Disusun Oleh :
Ahmad Andika Zulkafi
Nim. P1337420419084
Tingkat 3B
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat,
karunia serta hidayah-Nya Penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Resusitasi
Jantung Paru (RJP)”. Terima kasih penulis ucapkan kepada dosen Tim Keperawatan Gawat
Darurat dan Manajemen Bencana yang telah memberikan tugas kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga Makalah ini dapat berguna bagi banyak orang, pihak-pihak yang telah
membantu dan kepada siapa saja yang ingin memanfaatkannya sebagai referensi keilmuanya.
Aamiin.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Resusitasi jantung paru (RJP) adalah metode untuk mengembalikan fungsi
pernapasan dan sirkulasi pada pasien yang mengalami henti napas dan henti jantung yang
tidak diharapkan mati pada saat itu. Metode ini merupakan kombinasi pernapasan buatan
dan bantuan sirkulasi yang bertujuan mencukupi kebutuhan oksigen otak dan substrat lain
sementara jantung dan paru tidak berfungsi.
Keberhasilan RJP dimungkinkan oleh adanya interval waktu antara mati klinis dan
mati biologis, yaitu sekitar 4 – 6 menit. Dalam waktu tersebut mulai terjadi kerusakan sel-
sel otak rang kemudian diikuti organ-organ tubuh lain. Dengan demikian pemeliharaan
perfusi serebral merupakan tujuan utama pada RJP. Panduan terbaru (2010) yang
dikeluarkan oleh AHA lebih menekankan pada penanganan “CAB” (Chest Compression,
Airway, Breathing) yaitu dengan terlebih dahulu melakukan kompresi dada, memeriksa
jalan napas kemudian melakukan pernapasan buatan. Panduan ini juga mencatat bahwa
pernapasan buatan melalui mulut boleh tidak dilakukan pada kekhawatiran terhadap orang
asing dan kurangnya pelatihan formal. Sebenarnya, seluruh metode ini memiliki tujuan
yang sama, yaitu membuat aliran darah dan oksigen tetap bersirkulasi secepat mungkin.
Panduan “Resusitasi Jantung Paru” terbaru ini menjadi lebih mudah dilakukan juga
bagi orang awam karena menekankan pada kompresi dada untuk mempertahankan aliran
darah dan oksigen dalam darah tetap mengalir ke jantung dan otak. Kompresi dada
memang cenderung lebih mudah untuk dilakukan, dan setiap orang dapat melakukannya.
Kompresi dada dapat dilakukan dengan meletakkan satu tangan di atas tangan yang lain
dan menekan dengan kuat pada dada korban. Panduan RJP yang baru ini menekankan
bahwa penolong harus berfokus memberikan kompresi sekuat dan secepat mungkin, 100
kali kompresi 2 dada per menit, dengan kedalaman kompresi sekitar 5-5,5 cm. Dan, sangat
penting untuk tidak bersandar pada dada ketika melakukan kompresi dada pada korban.
Penolong tidak perlu takut dan ragu untuk melakukan kompresi dada yang dalam karena
risiko ketidakberhasilan justru terjadi ketika kompresi dada yang dilakukan kurang dalam.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Resusitasi Jantung Paru (RJP)?
2. Apa tujuan dari melakukan RJP?
3. Apa saja indikasi melakukan RJP?
4. Bagaimana langkah-langkah sebelum melakukan RJP?
5. Apa saja macam-macam teknik RJP?
6. Apa saja hal-hal yang diperhatikan dalam melakukan RJP?
7. Apa saja komplikasi dilakukannya RJP?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Resusitasi Jantung Paru(RJP).
2. Untuk mengetahui tujuan melakukan RJP.
3. Untuk mengetahui indikasi melakukan RJP.
4. Untuk mengetahui langkah-langkah sebelum melakukan RJP.
5. Untuk mengetahui macam-macam teknik RJP?
6. Untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikab dalam melakukan RJP.
7. Untuk mengetahui komplikasi dilakukannya RJP.
BAB II
PEMBAHASAN
Catatan:
Pada korban yang sudah tidak ada refleks mata dan terjadi kerusakan batang otak tidak
perlu dilakukan RJP.
B. Tujuan RJP
Untuk mengatasi henti napas dan henti jantung sehingga dapat pulih kembali.
Pada henti jantung yang tidak diketahui, penolong pertama-tama membuka jalan
nafas dengan menarik kepala ke belakang. Bila korban tidak bernafas, segera tiup paru
korban 3-5 kali lalu raba denyut nadi carotis. Perabaan denyut nadi carotis lebih
dianjurkan karena :
1. Penolong sudah berada di daerah kepala korban untuk melakukan pernafasan buatan 2.
2. Daerah leher biasanya terbuka
3. tidak perlu melepas pakaian korban 3.
Arteri karotis adalah sentral dan kadang-kadang masih berdenyut sekalipun daerah
perifer lainnya tidak teraba lagi. Bila teraba kembali denyut nadi, teruskan ventilasi. Bila
denyut nadi hilang atau diragukan, maka ini adalah indikasi untuk memulai sirkulasi
buatan dengan kompresi jantung luar. Kompresi jantung luar harus disertai dengan
pernafasan buatan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Resusitasi mengandung arti harfiah “Menghidupkan kembali” tentunya
dimaksudkan usaha- usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah suatu episode henti
jantung berlanjut menjadi kematian biologis. Resusitasi jantung paru terdiri atas 2
komponen utama yakni : bantuan hidup dasar / BHD dan Bantuan hidup lanjut / BHL
Usaha Bantuan Hidup Dasar bertujuan dengan cepat mempertahankan pasok oksigen ke
otak, jantung dan alat-alat vital lainnya sambil menunggu pengobatan lanjutan. Bantuan
hidup lanjut dengan pemberian obat-obatan untuk memperpanjang hidup Resusitasi
dilakukan pada : infark jantung “kecil” yang mengakibatkan “kematian listrik”, serangan
Adams-Stokes, Hipoksia akut, keracunan dan kelebihan dosis obat- obatan, sengatan
listrik, refleks vagal, serta kecelakaan lain yang masih memberikan peluang untuk hidup.
Resusitasi tidak dilakukan pada : kematian normal stadium terminal suatu yang tak dapat
disembuhkan.
Penanganan dan tindakan cepat pada resusitasi jantung paru khususnya pada
kegawatan kardiovaskuler amat penting untuk menyelematkan hidup, untuk itu perlu
pengetahuan RJP yang tepat dan benar dalam pelaksanaannya.
B. Saran
Mahasiswa mampu memahami dan mengaplikasikan segala tindakan dalam
menangani masalah keperawatan khususnya dalam menangani kasus henti jantung, henti
nafas dll (RJP).Sehingga memberikan nilai positif yaitu sebagai perawat profesional yang
memberikan perawatan secara berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.klikdokter.com/healthnewstopics/read/2010/10/27/15031137/panduan-rjp-aha-
2010- dahulukan-kompresi-dada
http://novalintang.blogspot.com/2013/05/revisi-rjp-terbaru-american-heart.html
http://www.scribd.com/doc/95942220/Resusitasi-Jantung-dan-Paru-Bahasa-Indonesia-Versi-
AHA-2010
http://saptobudinugroho.blogspot.com/2010/10/urutan-rjpcpr-terbaru-dari-aha-american.html
http://www.slideshare.net/ppnibone/resusitasi-jantungdanparubahasaindonesiaversiaha2010
http://cigayung.wordpress.com/2010/10/27/prosedur-baru-resusitasi-jantung-paru-aha-
american- heart-association/