Anda di halaman 1dari 24

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN GAGAL JANTUNG

Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kep.Intensif


Dosen Pengampu : Ni Komang Winda Dwi Latri,
S.Tr.,Kep.,M.Tr.Kep

Disusun oleh :
Yurida Ananda Aprillia (102081805)

UNIVERSITAS TRIATMA MULYA


FAKULTAS KESEHATAN, SAINS DAN TEKNOLOGI
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
JEMBRANA
BALI
2021

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang, penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Gagal
Jantung”. Makalah ilmiah ini telah penulis susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai sumber sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas
Keperawatan Intensif.
Terlepas dari itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Jembrana, 25 September 2021


Penulis,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.................................................................................2
BAB II. PEMBAHASAN...............................................................................3
A. Laporan Pendahuluan...........................................................................3
1. Definisi.............................................................................................3
2. klasifikasi.........................................................................................3
3. etiologi..............................................................................................4
4. patofisiologi......................................................................................6
5. manifestasi klinis..............................................................................9
6. Komplikasi.......................................................................................10
7. Penatalaksanaan...............................................................................10
8. Pemeriksaan penunjang....................................................................11
B. Konsep Asuhan Keperawatan...............................................................12
1. Pengkajian........................................................................................12
2. Diagnosa...........................................................................................14
3. Intervensi..........................................................................................15
4. Implementasi....................................................................................18
5. Evaluasi............................................................................................18
BAB III. PENUTUP...................................................................................….20
A. Kesimpulan.......................................................................................….20
B. Saran.................................................................................................….21
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jantung merupakan salah satu organ terpenting dalam tubuh
manusia, apabila jantung tidak bisa berfungsi secara normal untuk
mempompa darah keseluruh tubuh dan menyuplai kebutuhan metabolisme
tubuh maka sangat berbahaya bagi tubuh yang dapat menyebabkan
kematian. Akibat dari perubahan gaya hidup, peningkatan konsumsi
kalori, lemak dan garam, merokok serta penurunan aktivitas menyebabkan
peningkatan insiden penyakit jantung. Salah satu penyakit yang
menyerang sistem kardiovaskular yaitu gagal jantung kongestif.
Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan sindrom
klinis atau sekumpulan tanda dan gejala ditandai oleh sesak nafas dan fatik
(saat istirahat atau saat aktivitas) yang disebabkan oleh ketidakmampuan
jantung untuk memompakan darah keseluruh tubuh selama adekuat, akibat
adanya gangguan struktural dan fungsional dari jantung (Marulam M,
2015). Menurut LeMone (2012) akibat lanjut dari penyakit gagal jantung
secara cepat berpengaruh terhadap kekurangan penyediaan darah, sehingga
menyebabkan kematian sel akibat kekurangan oksigen yang dibawa dalam
darah itu sendiri. Kurangnya suplay oksigen ke otak (Cerebral Hypoxia),
menyebabkan seseorang kehilangan kesadaran dan berhenti bernafas
dengan tiba-tiba yang bisa berakibat pada keadaan terburuk yaitu
kematian.
Berdasarkan data WHO (Word Health Organization) terjadi
peningkatan angka kematian akibat gagal jantung, 17,5 juta kasus terjadi
pada tahun 2012, 23 juta kasus terjadi pada tahun 2014 dan pada tahun
2016 tercatat 17,5 juta orang di dunia meninggal akibat gagal jantung.
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018,
prevalensi penyakit gagal jantung di Indonesia terdapat 1,5% kasus dan
terus meningkat seiring bertambahnya umur. Kasus CHF tertinggi yang
terdiagnosis tenaga kesehatan adalah usia 65-74 tahun (0,49%) dan
terendah pada kelompok usia 15-24 tahunya itu sebesar (0,02%).

