KEPERAWATAN KRITIS
DOSEN PEMBIMBING
DI SUSUN OLEH
MARLITA PO7120520046
TAHUN 2022/2023
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang tepat pada
waktunya.Makalah ini berisikan tentang ‘‘ Resusitasi Jantung Dan Paru – Paru ’’
Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua . Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah
ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak terutama dosen
pembimbing mata kuliah keperawatan kritis yang telah berperan serta dalam penyusunan
makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah senantiasa meridhoi segala usaha kita.
Kelompok 02
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Tujuan umum
Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang Resusitasi Jantung Paru.
2. Tujuan khusus
a. Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang Dapat mengetahui tentang RJP
b. Dapat mengetahui tentang Teknik Resusitasi Jantung Paru (Kompresi)
4
BAB II
PEMBAHASAN
Catatan:
Pada korban yang sudah tidak ada refleks mata dan terjadi kerusakan batang otak
tidak perlu dilakukan RJP.
5
2.2 Indikasi Melakukan RJP
1. Henti Napas (Apneu)
Dapat disebabkan oleh sumbatan jalan napas atau akibat depresi pernapasan
baik di sentral maupun perifer. Berkurangnya oksigen di dalam tubuhakan memberikan
suatu keadaan yang disebut hipoksia. Frekuensi napas akanlebih cepat dari pada
keadaan normal. Bila perlangsungannya lama akanmemberikan kelelahan pada otot-
otot pernapasan. Kelelahan otot-otot napas akanmengakibatkan terjadinya penumpukan
sisa-sisa pembakaran berupa gas CO2,kemudian mempengaruhi SSP dengan menekan
pusat napas. Keadaan inilah yangdikenal sebagai henti nafas.
6
5. Pemeriksaan Pernafasan
Yang pertama harus selalu dipastikan adalah airway dalam keadaan baik
7
2. Mouth to Stoma Dapat dilakukan dengan membuat Krikotiroidektomi yang
kemudiandihembuskan udara melalui jalan yang telah dibuat melalui
prosedurKrikotiroidektomi tadi.
3. Mouth to Mask ventilation Pada cara ini, udara ditiupkan ke dalam mulut penderita
dengan bantuan facemask
4. Bag Valve Mask Ventilation ( Ambu Bag) Dipakai alat yang ada bag dan mask
dengan di antaranya ada katup. Untuk mendapatkan penutupan masker yang baik,
maka sebaiknya masker dipegang satu petugas sedangkan petugas yang lain
memompa.
5. Flow restricted Oxygen Powered Ventilation (FROP) Pada ambulans dikenal
sebagai “ OXY – Viva “. Alat ini secara otomatis akan memberikan oksigen sesuai
ukuran aliran (flow) yang diinginkan.Bantuan jalan napas dilakukan dengan
sebelumnya mengevaluasi jalan napas korban apakah terdapat sumbatan atau tidak.
Jika terdapat sumbatan maka hendaknya dibebaskan terlebih dahulu.
Resusitasi Jantung Pada Bayi dan Anak . Hal yang harus diperhatikan jika RJP pada
bayi dan anak:
9
3. Peredaran Darah (Circulation = C)
Pemeriksaan Denyut:
Pada bayi, untuk menentukan ada atau tidaknya denyut nadi adalah denganmeraba
bagian dalam dari lengan atas pada bagian tengah antara siku dan bahu.Pemeriksaan
denyut pada anak keeiL sarna dengan orang dewasa.
1. Resusitasi jantung paru pada bayi ( < 1 tahun)
a. 2– 3 jari atau kedua ibu jari
b. Titik kompresi pada garis yang menghubungkan kedua papilla mammae
c. Kompresi ritmik 5 pijatan / 3 detik atau kurang lebih 100 kali per menit
d. Rasio pijat : napas 15 : 2
e. Setelah tiga siklus pijat napas, evaluasi sirkulasi
2. Resusitasi Jantung paru pada anak-anak ( 1-8 tahun)
a. Satu telapak tangan
b. Titik kompresi pada satu jari di atas Proc. Xiphoideus
c. Kompresi ritmik 5 pijatan / 3 detik atau kurang lebih 100 kali per menit
d. Rasio pijat : napas 30 : 2e. Setelah tiga siklus pijat napas, evaluasi sirkulas
i
Terdiri dari :
jantung paru.
