Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH SEMINAR KASUS

ANGINA PEKTORIS

KELOMPOK 1

NAMA MAHASISWA :
1. Amelia
2. AhmadMaulana
Aliudin
3. Aida Fitria
4. Lusi Sulaesih
5. Luvi Hapysari
6. Marisa Nurlela
7. Nurlelah
8. Rafikoh
9. Rasi
10. Siti Nursyamsiah
11. Soehanita

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS FALETEHAN
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR
                    
                                                                                              

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah ini dengan judul “Jantung
Koroner“. Dalam menyusun Makalah ini, saya telah dibimbing dengan baik oleh
para dosen dan beberapa pihak lainnya. Oleh karena itu sebagai bentuk rasa
syukur, saya ucapkan terima kasih kepada:
Tasbihul Anwar, S.Kep.,Ns.,M.Kep, Selaku Dosen / Koordinator mata kuliah
Ilmu Dasar Keperawatan III
Kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam pembuatan Makalah
ini, sehingga saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk
perbaikan pada Makalah selanjutnya.

Serang, Oktober 2022

    
Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................
A. Latar Belakang.............................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah......................................................................................... 4
C. Tujuan...........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................
A. Pengertian......................................................................................................6
B. Etiologi..........................................................................................................6
C. Klasifikasi Jenis............................................................................................ 7
D. Epidemiologi.................................................................................................8
E. Manisfestasi Klinis........................................................................................9
F. Komplikasi.................................................................................................. 10
G. Penatalaksanaan .........................................................................................11
H. Pemeriksaan Diagnosis …………………………………………………..12
I. Patofisiologi……………………………………………………………….15
BAB III PENUTUP...............................................................................................17
A. Kesimpulan..................................................................................................17
B. Saran............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Angina Pektoris merupakan sakit pada dada akibat dari penyakit jantung
koroner yang merupakan suatu penyakit pada jantung yang terjadi karena adanya
kelainan pada pembuluh darah koroner yaitu sepasang pembuluh nadi cabang
pertama dari aorta yang mengantarkan zat-zat makanan yang dibutuhkan bagi
jaringan dinding jantung. Kelainan pembuluh darah koroner ini berupa
penyempitan pembuluh darah sebagai akibat dari proses atherosklerosis yaitu
pengerasan dinding pembuluh darah yang disebabkan oleh penimbunan lemak
yang berlebihan (Smeltze & Bare, 2002).
Gejala yang timbul umumnya berupa nyeri dada substernal, yang dapat
dirasakan seperti sensasi tertindih atau rasa tidak nyaman, yang bisa dipicu oleh
aktivitas, kecemasan, atau stres mental dan emosional. Angina pektoris dapat
menjalar ke lengan, leher, rahang bawah, epigastrium, atau punggung. (Kloner &
Chaitman, 2017).
Data epidemiologi global menunjukkan bahwa prevalensi angina
meningkat seiring dengan pertambahan usia baik pada pria maupun wanita.
Angina pektoris dialami oleh sekitar 4% pria dan 5% wanita berusia 45-64 tahun
dan angka ini meningkat hingga 12% pada pria dan 10% pada wanita berusia 65-
84 tahun. Pada populasi berusia di bawah 65 tahun, insidens angina pektoris tanpa
komplikasi pada wanita tampak sedikit lebih tinggi dibandingkan pada pria. Pada
populasi Kaukasia 2 berusia 45-65 tahun, sekitar 1% pria mengalami angina
pektoris tanpa komplikasi dan insidens tersebut terus meningkat seiring dengan
bertambahnya usia (Montalescot et al., 2014).
Angina pektoris merupakan salah satu manifestasi Penyakit Jantung
Koroner (PJK) yang menjadi penyebab utama kematian di Indonesia dan
diperkirakan akan terus meningkat mencapai 23,3 juta kematian pada tahun 2030
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018). Hasil Riskesdas tahun 2013
menunjukkan prevalensi penyakit jantung koroner (PJK) berdasarkan wawancara
serta yang didiagnosis dokter, gejala meningkat seiring dengan bertambahnya

