BEDSIDE MONITOR
Disusun oleh :
1. Arda Safira Kardono P27838120084
2. Bayu Ardiansyah P27838120088
3. Catur Prasetyawan P27838120090
4. Farisy Azis Satria Wardhana P27838120098
5. Harisha Avin Nurcahyana P27838120101
6. Raden Duta Ikrar Abadi P27838120115
7. Widya Dwi Iswara P27838120123
8. Yunik Pujiastuti P27838120125
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK
TAHUN AJARAN 2020/2021
BAB 1
PENDAHULUAN
1.4. Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
Meningkatkan pengetahuan mahasiswa Teknik Elektromedik tentang alat Bedside Monitor.
1.4.2 Manfaat Praktis
Dengan adanya makalah ini dapat memudahkan pengguna dalam menggunakan alat Bedside
Monitor.
BAB 2
DASAR TEORI
3. Sandapan Unipolar
aVR : merekam potensial listrik pada tangan kanan (RA) yang bermuatan (+),dan
elektroda (-) gabungan tangan kiri dan kaki kiri membentuk elektroda indifiren.
aVL : merekam potensial listrik pada tangan kiri (LA) yang bermuatan (+), dan muatan
(-) gabungan tangan kanan dan kaki kiri membentuk elektroda indifiren.
aVF : merekam potensial listrik pada kaki kiri (LF) yang bermuatan (+) dan elektroda
(-) dari gabungan tangan kanan dan kaki kiri membentuk elektroda indifiren.
2.3.3 SPO2
Saturasi darah / SPO2, adalah kadar oksigen yang ada dalam darah. SPO2 adalah suatu
metode non invasive untuk me-monitoring oksigen saturasi dari hemoglobin. Sekarang ini,
SPO2 banyak digunakan di tempat pelayanan kesehatan yang mencakup perawatan intensif,
ruang penyembuhan rehabilitasi, monitoring pasien anesthesia.
SPO2 mengijinkan dua panjang gelombang cahaya yang berbada (merah, biasanya 550
nm dan inframerah, biasanya 950 nm) untuk menembus sekeliling bagian peripheral dari
tubuh pasien, biasanya ujung jari atau daun telinga, dan mengukur tiap panjang gelombang
cahaya yang relatif berkurang (R-ratio). Jaringan biologi yang sedang diukur terdiri dari
banyak unsur-unsur, mencakup kapiler, arteri dan vena, kulit dan jaringan yang lainnya.
Kecuali untuk pembuluh darah arteri, berkurangnya cahaya oleh unsur jaringan lainnya adalah
relatif tetap. Transmisi cahaya melalui arteri adalah denyutan yang diakibatkan pemompaan
darah oleh jantung.
2.3.4 Respirasi
Suhu
Usia
(Celcius)
Baru lahir 36,8⁰
1 tahun 36,8⁰
5-8 tahun 37,0⁰
10 tahun 37,0⁰
Remaja 37,0⁰
Dewasa 37,0⁰
Lansia (>70
36,0⁰
thn)
Ada 2 jenis suhu tubuh, yaitu suhu inti dan suhu permukaan.Suhu inti merupakan suhu
jaringan tubuh bagian dalam seperti rongga abdomen dan rongga pelvis, Suhu inti ini relatif
konstan, Suhu tubuh inti yang normal berada dalam satu rentang suhu.Suhu permukaan
merupakan suhu pada kulit jaringan subkutan, dan lemak.Suhu permukaan akan meningkat
atau menurun sebagai respon terhadap lingkungan.
Sensor Suhu atau Temperature Sensors adalah suatu komponen yang dapat mengubah
besaran panas menjadi besaran listrik sehingga dapat mendeteksi gejala perubahan suhu pada
obyek tertentu. Sensor suhu melakukan pengukuran terhadap jumlah energi panas/dingin yang
dihasilkan oleh suatu obyek sehingga memungkinkan kita untuk mengetahui atau mendeteksi
gejala perubahan-perubahan suhu tersebut dalam bentuk output Analog maupun Digital.