1
Prevalensi CHF berdasarkan jenis kelamin lebih banyak perempuan
(0,2%) dibandingkan dengan laki-laki (0,01%).
Berdasarkan uraian di atas penulis membuat makalah ini untuk
memenuhi tugas Keperawatan Medikal Bedah IV dan untuk dapat
mengetahui dan memahami tentang konsep asuhan keperawatan pasien
dengan gagal jantung.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari gagal jantung?
2. Apa saja klasifikasi dari gagal jantung?
3. Apakah etiologi dari gagal jantung?
4. Apakah patofisiologi gagal jantung?
5. Apakah manifestasi klinis gagal jantung?
6. Apakah komplikasi dari gagal jantung?
7. Bagaimanakah penatalaksanaan pada pasien gagal jantung?
8. Apa saja pemeriksaan diagnostic dari gagal jantung?
9. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada klien dengan gagal
jantung?
C. Tujuan Penulisan
Setelah proses pembelajaran mata kuliah Keperawatan intensif diharapkan
mahasiswa semester 7 dapat mengerti dan memahami konsep asuhan
keperawatan pada pasien gagal jantung dengan menggunakan pendekatan
proses keperawatan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Laporan Pendahuluan
1. Definisi
gagal jantung adalah ketidakmampuan jaringan untuk memompa
darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan oksigen
dan nutrisi jaringan (Smeltzer & Bare, 2013).
Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung adalah sindrom
klinis (sekumpulan tanda dan gejala), ditandai oleh sesak nafas (saat
istirahat atau saat aktifitas) yang disebabkan oleh kelainan struktur
atau fungsi jantung (Marulam M, 2014).
Gagal jantung kongestif adalah suatu kondisi di mana jantung
mengalami kegagalan dalam memompa darah guna mencukupi
kebutuhan sel-sel tubuh akan nutrien dan oksigen secara adekuat. Hal
ini mengakibatkan peregangan ruang jantung (dilatasi) guna
menampung darah lebih banyak untuk dipompakan di seluruh tubuh
yang menyebabkan otot jantung kaku dan menebal (Udjianti, 2010).
2. Klasifikasi
Pasien gagal jantung dapat diklasifikasikan sesuai dengan tingkat
keparahan gejala mereka. Tabel di bawah ini menggambarkan sistem
klasifikasi yang paling umum digunakan, yaitu menurut New York
Heart Association/NYHA (2016). Pasien dikelompokkan berdasarkan
toleransi mereka terhadap aktivitas fisik.
a. Kelas I
Tidak ada pembatasan aktivitas fisik. Aktivitas fisik biasa tidak
menyebabkan kelelahan yang berarti, palpitasi, dyspnea (sesak
napas).
b. Kelas II
Sedikit keterbatasan terhadap aktivitas fisik sehari - hari. Nyaman
saat istirahat. Aktivitas biasa dapat menyebabkan kelelahan,
palpitasi, dan dyspnea
c. Kelas III

3
Ditandai dengan pembatasan aktivitas fisik. Nyaman saat istirahat.
Sedikit aktivitas dapat menyebabkan kelelahan, palpitasi, dan
dyspnea
d. Kelas IV
Tidak dapat melakukan aktivitas fisik tanpa ketidaknyamanan.
Gejala gagal jantung saat istirahat. Jika aktivitas fisik dilakukan,
ketidaknyamanan meningkat
3. Etiologi
Menurut Wijaya & Putri (2013), secara umum gagal jantung dapat
disebabkan oleh berbagai hal yang dapat dikelompokkan menjadi:
a. Disfungsi Myocard
1) Iskemia otot jantung
Iskemia otot jantung merupakan suatu keadaan dimana terjadi
sumbatan aliran darah yang berlangsung progresif sehingga
suplai darah yang ke jaringan tidak adekuat
2) Infark myocard
Infark myocard adalah kondisi terhentinya aliran darah dari
arteri koroner yang menyebabkan kekurangan oksigen dan
menyebabkan kematian sel – sel otot jantung.
3) Myocarditis
Myocarditis adalah kondisi dimana otot jantung mengalami
peradangan atau inflamasi.
4) Kardiomiopati
Kardiomiopati merupakan penyakit jantung yang melemahkan
dan memperbesar otot jantung.
b. Beban tekanan berlebih pada sistolik (sistolik overload)
1) Stenosis aorta
Stenosis aorta adalah kondisi dimana terjadi penyempitan pada
katup aorta
2) Hipertensi
Hipertensi menyebabkan jantung bekerja lebih keras dalam
memompa dan mengedarkan darah ke seluruh tubuh, sehingga