10
b. Fase II : Tunjangan hidup lanjutan (Advance Life Support); yaitu tunjangan hidup
dasar ditambah dengan :
D (drugs) : Pemberian obat-obatan termasuk cairan.
ventrikel.
11
2.8 Persiapan
1) Anestesi Karena seseorang dalam serangan jantung adalah hampir selalu tidak
sadar, obat-obat anestesi biasanya tidak diperlukan untuk resusitasi
kardiopulmoner (RJP).
2) Peralatan
RJP, dalam bentuk yang paling dasar, dapat dilakukan di mana saja tanpa perlu
peralatan khusus. Terlepas dari peralatan yang tersedia, teknik yang tepat
sangatlah penting. Alat pelindung diri (APD) yaitu, sarung tangan, masker,
gaun, harus digunakan. Namun, pada sebagian besar pasien yang diresusitasi di
luar rumah sakit, RJP dilakukan tanpa perlindungan seperti itu, dan tidak ada
kasus yang telah dilaporkan tentang penularan penyakit melalui pengiriman
pasien yang di RJP. Beberapa rumah sakit dan sistem pelayanan medis darurat,
menggunakan perangkat elektronik untuk memberikan penekanan dada
mekanik, meskipun sampai relatif baru baru ini, perangkat tersebut belum
terbukti lebih efektif daripada kompresi manual yang berkualitas tinggi.
RJP adalah yang paling mudah dan efektif dilakukan dengan meletakkan pasien
secara terlentang pada permukaan yang relatif keras, yang memungkinkan kompresi
efektif pada sternum. RJP yang dilakukan di atas bahan yang lembut seperti kasur
atau yang lainnya, umumnya kurang efektif. Petugas kesehatan yang memberikan
penekanan harus ditempatkan cukup tinggi di atas pasien untuk mencapai ketinggian
yang cukup, sehingga ia dapat menggunakan berat badannya untuk kompresi dada
yang cukup.8 Di rumah sakit, di mana pasien berada di atas brangkar atau tempat
tidur, posisi yang tepat sering dicapai dengan menurunkan tempat tidur, operator
RJP yang berdiri di atas bangku pijakan , ataupun keduanya. Dalam RJP di luar
rumah sakit, pasien sering diposisikan di lantai, dengan operator RJP berlutut di
samping pasien.
12
2.10 Bantuan Hidup Dasar
Prinsip utama dalam resusitasi adalah memperkuat rantai kelangsungan hidup
(chain of survival). Keberhasilan resusitasi membutuhkan integrasi koordinasi rantai
kelangsungan hidup. Urutan rantai kelangsungan hidup pada pasien dengan henti
jantung (cardiac arrest) dapat berubah tergantung lokasi kejadian: apakah cardiac
arrest terjadi di dalam lingkungan rumah sakit (HCA) atau di luar lingkungan rumah
sakit (OHCA). Gambar 1 menunjukkan “chain of survival” pada kondisi HCA
maupun OHCA
13
Gambar 1. Rantai Kelangsungan Hidup HCA dam OHCA
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Resusitasitidak dilakukan pada : kematian normal stadium terminal suatu yang tak
dapatdisembuhkan.Penanganan dan tindakan cepat pada resusitasi jantung paru khususnya
padakegawatan kardiovaskuler amat penting untuk menyelematkan hidup, untuk itu perlu
pengetahuan RJP yang tepat dan benar dalam pelaksanaannya
3.2 Saran
Mengingat beragamnya masalah dalam bidang pendidikan, terutama pasca
ekonomi, untuk menelitinya pun tidak hanya diperlukan satu teori untuk kita sebagai
seorang peneliti, pahamilah betul masalah yang ada kemudian pilihlah jenis penelitian
yang akan anda gunakan untuk menyelesaikan penelitian tersebut.
15
DAFTAR PUSTAKA
Hardani, dkk. 2020. Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif. Mataram: CV. Pustaka Ilmu
Group.
Salim dan Syahrum. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Citapustaka Media.
Suryana. 2010. Metodologi Penelitian Model Praktis Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.
https://www.academia.edu/894486/Ebook_metode_penelitian (diakses pada tanggal 06 April
2021).
Udin, Moch. Bahak by Arifin, S.Pd.I., M.Pd.I & Nurdyansyah, S.Pd., M.Pd. 2018.
16
17