Di susun oleh :
Kelompok I
1. Ambar Prasetyo
2. Dean Febriawan
3. Dea Musyarofah
4. Lenrima Hippal Manullang
5. Lu’lu Lailatifa
6. Marisah Nurlaela
7. Yossi Maelani
CKD atau gagal ginjal kronis (GGK) didefinisikan sebagai kondisi dimana
ginjal mengalami penurunan fungsi secara lambat, progresif, irreversibel,
dan samar (insidius) dimana kemampuan tubuh gagal dalam
mempertahankan metabolisme, cairan, dan keseimbangan elektrolit,
sehingga terjadi uremia atau azotemia (Smeltzer, 2009)
2. Penatalaksanaan Farmakologis
Komplikasi dapat dicegah atau ditunda dengan pemberian agens
pengikat fospat, suplemen kalsium, obat antihipertensi dan obat
jantung, obat antikejang, dan eritro poitein (Epogen).
a. Hiperfosfatemia dan hipokalsemia ditangani dengan obat yang
dapat mengikat fosfat dalam saluran cerna (mis., kalsium karbonat,
kalsium asetat, sevelamer hydro chloride); semua agens pengikat
harus diberikan bersama makanan.
b. Hipertensi ditangani dengan pengontrolan volume intravaskular
dan obat anti hipertensi.
c. Gagal jantung dan edema pulmonal ditangani dengan pembatasan
cairan, diet rendah natrium, diuresis, agens inotropik (mis.,
digoksin atau dobutamin), dan dialisis.
d. Asidosis metabolik diatasi, jika perlu, dengan suplemen natrium
bikarbonat atau dialysis
e. Pasien diobservasi untuk melihat tanda awal kelainan neurologik
(mis, kedutan, sakit kepala, delirium, atau aktivitas kejang);
diazepam intravaskular (Valium) atau fenitoin (Dilantin) diberikan
untuk mengatasi kejang.
f. Anemia ditangani dengan rekombinan eritropoietin manusia
(Epogen); hemoglo bin dan hematokrit dipantau secara berkala.
g. Heparin diberikan sesuai kebutuhan untuk mencegah bekuan darah
pada jalur dialisis selama terapi.
h. Suplemen besi dapat diresepkan.
i. Tekanan darah dan kalium serum dipantau secara terus-menerus.
(Brunner & Suddarth, 2013).
2. Identifikasi Bahasa Asing
a. Uremia : yaitu retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah
b. Pielonefritis : yaitu proses infeksi peradangan yang biasanya mulai di renal
pelvis, saluran ginjal yang menghubungkan ke saluran kencing (ureter)
dan parencyma ginjal atau jaringan ginjal
c. Chronic Kidney Disease : yaitu Penyakit ginjal kronik atau penyakit gagal
ginjal stadium akhir adalah gangguan fungsi ginjal yang progresif dan
irreversible dimana kemapuan tubuh gagal untuk mempertahankan
metabolisme dan keseimbangan cairan
d. Pielonefritis kronik : Infeksi saluran kemih
e. Glomerulonefritis : penyakit peradangan
f. Hidrolityasis : yaitu penyebab gagal ginjal dimana benda padat yang
dibentuk oleh presipitasi berbagai zat terlarut dalam urin pada saluran
kemih.
g. Azotemia adalah Peningkatan kadar urea dan senyawa nitrogen lain di
dalam darah.
h. Dislipidemia adalah Kolesterol atau lemak (lipid) yang tidak normal di
dalam darah
i. GFR - glomerular filtration rate atau laju filtrasi glomerulus adalah laju
rata-rata penyaringan darah yang terjadi di glomerulus yaitu cara terbaik
untuk menentukan tingkat fungsi ginjal
j. Insufisiensi ginjal/ gagal ginjal Suatu kondisi ketika ginjal kehilangan
kemampuan membuang racun dan menyeimbangkan cairan tubuh
d. Pemeriksaan Fisik B6
1) B1 (Breathing)
Ronchi paru-paru bilateral
2) B2 (Blood)
3) B3 (Brain)
Kesadaran Compos mendis, GCS : 15
4) B4 (Bladder)
GFR = 22ml/mnt
Urin output sedikit
5) B5 (Bowel)
6) B6 (Bone)
Edema pedis +2
Warna kuning dan kering pada kulit
e. Pemeriksaan Psikososial
Stres psikososial akibat kondisi keuangan dan pasien harus hidup sendirian
dengan kondisi kesehatannya yang memburuk karena putrinya yang tinggal
jauh dari pasien, sehingga pasien merasa khawatir dia tidak akan mendapat
dukungan secara maksimal dari putrinya. Pasien menyatakan
kekhawatirannya tentang beban keuangan akibat hemodialisis dan berjuang
untuk menghadapi kenyataan diagnosanya dan pandangan bagaimana
kehidupannya dalam beberapa tahun ke depan.
f. Aktivitas Fisik
g. Data Penunjang
1) Hasil USG Ginjal
CKD grade 4 Ren Bilateral dengan Hidronephrosis grade 1 Ren Dextra,
Tak tampak kelainan pada Hepar, VF, Lien, Pancreas, Vesica Urinaria,
maupun Prostat.
2) Labolatorium
Kreatinin serum = Kreatinin 3,5 mg/dL
BUN = 46 mg/dL
Kalium = 5,8 meq/L
Natium = 156 meq/L
Calsium = 11,1 mg/dL
3) Terapi Obat
h. Analisa Data
i. Diagnosa Keperawatan
1) Hipervolemia berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi
ditandai dengan edema pedis +2, GFR = 22ml/mnt, Urin output sedikit,
natium = 156 meq/L, kalium = 5,8 meq/L
2) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan sesak di tandai dengan
pasien mengeluh sesak, ronchi paru paru bilateral rr: 20x/menit
Edukasi
- Anjurkan asupan cairan
2000 ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
- Ajarkan teknik batuk
efektif
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik,
jika perlu
DAFTAR PUSTAKA