4
umur, tertinggi pada kelompok umur 65 -74 tahun yaitu 2,0 persen dan 3,6 persen,
menurun sedikit pada kelompok umur ≥ 75 tahun. Prevalensi PJK yang
didiagnosis dokter berdasarkan gejala lebih tinggi pada perempuan (0,5% dan
1,5%)
Bali termasuk provinsi yang memiliki prevalensi penyakit jantung yang
tinggi yaitu sebanyak 1,2 % (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
2018). Pada tahun 2013 Riskesdas melaporkan prevalensi yang terdiagnosis
penyakit di Bali yaitu 0,4% sedangkan yang terdiagnosis atau gejala sebesar 1,3%
dan prevalensi kasus pasien PJK di daerah Gianyar berdasarkan Riskesdas
Provinsi Bali tahun 2013/2014 sebesar 0,3% (Pengembangan & Penelitian
Kesehatan, 2013.
A. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian Angina Pektoris?
b. Apa saja penyebab Angina Pektoris?
c. Bagaimana patofisiologi Angina Pektoris?
d. Bagaimana manifestasi klinis dari Angina Pektoris?
e. Bagaimana penanganan atau pencegahan Angina Pektoris?
f. Komplikasi apa saja yang terjadi pada penderita Angina Pektoris?
g. Pemeriksaan penunjang apa yang harus di lakukan ?
B. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian Angina Pektoris
b. Untuk mengetahui apa saja penyebab dari Angina Pektoris
c. Untuk mengetahui gejala dan tanda  yang terjadi pada Angina Pektoris
d. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari Angina Pektoris
e. Untuk mengetahui komplikasi yang disebabkan oleh Angina Pektoris
f. Untuk mengetahui pemeriksaan apa saja yang baik untuk penderita
Angina Pektoris
g. Untuk mengetahui pencegahan atau penanganan Angina Pektoris

5
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian
Angina pectoris adalah suatu sindroma klinis yang ditandai dengan episode
atau paroksisma nyeri atau perasaan tertekan di dada depan. Penyebabnya
diperkirakan berkurangnya aliran darah koroner, menyebabkan suplai oksigen ke
jantung tidak adekuat, atau dengan kata lain, suplai kebutuhan oksigen jantung
meningkat (Smeltzer & Bare, 2002).
Angina pectoris merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai dengan nyeri
paroksimal atau perasaan berat pada dada anterior. Aliran darah coroner yang
tidak mamadai menjadi penyebabnya, mengakibatkan suplai oksigen tidak
adekuat untuk memenuhi kebutuhan miokard ( Bruner & suddart Edisi 12 )
Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana pasien mendapat
serangan sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan, atau terasa berat di dada yang
seringkali menjalar ke lengan sebelah kiri yang timbul pada waktu aktifitas dan
segera hilang bila aktifitas berhenti (Wijaya & Putri, 2013).

B.     Etiologi
Biasanya angina merupakan akibat dari penyakit arteri pembuluh jantung.
1.      Faktor penyebab angina pectoris antara lain:
a)      Arteriosklerosis
b)      Spasme arteri pembuluh jantung
c)      Anemia berat
d)     Artritis
e)      Aorta Insufisiensi: stenosis katup aorta (penyempitan katup aorta),
regurgitasi katup aorta (kebocoran katup aorta).
f)       Stenosis subaortik hipertrofik
g)      Spasme arterial (kontraksi sementara pada arteri yang terjadi secara
tiba-tiba)
2.      Faktor risiko terjadinya angina pectoris antara lain:

