Anda di halaman 1dari 10

INDERA PENGLIHATAN

Mata merupakan alat indra yang terdapat pada manusia yang secara konstan
menyesuaikan pada jumlah cahaya yang masuk, memusatkan perhatian pada objek yang dekat
dan jauh serta menghasilkan gambaran yang kontinu yang dengan segera di hantarkan pada
otak. Penglihatan pada manusia melibatkan deteksi gelombang cahaya yang sangat sempit
dengan panjang gelombang sekitar 400 sampai 750 nm. Panjang gelombang terpendek
dipersepsi sebagai warna biru, dan panjang gelombang terpanjang dipersepsi sebagai warna
merah. Mata memiliki fotoreseptor yang mampu mendeteksi cahaya, tetapi, sebelum cahaya
mengenai reseptor yang bertanggung jawab untuk deteksi ini, cahaya harus difokuskan ke
retina ( ketebalan 200 μm) oleh kornea dan lensa (Pearce,2006 :120).

Radiasi cahaya yang masuk ke bumi telah disaring oleh lapisan ozon, karbon dioksida
dan uap air di atmosfer, sehingga radiasi cahaya yang umum (lihat Gambar 249) dapat dilihat
oleh manusia dengan bantuan mata.

Gambar 249. Cahaya Umum yang Tampak oleh Manusia


(Tortora & Derrickson, 2009: 605)
A. Anatomi Sistem Penglihatan
Anatomi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari ana yang artinya memisah-
misahkan atau mengurai dan tomos yang artinya memotong-motong. Anatomi berarti
mengurai atau memotong. ilmu bentuk dan susunan tubuh dapat diperoleh dengan cara
mengurai badan melalui potongan bagian-bagian dari badan dan hubungan alat tubuh satu
dengan yang lain.
Menurut ilmu anatomi mata manusia terbagi menjadi dua bagian yaitu: bagian luar dan
bagian dalam.
1. Bagian luar
a. Alis mata (eyebrow)
Alis mata (eyebrow) memberikan ekspresi tambahan pada wajah dan komunikasi
nonverbal. Alis mata juga berguna untuk melindungi mata dari cahaya yang silau dan
membantu menjaga keringat agar tidak masuk ke mata.

b. Kelopak mata atau palpebrae (eyelid)


Kelopak mata atau palpebrae (eyelid) mencegah benda asing masuk ke dalam mata,
mencegah stimulus visual saat tidur, dan dapat mengedip secara berkala untuk melembabkan
mata dengan air mata dan membersihkan debu pada permukaan mata. Kelopak mata terpisah
satu dengan yang lainnya oleh fissura palpebrae dan bertemu pada suatu sudut yang disebut
dengan medial dan lateral commissura (canthi). Kelopak mata sebagian besar terdiri dari otot
orbicularis oculi yang ditutupi oleh kulit. Kelopak mata juga mengandung fibrosa pendukung
plat tarsal yang menebal di sepanjang batas kelopak mata. Di dalam plat terdapat kelenjar
tarsal yang mensekresikan minyak yang menutupi mata dan mengurangi penguapan air mata.
Rambut mata (eyelashes) merupakan rambut pelindung yang membantu mencegah debu
masuk ke mata.

Gambar 250. Bagian Eksternal Mata (Salladin, 2012: 610)


2.Bagian Dalam
a. Apparatus lakrimal
Apparatus lakrimal yang terdiri dari kelenjar lakrimal (air mata) dan sepasang saluran
yang mengalirkan air mata ke dalam rongga hidung. Kelenjar lakrimal berada di dalam tulang
forntal pada bagian sudut. Air mata berfungsi untuk membersihkan dan melumasi permukaan
mata, mengantarkan oksigen dan nutrien untuk konjuctiva, dan mencegah infeksi akibat
enzim bakterisidal (lisozim).setelah membersihkan mata, air mata dikumpulkan dan mengalir
pada lacrimal punctum pada batas setiap kelopak mata. Bagian ini akan terbuka ke dalam
canalis lakrimal yang mengarah ke kantung lakrimal (lacrimal sac) di dalam dinding orbit.
Saluran nasolakrimal akan membawa air mata ka bagian bawah meatus rongga hidung.

