“ PEMERIKSAAN EKG “
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan inayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Mata Kuliah KMB yang berjudul EKG .
Terima kasih saya ucapkan kepada dosen pembimbing ibu Ni Ketut Sujati, APP,
M.Kes yang telah membantu kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga saya
ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga kami bisa
menyelesaikan tugas ini tepat waktu.
Kami menyadari, bahwa tugas yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna baik
segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa
menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Semoga tugas ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk
perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Elektrokardiograpi (EKG) adalah pemantulan aktipitas listrik dari serat-serat otot
jantung secara goresan. Dalam perjalanan abad ini, rekaman EKG sebagai cara
pemeriksaan tidak infsif, sudah tidak dapat lagi di hilang kan dari klinik sejak di
introduksi nya galvanometer berkawat yang di ciptakan oleh Einthoven dalam tahun
1903 ,galvanometer berkawat ini merupakan suatu pemecahan rrekor perangkat sangat
peka dapat merekam setiap perbedaan tegangan yang kecil sebesar milivolt. perbedaan
tegangan ini terjadi pada lupan dan imbunan dari serat-serat otot jantung perbedaan
tegangan ini di rambat kan kepermukaan tubuh dan di teruskan ke sandapan-sandapan dan
kaawat keperangkat penguat EKG . aktifitas listrik mendahului penguncupan sel otot.
Tidak adaperangkat pemeriksaan sedehana yang begitu banyak mengajar pada kita
mengenai fungsi otot jantung selain di EKG dengan demikian masalah-masalah diagnistik
penyakit jantung dapat di pecah kan dan pada giliran nya pengobotan akan lebih
sempurna. Namun kita perlu di beri peringatan bahwa EKG itu walaupun memmberikan
banyak masukan ,tetapi hal ini tak berarti tanpa salah .
B. Rumusan Masalahan
1. Apa pengertian EKG?
2. Bagaimana Prosedur pemasangan EKG?
3. Bagaimana Interprestasi EKG?
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3. Aritmia
2
4. Perikarditis
5. Efek obat – obatan khususnya digitalis
6. Gangguan elektrolit
7. Beberapa penyakit sistemik seperti hipertiroid
ANATOMI JANTUNG
a. b.
c. d.
3
Gambar 1. Anatomi Jantung.a. Posisi jantung terletak di rongga thorax. b.Posisi jantung
terhadap organ di cavum thorax. c.Jantung tampak dari anterior. d. Ruang dan katup
jantung
Mesin EKG
4
- Sadapan ekstremitas biasanya berlabel, apabila tidak sesuaikan dengan kode
warna yang ada.Sambung sadapan ekstremitas dengan tangan serta kaki pasien.
Diusakan daerah yang tidak berambut. Yaitu didaerajh pergelangan tangan dan
kaki.
- Setelah terpasang dengan benar, pastikan mesin terkalibrasi dengan baik. Dengan
mempertahankan tombol pada angka 0. Ketinggian rekaman awal harus 10 kotak
kecil.
6
Menggambarkan perbedaan potensial antara lengan kanan (RA) dan lengan kiri (LA),
dimana LA bermuatan lebih positif dari RA
Sandapan II
Menggambarkan perbedaan potensial antara lengan kanan dan tungkai kiri (LL),
dimana LL bermuatan lebih positif dari RA
Sandapan III
Menggambarkan perbedaan potensial antara lengan kiri dan tungkai kiri, dimana LL
bermuatan lebih positif dari LA
Kepentingan :
1. Menandakan adanya aktivitas atria
2. Menunjukkan arah aktivitas atria
3. Menunjukkan tanda-tanda hipertrofi
Catatan :
Karena arah impuls gelombang P adalah sejajar dengan sumbu sandapan II dan karena
elektrode V1 terletak paling dekat dengan atrium kanan, maka gelombang P dan
perubahan-perubahannya paling jelas terlihat di sandapan II dan V1
Gelombang Ta
8
Gelombang Ta menggambarkan proses repolarisasi atria, gelombang ini biasanya tidak
tampak karena terlalu kecil dan tertutup oleh kompleks QRS
Kompleks QRS
Menggambarkan seluruh fase depolarisasi ventrikel
Gelombang Q
Gelombang Q adalah defleksi ke bawah yang pertama dari kompleks QRS yang
menggambarkan awal dari fase depolarisasi ventrikel.
Ciri-ciri gelombang Q :
a. Lebar kurang dari 0,04 detik (1 mm)
b. Dalamnya kurang dari 25% amplitudo gelombang R
Gelombang Q juga dapat menggambarkan adanya nekrosis miokard (Infark Miokard)
Gelombang R
Defleksi positif pertama dari kompleks QRS yg menggambarkan fase depolarisasi
ventrikel.
- EKG jelli
- Bengkok
Pelaksanaan
1. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan
9
2. Buka dan longgarkan pakaian atas pasien
3. Bila pasien menggunakan asesoris logam, lepaskan
4. Bersihkan daerah dada, pergelangan kedua tangan dan kedua kaki dengan kapas
alkohol
5. Lalu oleskan jellly
6. Pasang manset elektroda pada kedua lengan dan kaki
7. Sambung kabel merah dilengan kanan, kuning dilengan kiri, hijau dikaki kiri &
hitam dikaki kanan.
