Oleh:
TAHUN 2024
i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat serta
Dengan segala kerendahan hati kami menyadari dan mengakui, bahwa isi
dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena masih dalam proses
pembelajaran.
Tidaklah akan terwujud dalam penyusunan makalah ini tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak yang membantu kami. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dian Puspita Sari,
kebaikan semua pihak yang telah memberikan bimbingan serta bantuan dalam
pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi rekan-rekan saya
Kesehatan Sukabumi.
Penulis,
ii
DAFTAR ISI
C. Tujuan ............................................................................................................... 2
B. Etiologi KEP (Kekurangan Energi Protein) ..... Error! Bookmark not defined.
defined.
defined.
iii
A. Pengkajian ....................................................................................................... 17
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 25
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
terjadi akibat hipoksia lama karena terjadinya henti nafas yang merupakan
korban.(Resparar et al.,2019)
berada di tempat yang aman, menilai kesadaran korban dan segera meminta
bantuan.(Mutia dkk.,2019)
B. Rumusan Masalah
1
2
C. Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
terhenti, atau dapat terjadi kedutan otot jantung yang tidak sinkron (fibrilasi
tiba dan mendadak, bisa terjadi pada seseorang yang memang didiagnosa
diperkirakan, terjadi dengan sangat cepat begitu tanda dan gejala tampak
3
4
cardiac arrest.
aktifitas fisik yang berat, bisa menjadi pemicu terjadinya cardiac arrest
1. Fibrilasi ventrikel
tindakan yang harus segera dilakukan adalah CPR dan DC shock atau
defibrilasi.
2. Takhikardi ventrikel
adekuat sehingga tekanan darah tidak dapat diukur dan nadi tidak teraba.
4. Asistole
jantung, dan pada monitor irama yang terbentuk adalah seperti garis lurus.
Pada kondisi ini tindakan yang harus segera diambil adalah CPR.
Gejala yang paling umum adalah munculnya rasa tidak nyaman atau
tidak nyaman, diremas, berat, sesak atau nyeri. Lokasinya ditengah dada di
lengan dan jarang menjalar ke perut bagian atas. Bertahan selama lebih dari
nausea atau mual, sesak nafas (nafas pendek- pendek), kelemahan, tidak
Henti jantung dapat terjadi setiap saat di dalam atau di luar rumah
sakit, sehingga pengobatan dan tindakan yang cepat serta tepat akan
terlihat dilatasi pupil dan pada saat ini harus di ambil tindakan berupa (Ulfah
AR, 2020) :
a. Masase jantung.
8
kemudian dengan telapak tangan di tekan secara kuat dan keras sehingga
jantung yang terdapat di antara sternum dan tulang belakang tertekan dan
darah mengalir ke arteria pumonalis dan aorta. Masase jantung yang baik
pulihnya sirkulasi ke otak dapat terlihat pada pupil yang menjadi normal
kembali.
b. Pernapasan buatan.
ekspansi dinding thoraks pada setiap kali inflasi di lakukan dan kemudian
epinefrin 3 ml 1:1000 atau kalsium klorida secara intra kardial (pada bayi
di sela iga IV kiri dan pada anak dibagian yang lebih bawah) untuk
1. Periksa Kesadaran
Panggil korban dengan suara keras dan jelas atau panggil nama korban,
lihat apakah korban bergerak atau memberikan respon, jika tidak berikan
stimulasi dengan menggerakkan bahu korban. Pada korban yang sadar, dia
pengobatan yang diperlukan, namun jika tidak ada respon, artinya korban
2. Posisi Korban
Pada penderita yang tidak sadar, tempatkan korban pada tempat yang
datar dan keras dengan posisi terlentang pada tanah, lantai atau meja yang
Pada penderita yang tidak sadar sering terjadi obstruksi akibat lidah jatuh
a. Bila korban tidak sadar dan tidak dicurigai adanya trauma, buka jalan
nafas dengan teknik Head Tilt-chin lift Maneuver akan tetapi jangan
sumbatan.
Maneuver untuk membuka jalan nafas, yaitu dengan cara meletakkan 2 atau 3
jari di bawah angulus mandibula kemudian angkat dan arahkan keluar, jika
terdapat dua penolong maka yang satu harus melakukan imobilisasi tulang
servikal
ringan atau berat, jika sumbatannya ringan maka korban masih dapat
bersuara dan batuk, sedangkan jika sumbatannya sangat berat maka korban
tidak dapat bersuara ataupun batuk. Jika terdapat sumbatan karena benda
asing maka pada bayi < 1 tahun dapat dilakukan teknik 5 kali back blows
Jika terdapat sumbatan karena benda asing maka, dapat dilakukan teknik
dikeluarkan,
5. Periksa nafas
Jika obstruksi telah dikeluarkan maka periksa apakah korban bernafas atau
Hal itu dapat dilihat dengan adanya pengembangan dinding dada. Bila dada tidak
mengembang reposisikan kepala korban agar jalan nafas dalam keadaan terbuka.
