Anda di halaman 1dari 11

Nama : Hadiyana Arief Hafiz NPM : 1102009125 Tugas : PBL Skenario 1 ( Mata Merah )

LO.1 Memahani Anatomi Mata Makro dan Mikro L1.1.1 Makro

Bola mata Berlokasi di Anterior Rongga Orbita ( Bagian Posterior berisi Bantalan Lemak ).berbentuk sferis dengan berat 7,5 g , volume 6,5ml. pada bagian posterior bola mata dipisahkan dari bantalan lemak oleh capsula tenon , lalu kearah anterior capsula tenon menipis menyatu dengan sclera.bagian anterior bola mata berkontak dengan palpebra. Bola mata berdiameter 2,5 cm dimana 5/6 bagiannya terbenam dalam rongga mata ( sclera ) dan hanya 1/6 bagiannya saja yang tampak diluar ( kornea ). Gambar diatas menunjukan bagian bagian yang termasuk kedalam rongga mata , dimana bagian bagian tersebut memiliki fungsi berbeda. 1. Sklera : Sklera dikenal juga dengan putih mata , merupakan 5/6 bagian dinding luar bola mata dengan ketebalan sekitar 1mm.sklera mempunyai struktur jaringan fibrosa yang kuat sehingga mampu mempertahankan bentuk bola mata dan mempertahankan jaringan jaringan halus pada bola mata.Pada anak anak sclera akan terlihat warna biru sedangkan pada orang dewasa terlihat seperti warna kuning. Otot otot yang melekat pada bola mata : a. Muskulus rectus superior : Menggerakan bola mata keatas b. Musculus rectus Inferior : Menggerakan bola mata kebawah c. Musculus rectus Medialis : Menggerakan bola mata kearah dalam d. Musculus rectus lateralis : Menggerakan bola mata keluar

2.

e. Musculus Oblique Superior : Memutar bagian atas mata Mendekati hidung (intorsion ).( membantu gerakan depression dan abduction ) f. Musculus Oblique Inferior : Memutar bagian atas mata menjauhi hidung ( Extorsion ). ( membantu gerakan elevasi dan abduksi 3. Persyarafan Bola mata : a. M.Oblique Superior b. M. Oblique Inferior c. M.Rectus Superior d. M.Rectus Inferior e. M.Rectus lateral f. M.Rectus Medial

: Oleh Nervus IV ( Trochlearis ) : Oleh Nervus III ( Occulomtor) : Oleh Nervus III ( Occulomtor) : Oleh Nervus III ( Occulomtor) : Oleh Nervus VI ( Abducent ) : Oleh Nervus III ( Occulomtor)

4. Konjungtiva : Merupakan membaran mukosa ( selaput lendir ) yang melalipis kelopak dan melipat kebola mata untuk melapisis bagian depan bola mata sampai limbus.Konjungtiva ada 2 yaitu konjungtiva palpebra ( melapisi kelopak ) dan konjugtiva bulbi ( Menutupi bagian depan bola mata ). Dengan fungsi untuk memberikan perlindungan pada sclera dan memberi pelumasan pada bola mata. 5. Kornea : Kornea merupakan jaringan bening , avaskular , yang membentuk 1/6 bagian depan bola mata dan mempunyai diameter 11mm.kornea merupakan lanjutan dari sclera. 6. Lensa : Terletak di depan badan kaca dan dibelakang iris.merupakan bangunan lunak , bening , dan bikonveks ( cembung ) , yang dilapisi oleh kapsul tipis yang homogeny.titik pusat permukaan anterior dan posterior disebut polus anterior dan polus posterior. Garis yang melewati ke 2 polus disebut sumbu ( axis ).Lensa dibungkus oleh suatu kapsul yang merupakan membrane bening yang menutupi lensa dengan erat dan tebal pada permukaan anterior.Fungsi dari kapsul ini adalah untuk mengubah bentuk lensa dan melindungi dari badan kaca dan akuos humor. Lensa berperan penting pada pembiasan cahaya. 7. Iris : Terdiri atas otot polos yang terususun sirkuler dan radier.otot sirkuler bila kontraksi akan mengecilkan pupil , dirangsang oleh cahaya sehingga melindungi retina jika ada cahaya yang cukup kuat.Otot radier dari tepi pupil , jika kontraksi menyebabkan dilatasi pupil.Bila cahaya lemah otot radier akan kontraksi. Sehingga pupil membesar untuk memasukan cahaya lebih banyak.Fungsi dari iris ini sendiri adalah untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata dan diatur oleh saraf otonom.

