Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB)

“ PEMERIKSAAN EKG “

NAMA : NURUL AZIZAH


NIM : PO.71.20.2.19.023
TINGKAT : II.A
DOSEN PEMBIMBING : NI KETUT SUJATI, APP, M.Kes

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN BATURAJA
TAHUN 2021

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan inayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Mata Kuliah KMB  yang berjudul EKG .
Terima kasih saya ucapkan kepada dosen pembimbing ibu Ni Ketut Sujati, APP,
M.Kes yang telah membantu kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga saya
ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga kami bisa
menyelesaikan tugas ini tepat waktu.
Kami menyadari, bahwa tugas yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna baik
segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa
menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Semoga tugas  ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk
perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Baturaja, Januari 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER ............................................................................................ i


KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep .......................................................................................... 2
B. Prosedur EKG ............................................................................... 8
C. Interpretasi EKG ........................................................................... 11
BAB III KESIMPULAN .................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Elektrokardiograpi (EKG) adalah pemantulan aktipitas listrik dari serat-serat otot
jantung secara goresan. Dalam perjalanan abad ini, rekaman  EKG sebagai cara
pemeriksaan tidak infsif, sudah tidak dapat lagi di hilang kan dari klinik sejak di
introduksi nya galvanometer berkawat yang di ciptakan oleh Einthoven dalam tahun
1903 ,galvanometer berkawat ini merupakan suatu pemecahan rrekor  perangkat sangat
peka dapat merekam setiap perbedaan tegangan yang kecil sebesar milivolt. perbedaan
tegangan ini terjadi pada lupan dan imbunan dari serat-serat otot jantung perbedaan
tegangan ini di rambat kan kepermukaan tubuh dan di teruskan ke sandapan-sandapan dan
kaawat keperangkat penguat EKG . aktifitas listrik mendahului penguncupan sel otot.
Tidak adaperangkat pemeriksaan sedehana yang begitu banyak mengajar pada kita
mengenai fungsi otot jantung selain di EKG dengan demikian masalah-masalah diagnistik
penyakit jantung dapat di pecah kan dan pada giliran nya pengobotan akan lebih
sempurna. Namun kita perlu di beri peringatan bahwa EKG itu walaupun memmberikan
banyak masukan ,tetapi hal ini tak berarti tanpa salah .

B. Rumusan Masalahan
1. Apa pengertian EKG?
2. Bagaimana Prosedur pemasangan EKG?
3. Bagaimana Interprestasi EKG?

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep ECG (ElektroCardioGram)


Elektrokardiogram (EKG) adalah grafik hasil catatan potensial listrik yang
dihasilkan oleh denyut jantung untuk membantu dokter dalam menentukan diagnosis
atau Merupakan suatu proses untuk merekam aktifitas listrik jantung pada kertas
grafik yang bergerak.

Rekaman ini dibuat dengan alat elektrokardiograph Elektrokardiograph adalah


suatu instrumen yang digunakan dalam merekan aktifitas listrik jantung, dimana
pemasangannya di lakukan di dada.
Rekaman EKG dapat digunakan untuk mendiagnosis adanya :
1. Hipertrofi atria dan ventrikel
2. Infark miokard

3. Aritmia

2
4. Perikarditis
5. Efek obat – obatan khususnya digitalis

6. Gangguan elektrolit
7. Beberapa penyakit sistemik seperti hipertiroid

Perawatan pasien kardiovaskular


Pemasangan EKG pada pasien dengan penyakit jantung, perlu kita perhatikan hal
sebagai berikut :
- Perhatikan respon pasien, lihat dan ukur tingkat kecemasannya.
- Tirah baring (pada pasien angina) utk minimalkan nyeri, lakukan dan pantau
sampai nyeri hilang.
- Pemenuhan kebutuhan oksigen yang maksimal, dengan menyediakan oksigen
bagi pasien untuk memaksimalkan oksigen ke dalam jaringan.

ANATOMI JANTUNG
a. b.

c. d.

