Anda di halaman 1dari 13

TUGAS INDIVIDU

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III

Disusun oleh :

YUNITA ELLY FARIDA


NIM. 1810113

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH
SURABAYA
2020/2021
1. SISTEM PENGLIHATAN
a. Anatomi fisiologi penglihatan (singkat, jelas, padat)
Pengertian Sistem Penglihatan adalah organ indra yang memiliki reseptor peka cahaya yang disebut
fotoreseptor. Setiap mata mempunyai lapisan reseptor, sisten lensa, dan sistem saraf, indra
penglihatan yang terletak pada mata(organ visus) yang terdiri dari organ okuli assoria(alat bantu
mata) dan okulus(bola mata). Saraf indra penglihatan, saraf optikus(urat saraf kranial kedua),
muncul dari sel-sel ganglion dalam rebina, bergabung untuk membentuk saraf optikus.
Organ-organ pada indra penglihatan, meliputi :
a). Konjungtiva
b). Sklera
c). Otot-otot
d). Kornea
e). Koroid
f). Badan siliaris
g). Iris (pupil)
h). Lensa
i). Retina
j). Fovea (bintik kuning)
k). Bintik nouta
l). Vitreous humor (humor bening)
m). Aqueous humor (humor berair)
n). Alis mata (supersilium)
o). Bulu mata
p). Kelopak mata (palpebra)
Mekanisme Pemfokus Sebagian besar kekuatan berfokus mata adalah karena refraksi cahaya oleh
kornea. Refraksi cahaya oleh lensa mata sangat penting; kurvatura lensa dapat berubah sehingga
cahaya selalu terfokus pada retina. Lensa adalah transparan dan berwarna kuning pucat.
Akomodasi mata berarti memfokuskan bayangan, sedangkan kemampuan pemfokusan objek pada
jarak yang berbeda disebut daya akomodasi. Akomodasi bertujuan agar bayangan yang terjadi jatuh
tepat pada bintik kuning. Apabila melihat objek yang letaknya jauh, lensa mata menjadi lebih pipih,
tetapi jika melihat objek yan gdekat, lensa mata menjadi lebih cembung. Pengaturan kecembungan
lensa ini diatur oleh otot-otot, lensa yang melingkat (otot siliaris). Saat melihat objek yang jauh otot
lensa berelaksasi, sedangkan saat melihat objek yang dekat otot lensa berkontraksi.

Anatomi Sistem Penglihatan Pada Manusia


A. Konjungtiva
Permukaan dalam kelopak mata disebut konjungtiva palpebra, merupakan lapisan mukosa. Bagian
yang membelok dan kemudian melekat pada bola mata disebut konjungtiva bulbi. Pada konjungtiva
ini banyak sekali kelenjar-kelenjar limfe dan pembuluh darah.
B. Sklera
Sklera merupakan selaput jaringan ikat yang kuat dan berada pada lapisan terluar mata yang
berwarna putih. Sebagian besar sklera dibangun oleh jaringan fibrosa yang elastis. Bagian depan
sklera tertutup oleh kantong konjungtiva.
C. Otot-otot Otot-otot yang melekat pada mata :
a). Muskulus levator palpebralis superior inferior.
b). Muskulus orbikularis okuli otot lingkar mata.
c). Muskulus rektus okuli inferior (otot disekitar mata)
d). Muskulus rektus okuli medial (otot disekitar mata)
e). Muskulus obliques okuli inferior
f). Muskulus obliques okuli superior.