8. Badan siliar : Badan siliar menghubungkan koroid dengan iris. Tersusun dalam lipatan lipatan yang berjalan radier kedalam. Menyusun prosesus siliaris yang menyusun tepi lensa.prosesus ini banyak mengandung pembuluh darah dan saraf.badan siliaris ini berfungsi untuk menghasilkan akuos humor. 9. Koroid : Merupakan membarana berwarna coklat , yang melapisis permukaan dalam sclera. Koroid mengandung banyak pembuluh darah dan sel sel pigmen yang berwarna gelap. Berfungsi untuk member nutrisi ke retina dan badan kaca dan mencegah reflaksi internal cahaya. 10. Vitreus humor dan akuos Humor Tekanan pada bola mata diatur oleh Vitreus humor pada Posterior mata dan akuos humor yang mengisi kamera anterior ( bilik depan ).Normalnya volume Vitreus humor adalah tetap. 11. Akuos Humor Bertanggung jawab mengatur tekanan intraokuler.perubahan kecepatan masuknya akuos humor kedalam mata dari prosesus siliaris atau kecepatan keluarnya humor akuos dari sudut filtrasi akan mempengaruhi tekanan intraokuler. 12. Vitreus Humor Merupakan jaringan albuminosa setengah cair yang bening, mengisi ruang antara lensa dengan retina. Cairan ini mengisi 4/5 bagian belakang bola mata dan mempertahankan bentuk bola mata dan mempertahankan retina untuk mengadakan aposisi dengan koroid.Vitreus humor tidak mengandung pembuluh darah dan hanya mendapat nutrisi dari jaringan sekitarnya. 13. Retina Merupakan lapisan paling dalam pada mata , merupakan lapisan penerima cahaya. Retina terdiri dari membrane lunak , rapuh , tipis.tebalnya dari 0,4mm dekat masuknya saraf optikus sampai 0,1 pada orra serata.Warna merah ungu pada retina karena adanya rodopsin.retina mempunyai bintik kuning ( macula lutea ).Elemen peka cahaya mengandung sel sel batang dan kerucut. Dimana sel batang untuk intensitas cahaya rendah dan sel kerucut untuk intensitas cahaya terang untuk penglihatan warna.letaknya di pusat retina.sistemnya adalah dengan merubah impuls cahaya menjadi listrik. Yang berjalan sepanjang serabut sensoris dan menuju pusat penglihatan di otak.

LI 1.2 Mikro

(Gambar Bola mata Pembesaran 25x)

Gambar Bola Mata Pembesaran 40x

Retina ( Pembesaran 400x )

Bagian Posterior Mata dengan Saraf Optik ( Pembesaran 100x)

Gambar Iris , Vaskular Tunic ( Pembesaran 100x )

LO 2 . Memahami dan Menjelaskan Fisiologi Penglihatan LI 2.1 Fisiologi Mata Mata adalah organ fotosensitif yang sangat berkembang dan rumit, yang memungkinkan analisis cermat dari bentuk, intensitas cahaya, dan warna yang dipantulkan objek. Mata terletak dalam struktur bertulang yang protektif di tengkorak, yaitu rongga orbita. Setiap mata terdiri atas sebuah bola mata fibrosa yang kuat untuk mempertahankan bentuknya, suatu sistem lensa untuk memfokuskan bayangan, selapis sel fotosensitif, dan suatu sistem sel dan saraf yang berfungsi mengumpulkan, memproses, dan meneruskan informasi visual ke otak (Junqueira, 2007). Tidak semua cahaya yang melewati kornea mencapai fotoreseptor peka cahaya karena adanya iris, suatu otot polos tipis berpigmen yang membentuk struktur seperti cincin di dalam aqueous humour. Lubang bundar di bagian tengah iris tempat masuknya cahaya ke bagian dalam mata adalah pupil. Iris mengandung dua kelompok jaringan otot polos, satu sirkuler dan yang lain radial. Karena serat-serat otot memendek jika berkontraksi, pupil mengecil apabila otot sirkuler berkontraksi yang terjadi pada cahaya terang untuk mengurangi jumlah cahaya yang masuk ke mata. Apabila otot radialis memendek, ukuran pupil meningkat yang terjadi pada cahaya temaram untuk meningkatkan jumlah cahaya yang masuk (Sherwood, 2001). Untuk membawa sumber cahaya jauh dan dekat terfokus di retina, harus dipergunakan lensa yang lebih kuat untuk sumber dekat. Kemampuan menyesuaikan kekuatan lensa sehingga baik sumber cahaya dekat maupun jauh dapat difokuskan di retina dikenal sebagai akomodasi. Kekuatan lensa bergantung pada bentuknya, yang diatur oleh otot siliaris. Otot siliaris adalah bagian dari korpus siliaris, suatu spesialisasi lapisan koroid di sebelah anterior. Pada mata normal, otot siliaris melemas dan lensa mendatar untuk penglihatan jauh, tetapi otot tersebut berkontraksi untuk memungkinkan lensa menjadi lebih cembung dan lebih kuat untuk penglihatan dekat. Serat-serat saraf simpatis menginduksi relaksasi otot siliaris untuk penglihatan jauh, sementara sistem saraf parasimpatis menyebabkan kontraksi otot untuk penglihatan dekat (Sherwood, 2001). LI 2.2 Visual Mata Proses visual dimulai saat cahaya memasuki mata, terfokus pada retina dan menghasilkan sebuah bayangan yang kecil dan terbalik. Ketika dilatasi maksimal, pupil dapat dilalui cahaya sebanyak lima kali lebih banyak dibandingkan ketika sedang konstriksi maksimal. Diameter pupil ini sendiri diatur oleh dua elemen kontraktil pada iris yaitu papillary constrictor yang terdiri dari otot-otot sirkuler dan papillary dilator yang terdiri dari sel-sel epitelial kontraktil yang telah termodifikasi. Sel-sel tersebut dikenal juga sebagai myoepithelial cells (Saladin, 2006).