6
a)      Dapat diubah (dimodifikasi)
1)      Diet (hyperlipidemia)
2)      Rokok
3)      Hipertensi
4)      Stress
5)      Obesitas
6)      Kurang aktifitas
7)      Diabetes Mellitus
8)      Pemakaian kontrasepsi oral
b)      Tidak dapat diubah
1)      Usia
2)      Jenis kelamin
3)      Ras
4)      Herediter
5)      Kepribadian tipe A
3.      Faktor pencetus serangan angina
Faktor pencetus yang dapat menimbulkan serangan antara lain:
a)      Emosi
b)      Stress
c)      Kerja fisik terlalu berat
d)     Hawa terlalu panas dan lembab
e)      Terlalu kenyang
f)       Banyak perokok
(Kasron, 2012)

C.    Klasifikasi Jenis


1. Angina Pektoris Stabil
Disebut juga angina klasik, terjadi jika arteri coroner yang arteroskelrotik
tidak dapat berdilatasi untuk meningkatkan alirannya sewaktu kebutuhan
oksigen meningkat. Peningkatan kerja jantung dapat menyertai aktivitas
misalnya berolahraga atau naik tangga. Awitan secara klasik berkaitan
dengan latihan atau aktifitas yang meningkatkan kebutuhan oksigen

7
miokard. Nyeri segera hilang dengan istirahat atau penghentian aktifitas.
Durasi nyeri 3-15 menit.
2. Angina Pektoris Tidak Stabil
Angina tidak stabil adalah kombinasi angina stabil dengan angina
prinzmetal, dijumpai pada individu dengan perburukan penyakit arteri
pembuluh jantung. Angina ini biasanya menyertai peningkatan beban kerja
jantung. Hal ini tampaknya terjadi akibat arterosklerosis pembuluh
jantung, yang ditandai oleh thrombus yang tumbuh dan mudah mengalami
spasme. Adurasi serangan dapat timbul lebih lama dari nyeri dada stabil.
Pencetus dapat terjadi pada keadaan istirahat atau pada tingkat aktifitas
ringan. Kurang responsive terhadap nitrat. Lebih sering ditemukan
depresisegmen ST. Dapat disebabkan oleh rupture plak aterosklerosis,
spasmus, thrombus atau trombosit yang beragregasi.

D.Epidemiologi
World Health Organization (WHO) juga telah mengemukakan fakta
bahwa Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan epidemi modern dan tidak
dapat dihindari oleh faktor penuaan. WHO memperkirakan bahwa pada tahun
2005 terdapat 17,5 juta orang meninggal karena penyakit kardiovaskuler,
mewakili 30% dari seluruh kasus kematian di dunia. Berdasar kasus kematian ini,
7,6 juta 9 diantaranya terkena serangan jantung dan 5,7 juta diantaranya stroke.
Total kematian global yang diakibatkan penyakit kardiovaskular mencapai 16,7
juta dan 2 juta kematian diantaranya disebabkan oleh PJK. Diperkirakan dua kali
lipat dalam dua dekade mendatang, menjadikan PJK penyebab utama terbesar
kematian pada tahun 2020

D. Manifestasi klinis
1. Nyeri berfariasi mulai dari perasaantidak nyaman pada pencernaan hingga
tercekik atau sensasi berat pada dada, yang dapat dirasakan mulai dari tidak
nyaman hingga nyeri yang menyiksa.
2. Angina disertai dengan perasaan takut yang sangat dan perasaan seperti akan
meninggal

8
3. Nyeri biasanya bersifat retrosternal, jauh di dalam dada dibagian sepertiga
atau atau tengah sternum
4. Ketidaknyamanan sulit dilokalisasi dan dapat menyebar ke leher, rahang,
bahu,dan pada bagian dalam lengan atas (biasanya lengan kiri)
5. Perasaan lemah atau mati rasa pada lengan, pergelangan tangan, telapak
tangan, dan juga sesak nafas, pucat, diagforesis, pusing dan sakit kepala,
mual,muntah, yang dapat menyertai keluhan nyeri. Kecemasan dapat pula
terjadi pada saat angina
6. Karakteristik yang penting dari nyeri angina yaitu keluhan nyeri akan
menurun jika factor pemicunya di atasi atau dengan pemberian nitrogliserin