4
menimbulkan penebalan otot jantung. Jika dibiarkan, otot
jantung akan melemah dan jantung tidak lagi mampu
memompa darah secara efektif.
3) Koartasio aorta
Koartasio aorta adalah penyempitan pada aorta, yang biasanya
terjadi pada aorta yang membelok ke bawah (decending aorta)
c. Beban volume berlebih pada diastolic (diastolik overload)
1) Insufisiensi katup mitral dan trikuspid
Insufisiensi katup adalah kebocoran aliran balik melalui katup
mitral maupun tricuspid pada saat ventrikel berkontraksi yang
diakibatkan tidak menutupnya katup secara sempurna
d. Peningkatan kebutuhan metabolik (demand overload)
1) Anemia
Seseorang yang menderita anemia kekurangan alat transportasi
dalam darah untuk menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh. Alat
transportasi ini disebut hemoglobin (Hb). Kondisi ini akan
membuat jantung bekerja lebih keras untuk mempercepat aliran
darah, sehingga kebutuhan oksigen dalam tubuh tetap
terpenuhi. Hal inilah yang memicu terjadinya gagal jantung,
akibat kelelahan pada otot jantung.
2) Tirotoksikosis
Merupakan sindrom klinis hipermetabolisme yang disebabkan
peningkatan kadar hormon tiroid di dalam darah akan
meningkatkan denyut jantung, sehingga membuat jantung
bekerja ekstra. Lama kelamaan, jantung akan menjadi lelah dan
gagal berfungsi.
e. Gangguan pengisian ventrikel
1) Primer (gagal distensi sistolik)
a) Perikarditis retriktif
Suatu bentuk kelainan jantung dimana dinding jantung
mengalami kekakuan, dan jantung mengalami restriksi

5
untuk mengembang dan melakukan pengisian darah dengan
semestinya
b) Tamponade jantung
Merupakan tipe akut dari efusi perikard dimana cairan
terakumulasi di dalam pericardium.
2) Sekunder
Gangguan pengisian ventrikel sekunder antara lain adalah
stenosis katup jantung baik katup mitral maupun katup
trikuspid, stenosis katup merupakan penyempitan lubang katup
yang menakibatkan peningkatan tahanan aliran darah dari
atrium ke ventrikel.
Selain sejumlah penyakit di atas, ada beberapa hal yang juga membuat
seseorang lebih berisiko mengalami gagal jantung, yaitu:
a. Memiliki berat badan berlebih.
b. Memiliki kebiasaan merokok.
c. Hobi mengonsumsi makanan tinggi lemak dan kolesterol.
d. Kurang olahraga.
e. Mengonsumsi alkohol secara berlebihan.
4. Patofisiologi
Kekuatan jantung untuk merespon sters tidak mencukupi dalam
memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh. Jantung akan gagal
melakukan tugasnya sebagai organ pemompa, sehingga terjadi yang
namanya gagal jantung. Pada tingkat awal disfungsi komponen pompa
dapat mengakibatkan kegagalan jika cadangan jantung normal
mengalami payah dan kegagalan respon fisiologis tertentu pada
penurunan curah jantung. Semua respon ini menunjukkan upaya tubuh
untuk mempertahankan perfusi organ vital normal. Sebagai respon
terhadap gagal jantung ada tiga mekanisme respon primer yaitu
meningkatnya aktivitas adrenergik simpatis, meningkatnya beban awal
akibat aktifitas neurohormon, dan hipertrofi ventrikel. Ketiga respon
ini mencerminkan usaha untuk mempertahankan curah jantung.
Mekanisme-mekanisme ini mungkin memadai untuk mempertahankan

