2
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S
Umur : 40 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Alamat : Kerinci
Tanggal Pemeriksaan : 20 April 2018
3
ANAMNESIS
Seorang pasien laki-laki berusia 40 tahun datang ke
Poliklinik Mata RSUP Dr M. Djamil Padang pada tanggal
20 April 2018
Keluhan Utama :
Kelopak mata kanan jatuh sejak +/- 1 bulan yang lalu
4
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
5
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
6
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
7
STATUS OFTALMIKUS
8
STATUS OFTALMIKUS (cont.)
9
STATUS OFTALMIKUS (cont.)
10
STATUS OFTALMIKUS (cont.)
11
STATUS OFTALMIKUS (cont.)
12
GAMBAR
13
Interpretasi Pemeriksaan Diplopia
I I I
I I I
I I I
14
Diagnosis Kerja : Paresis N. III OD Komplit
Terapi : Observasi
Neurotropik 1x1
Brain CT Scan
Methylrednisolone 2x24 mg
Prognosis :
Quo ad vitam : bonam
Quo ad sanatioum : dubia ad malam
Quo ad functionam : dubia ad malam
15
TINJAUAN PUSTAKA
16
ANATOMI
Nukleus pada
substansia nigra
periaquaduktal otot-otot musculi
rectus medialis,
superior, inferior,
Nukleus motorik musculus obliqus
inferior, dan
musculus levator
Nervus palpebra superior
Oculomotorius
Nukleus otonom
musculus sfingter
pupil dan
Nukleus pada musculus ciliari
substasia nigra 17
18
Oculomotor Nerve Pathway
19
Dengan demikian, nervus oculomotorius bersifat motorik murni dan
berfungsi mengangkat kelopak mata atas; menggerakkan bola mata ke
atas, bawah, dan medial; konstriksi pupil; serta akomodasi mata.
20
21
ASPEK MOTORIK OTOT-OTOT EKSTRAOKULER
24
FUNGSI OTOT MATA
Otot Kerja primer Kerja sekunder
ETIOLOGI1,3
-Meningitis (meningitis tuberkulosa, luetika, dan purulenta).
-Lues serebrospinal.
-Infiltrasi karsinoma anaplstik dari nasofaring.
-Stroke (infark atau perdarahan di mesensefalon, yang menimbulkan sindroma dari weber).
-Trauma kapitis (fraktur basis kranii, traksi pada nervus okulomotorius).
-Aneurisma pada sirkulasi arteriosus Willisii.
-Migren.
-Neuritis reumatika.
-Neuropatia pasca-difteri.
26
MANIFESTASI KLINIS
PARESE NERVUS III
Total Parsial
Kelumpuhan semua otot eksraoklar Hilangnya reflek Kelumpuhan otot
intraokular dan
mata berdeviasi keluar dan akomodasi
ekstraokular
bawah & ptosis &reflek cahaya
terjadi secara
terpisah
Diplopia mengatur strabismus
posisi kepalanya paraltik atau pupil midriasis
postur abnormal inkomitan 27
Complete left ptosis
(looking straight ahead)
28
Left superior oblique action is Left inferior rectus paralysis
limited (because of inability (looking down and left).
29
Left inferior oblique paralysis Left superior rectus paralysis
(looking up and right) (looking up and left).
30
Sinkenesis okulomotor
• kesalahan arah akson yang sedang tumbuh ke
selaput yang salah
DEFINISI • transmisi atau timbal balik antara akson-akson
yang tidak memiliki penutup selaput mielin
33
Kelumpuhan okulomotor siklik
• Lepas muatan periodik oleh neuron-neuron yang rusak di nukleus
okulomotorius rangsang subthreshold yang semakin bertambah
sampai timbul lepas muatan
• Kelainan ini merupakan proses predominan unilateral kelumpuhan
N III yang memperlihatkan spasme siklik setiap 10-30 detik.
• Selama selang waktu ini, ptosis membaik dan akomodasi meningkat
• Fenomena ini berlanjut terus seumur hidup tetapi berkurang
sewaktu tidur dan meningkat seiring dengan tingkat kewaspadaan.
34
PARESE NERVUS III
ANAMNESIS
36
Ketajaman penglihatan
Cover-uncover test
tes ini bertujuan untuk menentukan sudut deviasi/sudut strabismus
Hess screen:
tes ini bertujuan untuk mengukur sudut deviasi/sudut strabismus
Pemeriksaan sensorik:
pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai status pengihatan binokular
37
DIAGNOSIS
38
TERAPI
Terapi bedah
•Tujuan terapi bedah adalah untuk mengeliminasi diplopia
dalam lapangan pandang yang normal, baik pada
penglihatan jauh ataupun dekat
• Terapi bedah biasanya dilakukan bila penglihatan
binokular tidak kunjung membaik setelah otot-otot
ekstraokular pulih, selambat-lambatnya sampai 6 bulan.
•Prosedur yang digunakan yaitu reseksi dan resesi.
39
TERIMAKASIH
40