1. Mengapa Pancasila tidak bisa dipisahkan dengan sejarah perjuangan bangsa Indonesia?
Jelaskan dan argumentasi?
Karna pancasila memiliki nilai-nilai ideologi terbentuknya kemerdekaan indonesia
pada saat ini, banyak arti dan makna dalam pancasila yang terjadi pada masa
penjajahan dulu contohnya sila pertama "ketuhan yang maha Esa" dalam perjuangan
pada masa itu rakyat indonesia selalu berdoa dan meminta pertolongan dari yang
maha kuasa, selain sila tersebut, sila-sila yang lain juga mencerminkan perjuangan
rakyat pada masa itu, dari keadilan setiap warga negara, persatuan setiap bangsa,
kerakyatan yang dikontrol oleh pemerintah, keadilan sosial bagi rakyat mampu,
maupun kurang mampu. dan hal-hal inilah yang membangun persatuan dan kesatuan
indonesia sehingga bisa merdeka sampai hari ini.
3. Jelaskan asal-usul dan proses perumusan dan pengesahan Pancasila sebagai dasar
negara?
Menjelang tahun 1945 Jepang mengalami kekalahan di Asia Timur Raya, banyak
cara yang digunakan jepang untuk menarik simpati khususnya kepada bangsa
Indonesia, salah satunya adalah janji Jepang untuk memberi kemerdekaan bagi
bangsa Indonesia yang diucapkan oleh Perdana Menteri Kaiso pada tanggal 7
September 1944. Jepang meyakinkan bangsa Indonesia tentang kemerdekaan yang
dijanjikan dengan membentuk Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Badan itu dalam bahasa Jepang disebut
Dokuritsu Junbi Cosakai. Jenderal Kumakichi Harada, Komandan Pasukan Jepang
untuk Jawa pada tanggal 1 Maret 1945 mengumumkan pembentukan BPUPKI. Pada
tanggal 28 April 1945 diumumkan pengangkatan anggota BPUPKI. Upacara
peresmiannya dilaksanakan di Gedung Cuo Sangi In di Pejambon Jakarta. Ketua
BPUPKI yang ditunjuk Jepang adalah dr. Rajiman Wedyodiningrat, wakilnya
adalah Icibangase (Jepang). Setelah terbentuk BPUPKI segera mengadakan
persidangan. Masa persidangan pertama BPUPKI dimulai pada tanggal 29 Mei 1945
sampai dengan 1 Juni 1945. Pada masa persidangan ini, BPUPKI membahas
rumusan dasar negara untuk Indonesia merdeka. Pada persidangan dikemukakan
berbagai pendapat tentang dasar negara yang akan dipakai Indonesia merdeka.
Pendapat tersebut disampaikan oleh Mr. Mohammad Yamin, Mr. Supomo, dan Ir.
Sukarno.
a) Mr. Mohammad Yamin
Mr. Mohammad Yamin menyatakan pemikirannya tentang dasar negara
Indonesia merdeka dihadapan sidang BPUPKI pada tanggal 29 Mei 1945.
Pemikirannya diberi judul ”Asas dan Dasar Negara Kebangsaan Republik
Indonesia”. Mr. Mohammad Yamin mengusulkan dasar negara Indonesia
merdeka yang intinya sebagai berikut: peri kebangsaan, peri kemanusiaan, peri
ketuhanan, peri kerakyatan, kesejahteraan rakyat.
b) Mr. Supomo
Mr. Supomo mendapat giliran mengemukakan pemikirannya di hadapan sidang
BPUPKI pada tanggal 31 Mei 1945. Pemikirannya berupa penjelasan tentang
masalah-masalah yang berhubungan dengan dasar negara Indonesia merdeka.
Negara yang akan dibentuk hendaklah negara integralistik yang berdasarkan
pada hal-hal berikut ini : persatuan, kekeluargaan, keseimbangan lahir dan batin,
musyawarah, keadilan sosial.
c) Ir. Sukarno
Pada tanggal 1 Juni 1945 Ir. Sukarno mendapat kesempatan untuk
mengemukakan dasar negara Indonesia merdeka. Pemikirannya terdiri atas lima
asas berikut ini : kebangsaan Indonesia, internasionalisme atau perikemanusiaan,
mufakat atau demokrasi, kesejahteraan sosial, Ketuhanan Yang Maha Esa.
Kelima asas tersebut diberinya nama Pancasila.
Masa persidangan pertama BPUPKI berakhir, tetapi rumusan dasar negara untuk
Indonesia merdeka belum terbentuk. Padahal, BPUPKI akan reses (istirahat) satu
bulan penuh. Untuk itu, BPUPKI membentuk panitia perumus dasar negara yang
beranggotakan sembilan orang sehingga disebut Panitia Sembilan. Tugas Panitia
Sembilan adalah menampung berbagai aspirasi tentang pembentukan dasar
negara Indonesia merdeka. Panitia Sembilan bekerja cerdas sehingga pada
tanggal 22 Juni 1945 berhasil merumuskan dasar negara untuk Indonesia
merdeka. Rumusan itu oleh Mr. Moh. Yamin diberi nama Piagam Jakarta atau
Jakarta Charter. Pada tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan Jepang.