3
Gambar 1. Anatomi Jantung.a. Posisi jantung terletak di rongga thorax. b.Posisi jantung
terhadap organ di cavum thorax. c.Jantung tampak dari anterior. d. Ruang dan katup
jantung

Mesin EKG

Mesin EKG terdiri dari komponen segai berikut, yaitu :


a. Empat sadapan ekstremitas
Lengan kanan (Merah), Lengan kiri (Kuning), Tungkai kanan (Hijau) serta
tungkai kiri (Hitam)
b. Satu sadapan dada
Enam elektrode berpenghisap dan berperekat.
c. Gel Elektrode

Hal-hal yang harus diperhatikan saat memasang EKG


- Mesin standar 12 sadapan dapat melakukan EKG secara langsung, sehingga
sambung semua sadapan ekstremitas dan dada sebelum melaksanakan
pengukuran. Tetapi biasanya diruangan, dipakai mesin yang satu saluran, ukur
dulu sadapan ekstremitas lalu sadapan dada satu persatu.

4
- Sadapan ekstremitas biasanya berlabel, apabila tidak sesuaikan dengan kode
warna yang ada.Sambung sadapan ekstremitas dengan tangan serta kaki pasien.
Diusakan daerah yang tidak berambut. Yaitu didaerajh pergelangan tangan dan
kaki.
- Setelah terpasang dengan benar, pastikan mesin terkalibrasi dengan baik. Dengan
mempertahankan tombol pada angka 0. Ketinggian rekaman awal harus 10 kotak
kecil.

Elektrofisiologi Otot Jantung


Muatan listrik sel otot jantung sehat dalam keadaan istirahat – depolarisasi –
repolarisasi
Muatan listrik
Keadaan sel otot
Di luar sel Di dalam sel
Istirahat / repolarisasi Positif Negative
Depolarisasi negatif positif

- Fase depolarisasi yaitu bagian yang terjadi akibat penyebaran rangsangan. Pada


EKG akan nampak gelombang defleksi penuh
- Fase repolarisasi yaitu bagian yang terjadi bila sel otot kembali ke keadaan
istirahat. Pada EKG akan nampak gambaran isoelektris dan atau sedikit
gelombang defleksi
Arah defleksi ditentukan oleh :

1. Arah penyebaran impuls depolarisasi


2. Letak elektroda

Arah impuls Arah defleksi


Menuju elektroda (+) Ke atas (+)
Menjauhi elektroda (-) Ke bawah (-)
Menuju kemudian menjauhi Bifasik
elektroda
5
Ukuran – ukuran Dalam Kertas EKG
Pada kertas EKG terdapat kotak – kotak dalam ukuran millimeter (mm),
dimana:
- 1 kotak kecil = 1 mm x 1 mm
- 1 kotak sedang = 5 mm x 5 mm
- Pada setiap 5 kotak sedang terdapat 1 garis tanda menunjukan panjang kertas
EKG yaitu 5 x 5 mm = 25 mm
Pada rekaman EKG baku telah ditetapkan bahwa:
a. Kecepatan rekaman : 25 mm/detik
b. Kekuatan voltage : 1 milivolt (mV) = 10 mm
Jadi ini berarti ukuran di kertas EKG :
a. Pada garis horizontal
Tiap 1 mm = 1/25 detik = 0,04 detik
Tiap 5 mm = 5/25 detik = 0,20 detik
Tiap 25 mm = 1,00 detik
b. Pada garis vertikal
1 mm = 0,10 mV
10 mm = 1,00 mV

SANDAPAN EKG (ECG LEADS)


Untuk rekaman rutin terdapat 12 sandapan, yaitu :
a. 3 buah bipolar standard lead (I, II dan III)
b. 3 buah unipolar limb lead (aVR, aVL, dan aVF)
c. 6 buah unipolar chest lead (V1 s.d V6)
Sandapan baku bipolar
(Bipolar standard lead Einthoven)
Sandapan I

6
Menggambarkan perbedaan potensial antara lengan kanan (RA) dan lengan kiri (LA),
dimana LA bermuatan lebih positif dari RA
Sandapan II
Menggambarkan perbedaan potensial antara lengan kanan dan tungkai kiri (LL),
dimana LL bermuatan lebih positif dari RA