Sensor Suhu juga merupakan dari keluarga Transduser.
Sensor suhu dibagi dalam 4 golongan utama, dari tiap jenis sensor suhu ini memiliki
beberapa tipe dan bentuk yang berbeda. Berikut adalah 4 jenis utama sensor suhu.
Thermocouple (T/C)
Resistance Temperature Detector (RTD)
Thermistor
IC Sensor Suhu
BAB 3
PEMBAHASAN
1. Pemeriksaan dokumen surat jalan apakah sesuai dengan apa yang dikirimkan
2. Pencocokan dokumen surat jalan dengan surat pesanan yang dikeluarkan dari instansi
3. Pemeriksaan kondisi fisik setiap part/unit yang tertulis didalam surat jalan
6. Melaksanakan pelatihan terhadap user dan teknisi untuk perawatan dan pengoperasian
7. Setelah semua tahap diatas , selanjutnya adalah proses pendataan dan pemasukan
barang atau unit kedalam data inventaris rumah sakit pencatatan yang dilakukan yaitu
( nama alat, merk , type, Serial Number, kontak distributor, lokasi penempatan unit)
8. Kemudian proses pelabelan nomer inventaris pada unit, serta pemberian kartu
pemeliharaan sesuai dengan data inventaris yang sudah dimasukkan
9. Setelah proses dokumentasi selesai unit dapat dilakukan kalibrasi sesuai dengan
fungsinya
10. Pengiriman unit kepada user dan tempat yang sudah ditentukan dengan menyertakan
surat pengiriman unit dari instalasi sarpas rs.
a. Ruang Pelayanan :
Diruang Perawatan, ICU, UGD, Ruang Operasi dan Ruang Pasca Operasi.
b. Persyaratan Ruangan :
- Tegangan/catu daya : 100 V - 220 V±10%
- Suhu Ruangan : 10oC - 40oC
c. Penyimpanan Alat :
- Matikan alat
- Lepaskan alat dengan catu daya
- Bersihkan aksesoris
- Catat beban kerja alat
- Disimpan pada suhu 20 – 25 oC
- Simpan ditempat yang aman dan bersih
2 Sinyal QRS / pulsa - Ada sinyal dari luar, - Cek hubungan pembumian
pada tampilan menjadi masuk / interfensi - Gunakan posisi filter
keriting / cacat (trenion) - Elektrode dengan pasien - Cek hubungan elektrode
kontaknya tidak baik - Elektrode kotor, bersihkan
- Pasien tegang - Tenangkan pasien
6 Alarm sering bunyi - Level alarm - Cek dan atur posisi level
alarm
- Elektroda, atau parameter - Cek dan pasang dengan
lain belum terpasang atau benar jika terlepas
terlepas
7 Pulsa terbalik - Posisi elektrode tidak - Cek dan ganti posisi
sesuai
11 Tanda “X” pada baterai - Baterai dan mesin tidak - Pasang kembali dengan
terhubung dengan benar benar
- Baterai rusak - Ganti
12 Tanda “X” pada modul - Mode NIBP “disable / Off” - Ganti mode menjadi “Enable
NIBP - Kerusakan modul NIBP / On”
- Ganti modul NIBP
3.8 K
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa alat Bedside Monitor ini Bedside
monitor adalah suatu alat yang difungsikan untuk memonitor kondisi fisiologis pasien.
Dimana proses monitoring tersebut dilakukan secara real-time, sehingga dapat diketahui
kondisi fisiologis pasien pada saat itu juga. Bedside monitor ini menampilkan parameter-
parameter yang dibutuhkan dokter untuk mengecek keadaan pasien selama 24 jam penuh
secara real-time. Apabila alat di lakukan pencatatan, diopersikan dengan baik, pemeliharaan,
perbaikan dan kalibrasi sesuai dengan yang dianjurkan, digunakan sesuai dengan SOP maka
alat terapi tersebut dapat secara maksimal digunakan pada pasien dalam proses pembedahan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN