KABUPATEN MALANG
2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Waktu : 60 menit
I. LATAR BELAKANG
Fraktur adalah patah tulang yang disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik (Price,
1997). Sedangkan dalam Nidayat (1997), Fraktur adalah kerusakan kontinuitas tulang,
tulang rawan epifisis atau tulang rawan sendi yang biasanya melibatkan kerusakan
vaskuler dan jaringan sekitar yang ditandai dengan nyeri, pembengkakan dan
tenderness.
Saat ini, penyakit muskuloskeletal telah menjadi masalah yang banyak dijumpai di
pusat-pusat pelayanan kesehatan di seluruh dunia. Bahkan WHO telah menetapkan
dekade ini (2000-2010) menjadi Dekade Tulang dan Persendian. Penyebab fraktur
terbanyak adalah karena kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan lalu lintas ini, selain
menyebabkan fraktur, menurut WHO, juga menyebabkan kematian 1,25 juta orang
setiap tahunnya, dimana sebagian besar korbannya adalah remaja atau dewasa muda.
Fraktur yang terjadi dapat mengenai orang dewasa maupun anak-anak. Fraktur yang
mengenai lengan bawah pada anak sekitar 82% pada daerah metafisis tulang radius
distal,dan ulna distal sedangkan fraktur pada daerah diafisis yang terjadi sering
sebagai faktur type green-stick. Daerah metafisis pada anak relatif masih lemah
sehingga fraktur banyak terjadi pada daerah ini, selebihnya dapat mengenai
suprakondiler humeri (transkondiler humeri) diafisis femur dan klavikula, sedangkan
yang lainnya jarang. Fraktur pada anak mempunyai keistimewaan dibanding dengan
dewasa, proses penyembuhannya dapat berlangsung lebih singkat dengan remodeling
yang sangat baik, hal ini disebabkan karena adanya perbedaan anatomi, biomekanik
serta fisiologi tulang anak yang berbeda dengan tulang orang dewasa. Selain itu
proses penyembuhan ini juga dipengaruhi oleh faktor mekanis dan faktor biologis.
Berdasarkan hal diatas, maka mahasiswa tertarik untuk memberikan penyuluhan
kepada keluarga tentang bahayanya patah tulang sehingga keluarga mengerti dan
mengetahui bahayanya patah tulang
3. Jenis-jenis fraktur
V. SASARAN
1. Ceramah
2. Tanya jawab
VII. MEDIA
1. Leaflet
2. Lcd
3. Laptop
VIII. EVALUASI
IX. KEGIATAN
3. Menyampaikan tujuan
penyuluhan
2. Proses: 1. Mendengarkan
4. Penutup: 1. Mendengarkan
X. MATERI
Tulang adalah jenis jaringan ikat, diperkuat dengan kalsium dan tulang sel.
Tulang memiliki pusat yang lebih lembut, yang disebut sumsum, di mana sel-sel
darah dibuat. Fungsi utama dari kerangka kita untuk mendukung tubuh kita,
memungkinkan gerakan dan melindungi organ-organ internal kita.
Suatu patah tulang atau fraktur tulang terjadi ketika kekuatan yang diberikan
terhadap tulang lebih kuat dari tulang dapat menanggung. Ini mengganggu struktur
dan kekuatan tulang, dan menyebabkan rasa sakit, hilangnya fungsi dan kadang-
kadang pendarahan dan cedera di sekitar lokasi. Kerangka kita terdiri dari tulang.
Retak tulang atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas tulang dan
ditentukan sesuai jenis dan luasnya (Smeltzer S.C & Bare B.G, 2001) atau setiap retak
atau patah pada tulang yang utuh (Reeves C.J, Roux G & Lockhart R, 2001).