6
curah jantung pada tingkat normal atau hampir normal pada gagal
jantung dini pada keadaan normal.
Mekanisme dasar dari gagal jantung adalah gangguan kontraktilitas
jantung yang menyebabkan curah jantung lebih rendah dari curah
jantung normal. Bila curah jantung berkurang, sistem saraf simpatis
akan mempercepat frekuensi jantung untuk mempertahankan curah
jantung. Bila mekanisme ini gagal, maka volume sekuncup yang harus
menyesuaikan. Volume sekuncup adalah jumlah darah yang dipompa
pada setiap kontraksi, yang dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu preload
(jumlah darah yang mengisi jantung), kontraktilitas (perubahan
kekuatan kontraksi yang terjadi pada tingkat sel yang berhubungan
dengan perubahan panjang serabut jantung dan kadar kalsium), dan
afterload (besarnya tekanan ventrikel yang harus dihasilkan untuk
memompa darah melawan perbedaan tekanan yang ditimbulkan oleh
tekanan arteriol). Apabila salah satu komponen itu terganggu maka
curah jantung akan menurun
Kelainan fungsi otot jantung disebabkan karena aterosklerosis
koroner, hipertensi arterial dan penyakit otot 21 21 degeneratif atau
inflamasi. Aterosklerosis koroner mengakibatkan disfungsi
miokardium karena terganggu alirannya darah ke otot jantung. Terjadi
hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam laktat). Infark
miokardium biasanya mendahului terjadinya gagal jantung. Hipertensi
sistemik atau pulmonal (peningkatan afterload) meningkatkan beban
kerja jantung pada gilirannya mengakibatkan hipertrofi serabut otot
jantung. Efek (hipertrofi miokard) dapat dianggap sebagai mekanisme
kompensasi karena akan meningkatkan kontraktilitas jantung.
Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif berhubungan
dengan gagal jantung karena kondisi ini secara langsung merusak
serabut jantung, menyebabkan kontraktilitas menurun. Ventrikel kanan
dan kiri dapat mengalami kegagalan secara terpisah. Gagal ventrikel
kiri paling sering mendahului gagal jantung ventrikel kanan. Gagal
ventrikel kiri murni sinonim dengan edema paru akut. Karena curah

7
ventrikel brpasangan atau sinkron, maka kegagalan salah satu ventrikel
dapat mengakibatkan penurunan perfusi jaringan .
Pathway

8
5. Manifestasi klinis
a. Gagal jantung kiri
1) Dispnea, Terjadi akibat penimbunan cairan dalam alveoli dan
mengganggu pertukaran gas. Dapat terjadi ortopnea. Beberapa
pasien dapat mengalami ortopnea pada malam hari yang
dinamakan Paroksimal Nokturnal Dispnea (PND).
2) Batuk merupakan manifestasi yang sering pada gagal jantung
kiri. Pasien batuk karena sejumlah cairan yang banyak
terperangkap dalam saluran pernapasan dan mengiritasi
mukosa paru. Pada auskultasi, dapat terdapat ronkhi
3) Mudah lelah, Terjadi karena curah jantung yang kurang yang
menghambat jaringan dan sirkulasi normal dan oksigen serta
menurunnya pembuangan sisa hasil katabolisme. Juga terjadi
karena meningkatnya energi yang digunakan untuk bernafas
dan insomnia yang terjadi karena distress pernafasan dan batuk.
4) Kegelisahan atau kecemasan, Terjadi karena akibat gangguan
oksigenasi jaringan, stress akibat kesakitan bernafas dan
pengetahuan bahwa jantung tidak berfungsi dengan baik
5) Dengan berkembangnya gagal jantung akan timbul gejalagejala
seperti: gangguan pencernaan, pusing, sakit kepala, konfusi,
gelisah, ansietas, sianosis, kulit pucat atau dingin
b. Gagal jantung kanan
Kongestif jaringan perifer dan viscelar menonjol, karena sisi kanan
jantung tidak mampu mengosongkan volume darah dengan adekuat
sehingga tidak dapat mengakomondasikan semua darah yang
secara normal kembali dari sirkulasi vena.
1) Edema ekstremitas bawah
2) Distensi vena leher dan escites
3) Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas
abdomen terjadi akibat pembesaran vena dihepar.
4) Anorexia dan mual