Gambar 251. Bagian Aksesoris Mata. a) Tampak samping dan b) Apparatus lakrimal
(Salladin, 2012: 611)
b. Enam buah otot ekstrinsik mata
Enam buah otot ekstrinsik mata yang melekat pada dinding orbit dan permukaan
eksternal bola mata. Otot-otot ini dapat menggerakkan mata. Otot ini terdiri dari empat otot
rectus dan dua otot obliqus. Otot rectus superior, inferior, medial dan lateral dapat
menggerakkan mata ke atas, ke bawah, berputar secara median dan lateral. Otot superior
obliqus melewati di eapanjang dinding medial orbit. Tendonnya melewati cincin
fibrokartilago yang disebut dengan trochlea. Otot inferior obliqus memanjang dari dinding
medial orbit ke bagian inferolateral mata. Fungsi otot obliqus ini adalah untuk menggerakkan
bola mata ke kiri dan ke kanan. Otot obliqus superior diinervasi oleh saraf trochlear (saraf
kranial IV), otot rectus lateral terdapat saraf abducens (VI) dan di bagian akhir otot ini
terdapat saraf okulomotor (III). mata juga dikelilingi oleh lemak orbital (orbital fat).
Fungsinya adalah sebagai bantalan mata, membuat mata dapat bergerak bebas dan melindungi
pembuluh darah dan saraf saat melewati bagian belakang orbit.
Gambar . Otot-otot Mata. a) Tampak Samping; b) Tampak bagian atas dan c) tampak depan
(Salladin, 2012: 612)

c. Sklera
Sklera (bagian berwarna putih pada mata) menutupi sebagian besar permukaan mata.
Sklera terdiri dari jaringan ikat kolagen yang dialiri oleh pembuluh darah dan saraf.