Sandapan III
Menggambarkan perbedaan potensial antara lengan kiri dan tungkai kiri, dimana LL
bermuatan lebih positif dari LA

Sandapan ekstremitas unipolar


(Unipolar limb lead Wilson)
Sandapan ekstremitas unipolar adalah rekaman perbedaan potensial antara lengan
kanan, lengan kiri atau tungkai kiri terhadap elektroda indifferen yang potensial nol,
jadi sebenarnya adalah rekaman potensial dari bagian-bagian tubuh tersebut.
Sandapan aVR
Sandapan unipolar lengan kanan yang diperkuat (augmented)
Sandapan aVL
Sandapan unipolar lengan kiri yang diperkuat (augmented)
Sandapan aVF
Sandapan unipolar tungkai kiri yang diperkuat (augmented)

Sandapan dada unipolar


(unipolar chest lead = V Lead)
Adalah rekaman potensial dari satu titik di permukaan dada.
Sandapan V1
Di intercosta ke-4 garis sternal kanan
Sandapan V2
Intercosta ke-4 garis sternal kiri
7
Sandapan V3
Antara V2 dan V4
Sandapan V4
Intercosta ke-5 garis midclavikula kiri
Sandapan V5
Intercosta ke-5 garis aksilaris anterior kiri
Sandapan V6
Intercosta ke-5 garis midaksilaris kiri

GAMBARAN EKG NORMAL


Gambaran rekaman EKG normal yaitu pada tiap lead menggambarkan gelombang
P, QRS, dan T yang sesuai dengan ukuran fisiologis.
Gelombang P
Gelombang P menggambarkan aktivitas depolarisasi atria.
Arah gelombang P normal selalu positif di sandapan II dan selalu negatif di
sandapan aVR
Nilai – nilai normal :
Lebar kurang dari 3 mm (2,5 mm)
Tinggi kurang dari 3 mm (0,11 detik)

Kepentingan :
1. Menandakan adanya aktivitas atria
2. Menunjukkan arah aktivitas atria
3. Menunjukkan tanda-tanda hipertrofi
Catatan :
Karena arah impuls gelombang P adalah sejajar dengan sumbu sandapan II dan karena
elektrode V1 terletak paling dekat dengan atrium kanan, maka gelombang P dan
perubahan-perubahannya paling jelas terlihat di sandapan II dan V1
Gelombang Ta
8
Gelombang Ta menggambarkan proses repolarisasi atria, gelombang ini biasanya tidak
tampak karena terlalu kecil dan tertutup oleh kompleks QRS
Kompleks QRS
Menggambarkan seluruh fase depolarisasi ventrikel
Gelombang Q
Gelombang Q adalah defleksi ke bawah yang pertama dari kompleks QRS yang
menggambarkan awal dari fase depolarisasi ventrikel.
Ciri-ciri gelombang Q :
a. Lebar kurang dari 0,04 detik (1 mm)
b. Dalamnya kurang dari 25% amplitudo gelombang R
Gelombang Q juga dapat menggambarkan adanya nekrosis miokard (Infark Miokard)
Gelombang R
Defleksi positif pertama dari kompleks QRS yg menggambarkan fase depolarisasi
ventrikel.

B. PROSEDUR PEMASANGAN EKG


Persiapan Pasien
- Beri penjelasan mengenai tindakan dan tujuan tindakan
- Atur posisi pasien terlentang,
- Anjurkan pasien untuk tidak melakukan gerakan selama pemeriksaan berlangsung
- Pertahankan privasi pasien
Peralatan
- Alat EKG
- Kassa/tissue

