Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

ELEKTROKARDIOGRAM (EKG)
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Dasar
Dosen Pengampu: Ns. Grace Carol Sipasulta, M.Kep., Sp.kep.Mat

Disusun Oleh :

Sundari Rizky Yusniar ( P07220117074 )

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN


KALIMANTAN TIMUR
JURUSAN KEPERAWATAN
2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya
senhingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya juga banyak
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan materi maupun pikirannya.

Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik.

Karena keterbatasaan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu saya sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Balikpapan, 07 Mei 2018

Penyusun

Sundari Rizky Yusniar


DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 4
Latar belakang................................................................................................................. 4
Rumusan Masalah ........................................................................................................... 4
Tujuan ............................................................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 6
Pengertian EKG .............................................................................................................. 6
Tujuan Pemeriksaan EKG............................................................................................... 6
Fungsi Elektrokardiogram ( EKG ) ................................................................................. 7
Kegunaan Tes EKG ........................................................................................................ 7
Anatomi Jantung dan Sistem Konduksi Jantung............................................................. 7
Elektroisiologi Sel Otot Jantung ..................................................................................... 9
Elektrokardiogram .......................................................................................................... 9
Teknik monitoring EKG ............................................................................................... 11
Karakteristik dan Parameter - parameter dalam Elektrokardiogram............................. 12
Kertas EKG ................................................................................................................... 12
Kurva EKG ................................................................................................................... 12
Cara Menilai EKG ........................................................................................................ 15
Prosedur Pemeriksaan EKG .......................................................................................... 16
Prosedur Perekaman EKG ............................................................................................ 17
Cara Kerja Elektrokardiograf EKG............................................................................... 17
Hasil Pemeriksaan EKG ............................................................................................... 18
Aritmia EKG – Otot Atrium ......................................................................................... 18
Contoh Aritmia EKG dengan Kriterianya .................................................................... 20
BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 22
Kesimpulan ................................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 23
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Elektrokardiograpi (EKG) adalah pemantulan aktipitas listrik dari


serat-serat otot jantung secarra goresan. Dalam perjalanan abad ini,
rekaman EKG sebagai cara pemeriksaan tidak infsif, sudah tidak dapat lagi
di hilang kan dari klinik. sejak di introduksi nya galvanometer berkawat
yang di ciptakan oleh Einthoven dalam tahun 1903 ,galvanometer berkawat
ini merupakan suatu pemecahan rekor perangkat sangat peka dapat
merekam setiap perbedaan tegangan yang kecil sebesar milivolt .perbedaan
tegangan ini terjadi pada lupan dan imbunan dari serat-serat otot jantung
perbedaan tegangan ini di rambat kan kepermukaan tubuh dan di teruskan
ke sandapan-sandapan dan kaawat keperangkat penguat EKG . aktifitas
listrik mendahului penguncupan sel otot. Tidak ada perangkat pemeriksaan
sedehana yang begitu banyak mengajar pada kita mengenai fungsi otot
jantung selain di EKG dengan demikian masalah-masalah diagnistik
penyakit jantung dapat di pecah kan dan pada giliran nya pengobotan akan
lebih sempurna. Namun kita perlu di beri peringatan bahwa EKG itu
walaupun memmberikan banyak masukan ,tetapi hal ini tak berarti tanpa
salah.

B. Rumusan Masalah

1. Pengertian EKG
2. Tujuan Pemeriksaan EKG
3. Fungsi Elektrokardiogram ( EKG )
4. Kegunaan Tes EKG
5. Anatomi Jantung dan Sistem Konduksi Jantung
6. Elektroisiologi Sel Otot Jantung
7. Elektrokardiogram
8. Teknik monitoring EKG
9. Karakteristik dan parameter - parameter dalam Elektrokardiogram
10. Kertas EKG
11. Kurva EKG
12. Cara Menilai EKG
13. Prosedur Pemeriksaan EKG
14. Prosedur Perekaman EKG
15. Cara Kerja Elektrokardiograf EKG
16. Hasil Pemeriksaan EKG
17. Aritmia EKG – Otot Atrium
18. Contoh Aritmia EKG dengan Kriterianya