Jika sistem saraf simpatis teraktivasi, sel-sel ini berkontraksi dan melebarkan pupil sehingga lebih banyak cahaya dapat memasuki mata. Kontraksi dan dilatasi pupil terjadi pada kondisi dimana intensitas cahaya berubah dan ketika kita memindahkan arah pandangan kita ke benda atau objek yang dekat atau jauh. Pada tahap selanjutnya, setelah cahaya memasuki mata, pembentukan bayangan pada retina bergantung pada kemampuan refraksi mata (Saladin, 2006). Beberapa media refraksi mata yaitu kornea (n=1.38), aqueous humour (n=1.33), dan lensa (n=1.40). Kornea merefraksi cahaya lebih banyak dibandingkan lensa. Lensa hanya berfungsi untuk menajamkan bayangan yang ditangkap saat mata terfokus pada benda yang dekat dan jauh. Setelah cahaya mengalami refraksi, melewati pupil dan mencapai retina, tahap terakhir dalam proses visual adalah perubahan energi cahaya menjadi aksi potensial yang dapat diteruskan ke korteks serebri. Proses perubahan ini terjadi pada retina (Saladin, 2006). Retina memiliki dua komponen utama yakni pigmented retina dan sensory retina. Pada pigmented retina, terdapat selapis sel-sel yang berisi pigmen melanin yang bersamasama dengan pigmen pada koroid membentuk suatu matriks hitam yang mempertajam penglihatan dengan mengurangi penyebaran cahaya dan mengisolasi fotoreseptorfotoreseptor yang ada. Pada sensory retina , terdapat tiga lapis neuron yaitu lapisan fotoreseptor, bipolar dan ganglionic. Badan sel dari setiap neuron ini dipisahkan oleh plexiform layer dimana neuron dari berbagai lapisan bersatu. Lapisan pleksiform luar berada diantara lapisan sel bipolar dan ganglionic sedangkan lapisan pleksiformis dalam terletak diantara lapisan sel bipolar dan ganglionic (Seeley, 2006). Setelah aksi potensial dibentuk pada lapisan sensori retina, sinyal yang terbentuk akan diteruskan ke nervus optikus, optic chiasm, optic tract, lateral geniculate dari thalamus, superior colliculi, dan korteks serebri (Seeley, 2006)