- EKG jelli
- Bengkok

Pelaksanaan
1. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan
9
2. Buka dan longgarkan pakaian atas pasien
3. Bila pasien menggunakan asesoris logam, lepaskan
4. Bersihkan daerah dada, pergelangan kedua tangan dan kedua kaki dengan kapas
alkohol
5. Lalu oleskan jellly
6. Pasang manset elektroda pada kedua lengan dan kaki
7. Sambung kabel merah dilengan kanan, kuning dilengan kiri, hijau dikaki kiri &
hitam dikaki kanan.
8. Pasang elektroda dada untuk merekam precordial lead dengan cara :
- V1 pada ICS 4 pada garis sternum kanan
- V2 pada ICS 4 pada garis sternum kiri
- V3 pertengahan V2 dan V4
- V4 pada ICS 5 pada midklavikula kiri
- V5 pada ICS 5 aksila sebelah kiri depan
- V6 pada ICS 5 mid aksila
9. Nyalakan mesin EKG
10. Buat rekaman secara berurutan sesuai pemilihan lead
11. Bersihkan kembali bekas alat pemasangan elektroda dengan kassa atau tissue.
12. Buat identitas pasien pada hasil rekaman, t.a : nama, umur, medrek, tanggal, jam
pemeriksaan
13. Alat-alat dibersihkan kembali
14. Cuci tangan setelah melakukan tindakan

Dokumentasi
Buat identitas pasien pada hasil rekaman, meliputi nama, umur, medrek, tanggal, jam
pemeriksaan pada hasil EKG pasien

10
Cara Menempatkan Elektrode

Sebelum pemasangan elektrode, bersihkan kulit pasien di sekitar pemasangan manset, beri
jelly kemudian hubungkan kabel elektrode dengan pasien.
1. Elektrode extremitas atas dipasang pada pergelangan tangan kanan dan kiri searah dengan
telapak tangan.
2. Pada extremitas bawah pada pergelangan kaki kanan dan kiri sebelah dalam.
3. Posisi pada pengelangan bukanlah mutlak, bila diperlukan dapatlah dipasang sampai ke
bahu kiri dan kanan dan pangkal paha kiri dan kanan.
Kemudian kabel-kabel dihubungkan :
Merah kanan(RA / R) lengan
Kuning (LA/ L) lengan kiri
Hijau (LF / F ) tungkai kiri
(RF / N) tungkai kanan (sebagai ground)Hitam

C. INTERPRETASI EKG
Sejak ditemukan beberapa abad yang lalu, EKG menjadi salah satu prosedur klinis
yang banyak digunakan. Sekitar tahun 1950-an, penemuan EKG elektronik
mempermudah penggunaan EKG. Hal ini juga ditunjang oleh perkembangan dunia
11
digital. Seiring perkembangannya, dibentuk kesepakatan mengenai definisi berbagai
gelombang dan pengukuran serta kriteria klasifikasi dan terminologi pada
penggunaan EKG yang diinterpretasi digital (atau interpretasi EKG digital). Upaya
untuk mencapai kesepakatan ini belum membuahkan hasil karena belum ada
kesepakatan tentang interpretasi EKG digital yang belum sepenuhnya didapat.

 
Sumber: Glenlarson, Wikimedia commons.

Sebelum menentukan apakah interpretasi EKG digital dapat menggantikan


interpretasi EKG secara visual oleh klinisi, perlu dipahami kekurangan dan
kelebihan dari interpretasi EKD digital. Beberapa catatan khusus mengenai
interpretasi EKG digital adalah mengenai aspek teknis, interpretasi EKG digital
pada beberapa kasus dan aspek praktikal.

Aspek Teknis
Beberapa aspek teknis perlu dipahami sebelum mengambil kesimpulan berdasarkan
interpretasi EKG digital, yakni:

Proses pengolahan sinyal termasuk akuisisi, konversi sinyal digital dari sinyal
analog dan penyaringan kebisingan (filter noice) memegang peran penting.

12
Penyaringan dan pengolahan sinyal yang benar akan mempengaruhi hasil
interpretasi pemeriksaan.
Perekaman EKG seringnya dilakukan secara bersamaan pada banyak sadapan.
Interpretasi semua gelombang secara bersamaan tanpa mempertimbangkan
gelombang prematur akan diinterpretasi sebagai rata-rata semua gelombang.

Pengenalan masing-masing gelombang (misalnya gelombang P, kompleks QRS dan


gelombang T) secara bersamaan dengan bertumpang tindih dan penyesuaian
menghasilkan interpretasi yang berbeda dibanding interpretasi masing-masing
gelombang secara terpisah pada masing-masing sadapan.

