Anda di halaman 1dari 12

UPAYA PENCEGAHAN PRIMER, SEKUNDER, TERSIER

PADA CARDIAC AREST


Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah: Keperawatan Kritis
Dosen Pengampu: Ns. Kristina Everentia Ngasu, S.Kep., M.Kep

KELOMPOK 5

Disusun oleh :

1. Salsa Nevisa (18215189)


2. Siti Najwalillah (18215204)
3. Sri Wiwin (18215215)
4. Suci Ririn Puspita (18215216)
5. Tiara Chandra K (18215225)
6. Yuli Dwiyanti (18215240)

PROGRAM STUDI STRATA SATU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes YATSI) TANGERANG
2021/2022
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas limpahan
berkah dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
dan tepat pada waktunya. Tujuan dari pembuatan makalah ini diajukan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Krirtis.

Saya ucapkan terimakasih atas bantuan dari dosen dan berbagai pihak dan
penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dari diri penulis tanpa bantuan dan
dukungannya sulit bagi penulis untuk menyelesaikan tugas ini. Dalam kesempatan
ini penulis ucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Ida Faridah, S.Kp.,M.Kes selaku ketua Stikes YATSI Tangerang.


2. Ibu Ns. Febi Ratnasari, S.Kep. M.Kep selaku Kaprodi S1 Keperawatan.
3. Ibu Lastri Mey Winarni, S.ST.,M.Keb selaku Puket I Stikes YATSI Tangerang.
4. Ibu Ela Nurlela, S.E selaku Puket II Stikes YATSI Tangerang.
5. Ibu Ningsih, S.E sealku Puket III Stikes YATSI Tangerang.
6. Ibu Ns. Mimi Miftah Mutiara, S.Kep selaku Penanggung Jawab Akademik
Tingkat 4D Keperawatan.
7. Ibu Ns. Kristina Everentia Ngasu , S.Kep selaku dosen pengampu Mata Kuliah
Keperawatan Krirtis STIKes Yatsi Tangerang.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
penulis mengharapkan masukan dan saran yang bersifat membangun demi
pendidikan dan perbaikan dimasa mendatang.

Akhirul kalam penulis ucapkan alhamdulillah dan terima kasih untuk


semuanya.

Tangerang, 15 November 2021

PENULIS

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan............................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Definisi Cardiac Arest....................................................................................3


B. Pencegahan Primer Cardiac Arest..................................................................4
C. Pencegahan Sekunder Cardiac Arest.............................................................5
D. Pencegahan Tersier Cardiac Arrest................................................................5

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan....................................................................................................7
B. Saran...............................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Cardiac Arrest adalah hilangnya fungsi jantung secara tiba-tiba
dan mendadak, bisa terjadi pada seseorang yang memang didiagnosa
dengan penyakit jantung ataupun tidak. Waktu kejadiannya tidak bisa
diperkirakan, terjadi dengan sangat cepat begitu gejala dan tanda tampak
(American Heart Association, 2010).
Henti jantung berdasarkan The Pediatric Utstein Guidline
adalah terhentinya aktivitas mekanik jantung yang ditentukan oleh
tidak adanya respon dari perabaan pada denyut nadi sentral, dan henti
nafas.
Pemberian penanganan segera pada henti nafas dan jantung
berupa Cardio Pulmonary Resuscitation (CPR) akan berdampak
langsung pada kelangsungan hidup dan komplikasi yang ditimbulkan
setelah terjadinya henti jantung pada bayi dan anak. Resusitasi jantung
paru segera yang dilakukan dengan efektif berhubungan dengan
kembalinya sirkulasi spontan dan kesempurnaan pemulihan
neurologis. Hal ini disebabkan karena ketika jantung berhenti, oksigenasi
juga akan berhenti sehingga akan menyebabkan kematian sel otak yang
tidak akan dapat diperbaiki walaupun hanya terjadi dalam hitungan
detik sampai beberapa menit.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian cardiac arrest?
2. Apakah etiologi cardiac arrest?
3. Bagaimana patofisiologi cardiac arrest?
4. Apakah manifestasi klinis yang terjadi pada cardiac arrest?
5. Bagaimana penatalaksanaan pada cardiac arrest?
6. Bagaimana konsep asuhan keperawatan klien dengan cardiac arrest?
7. Bagaimana studi kasus klien dengan cardiac arrest?