F. Komplikasi
Komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh penyakit jantung koroner
menurut Wicaksono Saputro (2019) adalah sebagai berikut:
1. Syok Kardiogenik
Pada syok kardiogenik dapat ditandai dengan adanya gangguan pada
fungsi ventrikel kiri yang dapat mengakibatkan gangguan fungsi ventrikel kiri
yaitu mengakibatkan gangguan berat pada perfusi jaringan dan penghantaran
oksigen ke jaringan yang khas pada syok kardiogenik yang di sebabkan oleh
infark miokardium akut
2. Gagal Jantung Kongestif
Gagal jantung kongestif merupakan gangguan pada sistem sirkulasi
miokardium gagal jantung kongestif merupakan suatu keadaan dimana jantung
tidak dapat memompa darah yang cukp untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
jaringan
3. Disfungsi otot papilaris
Kontraksi otot papilaris di koordinasi oleh ventrikel kiri secara
keseluruhan. Penelitian dengan magnetic resonance imagine menunjukkan bahwa
kontraksi spiral pada otot papilaris diatur oleh gerakan torsional serat otot sekitar
sumbu utama dari ventrikel kiri. jika bukan karena pemendekan simulton serat
otot ventrikel yang berorientasi pada otot papilaris, panjang yang tetap dari korda

9
bias menyebabkan daun prolapse ke atrium kiri sebagai annulus descenden.otot
papilaris juga memiliki gerak rotasi di sekitar sumbu panjang ventrikel kiri

4. Sindrom Dissler (postpericardiotomy syndrome)


Sindrom postpericardiotomy ini biasanya trjadi 23 bulan setelah tindakan
pembedahan. Pada keadaan ini pericardium mengalami penipisan sebesar 0,8 mm.
pada kasus ini akan muncul tanda dari inflamasi, fibrosis dan tanda lainnya yang
sesuai dengan klasifikasi pericardium intraoperative
5. Pericarditis Akut
Pericarditis akut bisa disebut juga dengan peradangan pada pericardium
yang bersifat jinak dan dapat terjadi sebagai manifestasi klinis dari penyakit
sistemik.Efek yang dapat ditimbulkan dari pericarditis adalah efusi pericardial
yang memicu tamponade jantung
6. Aneurisme Ventrikel
Aneurisme adalah dilatasi abnormal dari pembuluh darah / aorta. Terjadi
suatu perubahan pada dindin aorta, elastin dan otot polos mengalami suatu proses
dan menjadi jaringan ikat, akibatnya dinding menjadi lemah lalu menggembung.
Penggembungan yang terjadi adalah local dann dapat mencapai lebih lebih dari
50% diameter normal
7. Rupture Miokard
Ruptur mokard adalah terjadinya robekan pada bagian – bagian jantung
seperti otot, dinding, septum, korda tendinea atau katup – katup jantung.Penyebab
terjadinyaruptur miokard bervariasi dan pada kasus ini rupture terjadi secara
spontan sebagai komplikasi dari infark miokard akut transmural akut, ini
merupakan penyebab rupture yang paling sering.Infark jenis ini 90% berhubungan
dengan thrombosis akibat atherosclerosis koroner (Widhiatmoko & Apuranto,
2012)

G.Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Menurut Gloria M. Bulechek, dkk (2016) intervensi yang
dapat diterapkan pada pasien dengan masalah keperawatan dengan ansietas adalah
sebagi berikut:

10
Monitor tanda – tanda vital
1. Monitor TD, N, RR dan S
2. Monitor sianosis sentral dan perifer
Pengurangan kecemasan
1. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
2. Jelaskan semua prosedur
3. Berikan informasi faktual terkait diagnosis, perawatan dan prognosis
4. Dorong keluarga untuk mendampingi pasien
5. Bantu klien untuk mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
6. Instruksikan klien untuk menggunakan teknik relaksasi