8. Pasang elektroda dada untuk merekam precordial lead dengan cara :
- V1 pada ICS 4 pada garis sternum kanan
- V2 pada ICS 4 pada garis sternum kiri
- V3 pertengahan V2 dan V4
- V4 pada ICS 5 pada midklavikula kiri
- V5 pada ICS 5 aksila sebelah kiri depan
- V6 pada ICS 5 mid aksila
9. Nyalakan mesin EKG
10. Buat rekaman secara berurutan sesuai pemilihan lead
11. Bersihkan kembali bekas alat pemasangan elektroda dengan kassa atau tissue.
12. Buat identitas pasien pada hasil rekaman, t.a : nama, umur, medrek, tanggal, jam
pemeriksaan
13. Alat-alat dibersihkan kembali
14. Cuci tangan setelah melakukan tindakan
Dokumentasi
Buat identitas pasien pada hasil rekaman, meliputi nama, umur, medrek, tanggal, jam
pemeriksaan pada hasil EKG pasien
10
Cara Menempatkan Elektrode
Sebelum pemasangan elektrode, bersihkan kulit pasien di sekitar pemasangan manset, beri
jelly kemudian hubungkan kabel elektrode dengan pasien.
1. Elektrode extremitas atas dipasang pada pergelangan tangan kanan dan kiri searah dengan
telapak tangan.
2. Pada extremitas bawah pada pergelangan kaki kanan dan kiri sebelah dalam.
3. Posisi pada pengelangan bukanlah mutlak, bila diperlukan dapatlah dipasang sampai ke
bahu kiri dan kanan dan pangkal paha kiri dan kanan.
Kemudian kabel-kabel dihubungkan :
Merah kanan(RA / R) lengan
Kuning (LA/ L) lengan kiri
Hijau (LF / F ) tungkai kiri
(RF / N) tungkai kanan (sebagai ground)Hitam
C. INTERPRETASI EKG
Sejak ditemukan beberapa abad yang lalu, EKG menjadi salah satu prosedur klinis
yang banyak digunakan. Sekitar tahun 1950-an, penemuan EKG elektronik
mempermudah penggunaan EKG. Hal ini juga ditunjang oleh perkembangan dunia
11
digital. Seiring perkembangannya, dibentuk kesepakatan mengenai definisi berbagai
gelombang dan pengukuran serta kriteria klasifikasi dan terminologi pada
penggunaan EKG yang diinterpretasi digital (atau interpretasi EKG digital). Upaya
untuk mencapai kesepakatan ini belum membuahkan hasil karena belum ada
kesepakatan tentang interpretasi EKG digital yang belum sepenuhnya didapat.
Sumber: Glenlarson, Wikimedia commons.
Aspek Teknis
Beberapa aspek teknis perlu dipahami sebelum mengambil kesimpulan berdasarkan
interpretasi EKG digital, yakni:
Proses pengolahan sinyal termasuk akuisisi, konversi sinyal digital dari sinyal
analog dan penyaringan kebisingan (filter noice) memegang peran penting.
12
Penyaringan dan pengolahan sinyal yang benar akan mempengaruhi hasil
interpretasi pemeriksaan.
Perekaman EKG seringnya dilakukan secara bersamaan pada banyak sadapan.
Interpretasi semua gelombang secara bersamaan tanpa mempertimbangkan
gelombang prematur akan diinterpretasi sebagai rata-rata semua gelombang.
Aspek Praktis
Pemeriksaan EKG adalah pemeriksaan non invasif yang banyak digunakan dalam
kegawatdaruratan jantung. Tujuan pemeriksaan EKG adalah memberikan masukan
pada pasien tenaga kesehatan untuk dapat mengambil keputusan diagnosis dan tata
laksana pada pasien. Namun, kesalahan pada interpretasi EKG juga dapat
menghasilkan efek yang tidak diingikan pada pasien. Diperkirakan sekitar 10000
kematian dapat dicegah dengan pemeriksaan EKG dan interpretasi yang tepat.
Interpretasi EKG digital menurunkan waktu yang dibutuhkan untuk analisis hasil
EKG sebanyak 24-28%.[3] Selain itu, interpretasi EKG digital juga memungkinkan
untuk menyimpan hasil EKG sebelumnya sehingga dpat dilakukan perbandingan
hasil EKG serial secara langsung. Hal ini akan memperbaiki keakuratan interpretasi
pada pasien-pasien sindrom koroner akut misalnya. Interpretasi EKG digital
membantu klinisi untuk mengambil keputusan pada pasien, namun bila interpretasi
yang dilakukan tidak tepat juga akan menyebabkan kegagalan memberikan terapi
pada pasien.
13
Interpretasi EKG secara visual oleh klinisi, seperti yang banyak dilakukan saat ini
juga memiliki banyak kekurangan. Sebagian besar klinisi tidak mempunyai
kepercayaan diri untuk melakukan interpretasi EKG. Latihan berulang adalah cara
yang dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan klinisi dalam menginterpretasi
EKG.
14
BAB III
KESIMPULAN
15
DAFTAR PUSTAKA
16