Anda di halaman 1dari 40

Bed Site Teaching

Parese Nervus III

Preseptor : dr. Julita, SpM

Debby Mulya Rahmy 1210313087


Erix Firmando
1
LAPORAN KASUS

2
IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. S
Umur : 40 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Alamat : Kerinci
Tanggal Pemeriksaan : 20 April 2018

3
ANAMNESIS
Seorang pasien laki-laki berusia 40 tahun datang ke
Poliklinik Mata RSUP Dr M. Djamil Padang pada tanggal
20 April 2018

Keluhan Utama :
Kelopak mata kanan jatuh sejak +/- 1 bulan yang lalu

4
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

• Kelopak mata kanan jatuh sejak +/- 1 bulan yang lalu.


• Sebelumnya pasien mengalami kecelakaan lalu lintas,
kemudian kepala bagian kanan terbentur dan pasien
dirawat di RSUD Kerinci selama 2 minggu.
• Pasien tidak sadarkan diri selama 2 hari.
• Penglihatan mata kanan kabur setelah kecelakaan.
• Keluhan penglihatan ganda tidak ada.

5
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

• Pasien tidak pernah menderita keluhan serupa


sebelumnya. Hipertensi (-) Diabetes (-) Penyakit
kardiovaskular (-)

6
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

• Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan


yang sama.

7
STATUS OFTALMIKUS

8
STATUS OFTALMIKUS (cont.)

9
STATUS OFTALMIKUS (cont.)

10
STATUS OFTALMIKUS (cont.)

11
STATUS OFTALMIKUS (cont.)

12
GAMBAR

13
Interpretasi Pemeriksaan Diplopia
I I I

I I I

I I I

14
Diagnosis Kerja : Paresis N. III OD Komplit

Terapi : Observasi
Neurotropik 1x1
Brain CT Scan
Methylrednisolone 2x24 mg

Prognosis :
Quo ad vitam : bonam
Quo ad sanatioum : dubia ad malam
Quo ad functionam : dubia ad malam

15
TINJAUAN PUSTAKA

16
ANATOMI
Nukleus pada
substansia nigra
periaquaduktal otot-otot musculi
rectus medialis,
superior, inferior,
Nukleus motorik musculus obliqus
inferior, dan
musculus levator
Nervus palpebra superior
Oculomotorius
Nukleus otonom
musculus sfingter
pupil dan
Nukleus pada musculus ciliari
substasia nigra 17
18
Oculomotor Nerve Pathway

•Nervus III muncul dari


permukaan anterior
mesencephalon  di antara
arteria cerebri posterior dan
arteria cerebelli superior
berjalan ke dalam fossa cranii
media di dinding lateral sinus
cavernosus.

• Disini, nervus III terbagi


menjadi ramus superior dan
ramus inferior yang memasuki
rongga orbita melalui fissura
orbitalis superior.

19
Dengan demikian, nervus oculomotorius bersifat motorik murni dan
berfungsi mengangkat kelopak mata atas; menggerakkan bola mata ke
atas, bawah, dan medial; konstriksi pupil; serta akomodasi mata.
20
21
ASPEK MOTORIK OTOT-OTOT EKSTRAOKULER

Posisi mata ditentukan oleh keseimbangan


yang dicapai oleh tarikan keenam otot
ekstraokular.

Posisi memandang primer  kepala dan


mata terletak sejajar dengan bidang yang
dilihat.

Untuk menggerakan mata ke arah


pandangan  otot agonis menarik mata ke
arah tersebut dan otot antagonis melemas.
22
23
Origo dan Insersi otot ekstra okular

24
FUNGSI OTOT MATA
Otot Kerja primer Kerja sekunder

Rektus lateralis Abduksi Tidak ada

Rektus medialis Aduksi Tidak ada

Rektus superior Elevasi Aduksi, intorsi

Rektus inferior Depresi Aduksi, ekstorsi

Obliqus superior Intorsi Depresi, abduksi

Obliqus inferior Ekstorsi Elevasi, abduksi


25
PARESE NERVUS III
DEFINISI:
Paresis nervus okulomotorius atau paralisis parsial nervus okulomotorius adalah gangguan
fungsi motorik akibat adanya lesi jaringan saraf pada nervus okulomotorius

ETIOLOGI1,3
-Meningitis (meningitis tuberkulosa, luetika, dan purulenta).
-Lues serebrospinal.
-Infiltrasi karsinoma anaplstik dari nasofaring.
-Stroke (infark atau perdarahan di mesensefalon, yang menimbulkan sindroma dari weber).
-Trauma kapitis (fraktur basis kranii, traksi pada nervus okulomotorius).
-Aneurisma pada sirkulasi arteriosus Willisii.
-Migren.
-Neuritis reumatika.
-Neuropatia pasca-difteri.
26
MANIFESTASI KLINIS
PARESE NERVUS III

Total Parsial
Kelumpuhan semua otot eksraoklar Hilangnya reflek Kelumpuhan otot
intraokular dan
 mata berdeviasi keluar dan akomodasi
ekstraokular
bawah & ptosis &reflek cahaya
terjadi secara
terpisah
Diplopia  mengatur strabismus
posisi kepalanya  paraltik atau pupil midriasis
postur abnormal inkomitan 27
Complete left ptosis
(looking straight ahead)