C. Tujuan

1. Untuk Mengetahui Pengertian EKG


2. Untuk Mengetahui Tujuan Pemeriksaan EKG
3. Untuk Mengetahui Fungsi Elektrokardiogram ( EKG )
4. Untuk Mengetahui Kegunaan Tes EKG
5. Untuk Mengetahui Anatomi Jantung dan Sistem Konduksi Jantung
6. Untuk Mengetahui Elektroisiologi Sel Otot Jantung
7. Untuk Mengetahui Elektrokardiogram
8. Untuk Mengetahui Teknik monitoring EKG
9. Untuk Mengetahui Karakteristik dan parameter - parameter dalam
Elektrokardiogram
10. Untuk Mengetahui Kertas EKG
11. Untuk Mengetahui Kurva EKG
12. Untuk Mengetahui Cara Menilai EKG
13. Untuk Mengetahui Prosedur Pemeriksaan EKG
14. Untuk Mengetahui Prosedur Perekaman EKG
15. Untuk Mengetahui Cara Kerja Elektrokardiograf EKG
16. Untuk Mengetahui Hasil Pemeriksaan EKG
17. Untuk Mengetahui Aritmia EKG – Otot Atrium
18. Untuk Mengetahui Contoh Aritmia EKG dengan Kriterianya
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian EKG

Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari aktifitas listrik


jantung. Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu grafik yang
menggambarkan rekaman listrik jantung. Aktifitas listrik jantung dicatat
dan direkam melalui elektroda – elektroda yang dipasang pada permukaan
tubuh.

B. Tujuan Pemeriksaan EKG

untuk menilai kerja jantung, apakah normal atau tidak normal.


Beberapa hal yang dapat ditunjukkan oleh pemeriksaan EKG adalah:
a. Laju (kecepatan) denyut jantung
b. Ritme denyut jantung
c. Kekuatan dan “timing” sinyal listrik saat melewati masing-masing
bagian jantung.
C. Fungsi Elektrokardiogram ( EKG )

Hal-hal yang dapat diketahui dari pemeriksaan EKG adalah :


a. Denyut dan irama jantung
b. Posisi jantung di dalam rongga dada.
c. Penebalan otot jantung (hipertrofi).
d. Kerusakan bagian jantung.
e. Gangguan aliran darah di dalam jantung.
f. Pola aktifitas listrik jantung yang dapat menyebabkan gangguan irama
jantung

D. Kegunaan Tes EKG

dilakukan untuk beberapa keperluan antara lain :

a. Memeriksa aktivitas elektrik jantung


b. Menemukan penyebab nyeri dada, yang dapat disebabkan serangan
jantung, inflamasi kantung sekitar jantung (perikarditis), atau
angina.
c. Menemukan penyebab gejala penyakit jantung, seperti sesak napas,
pusing, pingsan, atau detak jantung lebih cepat atau tidak beraturan
(palpitasi).
d. Mengetahui apakah dinding ruang-ruang jantung terlalu tebal
(hypertrophied)
e. Memeriksa seberapa baik kerja suatu obat dan apakah obat tersebut
memiliki efek samping terhadap jantung.
f. Memeriksa apakah suatu alat mekanis yang dicangkok dalam
jantung, misalnya pacemaker, bekerja dengan baik untuk
mengendalikan denyut jantung.
g. Memeriksa kesehatan jantung pada penderita penyakit atau kondisi
tertentu, seperti hipertensi, kolesterol tinggi, diabetes, atau penyakit
lainnya.

E. Anatomi Jantung dan Sistem Konduksi Jantung

Jantung terdiri dari 4 ruang yang berfungsi sebagai pompa, yaitu


atrium kanan dan kiri serta ventrikel kanan dan kiri. Hubungan fungsional
antara atrium dan ventrikel diselenggarakan oleh jaringan susunan hantar
khusus yang menghantarkan impuls listrik dari atrium ke ventrikel. Sistem
tersebut terdiri dari nodus Sinoatrial (SA), nodusAtrioventrikuler (
AV), berkas His dan serabut Purkinje.

a. Nodus SA
Terletak pada pertemuan antara vena kava superior dengan
atrium kana. Sel-sel dalam nodus SA secara otomatis dan teratur
mengeluarkan impuls dengan frekuensi 60-100 x/ menit.

b. Nodus AV
Terletak diantara sinus koronarius pada dinding posterior atrium
kanan. Sel-sel dalam nodus AV mengeluarkan impuls lebih rendah dari
nodus SA yaitu 40-60 x/ menit.

c. Berkas His
Nodus AV kemudian menjadi berkas His yang menembus
jaringan pemisah miokardium atrium dan miokardium ventrikel,
selanjutnya berjalan pada septum ventrikel yang kemudian bercabang
menjadi dua menjadi berkas kanan dan berkas kiri ynag kemudian
menuju endokardium ventrikel kanan dan kiri. Berkas tersebut
bercabang menjadi serabut-serabut Purkinje.

d. Serabut Purkinje
Serabut Purkinje mampu mengeluarkan impuls denagn frekuensi
20-40 x/ menit.