Untuk menindaklanjuti hasil kerja BPUPKI, Jepang membentuk Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Lembaga tersebut dalam bahasa
Jepang disebut Dokuritsu Junbi Iinkai. PPKI dipimpin oleh Ir. Sukarno,
wakilnya Drs. Moh. Hatta. Pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengadakan
sidangnya yang pertama. Pada sidang ini PPKI membahas konstitusi negara
Indonesia, Presiden dan Wakil Presiden Indonesia, serta lembaga yang
membantu tugas Presiden Indonesia. PPKI membahas konstitusi negara
Indonesia dengan menggunakan naskah Piagam Jakarta yang telah disahkan
BPUPKI. Namun, sebelum sidang dimulai, Bung Hatta dan beberapa tokoh
Islam mengadakan pembahasan sendiri untuk mencari penyelesaian masalah
kalimat ”... dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya” pada kalimat ”Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat
Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Tokoh-tokoh Islam yang membahas adalah
Ki Bagus Hadikusumo, Kasman Singodimejo, K.H. Abdul Wachid Hasyim, dan
Teuku Moh. Hassan. Mereka perlu membahas hal tersebut karena pesan dari
pemeluk agama lain dan terutama tokoh-tokoh dari Indonesia bagian timur yang
merasa keberatan dengan kalimat tersebut. Mereka mengancam akan mendirikan
negara sendiri apabila kalimat tersebut tidak diubah. Dalam waktu yang tidak
terlalu lama, dicapai kesepakatan untuk menghilangkan kalimat ”... dengan
kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Hal ini
dilakukan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Kita harus
menghargai nilai juang para tokoh-tokoh yang sepakat menghilangkan kalimat
”.... dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.”
Para tokoh PPKI berjiwa besar dan memiliki rasa nasionalisme yang tinggi.
Mereka juga mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan
pribadi dan golongan. Dengan merdekanya Indonesia pada 17 Agustus 1945,
PPKI berhasil merumuskan dan mengesahkan dasar negara Indonesia yang
tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 pada 18 Agustus 1945, bunyinya:
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan
Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaran/perwakilan, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.
3. Apakah Pancasila sebagai Dasar Negara RI, sudah diimplementasikan dalam kehidupan
organisasi dari pusat sampai daerah, beri argumentasi?
Dasar kehidupan bersama di Indonesia adalah Pancasila. Pancasila digunakan oleh
masyarakat Indonesia sebagai landasan dalam berkehidupan berbangsa dan
bernegara. Masyarakat Indonesia sadar bahwa Pancasila itu sangat penting. Mereka
mengimplementasikan Pancasila ke dalam kehidupan sehari-hari.
Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam kehidupan sekarang, setiap
masyarakat Indonesia dijamin kebebasan dalam menjalani kepercayaannya
masing-masing. Masyarakat kini dapat menjalani kepercayaannya dengan tenang
tanpa gangguan intoleransi. Di sila ini, masyarakat juga diminta agar tidak
menistakan agama lain dan harus menjunjung tinggi kerukunan umat beragama
antara satu dengan yang lain.
Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Di sila ini, semua warga negara
Indonesia memiliki hak yang setara dalam pemenuhan kesejahteraan. Selain itu,
juga kesetaraan dalam kehidupan yang layak, hak politik, hukum, dan semua hal
yang telah diatur di undang-undang tanpa melihat suku dan ras warga negara
Indonesia tersebut.
Sila ketiga, Persatuan Indonesia. Di sila ketiga ini, semua warga negara Indonesia
tidak boleh melakukan aksi-aksi yang dapat merenggangkan persatuan dan
kesatuan negara kita, seperti melakukan tindakan terorisme, intoleransi, gerakan
separatisme, dan hal-hal yang serupa. Sebagai warga negara Indonesia yang baik,
kita harus tetap menjaga keutuhan negara kita. Kita harus menghindari tindakan-
tindakan yang dapat memecah belah negara kita.
Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan. Dapat dilihat, bahwa banyak sekali kasus ataupun
masalah yang terjadi di negara kita yang menunjukkan penurunan sila keempat
ini. Contohnya banyaknya kasus sengketa Pilkada yang harus berakhir di MK.
Hal ini semakin parah karena masyarakat disuguhkan oleh matinya sikap dalam
menghormati pendapat orang lain. Demokrasi dan rasa legowo di hati para pihak
yang kalah seolah-olah sudah mati sejak lama. Sebagai warga negara yang baik,
kita harus menghormati segala keputusan yang telah dirundingkan bersama.
Meskipun kalah, kita harus lapang dada dalam menerima apapun hasilnya.
Sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Di sila kelima ini,
dapat dilihat bahwa tujuannya adalah agar seluruh warga negara Indonesia
mendapat kesejahteraan dan keadilan yang merata. Seluruh rakyat Indonesia
berhak mendapatkan penghidupan yang layak, penghormatan terhadap Hak Asasi
Manusia, perlindungan keamanan dan hukum yang seutuhnya, dan semua hal
yang berkaitan dengan kesejahteraan warga negara.
Meskipun banyak orang maupun pihak yang ingin memecah belah negara kita
dengan menganggu nilai-nilai Pancasila, kita tidak boleh goyah. Kita harus
berpegang teguh pada Pancasila yang menyatukan Indonesia yang sangat luas ini.
Nilai-nilai Pancasila merupakan hasil kerja keras para leluhur kita yang ingin
Indonesia dapat hidup dengan damai dan tenteram. Kita sebagai anak muda, harus
bisa selalu menjaga keutuhan nilai-nilai Pancasila agar tidak pudar karena
budaya-budaya luar yang masuk ke Indonesia. Apalagi sekarang ancaman bisa
datang dari mana saja. Bisa saja dari internet, paham tidak benar, dan lain-lain.
Implementasi Pancasila sangat penting bagi kehidupan sehari-hari. Bila kita tidak
menerapkan Pancasila sebagai landasan dalam berkehidupan bersama, maka
dapat menimbulkan berbagai masalah yang dapat merugikan diri sendiri maupun
oleh orang lain. Oleh karena itu, kita tidak boleh lupa untuk selalu melandaskan
Pancasila dan tetap menjaga keutuhan nilai dari Pancasila itu sendiri.