9
5) Kelemahan
6. Komplikasi
Menurut Wijaya & Putri (2013), komplikasi dari gagal jantung antara
lain :
a. Adema paru akut dapat terjadi akibat gagal jantung kiri.
b. Syok kardiogenik
Akibat penurunan dari curah jantung dan perfusi jaringan yang
tidak adekuat ke organ vital (jantung dan otak).
c. Episode trombolik
Thrombus terbentuk akibat imobilitas pasien dan gangguan
sirkulasi, trombus dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh
darah.
d. Efusi pericardial dan tamponade jantung
Masuknya cairan ke kantung pericardium, cairan dapat
meregangkan pericardium sampai ukuran maksimal. Cardiac
output menurun dan aliran balik vena ke jantung menuju
tamponade jantung.
7. Pemeriksaan penunjang
a. Ekokardiografi
Ekokardiografi sebaiknya digunakan sebagai alat pemeriksaan
diagnostik yang pertama untuk manajemen gagal jantung; sifatnya
tidak invasiv dan segera dapat memberikan diagnosis disfungsi
jantung. Dengan adanya kombinasi M-Mode, ekokardiografi 2D,
dan Doppler , maka pemeriksaan invasive lain tidak lagi
diperlukan. Gambaran yang paling sering ditemukan pada gagal
jantung akibat penyakit jantung iskemik, kardiomiopati dilatasi,
dan beberapa kelainan katup adalah dilatasi ventrikel kiri yang
disertai hipokinesis seluruh dinding vertikel.
b. Rontgen toraks
Foto Rontagen posterior-anterior dapat menunjukkan adanya
hipertensi vena, edema paru, atau kardiomegali. Bukti yang
menunjukkan adanya peningkatan tekanan vena paru adalah

10
adanya diversi aliran darah ke daerah atas dan adanya peningkatan
ukuran pembuluh darah.
c. Elektrokardiografi
Pemeriksaan EKG meskipun memberikan informasi yang berkaitan
dengan penyebab, tetapi tidak dapat memberikan gambaran
spesifik. Pada hasil pemeriksaan EKG yang normal perlu dicurigai
bahwa hasil diagnosis salah. Pada pemeriksaan EKG untuk klien
dengan gagal jantung dapat ditemukan kelainan EKG seperti
berikut ini.
1) Left bundle branch block, kelainan segmen ST/T menunjukan
disfungsi ventrikel kiri kronis.
2) Gelombang Q menunjukkan infark sebelumnya dan kelainan
segmen ST menunjukkan penyakit jantung iskemik.
3) Hipertrofi ventrikel kiri dan gelombang terbalik, menunjukkan
stenosis aorta dan penyakit jantung hipertensi.
4) Aritmia
5) Deviasi aksis ke kanan, right bundle branch block, dan
hipertrofi vertikel kanan menunjukkan disfungsi ventrikel
kanan.
8. Penatalaksanaan
Penatalakasanaan gagal jantung dibagi menjadi 2 terapi yaitu sebagai
berikut :
a. Terapi farmakologi
Terapi yang dapat iberikan antara lain golongan diuretik,
angiotensin converting enzym inhibitor (ACEI), beta bloker,
angiotensin receptor blocker (ARB), glikosida jantung , antagonis
aldosteron, serta pemberian laksarasia pada pasien dengan keluhan
konstipasi
b. Terapi non-farmakologi
Terapi non farmakologi yaitu antara lain tirah baring, perubahan
gaya hidup, pendidikan kesehatan mengenai penyakit, prognosis,

11
obat-obatan serta pencegahan kekambuhan, monitoring dan kontrol
faktor resiko.
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian keperawatan
Pengkajian primer
a. Airways
1) Terdapat sekret di jalan napas (sumbatan jalan napas)
2) Bunyi napas ronchi
b. Breathing
1) Sesak dengan aktifitas ringan atau istirahat
2) RR lebih dari 24 kali/menit, irama ireguler dangkal
3) Ronchi, krekles
4) Ekspansi dada tidak penuh
5) Penggunaan otot bantu nafas terdiri dari: (otot sela iga, otot
leher, otot prut).
c. Circulation
1) Nadi lemah , tidak teratur
2) Takikardi
3) TD meningkat / menurun
4) Edema
5) Gelisah
6) Akral dingin
7) Kulit pucat, sianosis
d. Dissability Pada kondisi yang berat dapat terjadi asidosis metabolic
sehingga menyebabkan penurunan kesadaran
e. Exposure Terjadi peningkatan suhu
Pengkajian sekunder
a. pengkajian keperawatan
1) anamnesa
2) keluhan utama
Keluhan utama pada CHF sehingga pasien mencari bantuan
atau pertolongan antara lain :
a) Dyspneu

