Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Obat tersedia dalam berbagai bentuk atau preparat. Bentuk
obat menentukan rute obat. Misalnya, kapsul diberikan peroral dan
larutan diberikan per intravena. Komposisi obat dibuat untuk meningkatkan absorpsi dan
metabolisme didalam tubuh.
Banyak obat tersedia dalam beberapa bentuk misalnya, suppositoria, spray,
salep, ekstrak dll.Salep merupakan bentuk dari obat luar untuk mengobati penyakit
yang berhubungan dengan sensitifitas kulit seperti panu. Kurap, gatal-gatalakibat
bakteri. Spray merupakan bentuk obat yang disemprot atau dihisap kedalam saluran
pernafasan dan paru-paru. Bentuk ini terutama digunakan untuk sakit pilek, batuk
dan asma. Obat ini dirancang khusus agar reaksinya cepat dan mudah atau praktis untuk
digunakan. Ekstrak merupakan bentuk obat yang berasal dari alam
berupa tanaman obat, binatang maupun minereal (phapros). Ekstrak adalah sediaan kering /
cair dibuat untuk mencapai simplisia nabati / hewani menurut cara yang cocok
diluar pengaruh cahaya matahari langsung. Salah satu obat ekstrak yaitu
obat tradisional. S u p o s i t u r i a M e r u p a k a n s a l a h s a t u o b a t ya n g
b e r b e n t u k p a d a t . Pemberian obat suppositoria ini bertujuan untuk
mendapatkan efek terapi obat menjadi lunak pada daerah feses atau
merangsang buang air besar. pemberian obat suppositoria ini dapat diberikan
pada pasien yang mengalami pandarahan rektal.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan Obat Supositoria, Spray, Ekstrak dan salep?
2. Bagaimana bentuk dan contoh dari Obat Supositoria, Spray, Ekstrak dan salep?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui bentuk-bentuk
obat Supositoria,Spray,Ektrak, dan Salep.
2. Tujuan Khusus
untuk memahami bentuk-bentuk obat, contoh Supositoria,Spray,
Ektrak, dan Salep sesuai dengan fungsinya.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Obat Supositoria


Suppositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dalam bentuk, yang
diberikan melalui rectal,vaginal. Bentuk dan ukurannya harus sedemikian rupa
sehingga dapat dengan mudah dimasukkan ke dalam lubang atau celah yang
diinginkan tanpa meninggalkan kejanggalan begitu masuk, har us dapat bertahan
untuk suatu waktu tertentu (Ansel,2005).

Penggolongan suppositoria berdasarkan tempat pemberiannya dibagi menjadi:


1. Suppositoria rectal : suppositoria rectal untuk dewasa
berbentuk berbentuk lonjong pada satu atau kedua ujungnya dan biasanya
berbobot lebih kurang
2 g.

Suppositoria untuk rektum umumnya dimasukkan dengan jari tangan.


Biasanya suppositoria rektum panjangnya ± 32 mm (1,5 inchi), dan berbentuk
silinder dan kedua ujungnya tajam. Bentuk suppositoria rektum antara lain bentuk
peluru,torpedo atau jari-jari kecil, tergantung kepada bobot jenis bahan obat dan
basis yang digunakan. Beratnya menurut USP sebesar 2 g untuk yang
menggunakan basis oleum cacao ( Ansel,2005 ).
Contoh :
1. Nama Generik : superhoid suppo
Nama Pabrik : PT Triman Bandung Indonesia
Golongan :K
Komposisi : Benzokain…………………………..1,0%
ZnO…………………………………2%
Alukol ……………………………….0,25%
Indikasi : Sebagai Pereda nyeri wasir dalam dan luar, pelunakan
feces.
Kontra Indikasi: hipersensitif thd obat di atas
Dosis : 1 kali dlm semalam
Efek samping : dermatitis kontak

2. Suppositoria vaginal : umumnya berbentuk bulat atau bulat telur dan berbobot
lebih kurang 5,0 g dibuat dari zat pembawa yang larut dalam air atau yang dapat
bercampur dalam air seperti polietilen glikol atau gelatin tergliserinasi.
Suppositoria ini biasa dibuat sebagai “pessarium” .(Ansel, 2005).
Contoh :
1. Nama Generik : Nystatin
Nama Paten : Nystatin
Nama Pabrik : Pharos
Golongan :K

2
Golongan Obat : Anti jamur
Komposisi : Nystatin Ovula………………… 100.000 U
Indikasi : Candidosis Vagina
Kontra Indikasi : Pasien yang hypersensitive terhadap nystatin
Dosis : Dewasa 1-2 ovula saat malam
Efek samping : gangguan gastrointestinal(mual,muntah,diare).

Penggunaan suppositoria bertujuan :


1. Untuk tujuan lokal seperti pada pengobatan wasir atau hemoroid dan penyakit
infeksi lainnya. Suppositoria untuk tujuan sistemik karena dapat diserap oleh
membran mukosa dalam rektum.
2. Untuk memperoleh kerja awal yang lebih cepat
3. Untuk menghindari perusakan obat oleh enzim di dalam saluran gastrointestinal
dan perubahan obat secara biokimia di dalam hati ( Syamsuni, 2005 )

Keuntungan penggunaan suppositoria antara lain:


1. Dapat menghindari terjadinya iritasi pada lambung
2. Baik bagi pasien yang mudah muntah
3. Bentuknya seperti terpedo mengunt sadarungkan karena suppositoria akan tertarik
masuk dengan sendirinya bila bagian yang besar masuk melalui otot penutup
dubur (Anief, 2005; Syamsuni, 2005).

