Disusun oleh:
Fenny Winali Br Ginting 218 220 070
Irene Fiona Ginting 218 220 056
Febry Elisabet Lumbangaol 218 220 048
Mutiara N Y Simatupang 218 220 073
Zahrah Marganof 1410070100072
Pembimbing:
DEPARTEMEN ANESTESI
MEDAN
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Nilai :
Dokter Pembimbing
Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan refarat yang berjudul “RJPO” dalam
rangka melengkapi persyaratan Kepaniteraan Klinik Senior (KKS) di Departemen
Anestesi di RSUD dr. Pirngadi Medan.
Penyusunan refarat ini tidak lepas dari bimbingan, pengarahan, dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan rasa hormat penulis
menyampaikan terimakasih kepada dr. Tumbur,Sp.An atas bimbingan dan
arahannya selama mengikuti KKS di Departemen Anestesi RSUD dr. Pirngadi
Medan serta dalam penyusunan refarat ini.
Penulis menyadari bahwa refarat ini masih memiliki banyak kekurangan.
Kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan agar dapat
menjadi pedoman untuk perbaikan refarat ini di kemudian hari.
Harapan penulis, semoga refarat ini dapat bermanfaat dan menambah
pengetahuan serta dapat menjadi arahan dalam mengimplementasikan ilmu
penyakit kulit di klinik dan di masyarakat.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Terdapat peran penting dari metode resusitasi jantung paru otak (RJPO)
dalam menentukan keberhasilan penyelamatan korban henti jantung. RJPO dapat
menyelamatkan kehidupan dan telah dipraktekkan sejak tahun 200 sebelum
masehi.6 Keberhasilan resusitasi terhadap henti jantung membutuhkan aksi yang
terkoordinasi dan terintegrasi yang diwujudkan dengan Chain of Survival. Tujuan
dilakukannya RJPO adalah oksigenasi darurat yang diberikan secara efektif pada
organ vital seperti otak dan jantung melalui ventilasi buatan dan sirkulasi buatan
sampai paru dan jantung dapat menyediakan oksigen dengan kekuatan sendiri
secara normal. Hal ini adalah untuk mencegah berhentinya sirkulasi darah atau
berhentinya pernapasan. Resusitasi mencegah terjadinya berhentinya sirkulasi
atau berhentinya respirasi yang dapat menyebabkan kematian sel-sel akibat dari
kekurangan oksigen dan memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi melalui
kompresi dada dan ventilasi dari korban yang mengalami henti jantung atau henti
nafas.6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Cardiac output
2. Konsentrasi hemoglobin
Atelektasis
Emboli pulmonum
Tanda klinis serta gejala pasien dengan gagal nafas merujuk pada
dua manifestasi utama pada pulmonal yaitu hiperkapnia dan
hipoksemia arteri. Pasien dengan agal nafas akan menunjukkan gejala
berupa dyspnea dan tanda seperti sianosis, takipnea, penggunaan otot
bantu pernafasan, pernafasan paradoksal dan takikardi.
1. Mengamankan lingkungan
langsung penolong.12
2. Menilai respon korban
PENUTUP