Jantung terdiri dari empat ruang yang berfungsi sebagai pompa


system sirkulasi darah. Yang paling berperan adalah bilik (ventrikel),
sedangkan serambi (atria) sebenarnya berfungsi sebagai ruang
penyimpanan selama bilik memompa. Ventrikel berkontraksi, ventrikel
kanan memasok darah ke paru-paru, dan ventrikel kiri mendorong darah ke
aorta berulang-ulang melalui sistem sirkulasi, fasa ini disebut systole.
Sedangkan fasa pengisian atau istirahat (tidak memompa) setelah ventrikel
mengosongkan darah menuju arteri disebut diastole. Kontraksi jantung
inilah yang mendasari terjadinya serangkaian peristiwa elektrik dengan
koordinasi yang baik. Aktivitas elektrik dalam keadaan normal berawal
dari impuls yang dibentuk oleh pacemaker di simpul SinoAtrial (SA)
kemudian melewati serabut otot atrial menuju simpulAtrioVentrikular (AV)
lalu menuju ke berkas His dan terpisah menjadi dua melewati berkas kiri
dan kanan dan berakhir pada serabut Purkinyeyang mengaktifkan serabut
otot ventrikel
F. Elektrofisiologi Sel Otot Jantung

Sel otot jantung dalam keadaan istirahat permukaan luarnya


bermuatan positif dan bagian dalamnya bermuatan negatif. Perbedaan
potensial muatan melalui membran sel ini kira-kira -90 milivolt. Ada 3 ion
yang mempunyai peran penting dalam elektrofisiologi sel, yaitu Kalium,
Natrium dan Kalsium.
Rangsangan listrik dapat secara tiba-tiba menyebabkan masuknya ion
Natrium dengan cepat dari cairan luar sel ke dalam, sehingga menyebabkan
muatan dalam sel menjadi lebih positif dibandingkan muatan luar sel. Proses
terjadinya perubahan muatan akibat rangsangan
dinamakan depolarisasi. Setelah depolarisasi, terjadi pengembalian muatan
ke keadaan semula yang dinamakan repolarisasi. Seluruh proses tersebut
disebut Aksi Potensial.

G. Elektrokardiogram

Elektrokardiogram adalah suatu grafik yang menggambarkan


rekaman listrik jantung. Kegiatan listrik jantung dalam tubuh dapat dicatat
dan direkam melalui elektroda-elektroda yang dipasang pada permukaan
tubuh. EKG hanyalah salah satu pemeriksaan laboratorium yang merupakan
alat bantu dalam menegakkan diagnosis penyakit jantung. Gambaran klinis
penderita tetap merupakan pegangan yang penting dalam menentukan
diagnosis.
Untuk memperoleh rekaman EKG, dipasang elektroda-elektroda di kulit
pada tempat-tempat tertentu. Lokasi penempatan elektroda sangat penting
diperhatikan, karena penempatan yang salah akan menghasilkan pencatatan
yang berbeda.

Terdapat 2 jenis sandapan pada EKG, yaitu :

1. Sandapan Bipolar
Dinamakan sandapan bipolar karena sandapan ini hanya
merekam perbedaan potensial dari 2 elektroda, sandapan ini
ditandai dengan angka romawi I,II dan III.

a. Sandapan I
Merekam beda potensial antara tangan kanan (RA)
dengan tangan kiri (LA), dimana tangan kanan bermuatan
negatif dan tangan kiri bermuatan positif.
b. Sandapan II
Merekam beda potensial antara tangan kanan (RA)
dengan kaki kiri (LF), dimana tangan kanan bermuatan
negative dan kaki kiri bermuatan positif.

c. Sandapan III
Merekam beda potensial antara tangan kiri (LA)
dengan kaki kiri (LF), dimana tangan kiri bermuatan
negative dan kaki kiri bermuatan positif.