Teknik bantuan nafas pada bayi dan anak berbeda, hal ini dapat dilakukan
dengan menggunakan bag valve mask ventilation atau tanpa alat, yaitu pada bayi
teknik mouth-to-mouth.
7. Periksa Nadi
brakialis sedangkan pada anak dapat dilakukan pada arteri karotis ataupun
femoralis. Pemeriksaan nadi ini dilakukan dalam waktu ≤ 10 detik. Jika nadi >
60 kali/menit namun tidak ada nafas spontan atau nafas tidak efektif, maka
lakukan pemberian nafas sebanyak 12-20 kali nafas/menit, sekali nafas buatan
3-5 detik hingga korban bernafas dengan spontan, nafas yang efektif akan
Jika nadi < 60 kali/menit dan tidak ada nafas atau nafas tidak adekuat
maka lakukan kompresi jantung luar. Pada bayi dan anak terdapat perbedaan
teknik yaitu pada bayi dapat dilakukan teknik kompresi di sternum dengan dua
jari (two finger chest compression technique ). Selain itu, dapat juga dilakukan
dengan menggunakan kedua tangan pada posisi satu jari di bawah garis
penolong.
1. Pastikan anda dan korban tidak berada dalam situasi yang bisa
tersengat listrik, pastikan aliran listrik yang masih menempel pada korban telah
keramaian lalu lintas harus dipinggirkan ke tempat yang aman sebelum mulai
4. Bila korban tidak memberikan respon periksa apakah korban yang tidak
sadarkan diri ini bernafas; dengan cara melihat pergerakan dada dan
6. Ambil stiker pad, tempelkan pada dada korban dan pastikan pad menempel
kuat dengan kulit dada korban (alat pencukur jenggot tersedia dalam paket
plastik kecil di kotak AED, termasuk handuk kecil untuk mengeringkan dada
7. Ikuti perintah yang diberikan AED yaitu lakukan Resusitasi Jantung Paru
atau CPR sampai selama kurang lebih 2 menit. AED kemudian akan
yang terlibat untuk tidak menyentuh korban: “Don’t Touch Patient Analyzing.”
8. AED akan memutuskan bila korban membutuhkan shock atau tidak dengan
menganalisa detak jantung korban. Apabila AED menemukan salah satu dari
16
dua jenis detak jantung ini yaitu Ventricular Febrillation (tidak teratur),
listrik ke jantung korban dan penolong tidak boleh menyentuh korban saat
ditandai dengan pergerakan pada tangan dan mata korban, AED akan
11. Penolong harus terus melanjutkan set yang sama sesuai perintah AED
12. AED tidak akan memberikan perintah berhenti RPJ atau “Stop CPR” atau
sadarkan diri.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian
A. Identitas klien
tinggal.
B. Keluhan utama
C. Riwayat Penyakit
Penyakit yang diderita oleh anggota keluarga dari anak yang mengalami
penyakit jantung.
17
18
D. Pengkajian Primer
1. Airway/Jalan Napas
atau tidak.
d. Buka mulut bayi/anak dengan ibu jari dan jari-jari anda untuk memegang
benda asing) yang menyebabkan obstruksi jalan napas baik parsial maupun
19
total dengan cara memiringkan kepala pasien ke satu sisi (bukan pada
trauma kepala).
2. Breathing/Pernapasan
pulmonal,dll.
20
3. Circulation/Sirkulasi
III.Disability
d) Tidak berespon (U) : tidak berespon terhadap stimulus verbal dan nyeri.
Cara pengkajian :
2. Diagnosa Keperawatan
menurun.
adekuat.
21
Perencanaan
IV line, defibrilasi /
1. Tekanan darah
AED, inj. Epinephrin
sistilik,diastolik dalam batas
dan amiodrone
normal
normal .
22
ada
4. Monitor SPO2
8. kolaborasi memberikan
kebutuhan, AED /
defibrillator ,
pemberian obat –
5. Observasi GCS
3. CRT < 2 detik.
6. Observasi Pupil
4. Tidak ada tanda – tanda
7. Observasi Ttv Dan Spo2
sianosis
5. SPO2 normal
24
Sianosis
4. Implementasi
5. Evaluasi
terpenuhi.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
terjadi akibat hipoksia lama karena terjadinya henti nafas yang merupakan
lama, karena sirkulasi oksigen yang tidak adekuat akan menyebabkan kematian
apapun teknik yang digunakan adalah memastikan penolong dan korban berada
di tempat yang aman, menilai kesadaran korban dan segera meminta bantuan.
B. Saran
25
26
DAFTAR PUSTAKA
Guyton AC, Hall JE, 2018. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi ke 11, Jakarta:
EGC.h. 163.
Ulfah AR. 2020. Advance Cardiac Life Sipport, Pusat Jantung Nasional Harapan
27