2. PENYEBAB FRAKTUR
3. Akibat Trauma dan benturan yang keras pada bagian tubuh tertentu
4. Akibat tekanan yang terus menerus dan berlangsung lama
5. Adanya keadaan tidak normal pada tulang atau penyakit tertentu
6. Usia juga ikut mempengaruhi.
3. JENIS-JENIS FRAKTUR
3. Patah tulang terbuka tulang yang patah tampak dari luar karena tulang telah
menembus kulit atau kulit mengalami robekan. Patah tulang menonjol keluar
melalui kulit, atau luka mengarah ke situs fraktur. Infeksi dan perdarahan eksternal
lebih mungkin patah tulang terbuka lebih mudah terinfeksi.
4. Patah tulang kompresi (patah tulang karena penekanan). Merupakan akibat dari
tenaga yang menggerakkan sebuah tulang melawan tulang lainnya atau tenaga
yang menekan melawan panjangnya tulang. Sering terjadi pada wanita lanjut usia
yang tulang belakangnya menjadi rapuh karena osteoporosis.
5. Patah tulang karena tergilas. Tenaga yang sangat hebat menyebabkan beberapa
retakan sehingga terjadi beberapa pecahan tulang. jika aliran darah ke bagian
tulang yang terkena mengalami gangguan, maka penyembuhannya akan berjalan
sangat lambat.
6. Patah tulang avulsi. Disebabkan oleh kontraksi otot yang kuat, sehingga menarik
bagian tulang tempat tendon otot tersebut melekat. Paling sering terjadi pada bahu
dan lutut, tetapi bisa juga terjadi pada tungkai dan tumit.
7. Patah tulang patologis. Terjadi jika sebuah tumor (biasanya kanker) telah tumbuh
ke dalam tulang dan menyebabkan tulang menjadi rapuh. Tulang yang rapuh bisa
mengalami patah tulang meskipun dengan cedera ringan atau bahkan tanpa cedera
sama sekali.
8. Complete fracture (retak tulang komplet), patah pada seluruh garis tengah tulang,
luas dan melintang. Biasanya disertai dengan perpindahan posisi tulang.
b. Grade II : luka lebih luas tanpa kerusakan jaringan lunak yang ekstensif.
11. Greenstick, retak tulang di mana salah satu sisi tulang patah sedang sisi lainnya
membengkok.
13. Oblik, retak tulang membentuk sudut dengan garis tengah tulang.
15. Komunitif, retak tulang dengan tulang pecah menjadi beberapa fragmen.
16. Depresi, retak tulang dengan fragmen patahan terdorong ke dalam (sering terjadi
pada tulang tengkorak dan wajah).
17. Kompresi, retak tulang di mana tulang mengalami kompresi (terjadi pada tulang
belakang).
18. Patologik, retak tulang yang terjadi pada daerah tulang berpenyakit (kista tulang,
paget, metastasis tulang, tumor).
19. Avulsi, tertariknya fragmen tulang oleh ligamen atau tendon pada prlekatannya.
21. Impaksi, retak tulang di mana fragmen tulang terdorong ke fragmen tulang lainnya.
4. KOMPLIKASI FRAKTUR
2) Infeksi.
4) Shock Neurogenik
5) Pada fraktur sering terjadi nyeri yang sangat hebat terutama apabila penanganan
awal dilakukan dengan cara yang kurang benar (cara mengangkat, pembidaian dan
pengangkutan). Shock bisa juga terjadi sebagai kompensasi jika terjadi perdarahan
hebat.
6) Infeksi.
7) Biasanya terjadi pada fraktur akibat trauma dan berupa fraktur terbuka. Kerusakan
jaringan lunak akan memudahkan timbulnya infeksi baik pada jaringan lunak itu
sendiri maupun sampai di jaringan tulang itu sendiri ( osteomyelitis ).
8) Nekrosis divaskuler.
9) Jaringan nekrosis bila masuk ke pembuluh darah vaskuler akan menjadi emboli
(benda asing yang terangkut mengikuti aliran darah dari tempat asalnya dan dapat
tersangkut pada suatu tempat menyebabkan sumbatan aliran darah.) dan dapat
mengganggu system peredaran darah dibawahnya.