d. Kornea
Kornea merupakan bagian depan sklera yang termodifikasi dan transparan. Kornea ini
berfungsi untuk menyalurkan cahaya ke dalam mata. Sebagian besar kornea terdiri dari
lapisan jaringan kolagen yang sangat padat dan fibroblast. Lapisan ini ditutupi oleh jaringan
epitel pipih berlapis pada bagian depan dan jaringan epitel pipih selapis pada bagian belakang.
Kedua lapisan epitel ini memompa ion natrium keluar jaringan korneal. Air mengalir melalui
osmosis untuk mencegah kornea menjadi terlalu basah, membengkak, dan kehilangan
transparansinya.
e. Koroid
Khoroid merupakan lapisan kedua yang banyak mengandung pembuluh darah kecuali
yang bagian depan. Hal ini erat kaitannya dengan fungsi khoroid sebagai penyedia makanan
bagi bagian-bagian lain dari mata. Bagian depan khoroid tepat dibelakang kornea bagian
tengah sedikit terbuka disebut pupil. Sel-sel lapisan khoroid yang berpigmen disebut iris atau
selaput pelangi. Bagian inilah yang menyebabkan terjadinya perbedaan warna mata, seperti
hitam, cokelat, biru, dan hijau. Ukuran pupil dapat berubah secara refleks yang dikendalikan
otot-otot melingkar dalam iris. Perubahan ini erat kaitannya dengan intensitas cahaya. Bila
cahaya sangat terang, pupil mengecil karena mengalami kontraksi. Bila cahaya redup, pupil
melebar, mengalami delatasi.
f. Iris
Iris merupakan diafragma yang mengatur diameter dari bagian pusat yang terbuka
disebut dengan pupil. Iris memiliki dua lapisan berpigmen, yaitu bagian epitel pigmen
posterior yang menghalangi cahaya yang menyimpang menuju retina dan bagian tepi anterior
yang mengandung sel berpigmen yang disebut dengan kromatofor. Kandungan melanin yang
tinggi pada kromatofor memberikan warna iris menjadi hitam, coklat atau merah kecoklatan.
Jika melanin hanya sedikit yang terbentuk, maka cahaya akan merefleksikan cahaya dari
epitel pigmen posterior dan membuat warna iris menjadi biru, hijau atau coklat.
g. Pupil
Dari kornea, cahaya akan diteruskan ke pupil. Pupil menentukan kuantitas cahaya
yang masuk ke bagian mata yang lebih dalam. Pupil mata akan melebar jika kondisi ruangan
yang gelap, dan akan menyempit jika kondisi ruangan terang.
h. Lensa
Lensa adalah organ focus utama, yang membiaskan berkas-berkas cahaya yang
terpantul dari benda-benda yang dilihat, menjadi bayangan yang jelas pada retina Lensa yang
memiliki bentuk agak pipih dan memiliki sel transparan yang disebut serabut lensa. Serabut
ini tergantung di belakang pupil oleh suatu cincin yang disebut ligamen suspensori yang
melekatkannya dengan badan silia.
i. Retina
Retina berbentuk seperti mangkuk. Retina memiliki membran tipis transparan yang
melekat di seluruh bagian mata hanya pada dua titik, yaitu cakram optik (optic disk) dan ora
serrata. Cakram optik berisi saraf optik yang berada di bagian belakang mata sedangkan ora
serrata merupakan lekukan yang bergigi pada batas sebelah depan. Sekitar 3 mm dari bagian
tengah cakram optik merupakan suatu tambalan yang disebut dengan macula lutea. Pada
bagian tengah macula terdapat suatu celah kecil yang disebut dengan fovea centralis.
Keduanya memiliki fungsi untuk mempertajam penglihatan. Cakram optik tidak memiliki sel
reseptor, sehingga bagian ini akan membentuk bintik buta (blind spot) di dalam area
penglihatan setiap mata.
j. Aqueous humor
Aqueous humor, merupakan cairan serosa yang disekresikan oleg badan silia di dalam
rongga antara iris dan lensa yang disebut rongga posterior. Cairan ini mengalir melalui pupil
ke dalam rongga anterior di antara kornea dan iris. Cairan ini akan direabsorpsi dari bagian ini
oleh pembuluh darah yang berbentuk seperti cincin yang disebut sinus venosus scleral
(Schlemm canal).
k. Vitreus humor (Badan Bening)
Vitreous humor (badan vitreous) merupakan jaringan yang transparan yang mengisi
rongga yang disebut rongga vitreous di belakang lensa. Saluran yang miring melalui badan ini