2. Sandapan Unipolar
Sandapan unipolar terbagi menjadi 2 bagian yaitu :

a. Sandapan unipolar ekstremitas


Merekam besar potensial listrik pada satu
ekstremitas, elektroda eksplorasi diletakkan pada
ekstremitas yang akan diukur. Gabungan elektroda-elektroda
pada ekstremitas yang lain membentuk elektroda indiferen.

 aVR : merekam potensial listrik pada tangan kanan


(RA) yang bermuatan (+),dan elektroda (-)
gabungan tangan kiri dan kaki kiri membentuk
elektroda indifiren.
 aVL : merekam potensial listrik pada tangan kiri
(LA) yang bermuatan (+), dan muatan (-) gabungan
tangan kanan dan kaki kiri membentuk
elektroda indifiren.
 aVF : merekam potensial listrik pada kaki kiri (LF)
yang bermuatan (+) dan elektroda (-) dari gabungan
tangan kanan dan kaki kiri membentuk elektroda
indifiren.

b. Sandapan unipolar prekordial


Merekam besar potensial listrik jantung dengan
bantuan elektroda eksplorasi yang ditempatkan pada
beberapa tempat dinding dada. Elektroda indiferen diperoleh
denagn menggabungkan ketiga elektroda ekstremitas.
 Sadapan V1 ditempatkan di ruang intercostal IV di kanan
sternum.
 Sadapan V2 ditempatkan di ruang intercostal IV di kiri
sternum.
 Sadapan V3 ditempatkan di antara sadapan V2 dan V4.
 Sadapan V4 ditempatkan di ruang intercostal V di linea
(sekalipun detak apeks berpindah).
 Sadapan V5 ditempatkan secara mendatar dengan V4 di
linea axillaris anterior.
 Sadapan V6 ditempatkan secara mendatar dengan V4
dan V5 di linea midaxillaris.

H. Teknik monitoring EKG

Saat ini 4 macam teknik monitoring EKG yang sering digunakan yaitu :
a. Teknik monitoring standar ekstremitas (metoda Einthoven)
atau standard limb leads Dalam menggunakan teknik ini, dilakukan 3
tempat monitoring EKG yakni :

a. Lead I dibentuk dengan membuat lengan kiri (LA-left arm)


elektroda positif dan lengan kanan (RA- right arm) elektroda
negatif. Sudut orientasi 0º
b. Lead II dibentuk dengan membuat kaki kiri (LL-left leg) elektroda
positif dan lengan kanan (RA- right arm) elektroda negatif. Sudut
orientasi 60º
c. Lead III dibentuk dengan membuat kaki kiri (LL-left leg) elektroda
positif dan lengan kiri (LA- left arm) elektroda negatif. Sudut
orientasi 120º

b. Teknik monitoring tambahan atau augmented limb leads Dalam


menggunakan teknik ini, dilakukan 3 tempat monitoring EKG yakni :

a. aVL dibentuk dengan membuat lengan kiri (LA-left arm) elektroda


positif dan anggota tubuh lainnya (ekstremitas) elektroda negatif.
Sudut orientasi -30º
b. aVR dibentuk dengan membuat lengan kanan (RA- right arm)
elektroda positif dan anggota tubuh lainnya (ekstremitas) elektroda
negatif. Sudut orientasi -150º
c. aVF dibentuk dengan membuat kaki kiri (LL-left leg) elektroda
positif dan anggota tubuh lainnya (ekstremitas) elektroda negatif.
Sudut orientasi +90º monitoring EKG prekordial/ dada
atau standard chest leads monitoring EKG

I. Karakteristik dan Parameter - parameter dalam Elektrokardiogram

Sinyal EKG terdiri dari gelombang P, kompleks QRS, dan


gelombang T (diperlihatkan pada gambar di bawah ini digunakan untuk
mendeteksi kelainan jantung atau aritmia (arrythmia). Urutan terjadinya
sinyal EKG yang dapat menimbulkan gelombang P, kompleks QRS, dan
gelombang T adalah sebagai berikut :
1. Setiap siklus kontraksi dan relaksasi jantung dimulai dengan
depolarisasi spontan pada nodus. Peristiwa ini tidak tampak pada
rekaman EKG