Aspek Praktis
Pemeriksaan EKG adalah pemeriksaan non invasif yang banyak digunakan dalam
kegawatdaruratan jantung. Tujuan pemeriksaan EKG adalah memberikan masukan
pada pasien tenaga kesehatan untuk dapat mengambil keputusan diagnosis dan tata
laksana pada pasien. Namun, kesalahan pada interpretasi EKG juga dapat
menghasilkan efek yang tidak diingikan pada pasien. Diperkirakan sekitar 10000
kematian dapat dicegah dengan pemeriksaan EKG dan interpretasi yang tepat.

Interpretasi EKG digital menurunkan waktu yang dibutuhkan untuk analisis hasil
EKG sebanyak 24-28%.[3] Selain itu, interpretasi EKG digital juga memungkinkan
untuk menyimpan hasil EKG sebelumnya sehingga dpat dilakukan perbandingan
hasil EKG serial secara langsung. Hal ini akan memperbaiki keakuratan interpretasi
pada pasien-pasien sindrom koroner akut misalnya. Interpretasi EKG digital
membantu klinisi untuk mengambil keputusan pada pasien, namun bila interpretasi
yang dilakukan tidak tepat juga akan menyebabkan kegagalan memberikan terapi
pada pasien.

13
Interpretasi EKG secara visual oleh klinisi, seperti yang banyak dilakukan saat ini
juga memiliki banyak kekurangan. Sebagian besar klinisi tidak mempunyai
kepercayaan diri untuk melakukan interpretasi EKG. Latihan berulang adalah cara
yang dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan klinisi dalam menginterpretasi
EKG.

Interpretasi EKG digital dapat mempengaruhi kemampuan klinisi menginterpretasi


EKG. Ketika hasil interpretasi EKG digital tepat akan meningkatkan pengetahuan
klinisi. Di sisi lain, ketika hasil interpretasi EKG digital tidak tepat akan
mempengaruhi klinisi mengambil kesimpulan dan tata laksana selanjutnya secara
tidak tepat.

14
BAB III
KESIMPULAN

Elektrokardiogram (EKG) adalah grafik hasil catatan potensial listrik yang


dihasilkan oleh denyut jantung untuk membantu dokter dalam menentukan diagnosis
atau Merupakan suatu proses untuk merekam aktifitas listrik jantung pada kertas grafik
yang bergerak.
Rekaman ini dibuat dengan alat elektrokardiograph Elektrokardiograph adalah
suatu instrumen yang digunakan dalam merekan aktifitas listrik jantung, dimana
pemasangannya di lakukan di dada.
Beberapa tujuan dari penggunaan EKG adalah :
1. Untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan irama jantung/disritmia
2. Kelainan-kelainan otot jantung
3. Pengaruh/efek obat-obat jantung
4. Ganguan -gangguan elektrolit
5. Perikarditis
6. Memperkirakan adanya pembesaran jantung/hipertropi atrium dan ventrikel
7. Menilai fungsi pacu jantung.

15
DAFTAR PUSTAKA

Sundana K, 2008, Interpretasi EKG, Pedoman Untuk Perawat, EGC, Jakarta.


Thaler MS, 2000, Satu-Satunya Buku EKG yang Anda Perlukan, Edisi 2, Hipokrates,
Jakarta.
Baltazar, R.F. (2013). Basic and Bedside Electrocardiography. Baltimore,MD : Lippincott
Williams & Wilkins.
Guyton, A.C. dan Hall, J.E. (2008).Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 11. Jakarta : EGC.
Goldberger, A.L, Goldberger, Z.D dan Shvilkin, A. Goldberger’s
Clinical Electrocardiography A Simplified Approach 8ed. Philadelphia. Elsevier.
Kabo, P dan Karim, S (2007). EKG dan Penanggulangan Beberapa Penyakit Jantung
untuk Dokter Umum. Jakarta : FK UI.
Netter, F.H.(2014). Atlas of human anatomy. 6th ed.Philadelphia. Elsevier. Silverthorn,
D.U. (2013). Fisiologi Manusia. Jakarta : EGC.

16

Anda mungkin juga menyukai