Anda di halaman 1dari 10

TUGAS 1 PENDIDIKAN PANCASILA

 PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA

1. Mengapa Pancasila tidak bisa dipisahkan dengan sejarah perjuangan bangsa Indonesia?
Jelaskan dan argumentasi?
 Karna pancasila memiliki nilai-nilai ideologi terbentuknya kemerdekaan indonesia
pada saat ini, banyak arti dan makna dalam pancasila yang terjadi pada masa
penjajahan dulu contohnya sila pertama "ketuhan yang maha Esa" dalam perjuangan
pada masa itu rakyat indonesia selalu berdoa dan meminta pertolongan dari yang
maha kuasa, selain sila tersebut, sila-sila yang lain juga mencerminkan perjuangan
rakyat pada masa itu, dari keadilan setiap warga negara, persatuan setiap bangsa,
kerakyatan yang dikontrol oleh pemerintah, keadilan sosial bagi rakyat mampu,
maupun kurang mampu. dan hal-hal inilah yang membangun persatuan dan kesatuan
indonesia sehingga bisa merdeka sampai hari ini.

2. Jelaskan hubungan Kerajaan Kutai Kertanegara, Sriwijaya, Majapahit dengan


Pancasila?
 Karena dalam kerajaan-kerajaan tersebut terkandung nilai-nilai pancasila sehingga
pancasila dan kerajaaan-kerajaan tersebut memiliki hubungan yang sangat erat, nilai-
nilai pancasila yang terdapat dikerajaa-kerajaan tersebut diantaranya yaitu :
a) Masa Kerajaan Kutai, Nilai Pancasila yang terkandung :
 Sila Pertama : Memeluk agama Hindu
 Sila Ketiga : Wilayah kekuasaannya meliputi hampir seluruh kawasan
Kalimantan Timur
 Sila Keempat : Rakyat pada masa kerajaan Kutai hidup sejahtera dan makmur
b) Masa Kerajaan Sriwijaya, Nilai Pancasila yang terkandung :
 Sila pertama : Agama Budha dan Hindu hidup berdampingan secara damai
pada masa Kerajaan Sriwijaya.
 Sila kedua : Terjalinnya hubungan antara Sriwijaya dengan India (Dinasti
Marsha). Pengiriman para pemuda untuk belajar ke India menunjukan telah
tumbuh nilai-nilai politik luar negeri yang bebas aktif.
 Sila ketiga : Sebagai Negara Maritim, Kerajaan Sriwijaya telah menerapkan
konsep Negara kepulauan sesuai dengan konsep wawasan nusantara.
 Sila keempat : Tercermin dalam cita-cita Kesejahteraan bersama Kerajaan
Sriwijaya sebagaimana tersebut dalam perkataan “Marvuai Vannua Criwijaya
Siddhayatra Subhika” (suatu cita-cita negara yang adil dan makmur).
 Sila kelima : Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat pelayanan dan perdagangan
sehingga kehidupan rakyatnya sangat makmur.
c) Masa Kerajaan Majapahit, Nilai Pancasila yang terkandung :
 Sila pertama : Terbukti, agama Hindu dan Budha hidup berdampingan secara
damai. Istilah Pancasila terdapat dalam bukuNegarakertagama karangan Empu
Prapanca dan Empu Tantular mengarang buku Sutasoma yang terdapat Sloka
persatuan nasional yang berbunyi”Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma
Mangrua” yang artinya, walaupun berbeda-beda namun tetap satu jua dan
tidak ada agama yang memiliki tujuan berbeda.
 Sila kedua : Terwujud pada hubungan baik Raja Hayam Wuruk dengan
Kerajaan Tiongkok, Ayoda, Champa, dan Kamboja. Disamping itu juga
menjalin persahabatan dengan Negara-negara tetangga.
 Sila ketiga : Terwujud dengan keutuhan kerajaan. Khususnya dalam Sumpah
Palapa yang diucapkan oleh Mahapatih Gajah Mada dalam sidang Ratu dan
Menteri-menteri pada tahun 1331.
 Sila keempat : Terdapat semacam penasehat dalam tata pemerintahan
Majapahit yang menunjukan nilai-nilai musyawarah mufakat. Menurut
Prasasti Kerajaan Brambang (1329), dalam tata Pemerintahan Kerajaan
Majapahit terdapat semacam penasehat kerajaan. Seperti, Rakryan I Hino, I
Sirikan dan I Halu yang berarti memberikan nasehat kepada Raja. Kerukunan
dan gotong royong dalam kehidupan masyarakat telah menumbuhkan adat
bermusyawarah untuk mufakat dalam memutuskan masalah bersama.
 Sila kelima : Terwujud dengan berdirinya kerajaan selama beberapa abad yang
ditopang dengan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya.