disebut dengan canalis hyaloid.
B. Gangguan dan Kelainan Indera Penglihatan
Mata manusia dapat mengalami kelainan . Beberapa kelainan tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut:
a) Mata miopi (rabun dekat)
Mata miopi adalah mata dengan lensa terlalu cembung atau bola mata terlalu panjang.
Dengan demikian,objek yang dekat akan terlihat jelas karena bayangan jatuh pada retina,
sedangkan objek yang jauh akan terlihat kabur karena bayangan didepan retina. Kelainan
mata jenis ini dikoreksi dengan mata jenis cekung.
b) Hipermetropi (rabun jauh)
Mata hipermetropi adalah mata dengan lensa terlalu pipih atau bola mata terlalu
pendek. Objek yang dekat akan terlihat kabur karena bayangan jatuh didepan retina,
sedangkan objek yang jauh akan terlihat jelas karena bayangan jatuh di retina. Kelainan mata
jenis ini dikoreksi dengan lensa cembung.
c) Mata astigmatisma
Mata astigmatisma adalah mata dengan lengkungan permukaan kornea atau lensa yang
tidak rata.Misalnya lengkung kornea yang vertikal kurang melengkung dibandingkan yang
horizontal.Bila seseorang melihat suatu kotak, garis vertikal terlihat kabur dan garis horizontal
terlihat jelas.Mata orang tersebut menderita kelainan astigmatis reguler. Astigmatis reguler
dapat dikoreksi dengan mata silindris.Bila lengkung kornea tidak teratur disebut astigmatis
irregular dan dapat dikoreksi dengan lensa kotak.
d) Mata presbiopi
Mata presbiopi adalah suatu keadaan dimana lensa kehilangan elastisitasnya karena
betambahnya usia. Dengan demikian lensa mata tidak dapat berakomodasi lagi dengan baik.
Umumnya penderita akan melihat jelas bila objeknya jauh, tetapi perlu kacamata cembung
untuk melihat objek dekat.
e) Hemeralopi (rabun senja)
Hemeralopi adalah gangguan mata yang disebabkan kekurangan vitamin A. Penderita
rabun senja tidak dapat melihat dengan jelas pada waktu senja hari.Keadaan seperti itu apabila
dibiarkan berlanjut terus mengakibatkan kornea mata bisa rusak dan dapat menyebabkan
kebutaan.Oleh karena itu, pemberian vitamin A yang cukup sangat perlu dilakukan.
f) Katarak
Katarak adalah cacat mata yang disebabkan pengapuran pada lensa mata sehingga
penglihatan menjadi kabur dan daya akomodasi berkurang. Umumnya katarak terjadi pada
orang yang telah lanjut usia.
g) Buta Warna
Buta warna merupakan gangguan penglihatan mata yang bersifat menurun. Penderita
buta warna tidak mampu membedakan warna-warna tertentu, misalnya warna merah, hijau,
atau biru.Buta warna tidak dapat diperbaiki atau disembuhkan.
h) Konjungtivitas (menular)
Merupakan penyakit mata akibat iritasi atau peradangan akibat infeksi di bagian
selaput yang melapisi mata.
i) Trakoma (menular)
Infeksi pada mata yang disebabkan bakteri Chlamydia trachomatis yang berkembang
biak di lingkungan kotor atau bersanitasi buruk serta bisa menular.
j) Keratokonjungtivitas Vernalis (KV)
Penyakit iritasi/peradangan pada bagian kornea (selaput bening) akibat alergi sehingga
menimbulkan rasa sakit.
k) Selulitis Orbitalis (SO)
Penyakit mata akibat peradangan pada jaringan di sekitar bola mata.
l) Endoftalmitis
Endoftalmitis merupakan peradangan berat dalam bola mata sehingga bola mata
bernanah.Kejadian endoftalmitis merupakan kasus yang sangat jarang, namun mungkin terjadi
pada klien terutama setelah menjalani operasi atau pascatrauma dengan benda asing
intraocular atau pada pengguna prosthesis mata.
m) Blefaritis
Blefaritis adalah peradangan bilateral subakut atau menahun pada tepi kelopak mata
(margo palpebra). Biasanya, blefaritis terjadi ketika kelenjar minyak di tempat tumbuhnya
bulu mata mengalami gangguan. Ketika kelenjar minyak ini terganggu, akan terjadi
pertumbuhan bakteri yang melebihi biasanya, menyebabkan peradangan kelopak mata.
Terdapat dua macam blefaritis, yaitu:
Blefaritis ulseratif merupakan peradangan tepi kelopak atau blefaritis dengan tukak akibat
infeksi staphylococcus.