Gambar Jaras Penglihatan

LI 2.3 Tajam Penglihatan Tajam penglihatan merupakan padanan dari bahasa inggris "Visual Acuity" yang didefinisikan sebagai buruk atau jelasnya penglihatan yang bergantung pada tingkat kejelasan upaya pemfokusan di retina. Ketajaman penglihatan merupakan kemampuan sistem penglihatan untuk membedakan berbagai bentuk (Anderson, 2007). Penglihatan yang optimal hanya dapat dicapai bila terdapat suatu jalur saraf visual yang utuh, stuktur mata yang sehat serta kemampuan fokus mata yang tepat (Riordan-Eva, 2009). Tajam penglihatan dapat dibagi lagi menjadi recognition acuity dan resolution acuity. Recognition acuity adalah tajam penglihatan yang berhubungan dengan detail dari huruf terkecil, angka ataupun bentuk lainnya yang dapat dikenali. Resolution acuity adalah kemampuan mata untuk mengenali dua titik ataupun benda yang mempunyai jarak sebagai dua objek yang terpisah (Leat, 2009). LI 2.3.1 Pemeriksaan Tajam Penglihatan Pemeriksaan tajam penglihatan merupakan pemeriksaan fungsi mata. Gangguan penglihatan memerlukan pemeriksaan untuk mengetahui sebab kelainan mata yang mengakibatkan turunnya tajam penglihatan. Tajam penglihatan perlu dicatat pada setiap mata yang memberikan keluhan mata. Untuk mengetahui tajam penglihatan seseorang dapat dilakukan dengan kartu Snellen dan bila penglihatan kurang maka tajam penglihatan diukur dengan menentukan kemampuan melihat jumlah jari (hitung jari), ataupun proyeksi sinar. Untuk besarnya kemampuan mata membedakan bentuk dan rincian benda ditentukan dengan kemampuan melihat benda terkecil yang masih dapat dilihat pada jarak tertentu. Pemeriksaan tajam penglihatan dilakukan pada mata tanpa atau dengan kacamata dan setiap mata diperiksa terpisah (Ilyas, 2009). Mata yang tidak dapat membaca satu huruf pun pada kartu Snellen diuji dengan cara menghitung jari. Jika tidak bisa menghitung jari, mata tersebut mungkin masih dapat mendeteksi tangan yang digerakkan secara vertikal atau horizontal. Tingkat penglihatan yang lebih rendah lagi adalah kesanggupan mempersepsi cahaya. Mata yang tidak dapat mempersepsi cahaya dianggap buta total (Riordan-Eva, 2009). Dengan kartu Snellen standar ini dapat ditentukan tajam penglihatan atau kemampuan melihat seseorang, seperti : - Bila tajam penglihatan 6/6 maka berarti ia dapat melihat huruf pada jarak enam meter, yang oleh orang normal huruf tersebut dapat dilihat pada jarak enam meter. - Bila pasien hanya dapat membaca pada huruf baris yang menunjukkan angka 30, berarti tajam penglihatan pasien adalah 6/30. - Bila pasien hanya dapat membaca huruf pada baris yang menunjukkan angka 50, berarti tajam penglihatan pasien adalah 6/50. - Bila tajam penglihatan adalah 6/60 berarti ia hanya dapat terlihat pada jarak enam meter yang oleh orang normal huruf tersebut dapat dilihat pada jarak 60 meter. - Bila pasien tidak dapat mengenal huruf terbesar pada kartu Snellen maka dilakukan uji hitung jari. Jari dapat dilihat terpisah oleh orang normal pada jarak 60 meter.

- Bila pasien hanya dapat melihat atau menentukan jumlah jari yang diperlihatkan pada jarak tiga meter, maka dinyatakan tajam 3/60. Dengan pengujian ini tajam penglihatan hanya dapat dinilai dampai 1/60, yang berarti hanya dapat menghitung jari pada jarak 1 meter. - Dengan uji lambaian tangan, maka dapat dinyatakan tajam penglihatan pasien yang lebih buruk daripada 1/60. Orang normal dapat melihat gerakan atau lambaian tangan pada jarak 300 meter. Bila mata hanya dapat melihat lambaian tangan pada jarak satu meter berarti tajam penglihatannya adalah 1/300. - Kadang-kadang mata hanya dapat mengenal adanya sinar saja dan tidak dapat melihat lambaian tangan. Keadaan ini disebut sebagai tajam penglihatan 1/~. Orang normal dapat melihat adanya sinar pada jarak tidak berhingga. - Bila penglihatan sama sekali tidak mengenal adanya sinar maka dikatakan penglihatannya adalah 0 (nol) atau buta nol (Ilyas, 2009). Nilai Tajam Penglihatan dalam Meter, Kaki dan Desimal Snellen (6 meter) 6/6 5/6 6/9 5/9 6/12 5/12 6/18 6/60 20 kaki 20/20 20/25 20/30 15/25 20/40 20/50 20/70 20/200 Sistem desimal 1.0 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.1

LI.2.3.2 test Pin Hole Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah tajam penglihatan yang kurang terjadi akibat kelainan refraksi atau kelainan organik media penglihatan. Penderita duduk menghadap kartu Snellen dengan jarak 6 meter. Penderita disuruh melihat huruf terkecil yang masih terlihat dengan jelas. Kemudian pada mata tersebut ditaruh lempeng berlubang kecil (pinhole atau lubang sebesar 0.75 mm). Bila terdapat perbaikan tajam penglihatan dengan melihat melalui lubang kecil berarti terdapat kelainan refraksi. Bila terjadi kemunduran tajam penglihatan berarti terdapat gangguan pada media penglihatan. Mungkin saja ini diakibatkan kekeruhan kornea, katarak, kekeruhan badan kaca, dan kelainan makula lutea (Ilyas, 2009).

LO 3 Memahami Dan Menjelaskan Tentang Keratitis

Anda mungkin juga menyukai