher : Perbesaran kel. Tiroid
- Inspeksi : lagoftalmus, ptosis, proptosis
- PMX Segmen Posterior : TIO >> (pada kasus berat)
- TSH dan FT4 : hipertirodism
Tatalaksana : KIE :
Stadium awal + kelainan retraksi kelopak mata - Mengedukasi pasien untuk tetap kontrol
- Artificial tears penyakit tiroid sebagai langkah utama
- Kelopak diplester waktu tidur - Mengedukasi pasien untuk menghentikan
merokok (apabila perokok)
Retraksi kelopak mata + mata merah + lakrimasi +
- Mengedukasi pasien dengan proptosis
fotofobia
harus terproteksi dengan kacamata /
- Kompres dingin waktu pagi dan tidur artificial tears
- Artificial tears
- Kacamata hitam
1. Strabismus (2)
2. Paralisis N III, N IV, N VI (2)
3. Miastenia Gravis (2)
STRABISMUS (2) Diagnosis :
Anamnesis :
RPS
Definisi: Kondisi “ocular
- Mata lelah
misalignment” akibat kelainan
- Penglihatan menurun pada satu
penglihatan binokular / anomali
mata
kendali neuromuskular atas gerakan
- Diplopia
otot-otot bola mata
- Sering menutup sebelah mata
- Gangguan kosmetik
Etiologi : primer (idiopatik, kongenital),
sekunder (trauma, kelumpuhan saraf
RPK
kranial)
- Riwayat strabismus (+) (sering
ditemukan)
PMX Fisik :
- Cover Uncover Test →
Strabismus manifes
- Alternate Cover test →
Strabismus laten
PARALISIS N. III, IV, VI (2)
Definisi : Paralisis otot-otot ekstraokuler akibat parese N. III, IV, VI menyebabkan kegagalan gerakan
salah satu atau kedua mata untuk berotasi secara berkesinambungan
Diagnosis :
Anamnesis
- Gx : diplopia
PMX Fisik
- Visus dan gerakan bola mata
- Uji Hirschberg
- Cover uncover test dan alternate cover test
MYASTHENIA GRAVIS (2)
Definisi : Penyakit autoimun disertai gejala
kelemahan otot dimana antibodi
menurunkan sejumlah reseptor asetilkolin
post sinap pada neuromuscular junction.
Diagnosis :
- Gx : kelemahan otot ekstraokuler (diplopia,
ptosis), kelemahan otot bulbar (dysphagia,
hoarseness, dysarthria), kelemahan otot leher,
lengan, myasthenic crisis
Persepsi Visual
Diplopia Monokular 2
Anamnesis
- Penglihatan kabur dan double
Pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan visus Tatalaksana
- Gerak bola mata 1. Konsul Sp.M
- Hirschberg test
Diplopia binokular 3A
Definisi → Penglihatan ganda terjadi apabila melihat dengan
Tatalaksana :
kedua mata dan menghilang bila salah satu mata ditutup
1. Kacamata
Etiologi →
2. Konsul Sp.M
- Juling
- Strabismus
Anamnesis :
Pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan visus
- Hirschberg test
- Gerak bola mata
Skotoma 2
Skotoma adalah daerah buta dalam lapangan pandang.
Gejala klinis →
● Penglihatan kabur
● Kesulitan membaca serta mengenali wajah
● Persepsi kontras biasanyat terganggu
Pemeriksaan fisik →
- Pemeriksaan visus
- Amsler grid
- Sensitivitas kontras
Gangguan Lapang Pandang ( Hemianopia) 2