2. Gelombang P merekam peristiwa depolarisasi dan kontraksi atrium


(atria contract). Bagian pertama gelombang P menggambarkan aktivitas
atrium kanan; bagian kedua mencerminkan aktivitas atrium kiri

J. Kertas EKG

Kertas grafik yang terdiri dari bidang horizontal (mendatar) dan


vertikal (keatas), yang berjarak 1 mm (satu kotak kecil). Garis horizontal
menggambarkan waktu, dimana 1 mm = 0.04 detik, sedangkan 5 mm = 0.2
detik. Garis vertikal menggambarkan voltase, dimana 1 mm = 0.1 mV,
sedangkan 10 mm = 1 mV. Pada perekaman normal sehari-hari, kecepatan
kertas dibuat 25 mm/detik, kalibrasi pada 1 mV. Bila dirubah harus dicatat
pada setiap sandapan (lead).

K. Kurva EKG

Kurva EKG menggambarkan proses listrik yang terjadi di atrium


dan ventrikel. Proses listrik terdiri dari :

a. Depolarisasi atrium (tampak dari gelombang P)


b. Repolarisasi atrium (tidak tampak di EKG karena bersamaan dengan
depolarisasi ventrikel)
c. Depolarisasi ventrikel (tampak dari kompleks QRS)
d. Repolarisasi ventrikel (tampak dari segmen ST)

Kurva EKG normal terdiri dari gelombang P,Q,R,S dan T kadang-


kadang tampak gelombang U.
EKG 12 Lead :

a. Lead I, aVL, V5, V6 menunjukkan bagian lateral jantung


b. Lead II, III, aVF menunjukkan bagian inferior jantung
c. Lead V1 s/d V4 menunjukkan bagian anterior jantung
d. Lead aVR hanya sebagai petunjuk apakah pemasangan EKG sudah
benar

 Gelombang P

Gelombang P adalah representasi dari depolarisasi atrium.


Gelombang P yang normal:
a. lebar < 0,12 detik (3 kotak kecil ke kanan)
b. tinggi < 0,3 mV (3 kotak kecil ke atas)
c. selalu positif di lead II
d. selalu negatif di aVR

Yang ditentukan adalah normal atau tidak:


a. Normal
b. Tidak normal:
c. P-pulmonal : tinggi > 0,3 mV, bisa karena hipertrofi atrium kanan.
d. P-mitral: lebar > 0,12 detik dan muncul seperti 2 gelombang berdempet,
bisa karena hipertrofi atrium kiri.
e. P-bifasik: muncul gelombang P ke atas dan diikuti gelombang ke bawah,
bisa terlihat di lead V1, biasanya berkaitan juga dengan hipertrofi atrium
kiri.

 PR Interval

PR interval adalah jarak dari awal gelombang P sampai awal


komplek QRS. Normalnya 0,12 – 0,20 detik (3 – 5 kotak kecil). Jika
memanjang, berarti ada blokade impuls. Misalkan pada pasien aritmia blok
AV, dll.
Yang ditentukan: normal atau memanjang.
 Kompleks QRS

Adalah representasi dari depolarisasi ventrikel. Terdiri dari


gelombang Q, R dan S. Normalnya:
a. Lebar = 0.06 – 0,12 detik (1,5 – 3 kotak kecil)
b. tinggi tergantung lead.

Yang dinilai :

 Gelombang Q: adalah defleksi pertama setelah interval PR / gelombang P.


Tentukan apakah dia normal atau patologis. Q Patologis antara lain :
a. durasinya > 0,04 (1 kotak kecil)
b. dalamnya > 1/3 tinggi gelombang R.

 Variasi Kompleks QRS


a. QS, QR, RS, R saja, rsR’, dll. Variasi tertentu biasanya terkait
dengan kelainan tertentu.