12
b) Kelemahan fisik
c) Edema sistemik
d) Tekanan darah dan Nadi
e) Jugular Vein Pressure
f) Ictus cordis
g) Suara jantung tambahan
h) Pemeriksaan paru
i) Pemeriksaan hepar dan hepatojugular reflux.
j) Edema tungkai
k) Cardiac Cachexia
3) riwayat penyakit sekarang
Akan didapatkan gejala kongesti vascular pulmonal seperti
dyspnea, ortopnea, diypnea nocturnal paroksimal, batuk dan
edema pulmonal akut.
4) riwayat penyakit dahulu
Apakah pasien pernah mengalami nyeri dada akibat Infark
Moikard akut, hipertensi, DM. Konsumsi obat yang diguakan
dan alergi terhadap makanan atau obat
b. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum Didapakan kesadaran baik dan akan berubah
sesuai tingkat gangguan yang melibatkan perfusi system saraf
pusat
2) Pemeriksaan persistem
a) Breathing (B1), mencari tanda dan gejala kongesti vascular
pulmonal seperti dyspnea, orthopnea, dyspnea nocturnal
paraksimal, batuk dan edema paru. Crakcles atau ronchi
basah dapat ditemukan pada posterior paru. Yang dikenali
sebagai kegagalan ventrikel kiri.
b) Bleeding (B2)
(1) Inspeksi : adanya parut pasca bedah jantung, distensi
vena jugularis (gagal kompensasi ventrikel kanan),

13
edema (ekstermitas bawah), asites, anoreksia, mual,
nokturia serta kelemahan.
(2) Palpasi : perubahan nadi (cepat dan lemah) sebagai
manifestasi dari penurunan catdiac output dan
vasokontriksi perifer. Apahak ada pulsus alternans
(perubahan kekuatan denyut arteri) menunjukkan
gangguan fungsi mekanis yang berat.
(3) Auskultasi ; penurunan tekanan darah, mendengarkan
bunyi jantung 3 (S3) serta crackles pada paru-paru. S3
atau gallop adalah tanda penting dari gagal ventrikel
kiri.
(4) Perkusi; mencari batas jantung sebagai penanda
terjadinya kardiomegali.
c) Brain (B3), Kesadaran compos mentis namun dapat
menurun seiring perjalan atau kegawatan penyakitnya
d) Bladder (B4), Mengukur haluaran urine yang dihubungkan
pada asupan cairan dan fungsi ginjal.
e) Bowel (B5), didapatkan konstipasi, mual, muntah, anoreksi,
nafsu makan menurun atau terjadinya penurunan atau
perubahan berat badan
f) Bone (B6), kulit dingin, mudah lelah sebagai akibat
penurunan curah jantung dan menghambat jaringan dari
sirkulasi normal.
2. Diagnosa
Menurut Nurarif & Kusuma (2015), diagnosa keperawatan yang
mungkin muncul pada penderita gagal jantung antara lain:
a. Penurungan curah jantung berhubungan dengan perubahan
frekuensi jantung
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan
antara suplai oksigen dengan kebutuhan tubuh
c. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan
peningkatan produksi secret

