Anda di halaman 1dari 2

EXECUTIVE SUMMARY

Strategi Komunikasi
“Imunisasi Dasar Lengkap, Anak Sehat, Indonesia Hebat”
Febrina Sintari Caniago
Diklat Komunikasi Publik Angkatan 24

Imunisasi merupakan salah satu langkah yang dianggap efektif dalam


mencegah berbagai penyakit dan angka kematian pada anak, khususnya balita.
Pelaksanaan imunisasi diharapkan dapat menurunkan jumlah balita yang meninggal
akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD31). Namun, menurut data
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, selama 2 tahun terakhir sejak 2020 -
2021 cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi turun drastis. Pada 2020 dan 2021
target imunisasi sebanyak 92% sementara cakupan yang dicapai hanya 84%.
Berbagai tantangan seperti beban kerja tenaga kesehatan dan fasilitas
Kesehatan yang layak, kandungan halal/haram vaksin, pendapat keluarga atau teman
terkait KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) merupakan beberapa faktor yang
berkontribusi pada rendahnya capaian imunisasi di berbagai daerah, termasuk di
Provinsi DKI Jakarta. Hal ini membuat strategi komunikasi harus dilakukan agar
masyarakat khususnya wanita yang memiliki anak usia 0-24 bulan memahami
pentingnya imunisasi dasar lengkap, definisi, manfaat, jadwal imunisasi, dampak bila
tidak diimunisasi, Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi sehingga cakupan imunisasi pada
anak di Provinsi DKI Jakarta mencapai target yang telah ditetapkan yakni 173.746
anak.
Strategi komunikasi yang dilakukan adalah advokasi, hubungan masyarakat,
mobilisasi dan pelibatan masyarakat, kampanye media sosial dan pengembangan
kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) dengan melakukan hal-hal berikut ini:
1. Memberikan edukasi dan motivasi kepada kelompok individu yang
berpengaruh;
2. Membuat regulasi atau kebijakan dan pembiayaan yang mendukung;
3. Mengklarifikasi informasi yang salah, tidak jelas dan meluruskan persepsi;
4. Meniadakan keraguan terhadap efektifitas, keamanan dan efek imunisasi;
5. Menyebarkan pesan kunci tentang imunisasi melalui kegiatan posyandu,
kelas ibu hamil, ibu balita, kunjungan rumah, pertemuan informal
(pengajian, arisan), pertemuan lintas sektoral;
6. Membuat poster, infografis, video pendek melalui Instagram, Facebook,
Youtube, Blogger;
7. Melibatkan influencer untuk penyampaian informasi;
8. Meningkatkan kapasitas dan keterampilan Tenaga Kesehatan, kader, ibu
pkk untuk melakukan komunikasi dan menyebarkan informasi yang
berkualitas untuk meningkatkan kemauan untuk diimunisasi.
Dengan berkembangnya dunia digital, taktik komunikasi yang digunakan
adalah model PESO atau Paid, Earned, Shared dan Owned. Penggunaan model
PESO ini dianggap lebih efektif karena yang diukur bukan hanya mengukur dari sisi
media tradisional melainkan platform lainnya yang juga ikut mempengaruhi.
Penerapannya adalah:

• Paid
Melakukan advertising imunisasi di media sosial seperti Facebook dan
Instagram Ads.
• Earned
Melakukan Publisitas melalui media relationship, blogger relationship,
influencer, endorser
• Shared
Melakukan Share informasi manfaat, jadwal, dampak bila tidak diimunisasi,
dan efek samping imunisasi melalui FB, IG, Twitter, Tiktok, Youtube
• Owned
Referral Strategy (mengajak audiens untuk merekomendasikan imunisasi
kepada orang lain).
Setelah melakukan taktik komunikasi, langkah selanjutnya adalah
perencanaan evaluasi strategi komunikasi menggunakan survey kepuasaan, in-depth
interview dan Focus Group Discussion (FGD). Kriteria evaluasi terdiri dari:

• Awareness
Dapat dilihat dari persentase akses masyarakat dalam menggunakan TV,
Radio (15%) Media Relationship, Blogger Relationship, influencer, endorser
(25%) Medsos FB, Instagram, twitter, Tiktok, Youtube (50%) dan Referral
Strategy (10%)
• Acceptance
Orangtua/pengasuh sudah paham dan menerima anaknya yang berumur 0-
24 bulan untuk dilakukan imunisasi dasar lengkap sesuai dengan jenis dan
jadwal imunisasi yang telah ditetapkan pemerintah
• Action
Orangtua/pengasuh membawa anaknya yang berumur 0-24 bulan untuk
memperoleh imunisasi dasar lengkap baik ke fasilitas pelayanan kesehatan
maupun ke posyandu
Strategi komunikasi dengan sosialisasi dan promosi imunisasi lengkap secara
komprehensif dan tepat sararan kepada masyarakat khususnya Wanita Usia Subur
perlu di lakukan mengingat manfaat dari imunisasi dapat menekan risiko terjadinya
penyakit, sakit berat, cacat, dan kematian. Pemberian imunisasi idealnya diberikan
sesuai jadwal untuk memastikan bahwa anak-anak mendapat perlindungan secara
maksimal. Evaluasi dilakukan dengan Focus Group Discussion (FGD), Wawancara
dan Survei Kepuasan.

Anda mungkin juga menyukai