 Interval QRS, adalah jarak antara awal gelombang Q dengan akhir


gelombang S. Normalnya 0,06 – 0,12 detik

 ST Segmen

ST segmen adalah garis antara akhir kompleks QRS dengan awal


gelombang T. Bagian ini merepresentasikan akhir dari depolarisasi hingga
awal repolarisasi ventrikel. Yang dinilai:
a. Normal: berada di garis isoelektrik
b. Elevasi (berada di atas garis isoelektrik, menandakan adanya infark
miokard)
c. Depresi (berada di bawah garis isoelektrik, menandakan iskemik)

 Gelombang T

Gelombang T adalah representasi dari repolarisasi ventrikel. Yang


dinilai adalah:
a. Normal: positif di semua lead kecuali aVR
b. Inverted: negatif di lead selain aVR (T inverted menandakan adanya
iskemik)

L. Cara Menilai EKG

Tentukan irama jantung (Rhytme) :

a. Irama teratur.
b. HR = 60 – 100 x/menit.
c. Gelombang “P” normal, setiap gelombang “P” selalu diikuti oleh
kompleks “QRS”.
d. Interval “PR” normal (0.12-0.20 detik).
e. Kompleks “QRS” normal (0.06-0.12 detik).
f. Semua gelombang sama.

Tentukan frekuensi :

a. 300 : (jumlah kotak besar pada interval “RR”).


b. 1500 : (jumlah kotak kecil pada interval “RR”.
c. Bila kemungkinan bradikardi, atau denyut yang tidak teratur, ambil
lead II sepanjang 6 detik, kemudian hitung jumlah kompleks QRS
dikalikan 10.

Tentukan sumbu jantung :

a. Lihat sandapan (lead) I


Jumlahkan ketinggian R dan kedalaman S (+/-).
b. Lihat sandapan (lead) aVF.
Jumlahkan ketinggian R dan kedalaman S (+/-).
c. Lalu buat gradien seperti gambar (slide 30).

Tentukan normal axis, axis bergerak ke kiri (LAD), axis bergerak ke


kanan (RAD), atau indeterminate :

a. Hipertropi Atrium Kanan (RAH).


Ditandai gelombang P yang lancip disebut P Pulmonal. Tinggi
gelombang P diatas 0.25 mV. (2.5 kotak kecil) pada II, III, aVF.

b. Hipertropi Atrium Kiri (LAH).


Ditandai gelombang P yang lebar disebut P Mitral. Lebar
gelombang lebih dari 0.12 detik.

Tentukan ada tidaknya hipertropi.


a. Hipertropi Ventrikel Kanan (RVH).
Perbandingan tinggi gelombang R dengan gelombang S lebih
dari 1.
b. Hipertropi Ventrikel Kiri (LVH).
jumlah kotak kecil R pada lead I + S pada lead III >/ 25 mm atau
Jumlah kotak kecil kedalaman S pada V1ditambah jumlah kotak
kecil R pada V5 atau V6 lebih dari 35 kotak.

Tentukan ada tidaknya iskemik atau infark miokard :

a. Iskemik miokard ditandai tanda adanya ST Depresi atau gelombang


T terbalik.
b. Infark miokard ditandai dengan ST Elevasi (STEMI) atau Q
patologis (Non STEMI).
c. Infark septal pada V1 dan V2.
d. Infark anterior pada V3 dan V4.
e. Infark anteroseptal pada V1, V2, V3, dan V4.
f. Infark lateral pada V5 dan V6.
g. Infark inferior pada II, III, dan aVF.
h. Infark ekstensif anterior pada I, aVL, V1 – V6.

Tentukan ada tidaknya tanda akibat gangguan elektrolit :

a. Hiperkalemia : gelombang T lancip.


b. Hipokalemia : adanya gelombang U.
c. Hiperkalsemia : interval QT memendek.
d. Hipokalsemia : interval QT memanjang.

M. Prosedur Pemeriksaan EKG

Tes EKG atau pemeriksaan EKG biasanya dilakukan oleh dokter,


hasil EKG dinilai oleh dokter spesialis misalnya spesialis penyakit jantung,
spesialis penyakit dalam, spesialis elektrofisiologi, spesialis anestesi, atau
spesialis bedah.
EKG adalah tes kesehatan yang umum yang merupakan bagian dari check-
up kesehatan berkala. Perangkat tes EKG cukup portable (mudah dibawa
atau dipindahkan). Jika anda di rawat di rumah sakit, jantung anda mungkin
akan dimonitor secara terus menerus dengan system EKG , proses ini
disebut telemetri.