3. Jelaskan asal-usul dan proses perumusan dan pengesahan Pancasila sebagai dasar
negara?
 Menjelang tahun 1945 Jepang mengalami kekalahan di Asia Timur Raya, banyak
cara yang digunakan jepang untuk menarik simpati khususnya kepada bangsa
Indonesia, salah satunya adalah janji Jepang untuk memberi kemerdekaan bagi
bangsa Indonesia yang diucapkan oleh Perdana Menteri Kaiso pada tanggal 7
September 1944. Jepang meyakinkan bangsa Indonesia tentang kemerdekaan yang
dijanjikan dengan membentuk Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Badan itu dalam bahasa Jepang disebut
Dokuritsu Junbi Cosakai. Jenderal Kumakichi Harada, Komandan Pasukan Jepang
untuk Jawa pada tanggal 1 Maret 1945 mengumumkan pembentukan BPUPKI. Pada
tanggal 28 April 1945 diumumkan pengangkatan anggota BPUPKI. Upacara
peresmiannya dilaksanakan di Gedung Cuo Sangi In di Pejambon Jakarta. Ketua
BPUPKI yang ditunjuk Jepang adalah dr. Rajiman Wedyodiningrat, wakilnya
adalah Icibangase (Jepang). Setelah terbentuk BPUPKI segera mengadakan
persidangan. Masa persidangan pertama BPUPKI dimulai pada tanggal 29 Mei 1945
sampai dengan 1 Juni 1945. Pada masa persidangan ini, BPUPKI membahas
rumusan dasar negara untuk Indonesia merdeka. Pada persidangan dikemukakan
berbagai pendapat tentang dasar negara yang akan dipakai Indonesia merdeka.
Pendapat tersebut disampaikan oleh Mr. Mohammad Yamin, Mr. Supomo, dan Ir.
Sukarno.
a) Mr. Mohammad Yamin
Mr. Mohammad Yamin menyatakan pemikirannya tentang dasar negara
Indonesia merdeka dihadapan sidang BPUPKI pada tanggal 29 Mei 1945.
Pemikirannya diberi judul ”Asas dan Dasar Negara Kebangsaan Republik
Indonesia”. Mr. Mohammad Yamin mengusulkan dasar negara Indonesia
merdeka yang intinya sebagai berikut: peri kebangsaan, peri kemanusiaan, peri
ketuhanan, peri kerakyatan, kesejahteraan rakyat.
b) Mr. Supomo
Mr. Supomo mendapat giliran mengemukakan pemikirannya di hadapan sidang
BPUPKI pada tanggal 31 Mei 1945. Pemikirannya berupa penjelasan tentang
masalah-masalah yang berhubungan dengan dasar negara Indonesia merdeka.
Negara yang akan dibentuk hendaklah negara integralistik yang berdasarkan
pada hal-hal berikut ini : persatuan, kekeluargaan, keseimbangan lahir dan batin,
musyawarah, keadilan sosial.
c) Ir. Sukarno
Pada tanggal 1 Juni 1945 Ir. Sukarno mendapat kesempatan untuk
mengemukakan dasar negara Indonesia merdeka. Pemikirannya terdiri atas lima
asas berikut ini : kebangsaan Indonesia, internasionalisme atau perikemanusiaan,
mufakat atau demokrasi, kesejahteraan sosial, Ketuhanan Yang Maha Esa.
Kelima asas tersebut diberinya nama Pancasila.
Masa persidangan pertama BPUPKI berakhir, tetapi rumusan dasar negara untuk
Indonesia merdeka belum terbentuk. Padahal, BPUPKI akan reses (istirahat) satu
bulan penuh. Untuk itu, BPUPKI membentuk panitia perumus dasar negara yang
beranggotakan sembilan orang sehingga disebut Panitia Sembilan. Tugas Panitia
Sembilan adalah menampung berbagai aspirasi tentang pembentukan dasar
negara Indonesia merdeka. Panitia Sembilan bekerja cerdas sehingga pada
tanggal 22 Juni 1945 berhasil merumuskan dasar negara untuk Indonesia
merdeka. Rumusan itu oleh Mr. Moh. Yamin diberi nama Piagam Jakarta atau
Jakarta Charter. Pada tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan Jepang.
Untuk menindaklanjuti hasil kerja BPUPKI, Jepang membentuk Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Lembaga tersebut dalam bahasa
Jepang disebut Dokuritsu Junbi Iinkai. PPKI dipimpin oleh Ir. Sukarno,
wakilnya Drs. Moh. Hatta. Pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengadakan
sidangnya yang pertama. Pada sidang ini PPKI membahas konstitusi negara
Indonesia, Presiden dan Wakil Presiden Indonesia, serta lembaga yang
membantu tugas Presiden Indonesia. PPKI membahas konstitusi negara
Indonesia dengan menggunakan naskah Piagam Jakarta yang telah disahkan
BPUPKI. Namun, sebelum sidang dimulai, Bung Hatta dan beberapa tokoh
Islam mengadakan pembahasan sendiri untuk mencari penyelesaian masalah
kalimat ”... dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya” pada kalimat ”Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat
Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Tokoh-tokoh Islam yang membahas adalah
Ki Bagus Hadikusumo, Kasman Singodimejo, K.H. Abdul Wachid Hasyim, dan
Teuku Moh. Hassan. Mereka perlu membahas hal tersebut karena pesan dari
pemeluk agama lain dan terutama tokoh-tokoh dari Indonesia bagian timur yang
merasa keberatan dengan kalimat tersebut. Mereka mengancam akan mendirikan
negara sendiri apabila kalimat tersebut tidak diubah. Dalam waktu yang tidak
terlalu lama, dicapai kesepakatan untuk menghilangkan kalimat ”... dengan
kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Hal ini
dilakukan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Kita harus
menghargai nilai juang para tokoh-tokoh yang sepakat menghilangkan kalimat
”.... dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.”
Para tokoh PPKI berjiwa besar dan memiliki rasa nasionalisme yang tinggi.
Mereka juga mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan
pribadi dan golongan. Dengan merdekanya Indonesia pada 17 Agustus 1945,
PPKI berhasil merumuskan dan mengesahkan dasar negara Indonesia yang
tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 pada 18 Agustus 1945, bunyinya:
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan
Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaran/perwakilan, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.