D.Kornea
Kornea merupakan selaput yang tembus cahaya, melalui kornea kita dapat melihat membran pupil
dan iris. Penampang kornea lebih tebal dari sklera, terdiri dari 5 lapisan epitel kornea, 2 lamina
elastika anterior (bowmen, 3 substansipropia, 4 lamina elastika posterior, dan 5 endotelium. Kornea
tidak mengandung pembuluh darah peralihan, antara kornea ke sklera disebut selero corneal
junction. Kornea juga merupakan jalan masuk cahaya pada mata dengan menempatkannya pada
retina.
E. Koroid Koroid adalah lapisan yang dibangun oleh jaringan ikat yang memiliki banyak pembuluh
darah dan sejumlah sel pigmen. Letaknya disebelah dalam sklera. Dibagian depan mata, lapisan
koroid memisahkan diri dari sklera membentuk iris yang tengahnya berlubang. F. Iris (Pupil)
Iris merupakan diafragma yang terletak diantara kornea dan mata. Pada iris terdapat dua perangkat
otot polos yang tersusun sirkuler dan radial. Ketika mata berakomodasi untuk melihat benda yang
dekat atau cahaya yang terang otot sirkuler berakomodasi sehingga pupil mengecil, begitu pula
sebaiknya.
G. Lensa
Lensa berada tepat dibelakang iris dan tergantung pada ligamen suspensori. Bentuk lensa dapat
berubah-ubah, diatur oleh otot siliaris ruang yang terletak diantara lensa mata dan retina disebut
ruang viretus, berisi cairan yang lebih kental(humor viterus), yang bersama dengan humor akueus
berperandalam memelihara bentuk bola mata.
H. Retina
Retina merupakan lapisan bagian dalam yang sangat halus dan sangat sensitif terhadap cahaya. Pada
retina terdapat reseptor(fotoreseptor). Fotoreseptor berhubungan dengan badan sel-sel saraf yang
serabutnya membentuk urat saraf optik yang memanjang sampai ke otot.
I. Vitreous Humor (Humor Bening)
Badan bening ini terletak dibelakang lensa. Bentuknya berupa zat transparan seperti jeli (agar-agar)
yang jernih. Zat ini mengisi pada mata dan membuat bola mata membulat.
J. Aqueous Humor (Humor Berair)
Aquaeous humor atau cairan berair terdapat dibalik kornea. Strukturnya sama dengan cairan sel,
mengandung nutrisi bagi kornea dan dapat melakukan difusi gas dengan udara luar melalui kornea.
K. Alis Mata (Supersilium)
Alis yaitu rambut-rambut halus yang terdapat diatas mata.
L. Bulu mata
Bulu mata yaitu rambut-rambut halus yang terdapat ditepi kelopak mata.
M. Kelopak mata(palpebra)
Kelopak mata merupakan 2 buah lipatan atas dan bawah kulit yang terletak di depan bulbus okuli.

Fisiologi Sistem Penglihatan Pada Manusia


A. Konjungtiva
Konjungtiva berfungsi melindungi kornea dari gesekan.
B. Sklera
Skelera berfungsi melindungi bola mata dari kerusakan mekanis dan menjadi tempat melakatnya
otot mata.
C. Otot-otot Otot-otot yang melekat pada mata :
a). Muskulus orbikularis okuli otot lingkar mata, fungsinya untuk menutup mata.
b). Muskulus orbikularis okuli otot lingkar mata, fungsinya untuk menutup mata.
c). Muskulus rektus okuli inferior(otot disekitar mata), fungsinya untuk menutup mata.
d). Muskulus rektus okuli medial(otot disekitar mata), fungsinya menggerakkan mata dalam (bola
mata).
e). Muskulus obliques okuli inferior, fungsinya menggerakkan bola mata ke bawah dan kedalam.
f). Muskulus obliques okuli superior, fungsinya memutar mata ke atas ke bawah dan keluar.

D. Kornea
Kornea berfungsi menerima cahaya yang masuk ke bagian dalam mata dan membelokkan berkas
cahaya sedemikian rupa sehingga dapat difokuskan(memungkinkan lewatnya cahaya dan merefraksi
cahaya).
E. Koroid
Koroid berfungsi penyuplai retina(mengandung pembuluh darah) dan melindungi refleksi cahaya
dalam mata.
F. Badan Siliaris
Badan siliaris berfungsi menyokong lensa, mengandung otot yang memungkinkan lensa berubah
bentuk, dan mensekresikan aqueous humor(humor berair).
G. Iris (Pupil)
Iris (pupil) berfungsi mengendalikan ukuran pupil, sedangkan pigmenya mengurangi lewatnya
cahaya.
H. Lensa
Lensa berfungsi memfokuskan pandangan dengan mengubah bentuk lensa.
I. Retina
Retina berfungsi untuk menerima cahaya, mengubahnya menjadi impuls saraf dan menghantarkan
impuls ke saraf optik(II). Pada bagian retina, terdapat sel batang berjumlah sekitar 125 juta buah
dalam setiap mata. Sel batang, sangat peka terhadap intensitas cahaya rendah, tetapi tidak mampu
membedakan warna.
J. Vitreous Humor (Humor Bening)
Vitreous humor(humor bening) berfungsi menyokong lensa dan menolong dalam menjaga bentuk
bola mata.
K. Aqueous Humor(Humor Berair)
Aqueous humor(humor berair) berfungsi menjaga bentuk kantong depan bola mata.
L. Alis Mata(Supersilium)
Alis mata berfungsi mencegah masuknya air atau keringat dari dahi ke mata.
M. Bulu Mata
Bulu mata berfungsi untuk melindungi mata dari benda-benda asing.
N. Kelopak Mata (Palpebra)
Kelopak mata berfungsi pelindung mata sewaktu-waktu kalau ada gangguan pada mata(menutup
dan membuka mata)

Gangguan dan Kelainan Serta Teknologi Pengobatan yang Berkaitan dengan Sistem Penglihatan pada
Manusia.
Struktur maupun fungsi sistem penglihatan manusia dapat mengalami gangguan atau kelainan.
Kelainan tersebut dapat disebabkan oleh berbagai hal. Macam-macam kelainan pada mata, antara
lain:
1). Hipermotropia (rabun dekat)
Penyebab : lensa mata tidak dapat mencembung atau bola mata terlalu pendek sehingga bayangan
benda jatuh di belakang retina.
Teknologi : ditolong dengan lensa cembung (konvergen/positif).
2). Miopia (rabun jauh)
Penyebab : lensa mata terlalu cembung atau bola mata terlalu panjang sehingga bayangan benda
jatuh di depan retina.
Teknologi : ditolong dengan lensa cekung (divergen/negatif).
3). Presbiopia
Penyebab : elastisitas lensa mata berkurang karena usia tua.
Teknologi : ditolong dengan lensa rangkap (dua macam lensa).
4). Astigmatisme
Penyebab : permukaan lensa mata tidak sama sehingga fokusnya tidak sama, dan bayangan benda
yang terbentuk tidak sama.
Teknologi : ditolong dengan lensa silindris (silinder)
5). Katarak
Penyebab : lensa mata buram, tidak elastis akibat pengapuran, sehingga daya akomodasi berkurang.
Teknologi : operasi.
6). Glaukoma
Penyebab : adanya penambahan tekanan dalam mata, karena cairan dalam bilik anterior
mata(aqueous humor) belum sempat disalurkan keluar sehingga tegangan yang ditimbulkan dapat
menyebabkan tekanan pada saraf optik; lama-kelamaan akan menyebabkan hilangnya daya
penglihatan.
Teknologi : obat-obatan, operasi dengan menggunakan laser.
b. Web of causation (pathway) katarak

Sumber referensi : askep stikes muhammadiyah lamongan angkatan II.blogspot


c. Web of causation (pathway) glaukoma

Sumber referensi : id.scribd


d. Web of causation (pathway) hordeolum
Sumber referensi : id.scribd
d. Standar Prosedur Operasional

CONTOH FORMAT STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

JUDUL SPO PEMBERIAN OBAT TETES MATA

Pengertian Memberikan obat tertentu dengan cara meneteskannya ke dalam mata

Tujuan Melaksanakan tindakan pengobatan mata sesuai dengan program


pengobatan
Indikasi 1. Meredakan sementara mata merah akibat iritasi ringan

Kontraindikasi 1. Tidak boleh digunakan pada penderita glaukoma


1. Kassa steril
Persiapan alat 2. Obat tetes mata
3. Tisu
4. Kapas basah dalam kompetisi
5. Handscoen Steril
6. Korentang
7. Bengkok
8. Gunting verband
9. Plester
10. Masker
11. Baraskot
1. Posisikan pasien supinasi
Persiapan pasien
1. Menutup sketsel atau sampiran
Persiapan lingkungan
1. Gunakan alat pelindung diri
(masker dan baraskot)
Langkah-langkah
2. Salam terapeutik
(sesuai fase/tahap)
3. Jelaskan prosedur yang akan
dilakukan
4. Dekatkan alat
5. Tutup sampiran
Gunting plester sesuai
6.
kebutuhan
7.
Cuci tangan
8. Pasang handscoen steril
9. Atur posisi pasien dengan
kepala menengadah dan posisi
perawat di samping kanan
pasien
10. Bersihkan mata pasien dengan
kapas basah dari bagian dalam
mata ke sudut luar mata
Kapas basah yang sudah
dipakai dibuang ke bengkok
11. Ambil obat tetes mata,
perhatikan prinsip 5 benar
12. Anjurkan pasien untuk melihat
ke atas dan tidak berkedip,
13. kemudian tekan perlahan
bagian bawah menggunakan
ibu jari di atas tulang orbita
Teteskan obat pada
konjungtiva palpebra sesuai
dosis
14. Setelah obat di teteskan,
anjurkan pasien untuk
mengedipkan mata
Bersihkan sisa obat yang ada
15. didaerah sekitar mata dengan
tisu
Tutup mata dengan kassa
16.
Lepaskan handscoen
Rekatkan plester pada kassa
17. untuk menutupi mata
18. Bereskan alat
19. Buka sampiran
Evaluasi
20. Cuci tangan
21. Dokumentasi
22.
23.
24.

1. Perhatikan respon pasien


Evaluasi

Gambar

Referensi Teguh mutaqien (2013), sop tetes mata scribd.


Note : Standar minimal SPO, Anda dapat menambahkan poin lainnya bila perlu
Standar Prosedur Operasional (SPO)

JUDUL SPO PEMBERIAN SALEP ANTIBIOTIK


Pengertian Suatu tindakan memberikan salep pada mata
Tujuan Untuk memberikan obat pada mata

Indikasi 1. Kondisi mata sub akut dan kronis


Kontraindikasi 1. Kondisi mata akut
Persiapan alat 1. Salep mata sesuai dengan kebutuhan
2. Kapas bulat khusus untuk mata

Persiapan pasien 1. Pasien diberi penjelasan tentang hal yang akan dilakukan
2. Pasien diatur dalam posisi duduk atau telentang

Persiapan lingkungan 1. Menutup sketsel atau sampiran

1. Baca etiket pada tube salep mata untuk mencegah kekeliruan


Langkah-langkah 2. Bersihkan mata pasien dengan kapas bulat
(sesuai fase/tahap) 3. Kapas bulas yang sudah dipakai dibuang kedalam bengkok
4. Tarik kelopak mata kebawah mata dan oleskan salep dari kantus
dalam ke kantus luar
5. Anjurkan pasien untuk menutup dan mengejap kelopak mata
6. Bersihkan sisa salep yang ada disekitar mata dengan kapas bulat
7. Bila perlu mata ditutup dengan kain kassa steril dan diplester
8. Dokumentasikan tindakan
Evaluasi 1. Perhatikan respon pasien
Gambar

Referensi Perawatheva (2017), sop memberi obat salep mata blogspot.


Note : Standar minimal SPO, Anda dapat menambahkan poin lainnya bila perlu........................
Standar Prosedur Operasional (SPO)

JUDUL SPO IRIGASI MATA ( PEMBERSIHAN MATA )


Pengertian Irigasi mata merupakan suatu tindakan pencucian kantung
konjungtiva mata. Irigasi biasanya menggunakan akuades, saline,
atau cairan antiseptik. Teknik steril digunakan karena tindakan ini
berhubungan dengan mukosa mata.
Tujuan 1. Membersihkan mata
2. Menghantarkan obat
Indikasi 1. Cedera dekontaminasi kimiawi
2. Pembersihan debris (misalnya.debu) dari mata
Kontraindikasi 1. Bola mata terluka atau tertusuk
Persiapan alat 1. Tabung steril untuk tempat cairan
2. Cairan irigasi dengan suhu 37° C
3. Lakmus (penguji pH bila terpajan asam/basa)
4. Irigator (contoh: selang infuse) atau spuit steril
5. Bola kapas steril
6. Bengkok steril
7. Perlak
8. Handuk
9. Sarung tangan steril

Persiapan pasien
1. Posisikan pasien supinasi atau fowler

Persiapan lingkungan
1. Menutup sketsel atau sampiran

1. Mengucapkan salam terapeutik


Langkah-langkah 2. Melakukan validasi/ evaluasi
(sesuai fase/tahap) 3. Melakukan kontrak waktu
4. Jelaskan prosedur kepada klien
5. Mempersiapkan alat
6. Mencuci tangan
7. Bantu klien mengatur posisi duduk atau berbaring, miring kepala
ke arah mata yang sakit
8. Tutup pakaian klien dengan handuk. Pasang perlak di bawah
kepala pasien
9. Pasang bengkok di bawah mata yang sakit
10. Pakai sarung tangan steril
11. Bersihkan kelopak mata dan bulu mata dengan kapas yang telah
dibasahi cairan irigan, dengan arah dari kanus dalam ke kanus luar
12. Dengan perlahan, retraksi kelopak mata dengan telunjuk dan ibu
jari tangan non dominan (umumnya kiri).
JUDUL SPO IRIGASI MATA ( PEMBERSIHAN MATA )
13. Mulai alirkan irigan melalui irigator, pengang bagian distal
irrigator dengan tangan dominan (umumnya kanan) 2,5 cm diatas
mata. Aliran cairan harus mengalir dengan kecepatan sesuai
kenyamanan klien.
14. Arahkan cairan irigan ke semua arah pada bila mata anterior,
dari kanus dalam ke kanus luar. Lanjutkan tindakan sampai air yang
keluar dari mata tampak bersih.
15. Bila sudah selesai, bersihkan sekitar mata dengan cara mengusap
dari arah dalam ke luar
16. Tutup mata bila diperlukan dan kaji respon
17. Bereskan alat yang digunakan dan dokumentasikan
Evaluasi
1. Perhatikan respon pasien

Gambar

Referensi Kidd, Pamela, S. Sturt, Ann, S. Fultz, Julia. 2010. Pedoman


Keperawatan Emergensi. Jakarta: EGC
Note : Standar minimal SPO, Anda dapat menambahkan poin lainnya bila perlu........................

Anda mungkin juga menyukai