Prosedur pemeriksaan EKG adalah sebagai berikut :


Pasien akan diminta berbaring di tempat tidur dan membuka sebagian
pakaian serta melepas asesori yang mengandung logam (misalnya jam
tangan, handphone, sabuk). Tubuh pasien akan dipasangi elektroda berupa
lempeng logam tipis. Elektroda ini akan dilapisi pasta untuk meningkatkan
konduktivitas tubuh. Pasien diminta rileks dan tidak berbicara. Dokter akan
meminta pasien bernapas biasa atau menahan napas sesaat waktu merekam
kerja jantung. Pemeriksaan EKG sebagai bagian dari check up tidak akan
memakan waktu lama, biasanya sekitar 5 menit.

N. Prosedur Perekaman EKG

o Persiapan Alat.

1. Mesin EKG yang dilengkapi : kabel sumber listrik, kabel untuk


bumi (ground), kabel elektroda : ekstremitas dan dada, plat
elektroda ekstremitas dan pengikatnya, dan balon penghisap
elektroda dada.
2. Jelly.
3. Kertas tissue
4. Gaas/kapas alcohol
5. Spidol.
6. Kertas EKG.
7. Pulpen.

o Persiapan Pasien.

 Penjelasan tentang : tujuan pemeriksaan, hal-hal yang harus


diperhatikan saat perekaman EKG.
 Dinding dada harus terbuka.

O. Cara Kerja Elektrokardiograf EKG

1. Nyalakan mesin EKG


2. Baringkan pasien dengan tenang di tempat tidur yang cukup luas,
tangan dan kaki tidak saling bersentuhan.
3. Bersihkan dada, kedua pergelangan tangan dan kaki dengan kapas
alkohol (kalau perlu dada dan pergelangan kaki di cukur).
4. Keempat elektroda ekstremitas diberi jelly.
5. Pasang keempat elektroda ekstremitas tersebut pada kedua
pergelangan tangan dan kaki.
6. Dada diberi jelly sesuai lokasi untuk elektroda V1 sampai V6.
7. Pasang elektroda dada dengan menekan karet balon penghisapnya.
8. Buat kalibrasi sebanyak 3 buah.
9. Rekam setiap lead, 3-4 beat.
10. Setelah selesai perekaman semua lead, buat kalibrasi ulang.
11. Semua elektroda dilepas.
12. Jelly dibersihkan dari tubuh pasien.
13. Beritahu pasien bahwa perekaman sudah selesai.
14. Matikan mesin EKG.
15. Catat : nama pasien, umur, tanggal dan jam pengambilan.
16. Bersihkan dan rapikan alat.

P. Hasil Pemeriksaan EKG

Pemeriksaan EKG merekam kerja jantung dalam bentuk grafik


garis. Grafik ini akan dinilai oleh seorang dokter ahli. Dokter akan
menilai apakah kerja jantung pasien normal atau tidak normal.
Denyut jantung dinilai normal jika:
a. Ritme denyut jantung beraturan, biasanya antara 60 – 100 denyut
per menit.
b. Pola denyut jantung normal

Denyut jantung dinilai abnormal jika:


a. Denyut jantung terlalu lambat (kurang dari 60 denyut per menit),
atau denyut jantung terlalu cepat (lebih dari 100 denyut per menit),
atau ritme denyut jantung tidak beraturan
b. Pola denyut jantung tidak normal

Q. Aritmia EKG – Otot Atrium


1. Atrial Ekstra Sistole

Ciri-cirinya :

a. Gelombang P normal berasal dari SA node, gel P yang


berasal dari otot atrium tidak sama dengan gel P yang berasal
dari SA node.
b. Pada PAC (premature atrial contraction) atau AES ( atrial
ekstra sistole), Gelombang P muncul sebelum waktunya dan
bentuk gelombang pun beda dengan normal gel P yang
berasal dari SA node.
c. Kalau anda temukan gel P yang berbeda dan muncul persis
sama dengan waktu yang seharusnya, ini dinamakan Atrial
escape beat.

2. Atrial Flutter

Ciri-cirinya :

a. Irama teratur
b. Ciri utama yaitu gelombang P yang mirip gigi gergaji (saw
tooth).
c. Komplek QRS normal, interval RR normal

3. Atrial Takikardia

Ciri-cirinya :

a. Irama teratur
b. Komplek QRS normal
c. PR interval <0,12detik dan
d. Frekwensi jantungnya > 150x/menit
e. Apabila gambaran EKG dari normal tiba tiba berubah
menjadi Atrial takikardia maka gambaran ini dinamakan
paroksimal atrial takikardia (PAT).

