Anda di halaman 1dari 17

SOP MEMBERIKAN INJEKSI INSULIN

Standar Operasional Prosedur (SOP)


Tindakan Keperawatan : Memberikan Terapi Injeksi Insulin/ Insulin Pen
1 Pengertian Insulin adalah hormon yang digunakan untuk menurunkan kadar
gula darah pada Diabetes Mellitus
Insulin Pen : adalah insulin yang dikemas dalam bentuk pulpen
insulin khusus yang berisi 3 cc insulin
2 Tujuan   Mengontrol kadar gula darah dalam pengobatan diabetes
mellitus.
3 Hal-hal yang 1. Vial insulin yang tidak digunakan sebaiknya disimpan dilemari
harus es.
diperhatikan 2. Periksa vial insulin tiap kali akan digunakan (misalnya : adanya
perubahan warna).
3. Pastikan jenis insulin yang akan digunakan dengan benar.
4. Insulin dengan kerja cepat (rapid-acting insulin) harus diberikan
dalam 15 menit sebelum makan. Interval waktu yang
direkomendasikan antara waktu pemberian injeksi dengan waktu
makan adalah 30 menit.
5. Sebelum memberikan terapi insulin, periksa kembali hasil
laboratorium (kadar gula darah).
6. Amati tanda dan gejala hipoglikemia dan hiperglikemia.
Khusus Untuk Insulin Pen :
1.   Insulin Pen yang tidak sedang digunakan harus disimpan dalam
suhu 2 – 8 °C dalam lemari pendingin (tidak boleh didalam
freezer).
2.   Insulin Pen yang sedang digunakan sebaiknya tidak disimpan
dalam lemari pendingin. Insulin Pen dapat digunakan/dibawa
oleh perawat dalam kondisi suhu ruangan (sampai dengan suhu
25 °C) selama 4 minggu.
3.   Jauh dari jangkauan anak-anak, tidak boleh terpapar dengan
api, sinar matahari langsung, dan tidak boleh dibekukan.
4.   Jangan menggunakan Insulin Pen jika cairan didalamnya tidak
berwarna jernih lagi.
5.   Kontraindikasi : Klien yang mengalami hipoglikemia dan
hipersensitivitas terhadap human insulin.
4 Alat yang 1.    Spuit insulin / insulin pen (Actrapid Novolet).
dibutuhkan 2.    Vial insulin.
3.    Kapas + alkohol / alcohol swab.
4.    Handscoen bersih.
5.    Daftar / formulir obat klien.
Pelaksanaan Tahap Pra Interaksi
1.    Mengkaji program/instruksi medik tentang rencana pemberian
terapi injeksi insulin (Prinsip 6 benar : Nama klien, obat/jenis
insulin, dosis, waktu, cara pemberian, dan pendokumentasian).
2.    Mengkaji cara kerja insulin yang akan diberikan, tujuan, waktu
kerja, dan masa efek puncak insulin, serta efek samping yang
mungkin timbul.
3.    Mengkaji tanggal kadaluarsa insulin.
4.    Mengkaji adanya tanda dan gejala hipoglikemia atau alergi
terhadap human insulin.
5.    Mengkaji riwayat medic dan riwayat alergi.
6.    Mengkaji keadekuatan jaringan adipose, amati apakah ada
pengerasan atau penurunan jumlah jaringan.
7.    Mengkaji tingkat pengetahuan klien prosedur dan tujuan
pemberian terapi insulin.
8.    Mengkaji obat-obat yang digunakan waktu makan dan makanan
yang telah dimakan klien.

Tahap Orientasi
1.    Memberi salam pada pasien
2.    Menjelaskan kepada klien tentang persiapan dan tujuan
prosedur pemberian injeksi insulin.
3.    Menutup sampiran (kalau perlu).

Tahap Interaksi
1.    Mencuci tangan.
2.    Memakai handscoen bersih.
3.    Penyuntikan insulin

Pemakaian spuit insulin


a.    Megambil vial insulin dan aspirasi sebanyak dosis yang
diperlukan untuk klien (berdasarkan daftar obat klien/instruksi
medik).
b.    Memilih lokasi suntikan. Periksa apakah dipermukaan kulitnya
terdapat kebiruan, inflamasi, atau edema.
c.    Melakukan rotasi tempat/lokasi penyuntikan insulin. Lihat catatan
perawat sebelumnya.
d.    Mendesinfeksi area penyuntikan dengan kapas alcohol/alcohol
swab, dimulai dari bagian tengah secara sirkuler ± 5 cm.
e.    Mencubit kulit tempat area penyuntikan pada klien yang kurus
dan regangkan kulit pada klien yang gemuk dengan tangan yang
tidak dominan.
f.     Menyuntikkan insulin secara subcutan dengan tangan yang
dominan secara lembut dan perlahan.
g.    Mencabut jarum dengan cepat, tidak boleh di massage, hanya
dilalukan penekanan pada area penyuntikan dengan
menggunakan kapas alkohol.
h.    Membuang spuit ke tempat yang telah ditentukan dalam
keadaan jarum yang sudah tertutup dengan tutupnya.
Pemakaian Insulin Pen
a.    Memeriksa apakah Novolet berisi tipe insulin yang sesuai
dengan kebutuhan.
b.    Mengganti jarum pada insulin pen dengan jarum yang baru.
c.    Memasang cap Novolet sehingga angka nol (0) terletak sejajar
dengan indikator dosis.
d.    Memegang novolet secara horizontal dan menggerakkan insulin
pen (bagian cap) sesuai dosis yang telah ditentukan sehingga
indicator dosis sejajar dengan jumlah dosis insulin yang akan
diberikan kepada klien.
Skala pada cap : 0, 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18 unit (setiap rasa
”klik” yang dirasakan perawat saatb memutar cap Insulin Pen
menandakan 2 unit insulin telah tersedia).
e.    Memilih lokasi suntikan. Periksa apakah dipermukaan kulitnya
terdapat kebiruan, inflamasi, atau edema.
f.     Melakukan rotasi tempat/lokasi penyuntikan insulin. Lihat catatan
perawat sebelumnya.
g.    Mendesinfeksi area penyuntikan dengan kapas alcohol/alcohol
swab, dimulai dari bagian tengah secara sirkuler ± 5 cm.
h.    Mencubit kulit tempat area penyuntikan pada klien yang kurus
dan regangkan kulit pada klien yang gemuk dengan tangan yang
tidak dominan.
i.      Menyuntikkan insulin secara subcutan dengan tangan yang
dominan secara lembut dan perlahan. Ibu jari menekan bagian
atas Insulin Pen sampai tidak terdengar lagi bunyi ‘klik’ dan
tinggi Insulin Pen sudah kembali seperti semula (tanda obat
telah diberikan sesuai dengan dosis).
j.      Tahan jarum Insulin pen selama 5-10 detik di dalam kulit klien
sebelum dicabut supaya tidak ada sisa obat yang terbuang.
k.    Mencabut jarum dengan cepat, tidak boleh di massage, hanya
dilalukan penekanan pada area penyuntikan dengan
menggunakan kapas alkohol.

Tahap Terminasi
4.    Menjelaskan ke klien bahwa prosedur telah dilaksanakan
5.    Membereskan alat
6.    Cuci tangan

Tahap Evaluasi
7.    Mengevaluasi respon klien terhadap medikasi yang diberikan 30
menit setelah injeksi insulin dilakukan.
8.    Mengobservasi tanda dan gejala adanya efek samping pada
klien.
9.    Menginspeksi tempat penyuntikan dan mengamati apakah terjadi
pembengkakan atau hematoma.
Tahap Dokumentasi
10.  Mencatat respon klien setelah pemebrian injeksi insulin.
11.  Mencatat kondisi tempat tusukan injeksi insulin.
12.  3.  Mencatat tanggal dan waktu pemberin injeksi insulin
5 Referensi Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan dengan
Gangguan Siatem Endokrin. Jakarta. Salemba Medika
http://nersrisal.blogspot.com/2015/07/sop-memberikan-terapi-injeksi-
insulin.html

SOP mengambil/menyiapkan bahan pemeriksaan urine

(S.O.P) MENGAMBIL SAMPEL URINE UNTUK PEMERIKASAAN


PENGERTIAN

         Suatu tindakan mengambil sejumlah urine sebagai sampel untuk pemeriksaan laboratorium.
TUJUAN

         Mengambil sampel urine yang tidak terkontaminasi untuk menganalisa urine rutin atau test diagnostik
yang meliputi test kultur dan sensitivitas.

         Mengetahui adanya mikroorganisme dalam urine.


N TINDAKAN BOBOT NILAI BOBOT KETERANGAN
O X
NILAI
I PENGKAJIAN 2
         Mengkaji instruksi / pesanan medik
untuk pemeriksaan diagnostik.

         Mengkaji intake dan pola eliminasi


klien.

         Mengkaji tingkat pengetahuan klien


akan prosedur dan tujuan
pemerikasaan urine.

         4.   Mengkaji tujuan pengambilan


sampel urine, untuk menetukan
metode yang tepat dalam
pengambilan sampel urine.
II INTERVENSI 3
A.   Persiapan Alat :

         Bokal/botol/wadah tempat sampel


urine.
o   Bokal/botol/wadah steril untuk
pemeriksaan urine kultur dan
sensitivitas.
o   Bokal/botol/wadah bersih untuk
pemeriksaan urine rutin atau urine
lengkap.

         Handscoen bersih.


         Pot/urinal.
         Nierbeken/bengkok.
         Perlak/alas.
         Etiket.
         Formulir pemeriksaan.
         Menurut cara pengambilan sampel
urine :
o   Melalui kateter :
  Spuit 10 cc
  Klem penjepit.
  Kapas alkohol 70%.
o   Dengan cara mid stream :
  Baskom berisi air hangat, sabun,
washlap dan handuk.
  Pinset steril dan kapas betadine.
BPersiapan Klien :

         Menjelaskan prosedur dan tujuan


dilakukannya pengambilan sampel
urine.

II IMPLEMENTASI
I          Menutup sampiran.
3
         Mencuci tangan.
         Memakai handscoen bersih.
         Melakukan pengambilan sampel
urine :
a.   Melalui Kateter :

         Mengklem selang urine bag selama


kurang lebih 30 menit.

         Meletakkan perlak/pengalas


dibawah tempat pengambilan urine.

         Melakukan pengambilan urine :


a)   Kateter dengan port :
  Mendesinfeksi lokasi penusukan
dengan kapas alkohol 70%.

  Menusukkan jarum dengan sudut 90°


pada port.
  Melakukan aspirasi urine sebanyak ± 3
– 5 cc untuk pemeriksaan kultur
urine, atau ± 10 – 20 cc untuk
pemeriksaan urine lengkap.
  Memindahkan urine dari spuit kedalam
bokal/botol steril.
b)   Kateter tanpa port :
  Membuka tutup bokal/botol urine dan
meletakkannya diatas
perlak/pengalas.
  Mendesinfeksi sambungan kateter –
selang  urine bag dengan kapas
alkohol 70%.
  Membuka sambungan tersebut dengan
hati-hati, pegang selang diatas
sambungan ± 5 c, jaga jarak agar
tidak terkontaminasi.
  Memasukkan urine kedalam bokal/botol
urine (jangan sampai bersentuhan
dengan ujung kateter).
  Mendesinfeksi selang kateter dengan
kapas alkohol 70% kemudian
sambungkan kembali urine bag
dengan kateter.

         4)   Membuka klem penjepit.


b.   Dengan Cara Mid Stream :

         Meletakkan perlak/pengalas


dibawah bokong klien, lepaskan
pakaian bawah klien dan atur posisi
yang sama seperti saat
membersihkan vulva/perineum (bila
klien harus dibantu).

         Membersihkan daerah perineum


dan alat genitalia dengan
menggunakan air hangat + sabun
dan washlap, kemudian keringkan
dengan handuk.

         Membersihkan daerah meatus


urethra eksternus dengan
menggunakan kapas betadine dan
pinset steril.

         Menganjurkan kepada klien untuk


berkemih dan tampung urine yang
pertama keluar dalam pot/urinal,
kemudian tampung urine yang keluar
selanjutnya kedalam bokal/botol
urine sampai 10 – 20 cc dan
anjurkan klien untuk menuntaskan
berkemihnya kedalam pot/urinal.

         Menempatkan bokal/botol urine


ditempat yang aman, setelah urine
untuk pemeriksaan ditampung.

         Menutup bokal/botol urine.


         Merapihkan klien dan alat.
         Melepaskan handscoen.
         Menempelkan etiket pemeriksaan
urine pada bokal/botol urine, dan
buatkan formulir pemeriksaannya.

         Membuat formulir pmerikasaan.


         Membawa sampel urine beserta
formulir pemeriksaannya ke
laboratorium.
I EVALUASI 1
V          Mengevaluasi hasil pemeriksaan
laboratorium untuk mengetahui hasil
test.