28
Left superior oblique action is Left inferior rectus paralysis
limited (because of inability (looking down and left).

29
Left inferior oblique paralysis Left superior rectus paralysis
(looking up and right) (looking up and left).

Left medial rectus paralysis Normal left lateral rectus


(looking right). (looking left)

30
Sinkenesis okulomotor
• kesalahan arah akson yang sedang tumbuh ke
selaput yang salah
DEFINISI • transmisi atau timbal balik antara akson-akson
yang tidak memiliki penutup selaput mielin

• Primer : aneurisma a. karotis interna atau meningioma di sinus


kavernosus
ETIOLOGI • Sekunder: trauma berat atau penekanan N III oleh aneurisma
a. komunikans posterior
• penekanan berlangsung beberapa minggu bedah strabismus
31
Sinkinesis okulomotor
(Regenerasi aberan nervus okulomotorius)

Diskinesia kelopak Aduksi sewaktu Retraksi sewaktu


mata pada saat berusaha melihat berusaha melihat
menatap horizontal ke atas ke atas
• M. levator • M. rektus • kedua rektus,
palpebra medialis yang bersifat
bekerja bekerja retraktor,
sewaktu M. sewaktu M. bekerja;
rektus medialis rektus superior
bekerja; bekerja;
32
Pseudo-Graef e retraksi Respon nistagmus
Pupil pseudo-Argyll
Robertson
kelopak mata sewaktu optokonetik vertikal
menatap ke bawah monokular
• persarafan pupil • persarafan kelopak • otot-otot yang
dari M. rektus dari M. rektus memfiksasi mata
inferior atau inferior yang terkena
medialis; bekerja bersama-
sama sehingga
hanya mata normal
yang berespon
terhadap target
yang bergerak.

33
Kelumpuhan okulomotor siklik
• Lepas muatan periodik oleh neuron-neuron yang rusak di nukleus
okulomotorius rangsang subthreshold yang semakin bertambah
sampai timbul lepas muatan
• Kelainan ini merupakan proses predominan unilateral kelumpuhan
N III yang memperlihatkan spasme siklik setiap 10-30 detik.
• Selama selang waktu ini, ptosis membaik dan akomodasi meningkat
• Fenomena ini berlanjut terus seumur hidup tetapi berkurang
sewaktu tidur dan meningkat seiring dengan tingkat kewaspadaan.

34
PARESE NERVUS III

ANAMNESIS

Jenis deviasi: ketidaksesuaian


Jenis onset: awitan dapat penjajaran terjadi di semua arah atau
Usia onset perlahan, mendadak, atau lebih besar di posisi-posisi menatap
intermiten. tertentu, termasuk posisi primer
untuk jauh atau dekat

Riwayat penyakit: diabetes


Ketajaman penglihatan: melitus, hipertensi, aneurisma,
Diplopia neoplasia, atau trauma (trauma
baik atau menurun
saat kelahiran ataupun trauma
kepala akibat kecelakaan).
35
Inspeksi: inspeksi dapat memperlihatkan apakah strabismus yang terjadi
konstan atau intermiten, berpindah-pindah atau tidak, dan bervariasi atau
konstan

Pupil: ukuran, isokor/anisokor, refleks cahaya langsung dan tidak langsung.

Hirschberg reflction test: memeriksa reflek cahaya pada kedua permukaan


kornea. Dengan tes ini adanya strabismus dapat dideteksi, setiap 1 mm
penyimpangan sama dengan 15 dioptri prisma (70).

Pergerakan mata: 6 POSISI KARDINAL

36
Ketajaman penglihatan

Cover-uncover test
tes ini bertujuan untuk menentukan sudut deviasi/sudut strabismus

Hess screen:
tes ini bertujuan untuk mengukur sudut deviasi/sudut strabismus

Pemeriksaan sensorik:
pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai status pengihatan binokular
37
DIAGNOSIS

Celah kelopak mata


Pasien disuruh memandang lurus ke
depan ,kemudian dinilai kedudukan
kelopak mata terhadap pupil dan iris. Gerakan bola mata
Pupil yang perlu diperiksa : Fungsi otot-otot ekstrinsik bola
(1) ukuran: apakah normal (diameter 4- mata dinilai dengan gerakan bola
5 mm), miosis, midriasis atau pin pont mata keenam arah yaitu lateral,
pupil medial, lateral atas, medial atas,
(2) bentuk: apakah normal, isokor atau lateral bawahdan medial bawah,
anisokor cara: pasien menghadap ke depan
(3) posisi: apakah central atau eksentrik dan bola mata digerakkan menurut
(4) refleks pupil perintah atau mengikuti arah
objek.

38
TERAPI

Terapi bedah
•Tujuan terapi bedah adalah untuk mengeliminasi diplopia
dalam lapangan pandang yang normal, baik pada
penglihatan jauh ataupun dekat
• Terapi bedah biasanya dilakukan bila penglihatan
binokular tidak kunjung membaik setelah otot-otot
ekstraokular pulih, selambat-lambatnya sampai 6 bulan.
•Prosedur yang digunakan yaitu reseksi dan resesi.

39
TERIMAKASIH

40

Anda mungkin juga menyukai