4. Multifocal Atrial Takikardia

Ciri-cirinya :

a. Irama irreguler
b. Kadang mirip dengan atrial fibrilasi, tapi pada MAT gel P
masih terlihat dan tiap beat bentuk gelombang P nya berbeda
(minimal 3 macam).
c. Frekwensi > 100x/menit, PR intervalpun bervariasi, normal
komplek QRS.

5. Wandering Atrial Pacemaker

Ciri-cirinya :

 Sama dengan multifokal atrial takikardia, hanya pada


wandering pacemaker HR nya normal.

R. Contoh Aritmia EKG dengan Kriterianya

1. SA Node
Sinus Bradikardia
Ciri-cirinya :
a. Irama teratur
b. RR interval jaraknya sama dalam 1 lead panjang
c. PP interval jaraknya sama dalam 1 lead panjang
d. Komplek QRS harus sama dalam 1 lead panjang
e. Impuls dari SA node yang ditandai dengan adanya gel P yang
mempunyai bentuk sama dalam 1 lead panjang.
f. Frekwensi (HR) dibawah 60x/menit
g. Adanya gel P yang selalu diikuti komplek QRS
h. Gel P dan komplek QRS normal dan sama bentuknya dalam satu
lead.

2. Sinus Takikardia

Ciri-cirinya :

a. Sama dengan sinus bradikardia, yang membedakanya adalah


frekwensi jantung (HR) lebih dari 100x/menit.
3. Sinus Aritmia

Ciri-cirinya :

a. Sama dengan kriteria sinus rhytme, yang membedakannya


adalah pada sinus aritmia iramanya tidak teratur karena efek
inspirasi & ekspirasi.

4. Sinus Arrest

Ciri-cirinya:

a. Gel P dan komplek QRS normal


b. Adanya gap yang panjang tanpa adanya gelombang yang
muncul.
c. Gap ini jaraknya melebihi 2 kali RR interval.

5. Sinus Blok

Ciri-cirinya :

a. Sama dengan sinus arrest yaitu adanya gap tanpa adanya


gelombang yang muncul, dimana jarak gapnya 2 kali dari RR
interval.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1. Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari aktifitas listrik jantung.


Sedangkan Elektrokardiogram( EKG ) adalah suatu grafik yang
menggambarkan rekaman listrik jantung.
2. Sebuah pendekatan metodik sederhana yang dapat diterapkan pada setiap
EKG. Setiap EKG harus didekati dengan cara berurutan, terutama kalau
seorang perawat yang masih baru di bidang ini, sehingga tidak ada hal
penting yang terlewatkan. Kalau perawat semakin banyak
mengenal,membaca kardiogram, hal yang pada mulanya mungkin tampak
terpaksa dan secara mekanik akan memberikan keuntungan besar dan akan
segera menjadi seperti kebiasaan.
3. Gelombang P;gambaran proses depolarissi atrium.
Gelombang QRS;gambaran proses depolarisasi ventrikel
Gelombang T;gambaran proses repolarisasi ventrikel.
Gelombang U;timbul setelah gelombang T dan sebelum gelombang P
berikutnya
Interval PR;diukur dari permukaan gelombang P sampai permulaan
gelombang QRS.
DAFTAR PUSTAKA

http://makalahcentre.blogspot.com/2010/11/makalah-elektrokardiogram-
ekg.html?m=1
http://finivertysia.blogspot.com/2013/10/makalah-ekg.html?m=1
http://olvista.com/apa-itu-pemeriksaan-ekg-elektrokardiogram/
https://bukusakudokter.org/2012/10/16/ekg-dasar/
https://bukusakudokter.org/2012/10/15/tes/
https://bukusakudokter.org/2012/10/15/aritmia-ekg-otot-atrium/
https://bukusakudokter.org/2012/10/15/contoh-aritmia-ekg-dengan-kriterianya/
https://bukusakudokter.org/2012/10/14/ekg-normal/
https://bukusakudokter.org/2012/10/14/konfigurasi-gelombang-ekg/
https://bukusakudokter.org/2012/10/14/perekaman-ekg/
https://bukusakudokter.org/2012/10/14/elektrofisiologi-jantung/

Anda mungkin juga menyukai