1
C. Tujuan dan Manfaat
Makalah ini disusun dengan pertimbangan adanya beberapa tujuan
yang ingin dicapai beberapa tujuan makalah ini sebagai berikut :
1. Mengetahui ragam berpotensi meningkatkan atau menurunkan
kesehatan.
2. Menjelaskan strategi yang harus digunakan dalam mengambil
tindakan.
Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi semua pihak khususnya kami sebagai mahasiswa untuk dapat
menambah pengetahuan dan wawasan mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan nilai kesehatan sehingga mampu
mengaplikasikannya.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar
2.1 Definisi

Cardiac arrest adalah hilangnya fungsi jantung secara tiba-tiba


dan mendadak, bisa terjadi pada seseorang yang memang didiagnosa
dengan penyakit jantung ataupun tidak (American Heart Association,
2010). Henti jantung adalah hilangnya fungsi jantung secara mendadak
dan sangat tiba-tiba, ditandai dengan terjadinya henti napas dan henti
jantung (Pusbankes 118, 2010).Henti jantung atau cardiac arrest adalah
hilangnya fungsi jantung secara mendadak untuk mempertahankan
sirkulasi normal darah untuk memberi kebutuhan oksigen ke otak dan
organ vital lainnya akibat kegagalan jantung untuk berkontraksi secara
efektif.

Definisi Henti jantung mendadak yang dikenal juga dengan


istilah cardiac arrest atau sudden cardiac arrest (SCA) adalah kondisi
jantung yang tiba-tiba berhenti berdetak. Padahal, detak jantung
menandakan bahwa organ ini bekerja dengan baik, yakni memompa
darah. Apabila jantung berhenti berdetak, itu artinya jantung tidak
bekerja dengan baik. Darah akan berhenti dipompa dari jantung
menuju organ vital lainnya, seperti otak, hati, dan paru-paru.
Akibatnya, kondisi ini membuat penderitanya tidak bernapas normal,
tidak sadarkan diri, atau bahkan berhenti bernapas.

Jantung memiliki sistem elektrik internal yang mengendalikan


ritme detak jantung. Beberapa masalah detak jantung dapat terjadi jika
sistem elektrik internal tersebut mengalami kerusakan.

2.2 Pencegahan
Henti jantung mendadak dapat dicegah dengan upaya sebagai berikut :
1. Tidak merokok.

3
2. Menjaga berat badan ideal.
3. Menghindari konsumsi makanan tinggi lemak dan tinggi garam.
4. Berolahraga secara teratur.
5. Mengelola stres dengan baik.
6. Menghindari konsumsi minuman beralkohol.
7. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin

B. Pencegahan Primer
Tujuan dari pencegahan primer adalah untuk menghambat berkembangnya
dan meluasnya faktor-faktor risiko henti jantung. Upaya pencegahan ini
berupa ;
1. Peningkatan kesadaran pola hidup sehat.
Pendidikan dan pengamalan pola hidup sehat, harus dimulai sejak
balita. Menganjurkan anak-anak banyak makan sayuran dan buah serta
menghindari makanan yang kurang mengandung serat dan banyak
kolesterol.
2. Pemeriksaan kesehatan secara berkala
Pemeriksaan kesehatan dalam rangka pencegahan primer perlu
dilakukan terutama pada :
a. Orang sehat (tanpa keluhan) diatas usia 40 tahun.
b. Anak dari orang tua dengan riwayat hipertensi, diabetes
melitus, familier dislipidemia, mati mendadak pada usia kurang
dari 50 tahun
c. Obesitas
Adapun jenis pemeriksaan yang dianjurkan adalah ;
a. Pemeriksaan Fisik mengenai kemungkinan adanya kelainan
organis pada jantung ataupun hipertensi.
b. Pemeriksaan Elektrokardiografi (EKG) pada waktu istirahat.
c. Pemeriksaan laboratorium seperti : gula darah, total kolesterol,
HDL, Kolesterol, LDL kolesterol, Trigliserida, ureum, dan
kreatinin.