H.Pemeriksaan Diagnostik
1.Analisa Gas Darah (AGD)
Mengidentifikasi dari status oksigen, keseimbangan asam – basa dan efektifitas
fungsi pernafasan

2. Pemeriksaan darah lengkap


a. Profil lemak
Kolesterol total, trigliserida dan lipoprotein diukur untuk mengevaluasi resiko
aterosklerosis. Kolesterol serum total yang meningkat lebih dari 200 mg/ml
merupakan faktor peningkat resiko penyakit jantung koroner. Lipoprotein yang
mengangukut kolesterol dalam darah dapat dianalisa melalui elektroforesis.
Penuruan kadar lipoprotein densitas tinggi dan peningkatan lipoprotein densitas
rendah dapat meningkatkan resiko penyakit arteri koronaria.
b. Eletrolit serum
Elektrolit serum dapat mempengaruhi prognosis dari pasien penyakit
jantung.Natrium serum mencerminkan keseimbangan cairan.Kalsium sangat
penting untuk koagulasi darah dan aktivitas neuromoskular.Pada pasien dengan
hiper maupun hipokalsemia dapat menyebabkan perubahan EKG dan disritmia.
c. Kalium serum
Kalium serum dipengaruhi oleh ginjal. Penurunan kadar kalium mengakibatkan
iritabilitas jantung dan membuat pasien mendapat preparat digitalis cenderung

11
mengalami toksisitas digitalis dan peningkatan kadar kalium mengakibatkan
depresi kiokardium dan iritabilitas ventrikel .hypokalemia dan hyperkalemia dapat
menyebabkan fibrilasi ventrikel dan henti jantung.
d. Nitrogen urea darah
Nitrogen urea darah (BUN) adalah produk akhir metabolisme protein dan
diekskresikan oleh ginjal.Pada pasien dengan penyakit jantung, peningkatan BUN
dapat mencerminkan penurunan perfusi ginjal (akibat dari enurunan curah
jantung) atau kekurangan volume cairan intravascular (akibat dari terapi
deuretika).
e. Glukosa
Glukosa serum harus dipantau karena kebanyakan dari pasien penyakit jantung
juga menderita diabetes mellitus. Glukosa serum sedikit meningkat pada keadaan
stress akibat mobilisasi epinefrin endogen yang menyebabkan konversi glikogen
hepar menjadi glukosa

3. Ekokardiografi Ekokardiografi
merupakan tes ultrasound non invasive yang digunakan untuk memeriksa ukuran,
bentuk dan pergerakan struktur jantung.Caranya dengan menggunakan
pemancaran gelombang suara frekuensi tinggi ke jantung melalui dinding dada
dan mencatat sinyal yang kembali.Ultrasound dibangkitkan oleh tranduser yang
dapat dipegang dengan tangan dan diletakkan dibagian dada. Trnduser akan
menangkap gema, kemudian mengubahnya menjadi implus listrik dan
menjalankannya ke mesin ekokardiografi untuk ditampilkan di layar osiloskop
dan direkam dalam pita video

4. Elektrokardiogram (EKG)
Elektrokardiogram (EKG) merupakan grafik yang dihasilkan oleh suatu alat yaitu
elektrokardiograf, alat ini merekam aktifitas listrik dari jantung untuk
menunjukkan adanya kelainan pada jantung (Nurhidayat. S, 2011). Pada hasil
pemeriksaan EKG untuk penyakit jantun koroner yaitu terjadinya peningkatan
amplitude gelombang R pada sandapan lateral saat laju jantung yang cepat, terjadi
peningkatan gelombang T yang tinggi dan lancip di V2 dan V3, depresi segmen