         Mengevaluasi respon klien selama


pelaksanaan prosedur.

         Mengobservasi karakteristik urine :


warna, kepekatan dan bau.
V DOKUMENTASI 1
         Mencatat jumlah, warna, baud an
konsistensi urine.

         Mencatat waktu dan cara


pengambilan sampel urine.

         Mencatat respon klien selama


prosedur.
V SIKAP
I          Sistematis.
         Hati-hati.
         Berkomunikasi.
         Mandiri.
         Teliti.
         Tanggap terhadap respon klien.
         Rapih.
         Menjaga privacy.
         Sopan.
TOTAL 10
Referensi :
https://www.academia.edu/32314336/296123343_SOP_Pengambilan_Urine_doc

SOP MELAKUKAN PERAWATAN KATETER PASIEN

Pengertian
Suatu tindakan perawatan kateter menetap/DC guna mencegah terjadinya infeksi

Tujuan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan perawatan kateter
internus

PERSIAPAN ALAT
 Kom berisi air hangat + sabun + waslap + handuk bawah
 Kapas lidi steril
 Cairan antiseptik  (mis : betadin 2% )
 Kom + kapas +pinset steril
 Perlak
 Bengkok dan kantong plastik
 Korentang
 Salep (bila ada instruksi)

PERSIAPAN PASIEN
 Jelaskan prosedur yang akan dilakukan perawat
 Atur ketinggian tempat tidur sejajar dengan area kerja perawat
PERSIAPAN PETUGAS
Sarung tangan steril 1 pasang dan sarung tangan bersih 1 pasang

PELAKSANAAN TINDAKAN
 Perawat memperkenalkan diri kepada pasien & keluarga serta menjelaskan
mengenai prosedur yang akan dilakukan
 Perawat meminta persetujuan tindakan secara tertulis/lisan kepada
pasien/keluarganya
 Perawat menjaga privacy pasien dengan cara memasang tirai
 Perawat melakukan identifikasi pasien sesuai dengan prosedur
 Perawat melakukan kebersihan tangan sesuai dengan prosedur
 Perawat mengenakan APD sesuai dengan prosedur
 Perawat membuang urin yang ada di urin bag serta mengukur urin yang ada
 Perawat membuka pakaian bawah pasien dan menutup dengan selimut
 Perawat memasang perlak di bawah bokong pasien
 Perawat memberikan posisi pasien :
 Wanita :
 Dorsal recumbent, alternatif : sims (pada pasien tua atau mengalami
kontraktur berat dengan kaki bagian atas flexi)
 Pria :
 Supinase
 Perawat membersihkan daerah perineum dengan menggunakan air hangat
+sabun+waslap dan keringkan dengn handuk bawah (bila pasien mampu
dapat dilakukan sendiri)
 Perawat mengkaji daerah meatus uretra dan jaringan sekitar perineum (perih,
radang, pembengkakan)
 Perawat membuka sarung tangan
 Perawat melakukan kebersihan tangan sesuai prosedur
 Perawat menyiapkan kom+kapas+pinset steril dan masukkan cairan
antiseptik.
 Perawat memakai sarung tangan steril
 Perawat membuka labia mayor dan minor atau menarik preputium dengan
tangan yang tidak dominan sehingga spincter meatus uretra kelihatan dengan
jelas.
 Perawat membersihkan daerah meatus uretra dengan cairan antiseptik
dengan pinset.
 Perawat membersihkan ujung kateter dekat meatus uretra sepanjang +10 cm
dengan cairan antiseptik dengan arah melingkar keluar.
 Perawat memberikan antiseptik (betadin 2% atau salep antibiotik) pada
daerah meatus uretra dan ujung kateter sepanjang 2,5cm
 Perawat mengganti plester yang ada pada kateter dan bersihkan bekas
plester pada kulit pasien.
 Perawat mengganti urin bag + selang bila diperlukan dengan menggunakan
prinsip antiseptik
 Perawat memeriksa kembali aliran urin dalamselang untuk meyakinkan :
 Selang tidak boleh tertekuk atau menggulung
 Selang tidak boleh macet, kaku dan aman tergantung di tempat tidur
 Perawat merapikan alat yang telah diberikan dan membuang sampah sesuai
dengan prosedur
 Perawat menjelaskan kepada pasien/keluarga bahwa tindakan selesai
dilakukan dan mohon undur diri
 Perawat melepas APD sesuai dengan prosedur
 Perawat melakukan kebersihan tangan sesuai prosedur
 Perawat melakukan evaluasi setelah tindakan
 Perawat melakukan dokumentasi pelaksanaan tindakan di dalam catatan
perkembangan terintegrasi