4
d. Pemeriksaan treadmill test, terutama bagi penderita yang hasil
EKG nya meragukan dengan adanya keluhan nyeri dada (Chest
pain).
e. Pemeriksaan Ekokardiografi terutama untuk melihat kelainan
struktur / organis jantung.

C. Pencegahan Sekunder
Tujuan Pencegahan Sekunder adalah supaya :
1. Tidak terjadi komplikasi lebih lanjut
2. Tidak merasa invalid (cacat di masyarakat)
3. Status psikologis penderita menjadi cukup mantap.
Untuk itu kiranya perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikiut ;
1. Pemeriksaan fisik yang lebih teliti untuk mengetahui kemampuan
jantung dalam melaksanakan tugasnya.
2. Mengendalikan faktor risiko yang menjadi dasar penyakitnya
3. Pemeriksaan treadmill test untuk menentukan beban/aktivitas fisik
sehari-hari.
4. Pemeriksaan laboratorium secara rutin
5. Pemeriksaan Ekokardiografi (EKG). untuk melihat seberapa berat
otot jantung yang telah mati.
6. Dilakukan pemeriksaan Angiografi koroner untuk melihat
pembuluh darah koroner mana yang tersumbat dan seberapa berat
32 sumabatannya.
7. Ikut Klub Jantung Sehat.
8. Terapi Penykit lebih lanjut : PTCA (ditiup) ataupun bedah pintas
koroner (CABG).

D. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier adalah upaya mencegah komplikasi dari penyakit.
Upaya pencegahan melaui modifikasi berbagai faktor risiko sebenarnya
dapat dilakukan oleh siapa saja. Oleh karena sebagian besar faktor-faktor
itu berhubungan dengan pola hidup yang tidak sehat. Usahakanlah untuk

5
tidak merokok, atau berhenti merokok, diet dengan kadar lemak yang
rendah, mengurangi makanan yang mengandung kolesterol, seperti otak,
jeroan, kuning telur, udang, dan kepiting. Mengurangi konsumsi lemak
jenuh, seperti minyak kelapa, mentega, minyak kelapa sawit, mencegah
kegemukan dengan diet, dan olah raga. Dengan berolah raga 3 kali
perminggu, 30 hingga 60 menit akan sangat membantu pengendalian
faktor-faktor risiko lainnya.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Henti jantung merupakan suatu keadaan terhentinya fungsi pompa
otot jantungsecara tiba-tiba yang berakibat pada terhentinya proses
penghantaran oksigen dan pengeluaran karbondioksida. Keadaan ini bisa
terjadi akibat hipoksia lama karena terjadinya henti nafas yang merupakan
akibat terbanyak henti jantung.
Kerusakan otak dapat terjadi luas jika henti jantung berlangsung
lama, karena sirkulasi oksigen yang tidak adekuat akan menyebabkan
kematian jaringan otak. Hal tersebutlah yang menjadi alasan
penatalaksanaan berupa CPR atau RJP harus dilakukan secepat mungkin
untuk meminimalisasi kerusakan otak dan menunjang kelangsungan hidup
korban. Hal yang paling penting dalam melakukan resusitasi pada korban,
apapun teknik yang digunakan adalah memastikan penolong dan korban
berada di tempat yang aman, menilai kesadaran korban dan segera
meminta bantuan.

B. Saran
Informasi dan pelatihan tatalaksana henti nafas dan henti henti
jantung sebaiknya dapat diberikan kepada masyarakat umum, mengingat
bahwa resusitasi dapat memberikan pertolongan awal. Dampak yang di
timbulkan semakin berat jika waktu datangnya pertolongan semakin lama.

7
DAFTAR PUSTAKA

https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/4420/2.%20Arif
%20Widodo.pdf?sequence=1&isAllowed=y

https://www.scribd.com/doc/95496644/Pencegahan-Primer-Sekunder-
Dan-Tersier-Pada-Jantung-Imam

https://rsramahadi.co.id/tampil/Upaya%20Pencegahan%20Penyakit
%20Jantung%20Koroner#:~:text=Pencegahan%20tersier%20adalah
%20upaya%20mencegah,pola%20hidup%20yang%20tidak%20sehat.

Anda mungkin juga menyukai