retina dari sel epitel pigmen retina. Diperkirakan prevalensi ablasio retina adalah 1 kasus dalam 10.000 populasi. Prevalensi meninhgkat pada beberapa keadaan seperti miopia, afakia dan trauma. Ablasio retina lebih sering terjadi pada usia lanjut. Komplikasi ekstraksi katarak dengan hilangnya vitreus dapat meningkatkan angka kejadian ablasio hingga 10% • Operasi bedah pasca katarak • Kerusakan retina simptomatik • Trauma • Infeksi retina akut • Miopia aksial • Diabetes yang tidak terkontrol • Genetik • mengalami gejala flashes dan floaters secara tiba-tiba • Tirai abu-abu yang menutupi sebagian penglihatan • Visus menurun mendadak tanpa rasa sakit • Gangguan lapang pandang • Funduskopi : retina yang terlepas berwarna pucat/abu-abu dengan pembuluh darah retina yang berkelok-kelok dengan atau tanpa robekan retina 1. Ablasio retina regmentosa pada ablasi retina regmentosa terjadi akibat adanya robekan pada retina sehingga cairan masuk ke belakang antara sel pigmen epitel dengan retina. Etiologi ablasi retina regmentosa bisa disebabkan spontan (liquefaction, degenerasi perifer), trauma baik tumpul maupun tajam. Gejala yang timbul • Terdapat gangguan penglihatan • Kadang terlihat sebagai tabir yang menutup • Fotopsia pada lapangan penglihatan Pada pemeriksaan funduskopi akan terlihat retina yang terangkat berwarna pucat dengan pembuluh darah diatas nya dan terlihat adanya robekan retina berwarna merah. Bila bola mata bergerak akan terlihat retina yang lepas bergoyang pengobatan pada ablasio retina regmentosa ditujukan untuk melekatkan kembali bagian retina yang lepas. 2. Ablasio retina Eksudatif ablasi retina eksudatif adalah ablasi retina yang terjadi akibat tertimbunnya eksudat dibawah retina dan mengangkat retina. Etiologi dari ablasi retina eksudatif 1. Tumor koroid 2. Inflamasi 3. Koroiditis 4. Neovaskularisasi koroidal yang rentan bocor dan meningkatkan kakumulasi cairan subretina di daerah posterior. • Pada funduskopi ditemukan 1. Retina detach cembung dengan permukaan yang rata 2. Tidak ditemukan robekan retina 3. Shifting fluid 3. Ablasio Retina Traksi pada ablasi ini lepasnya retina terjadi akibat tarikan jaringan parut pada badan kava yang mengakibatkan ablasi retina dan penglihatan turun tanpa rasa sakit.
Etiologi ablasio retina traksi :
- Retinophaty diabetic - Proliferative Vitreo Retinopathy - Trauma ocular Pada ablasio retina robekan biasanya tidak ada. Akan tetapi bila ablasio retina traksi memiliki robekan makan tanda-tana ablasio retina regmentosa akan muncul serta tanda-tanda kelainan berkembang dengan cepat.
pada funduskopi ditemukan :
1. Membran vitreous dan jar. Prolif. Vitreo retina 2. Retina bergerak 3. Retina konkaf anterior dan jarang s/d. oraserata SRF jarang meluas Tujuan dari tatalaksana ablasio retina adalah untuk mengembalikan kontak antara neurosensorik retina yang terlepas dengan RPE (Retinal pigmen epitel) dan eliminasi kekuatan traksi.
Pembedahan dibagi kedalam 2 kategori, yakni :
1. Konvensional 2. Virektomi Bila retina tidak dapat direkatkan kembali, maka mata akan terus menurun penglihatannya dan akhirnya menjadi buta.
Bila ablasinya sudah berlangsung lama, maka pada retina timbul
gangguan metabolisme. Zat-zat toksik yang ditimbulkan, menyebabkan degenerasi dan atrofi dari retina.
Komplikasi awal setelah pembedahan : peningkatan TIO,
kesalahan refraksi, astigmatisme Ablasio ini dapat hilang atau menetap bertahun-tahun setelah penyebabnya berkurang atau hilang.
Prognosis ablasio retina :
1. Baik sekali, bila pertama kali operasi 50%-60% 2. Bila operasi pertama tak berhasil, diulang lagi dua kali, prognosis 15% 3. Operasi yang berulang kali atau ablasio yang lama, prognosis buruk sekali 4. Pada myopia tinggi, karena ada proses degenerasi retina, prognosis buruk
ECCE menghindari komplikasi pasca bedah sepertisubluksasi lensa artificialis dan meningkatkan visus pasca bedah.Namun membutuhkan keterampilan lebih tinggi dibanding ICCE