14
d. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan
membran alveolus-kapiler
e. Nyeri akut berhubungan dengan gen penedera fisiologis (Mis:
Iskemia)
f. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan menurunnya laju
filtrasi glumerulus / meningkatnya produksi ADH dan retensi
natrium dan air
g. Resiko gangguan integritas kulit ditandai dengan kelebihan volume
cairan
h. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia
i. Ansietas berhubungan dengan kesulitan nafas dan kegelisahan
akibat oksigenasi yang tidak adekuat
3. Intervensi
Intervensi keperawatan pada diagnosa keperawatan Penurungan curah
jantung berhubungan dengan perubahan frekuensi jantung antara lain:
Diagnosa NIC NOC
Penurunan curah jantung Kriteria hasil : Cardiac care
Definisi : Ketidakeadekuatan 1. Tekanan darah sistol dan Manajemen nutrisi
darah yang dipompa oleh tekanan darah diastol normal 1. Atur diet yang diperlukan (misalnya
jantung untuk memenuhi 2. Denyut jantung apikal normal makanan protein tinggi, menyarankan
kebutuhan darah ditubuh. 3. Denyut nadi perifer normal menggunakan bumbu atau rempah-
Batasan Karakteristik: 4. Kesimbangan intake dan rempah sebagai alternatif untuk garam,
1. Perubahan frekuensi/irama output dalam 24 jam normal pengganti gula, menanmbah atau
jantung 5. Suara jantung normal mengurangi kalori, menambah atau
2. Perubahan preload 6. Tekanan vena sentral normal mengurangi vitami, mineral, suplemen
3. Perubahan Afterload 7. Dyspneu pada saat istirahat 2. Berikan arahan untuk makanan khusus
4. Perubahan Kontraktilitas tidak ada penyakit gagal jantung
5. Perilaku Emosi 8. Asites tidak ada 3. Anjurkan pasien untuk duduk pada
Faktor yang berhubungan : 9. Sianosis tidak ada posisi tegak jika memungkinkan
1. Perubahan frekuensi 10. Intoleransi aktivitas tidak ada Manajemen elektrolit atau cairan
jantung 1. Pantau adanya tanda dan gejala
2. Perubahan irama overhidrasi yang memburuk atau

15
3. Perubahan volume dehidrasi (misalnya, ronchi basah
sekuncup dilapang paru terdengar, poliuria atau
4. Perubahan afterload oligur, perubahan perilaku, kejajng,
5. Perubahan kontraktilitas ata cekung atau edema, napas dangkal
6. Perubahan preload atau cepat)
2. Monitor tanda-tanda vital yang akurat
3. Instruksikan pasien dan keluarga
mengenai alasan untuk pembatasan
cairan, tindakan dehidrasi, atau
administrasi elektrolit tambahan
Manajemen resiko jantung
1. Skrining pasien mengenai
kebiasaannya yang berisiko yang
berhubungan dengan kejadian yang
tidak diharapkan pada jantung
(misalnya merokok, obesitas, gaya
hidup yang sering duduk, tekanan
darah tinggi, riwayat serangan jantung,
riwayat keluarga dengan serangan
jantung)
2. Instruksikan pasien dan keluarga
mengenai tanda dan gejala penyakit
jantung dini perburukan penyakit
jantung
3. Prioritaskan hal-hal yang mengurangi
resiko jantung dengan kolaborasi
bersama pasien dan keluarga
4. Berikan dukungan akan olahraga yang
diindikasikan untuk pasien yang
memiliki faktor resiko jantung
5. Instrusikan pasien dan keluarga
menegenai kebutuhan untuk mencapai

16
tujuan latihan dengan periode
peningkatan setiap 10 menit yang
berkali-kali setiap hari, jika tidak bisa
mempertahankan aktivitas selama 30
menit
6. Instruksikan pasien dan keluarga
mengenai gejala jantung yang mulai
terganggu, dimana mengindikasikan
akan kebutuhan untuk istirahat
7. Instrusikan pasien dan keluarga
mengenai strategi diet jantung sehat
( misal rendah natrium, rendah lemak,
rendah kolesterol,tinggi serat, cairan
yang cukup, asupan kalori yang tepat)
8. Instrusikan pasien untuk melakukan
olahraga yang progresif secara teratur
Manajemen jalan nafas
1. Posisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi
2. Motivasi pasien untuk bernafas pelan,
dalam, berputar, dan batuk
3. Instrusikan bagaimana agar bisa
melalukan batuk efektif
4. Auskultasi suara nafas, catat area yang
ventilasinya menurun atau tidak ada
dan adanya suara tambahan
5. Posisikan untuk meringankan sesak
nafas
6. Monitor status pernafasan dan
oksigenasi
Pengurangan kecemasan
Monitor pernafasan