Faktor-faktor yang mempengaruhi absorbsi obat per rektal:


1. Faktor fisiologis
antara lain pelepasan obat dari basis atau bahan dasar, difusi obat melalui
mukosa, detoksifikasi atau metanolisme, distribusi di cairan jaringan dan
terjadinya ikatan protein di dalam darah atau cairan jaringan.

2. Faktor fisika kimia obat dan basis


antara lain kelarutan obat, kadar obat dalam basis, ukuran partikel dan
basis supositoria ( Syamsuni, 2005).
Bahan dasar yang digunakan untuk membuat suppositoria harus dapat larut dalam
air atau meleleh pada suhu tubuh. Bahan dasar yang biasa digunakan adalah
lemak cokelat (oleum cacao), polietilenglikol (PEG), lemak tengkawang (oleum
shorae) atau gelatin (Syamsuni, 2005).

Sifat ideal bahan dasar/ basis yang digunakan antara lain:


1. Tidak mengiritasi
2. Mudah dibersihkan
3. Tidak meninggalkan bekas
4. Stabil
5. Tidak tergantung PH
6. Dapat bercampur dengan banyak obat
7. Secara terapi netral
8. Memiliki daya sebar yang baik/ mudah dioleskan( Sulaiman dan
Kuswahyuning,2008 ).

3
B. Definisi Obat Spray
Spray adalah sistem koloidal yang terdiri dari zat cair yang terbagi sangat
halus sekali dalam gas
Keunggulan sediaan Spray :
1. Obat mudah dipakai, hanya dengan menekan
tombol
2. Obat tidak terkontaminasi dengan bahan asing
atau rusak karena kelembaban
udara, karena wadah tertutup rapi dengan katup
yang rapat
3. Sterilitas obat dapat dipertahankan
4. Pemberian lebih mudah karena cukup dipakai
sebagai lapisan tipis dan tidak memerlukan
alat/kapas untuk dioleskan pada kulit
5. Rasa dingin pada kulit sebagai efek cairan-gas

Contoh bentuk obat spray:


1. Brikasma Inhaler
Pabrik :Astrazeneka
Golongan K
Komposisi ; tiap 1 dosis / semprot mengandung terbulin sulfat 0,25mg
Indikasi : Bronkhitis

2. Flixotide
Pabrik : Glaxowellcome
Golongan K
Komposisi ; tiap 1 dosis / semprot mengandung Proplonat 50mcg
Indikasi : Profilaksis Asma

4
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Suppositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dalam bentuk, yang
diberikan melalui rectal,vaginal. Salep merupakan bentuk dari obat luar untuk
mengobati penyakityang berhubungan dengan sensitifitas kulit terdapat 2 jenis
salep berminyak dan absorbsi. Ekstrak merupakan bentuk obat yang berasal
dari alam berupatanaman obat, binatang maupun minereal (phapros). Spray adalah
sistem koloidal yang terdiri dari zat cair yang terbagi sangat halus sekali dalam
gas.

B. Saran
Untuk para pembaca khususnya mahasiswa keperawatan, Alangkah
lebih baik jika dalam pemberian obat kepada pasien itu sesuai dengan
prosedur dan tata cara yang benar.

DAFTAR PUSTAKA
Katzung, Bertram G.1995.Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi 6,EGC:Jakarta
Kee dan Hayes.1994.Farmakologi. Pendekatan Proses Keperawatan,EGC
:Jakarta(www.google_book.com,19-05-2012)

Ramdani,Dani.2000.Penggolongan Dasar Obat.EGC : Jakarta


(www.google_book.com,19-05-2012)

Rahayuni,Sri.2010.Bentuk-Bentuk Obat.http://www.scribd.com(20-05-2012)

5
MAKALAH FARMAKOLOGI
“ BENTUK-BENTUK OBAT : SUPOSITORIA DAN SPRAY “

6
DISUSUN
OLEH :
KELOMPOK 12

1. ANISA SALSABILA
2. DIAH RIYANTI

TINGKAT : I.A
DOSEN PEMBIMBING : Hj. ZANZIBAR, S.Pd, M.Kes

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
PRODI KEPERAWATAN BATURAJA
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala kebesaran
dan limpahan nikmat yang diberikan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini. Makalah ini berjudul “PRINSIP-PRINSIP DAN

7
TEKNISI PEMBERIAN OBAT MELALUI SUBLINGUAL DAN
INTRACUTAN”.Penyusunan makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah FARMAKOLOGI Tahun Akademik 2019/2020.
Pembahasan makalah ini berisi tentang makna hakikat dan martabat manusia
dalam Islam. Dalam penyusunan makalah ini penulis mendapatkan dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing Ibu Hj. ZANZIBAR,
S.Pd, M.Kes.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari sempurna baik
materi maupun teknik penyusunannya. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak
demi kesempurnaan makalah ini.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca guna menambah wawasan.

Baturaja, Februari 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

8
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang ........................................................................ 1
1.2. Rumusan masalah .................................................................... 2
1.3. Tujuan ..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pemberian obat secara Oral ...................................................... 3
2.1.1 Definisi oral .................................................................... 3
2.1.2 Tujuan pemberian ........................................................... 4
2.1.3 . Persiapan alat ................................................................. 5
2.1.4 . Prosedur kerja ................................................................ 5
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan .............................................................................. 9
3.2. Saran ........................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA

iii

Anda mungkin juga menyukai