Referensi :
Anna Nurhasanah, http://posperawat.blogspot.com/2017/12/sop-perawatan-kateter-
urin-pasien.html

SOP MELAKUKAN PEMASANGAN KATETER

A. Komunikasi
B. Persiapan alat
1. set ganti kateter yang berisi:
 1 duk alas steril
 1 duk berlubang steril
 1 piala ginjal steril
 1 mangkok steril
 4 kapas steril
 1 pinset steril
 1 pasang sarung tangan steril
2. 1 kateter folley sesuai dengan aturan
3. korentang steril
4. urine bag
5. Xylocain jelly steril
6. cairan sublimat 1:1000
7. Na CL 0,9 % atau aquadest steril sebanyak yang dibutuhkan oleh ballon kateter (20-30
cc)
8. Spuit 20 cc steril
9. Jarum no.12 steril
10. Perlak
11. Plester
12. Alat tulis
13. Sabun mandi
14. Handuk
15. Kom mandi
16. Gantungan urine bag
17. Alkohol 70%
18. Kapas bulat
19. Jelaskan pada pasien tujuan dan maksud pemasangan kateter

C. Persiapan Lingkungan
Jendela dan pintu ditutup

D. Persiapan Pasien
1. Jelaskan pada pasien tujuan dan tindakan yang akan diberikan
2. Pasien dalam keadaan tidur/ berbaring.

E. Langkah-langkah
1. Tutup tirai dan pintu kamar pasien
2. Perawat mencuci tangan
3. Bersihkan daerah perineum dengan sabun dan keringkan.
4. atur posisi untuk pemasangan kateter.
 Wanita: dorsal recumbent
 Pria :Supine
5. Letakkan set kateter diantara kedua tungkai bawah pasien dengan jaral min 45cm dari
perineum pasien.
6. Buka set kateter
7. Gunakan sarung tangan steril.
8. pasang duk berlubang didaerah genitalia pasien.
9. Tes ballon kateter.
10. membuka daerah meatus
 Wanita :B uka labia dengan menggunakan jari telunjuk dan ibu jari tangan
kiri lalu sedikit ditarik keatas
 Pria : Pegang daerah dibawah glanda penis dengan jari dan telukjuk,
preputium ditarik keatas
11. Membersihkan daerah meatus dengan kapas sublimat dan pinset.
 Wanita : Bersihkan daerah labia luar terakhir bagian meatus, kapas hanya
sekali dipakai.
 Pria : Bersihkan dengan arah melingkar dari meatus keluar minimum 3x
12. Lumasi ujung kateter dengan xylocain jelly
 Wanita : 4-5 cm
 Pria : 15-18 cm
13. Masukan kateter
 Wanita :
 Sepanjang 5-7 cm sampai urine keluar
 Pria : sepanjang 18-20cm sampai urine keluar, tegakkan penis dengan
sudut 90° .

14. Jika waktu memasukkan kateter terasa adanya tahanan jangan dilanjutkan
15. selama pemasangan kateter anjurkan pasien untuk nafas dalam.
16. Masukkan kateter sepanjang 2cm sambil sedikit diputar.
17. isi ballon kateter dengan NaCL sebanyak yang ditentukan, menggunakan spuit tanpa
jarum.
18. Tarik kateter perlahan sampai ada tahanan ballon.
19. Fiksasi kateter menggunakan pl;ester.
20. gantung urine bag dengan posisi lebih rendah daripada vesikaurinaria.
21. beri posisi yang nyaman pada pasien.
22. Rapihkan alat simpan alat pada tempatnya.
23. Perawat/ bidan mencuci tangan.
24. Catat prosedur pelaksanaan, kondisi perineum dan meatus, waktu, konsistensi, warna,
bau, jumlah urine, reaksi pasien pada catatan perawat/ bidan

Referensi : https://www.academia.edu/38422222/SOP_PEMASANGAN_KATETER_doc

SOP memberikan perawatan pre dan post operasi ortopedik


SOP memberikan pendidikan kesehatan klien dengan gangguan muskuloskeletal

Anda mungkin juga menyukai