17
Monitor neurologi
Pengaturan posisi
Monitor tanda vital
Peningkatan tidur
Terapi oksigen
Kolaborasi dengan dokter

6. Implementasi
Implementasi keperawatan merupakan tahap keempat proses
keperawatan yang dimulai setelah perawat menyusun rencana
keperawatan (Potter & Perry, 2013). Pada tahap ini perawat akan
mengimplementasikan intervensiyang telah direncanakan berdasarkan
hasil pengkajian dan penegakkan diagnosis yang diharapkan dapat
mencapai tujuan dan hasil sesuai yang diinginkan untuk mendukung
dan meningkatkan status kesehatan klien.
Penerapan implementasi keperawatan yang dilakukan perawat
harus berdasarkan intervensi berbasis bukti atau telah ada penelitian
yang dilakukan terkait intervensi tersebut. Hai ini dilakukan agar
menjamin bahwa intervensi yang diberikan aman dan efektif (Miller,
2012). Dalam tahap implementasi perawat juga harus kritis dalam
menilai dan mengevaluasi respon pasien terhadap pengimplementasian
intervensi yang diberikan
7. Evaluasi
Hasil yang diharapkan pada proses perawatan pasien dengan CHF
a. Tidak terjadi kegawatan sebagai akibat penurunan curah jantung
b. Pasien terbebas dari nyeri
c. Terpenuhinya aktivitas sehari-hari
d. Menunjukkan peningkatan curah jantung
1) TTV dalam batas normal
2) Terhindar dari resiko penurunan perfusi perifer
3) Tidak terjadi kelebihan volume cairan
4) Tidak sesak
5) Edema ekstermitas tidak terjadi

18
6) Menunjukkan penurunan kecemasan
7) Memahami penyakitnya dan tujuan perawatan
8) Mematuhi semua aturan medis
9) Mengetahui kapan harus meminta bantuan jika episode nyeri
atau kegawatan muncul
10) Memahami cara mencegah komplikasi dan menunjukkan
tanda-tanda bebas komplikasi
11) Mampu menjelaskan terjadinya gagal jantung
12) Mematuhi dan melaksanakan perawatan diri

BAB III
PENUTUP

19
A. Kesimpulan
Gagal jantung Kongestif adalah ketidakmampuan jantung untuk
memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
jaringan terhadap oksigen dan nutrient dikarenakan adanya kelainan fungsi
jantung yang berakibat jantung gagal memompa darah untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme jaringan dan atau kemampuannya hanya ada kalau
disertai peninggian tekanan pengisian ventrikel kiri. Etiologi CHF
biasanya disebabkan oleh kelainan otot jantung, aterosklerosis koroner
Hipertensi Sistemik atau pulmunal (peningkatan after load), peradangan
dan penyakit myocardium degeneratif, penyakit jantung lain, faktor
sistemik
B. Saran
Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan pembaca
tentang gagal jantung, serta mampu mengaplikasikan asuhan keperawatan
pada pasien dengan gagal jantung mulai dari perumusan diagnosa
keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan hingga
melakukan evaluasi keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

20
Black, J M dan Jane Hokanson Hawks. (2014). Keperawatan Medikal Bedah
Manajemen Klinis untuk Hasil yang Diharapkan. Jakarta: Elsevier
Fitriani, R. (2016). Analisis Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan
MasalahPola Nafas Tidak Efektif Di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit
Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Jurnal STIKes Muhammadiyah
Gombong
Wijaya, purnama soni. (2017). Karya Tulis Ilmiah : Studi Kasus Asuhan
Keperawatan Pada Klien Gagal Jantung Dengan Masalah Intoleransi
Aktivitas Di Ruang CVCU RSUD Bangil Pasuruan. Stikes Insan Cendekia
Medika Jombang
Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds). (2014). NANDA international Nursing
Diagnoses: Definitions & classification, 2015-2017. Oxford : Wiley
Blackwell.
Suhartono, (2020). Asuhan Keperawatan Pada Sistem Kardiovaskuler Pasien
Dengan Congestive Heart Failure Di ICU BLUD RSUD Majenang. Stikes
Muhammadiyah G

21

Anda mungkin juga menyukai