12
ST pada PVC dan dapat dilihat dari nilai kedalaman depresi segmen ST / tinggi
gelombang R lebih dari 0,1

5. Foto rontgen dada


Hasil dari pemeriksaan rontgen dada dapat menilai ukuran dari jantung untuk
melihat ada atau tidaknya pembesaran jantung (kardiomegali), melihat kelainan
dari paru.Pada pemeriksaan rontgen dada tidak dapat melihat adanya kelainan
penyakit jantung koroner tetapi, ukuran jantung dapat menilai apakah seseorang
penderita berada pada penyakit jantung koroner lanjut atau mungkin berlanjut
pada payah jantung

6. Pemeriksaaan laboratorium
Dilakukan untuk megetahui kadar trigiserida sebagai factor resiko peningkat. Dari
pemeriksaan darah juga dapat diketahui ada tidaknya serangan jantung akut
dengan melihat kenaikan enzim jantung

7.Treadmill
Bentuk kerja dari pemeriksaan treadmill ini beupa ban yang berjalan sama dengan
alat olah raga pada umumnya, tetapi dihubungkan dengan monitor dan alat rekam
EKG. Prinsip kerja dari treadmill ini yaitu merekam aktifitas fisik dari jantung
pada saat latihan yang dapat memberikan petunjuk adanya penyakit jantung
koroner dengan melihat gambaran dari EKG tersebut.Merupakan pemeriksaan
yang luas dipakai untuk deteksi dan sekaligus estimasi prognose penyakit jantung
koroner

8. Pemeriksaan angiography koroner


Cara pemeriksaan keadaan jantung adalah dengan sinar-X terhadap arteri koroner
yang disebut angiogram.Memasukkan zat pewarna (dye) ke dalam arteri koroner
yang dapat direkam oleh sinar-X karena keadaan jantung yang terus berdenyut
maka pengambilan gambar dilakukan dengan menggunakan video. Agar gambar

13
berhasil direkam caranya dengan memasukkan selang kecil (kateter) melalui
lengan.Pemeriksaan ini termasuk prosedur yangrutin digunakan dan aman.Resiko
yang bisa terjadi pada pemeriksaan ini adalah serangan jantung tetapi kejadian ini
sangat jarang terjadi

9.Kateterisasi jantung
Cara kerja dari kateterisasi jantung sendiri yaitu memasukkan kateter yang
seukuran ujung lidi, kemudian selang ini di masukkan ke dalam pembuluh arteri.
Kateterisasi dapat dilakukan pada pangkal paha, lipatan lengan atau melalui
pembuluh darah di lengan bagian bawah. Kemudian 25 kateter didorong menuju
muara pembuluh koroner lalu disuntikkan cairan kontras sehingga mengisi
pembuluh koroner, dari situ dapat kita lihat adanya penyempitan atau tidak ada
penyimbatan.Atas dasar hasil dari kateteriasasi jantung dapat di tentukan rencana
tindak lanjut bagi pasien penyakit jantung koroner

I.    Patofisiologi
Mekanisme timbulnya angina pectoris didasarkan pada ketidakadekuatan
suplay oksigen ke sel-sel miokardium yang diakibatkan karena kekakuan arteri
dan penyempitan lumen arteri coroner (ateriosklerosis coroner). Tidak diketahui
secara pasti apa penyebab ateriosklerosis, namun jelas bahwa tidak ada faktor
tunggal yang bertanggungjawab atas perkembangan ateriosklerosis. 
Ateriosklerosis merupakan penyakit arteri coroner yang paling sering ditemukan.
Sewaktu beban kerja suatu jaringan meningkat, maka kebutuhan oksigen juga
meningkat. Apabila kebutuhan meningkat pada jantung yang sehat maka arteri
coroner berdilatasi dan mengalirkan lebih banyak darah dan oksigen ke otot
jantung. Namun apabila arteri coroner mengalami kekakuan atau menyempit
akibat ateriosklerosis dan tidak dapat berdilatasi sebagai respon terhadap
peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka terjadi iskemik (kekurangan suplai
darah) miokardium.
Adanya endotel yang cedera mengakibatkan hilangnya produksi Nitrat
oksido yang berfungsi untuk menghambat berbagai zat yang reaktif. Dengan tidak