Blefaritis seboreik merupakan peradangan menahun yang sukar penanganannya. Biasanya


terjadi pada laki-laki usia lanjut (50 tahun), dengan keluhan mata kotor, panas, dan rasa
kelilipan.

n) Glukoma
Glaukoma adalah salah satu jenis penyakit mata dengan gejala yang tidak langsung,
yang secara bertahap menyebabkan penglihatan pandangan mata semakin lama akan semakin
berkurang sehingga akhirnya mata akan menjadi buta. Hal ini disebabkan karena saluran
cairan yang keluar dari bola mata terhambat sehingga bola mata akan membesar dan bola
mata akan menekan saraf mata yang berada di belakang bola mata yang akhirnya saraf mata
tidak mendapatkan aliran darah sehingga saraf mata akan mati (Syaifuddin, 2003: 327).
C. Teknologi Dalam Pengobatan Indera Penglihatan

 Retinoskopi. Dokter mungkin menggunakan sebuah alat genggam yang disebut dengan
retinoskop. Alat ini berguna untuk memeriksa mata. Retinoskop akan menyinarkan
cahaya ke mata. Saat sinar cahayanya bergerak, dokter bisa menentukan kelainan
refraktif (misalnya rabun dekat, rabun jauh, astigmatisma) pada mata dengan
memerhatikan bagian “refleks merah” pada retina. Metode ini juga bisa sangat
berguna untuk mendiagnosis tumor atau katarak pada bayi. Dokter Anda kemungkinan
akan menggunakan tetes mata untuk memeriksa anak Anda dengan cara ini.
 Prisma. Dokter Anda mungkin menggunakan sebuah prisma untuk memeriksa refleks
cahaya pada mata anak. Jika refleksnya simetris, maka matanya normal; jika tidak,
maka anak Anda mungkin mengalami strabismus (yang bisa menjadi penyebab
ambliopia). Dokter akan memegang prisma di depan salah satu mata dan
menyesuaikannya untuk membaca refleks mata tersebut. Teknik ini tidak seakurat tes-
tes strabismus lainnya, tetapi mungkin diperlukan saat memeriksa anak-anak yang
masih sangat kecil.
 Visual acuity assessment testing (VAT). Jenis tes ini meliputi beberapa tipe
pemeriksaan. Tes VAT yang paling dasar menggunakan “diagram Snellen” yang
familier, yang mengharuskan anak Anda membaca huruf-huruf terkecil yang mampu
mereka lihat pada sebuah diagram huruf standar. Tes-tes lainnya mungkin meliputi
pemeriksaan respons cahaya, respons pupil, kemampuan mengikuti gerakan suatu
benda, tes buta warna, dan tes jarak penglihatan.
 Photoscreening. Photoscreening digunakan dalam pemeriksaan-pemeriksaan
penglihatan oleh dokter mata. Cara ini menggunakan kamera untuk memeriksa
masalah penglihatan seperti strabismus dan kesalahan refraktif, dengan menganalisis
refleks cahaya dari mata. Photoscreening sangat berguna pada anak-anak yang masih
sangat kecil (di bawah 3 tahun/batita), anak-anak yang sulit duduk diam, dan anak-
anak nonkooperatif atau nonverbal (tidak bisa berkomunikasi dengan kata-kata),
seperti mereka yang autistik. Tes ini biasanya membutuhkan waktu kurang dari
semenit.
 Tes refraksi sikloplegik. Tes ini menentukan bagaimana struktur mata menampilkan
serta menerima gambaran dari lensanya. Dokter mata akan menggunakan tetes mata
untuk melakukan tes ini (Illyas, 2003:245).
DAFTAR PUSTAKA

Ilyas S. 2003. Ilmu Penyakit Mata Edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Pearce E.C.2006. Anatomy & Physiology for Nurse. Jakarta: PT Gramedia.
Salladin, K. 2012. Anatomy & Physiology, Unity of Form and Function 6th Edition. USA:
The McGraw-Hill Companies, Inc.
Syaifuddin. 2003. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi 3. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Tortora, Gerard. J & Derrickson, Bryan. 2009. Principles of Anatomy and Physiology 12th
Edition. USA: John Wiley & Sons, Inc.

Anda mungkin juga menyukai