10) Cedera vaskuler dan saraf.
Cedera vaskuler dan saraf pada kondisi fraktur dapat terjadi baik secara
langsung oleh trauma bersamaan dengan terjadinya fraktur, ataupun secara tidak
langsung karena tertusuk fragmen tulang atau tertekan edem disekitar fraktur.
11) Kerusakan Arteri.
Pecahnya arteri karena trauma bisa ditandai dengan tidak adanya nadi, CRT
menurun, cyanosis bagian distal, hematoma yang lebar, dan dingin pada ekstrimitas
yang disebabkan oleh tindakan emergensi splinting, perubahan posisi pada yang
sakit, tindakan reduksi, dan pembedahan.
12) Kompartement Syndrom.
Kompartement Syndrom merupakan komplikasi serius yang terjadi karena
terjebaknya otot, tulang, saraf, dan pembuluh darah dalam jaringan parut. Ini
disebabkan oleh edema atau perdarahan yang menekan otot, saraf, dan pembuluh
darah. Selain itu karena tekanan dari luar seperti gips dan pembebatan yang terlalu
kuat.
13) Fat Embolism Syndrom.
Fat Embolism Syndrom (FES) adalah komplikasi serius yang sering terjadi
pada kasus fraktur tulang panjang. FES terjadi karena sel-sel lemak yang
dihasilkan bone marrow kuning masuk ke aliran darah dan menyebabkan tingkat
oksigen dalam darah rendah yang ditandai dengan gangguan pernafasan,
tachykardi, hypertensi, tachypnea, demam.
14) Delayed Union
Delayed Union merupakan kegagalan fraktur berkonsolidasi (patah tulang
tidak nyambung kembali) sesuai dengan waktu yang dibutuhkan tulang untuk
menyambung. Ini disebabkan karena penurunan suplai darah ke tulang.
15) Nonunion
Nonunion merupakan kegagalan fraktur berkonsolidasi dan memproduksi
sambungan yang lengkap, kuat, dan stabil setelah 6-9 bulan. Nonunion ditandai
dengan adanya pergerakan yang berlebih pada sisi fraktur yang membentuk sendi
palsu atau pseudoarthrosis. Ini juga disebabkan karena aliran darah yang kurang.
16) Malunion
Malunion merupakan penyembuhan tulang namun posisi anatominya tidak
tepat/ tidak normal, misalnya tulangnya sembuh tapi bengkok. Malunion dapat
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain interposisi jaringan lunak, fraktur
communited, fraktur tulang dengan vaskulerisasi kurang baik, reposisi kurang baik,
immobilisasi yang salah dan infeksi.
17) Luka akibat tekanan
Luka ini biasanya timbul pada fase immobilisasi (suatu keadaan tidak dapat
bergerak ) karena pasien tidur dengan posisi menetap dalam jangka waktu yang
lama.
18) Kaku sendi
Hal ini terjadi apabila sendi – sendi disekitar fraktur tidak/kurang digerakkan
sehingga terjadi perubahan synovial sendi, penyusutan kapsul, inextensibility otot,
pengendapan callus dipermukaan sendi dan timbulnya jaringan fibrous pada
ligamen
XI. KESIMPULAN
http://serbabeladiri.blogspot.co.id/2013/04/komplikasi-akibat-patah-tulang.html
http://www.sridianti.com/pengertian-dan-penanganan-patah-tulang-fraktur.html
http://www.idmedis.com/2015/09/pengertian-fraktur-atau-patah-tulang-dan
Dislokasi-cara-pembidaian.html
http://www.spesialis.info/?penyebab-patah-tulang-%28fraktur%29,1242
http://kodokspeed.blogspot.co.id/2012/05/satuan-acara-penyuluhan-patah-
tulang.html