14
adanya fungsi ini dapat menyebabkan otot polos berkontraksi dan timbul spasmus
coroner yang memperberat penyempitan lumen karena suplai oksigen ke miokard
berkurang. Penyempitan atau blok ini belum menimbulkan gejala yang begitu
Nampak bila belum mencapai 75%. Bila penyempitan lebih dari 75% serta dipicu
dengan aktifitas berlebihan maka suplai darah ke coroner akan berkurang. Sel-sel
miokardium menggunakan glikogen anaerob untuk memenuhi kebutuhan energi
mereka. Metabolisme ini menghasilkan asam laktat yang menurunkan pH
miokardium dan menimbulkan nyeri. Apabila kebutuhan energi sel-sel jantung
berkurang, maka suplai oksigen menjadi adekuat dan sel-sel otot kembali
fosforilasi oksidatif untuk membentuk energi. Proses ini tidak menghasilkan asam
laktat. Dengan hilangnya asam laktat nyeri akan reda (Price & Wilson, 2006)

15
Aterosklerosis & Pajanan Stress Latihan Fisik Makan makanan
Spasme pembuluh terhadap berat
darah dingin

Kebutuhan Aliran O2
Vasokontriksi Adrenalin meningkat ke
O2 ke
pembuluh meningkat mesemtrikus
jantung
darah
meningkat

Aliran O2 arteri
koronaria Aliran O2 ke
menurun jantung menurun

Jantung
kekurangan
O2

Iskemia otot
jantung

Kontraksi Pembentukan asam


miokardium laktat oleh miokardium
menurun

Penurunan Curah Nyeri dada


Jantung

Kelemahan Takut mati Perlu menghindari


Nyeri Akut
komplikasi

Intoleransi Diperlukan
Ansietas
Aktivitas pengetahuan
tinggi

Kurang Pengetahuan

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Angina pectoris merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai dengan nyeri
paroksimal atau perasaan berat pada dada anterior. Aliran darah coroner yang
tidak mamadai menjadi penyebabnya, mengakibatkan suplai oksigen tidak
adekuat untuk memenuhi kebutuhan miokard
Angina pektoris merupakan salah satu manifestasi Penyakit Jantung Koroner
(PJK) yang menjadi penyebab utama kematian di Indonesia dan diperkirakan akan
terus meningkat mencapai 23,3 juta kematian pada tahun 2030 (Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, 2018). Hasil Riskesdas tahun 2013 menunjukkan
prevalensi penyakit jantung koroner (PJK) berdasarkan wawancara serta yang
didiagnosis dokter, gejala meningkat seiring dengan bertambahnya umur, tertinggi
pada kelompok umur 65 -74 tahun yaitu 2,0 persen dan 3,6 persen, menurun
sedikit pada kelompok umur ≥ 75 tahun. Prevalensi PJK yang didiagnosis dokter
berdasarkan gejala lebih tinggi pada perempuan (0,5% dan 1,5%).

B. Saran
Dari uraian makalah yang telah disajikan maka kami dapat memberikan
saran untuk selalu menjaga kesehatan , makanan yang dikonsumsi harus
higiene dan perlunya penyuluhan kepada masyarakat tentang Angina
Pektoris.

17
DAFTAR PUSTAKA

Bare & Smeltzer.2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &


Suddart (Alih bahasa Agung Waluyo) Edisi 8 vol.3. Jakarta :EGC
Andra Saferi Wijaya & Yessie Mariza Putri. (2013). KMB 2 Keperawatan
Medikal Bedah Keperawatan Dewasa. Yogyakarta: Nuha Medika.
A.Price, Sylvia. (2006). Patofisiologi, konsep klinis proses-proses penyakit.
Jakarta: EGC

18

Anda mungkin juga menyukai