4. Benarkah lahirnya Pancasila 1 juni 1945 atau 18 agustus 1945,buat analisaa,


argumentasi?
 Hari lahir Pancasila sebagai dasar negara adalah tanggal 18 Agustus 1945, bukan 1
Juni 1945 seperti yang ditetapkan sebagai Hari Lahir Pancasila saat ini. Kalau kita
melihat Pancasila sebagai dasar negara, maka ia resmi lahir ketika PPKI (Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia) mengesahkan konstitusi negara, yakni UUD
1945 pada 18 Agustus 1945. Dan didalam Pembukaan-nya, tercantum Pancasila,
memang pertama kali dilontarkan Presiden Soekarno pada 1 Juni 1945 dalam sidang
BPUPKI. Namun, menurut saya, Pancasila secara utuh sebagai dasar negara baru
lahir pada 18 Agustus 1945. Pancasila lahir melalui berbagai dinamika dan hasil
pemikiran tokoh-tokoh bangsa lainnya. Sebagai bukti, sebelum pengesahan UUD
1945 pada 18 Agustus 1945, sudah dirumuskan Piagam Jakarta pada 22 Juni 1945
yang isinya hampir sama dengan Pancasila yang ada saat ini. Hanya saja, sila
pertama berbunyi Ketuhanan, dengan menjalankan syari'at Islam bagi pemeluk-
pemeluknya. Karena ada keberatan dari saudara kita di bagian timur, maka Moh.
Hatta mengusulkan agar sila itu diganti menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa. Ini
bukti bahwa ada dinamika, dan Pancasila adalah hasil rembuk pemikiran tokoh-
tokoh bangsa. Bukan hanya satu orang saja. Dengan penetapan Hari Lahir Pancasila
pada 1 Juni, menurut saya, hal ini mendiskreditkan peran tokoh-tokoh bangsa
lainnya yang juga bersumbangsih melahirkan Pancasila. “Kita tidak bisa menafikkan
jika peran Soekarno sangat besar, namun Pancasila adalah hasil gotong-royong
bersama tokoh bangsa lainnya. Istilah saya, Pancasila itu sinkretisme pikiran para
pendiri bangsa”. Peringatan Hari Lahir Pancasila pernah menjadi polemik di masa
pemerintahan Presiden Soeharto. Pada tahun 1970, pemerintah Orde Baru melalui
Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib) melarang peringatan 1
Juni sebagai Hari Lahir Pancasila. Kata Pancasila memang pertama kali diucapkan
Bung Karno pada 1 Juni 1945 di hadapan sidang BPUPKI. Ketika itu, rumusan
silanya belum seperti yang berlaku sekarang. Bung Karno menawarkan lima sila
yang terdiri dari Kebangsaan Indonesia, Internasionalisme atau Perikemanusiaan,
Mufakat atau Demokrasi, Kesejahteraan Sosial, dan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Setelah delapan tahun dilarang, tanggal 1 Juni kembali boleh diperingati sebagai
Hari Lahir Pancasila.

 PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

1. Jelaskan makna bahwa pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia?


 Dalam pidato 1 Juni 1945, presiden Soekarno menyebut dasar negara dengan
menggunakan bahasa belanda, philosophis grond bagi Indonesia Merdeka. Presiden
Soekarno juga menyebut dasar negara kita adalah Pancasila dan UUD 1945 sebagai
sumber dari segala sumber hukum di Indonesia. Pancasila sebagai dasar negara
Indonesia sesuai dengan jiwa, bangsa Indonesia sebagaimana yang dikatakan
Presiden Soekarno bahwa dalam negara Indonesia merdeka itu “harus dapat
meletakkan negara itu atas suatu meja statis (tidak berubah keadaanya) yang dapat
mempersatukan segenap elemen di dalam bangsa itu, tetapi juga harus mempunyai
tuntunan dinamis kearah mana kita gerakkan rakyat, bangsa dan negara ini”. Makna
Pancasila sebagai dasar negara adalah bahwa Pancasila merupakan landasan, acuan,
panduan juga pedoman resmi dalam menyelenggarakan kehidupan berbangsa dan
bernegara. Dalam pengertian ini, Pancasila diposisikan sebagai sumber dari segala
sumber hukum, sumber nilai, sumber moral dan lain sebagainya.

2. Jelaskan tata urutan perundangan di Indonesia?


 Berdasarkan UU No. 12 Tahun 2011, maka jenis dan hierarki Peraturan Perundang-
undangan sesuai urutan dari yang tertinggi adalah :

a. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945)


UUD 1945 adalah hukum dasar dalam Peraturan Perundang-undangan. UUD
1945 merupakan peraturan tertinggi dalam tata urutan Peraturan Perundang-
undangan nasional.
b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (Tap MPR)
Ketetapan MPR adalah putusan MPR yang ditetapkan dalam sidang MPR
meliputi Ketetapan MPR Sementara dan Ketetapan MPR yang masih berlaku.
Sebagaimana dalam Pasal 2 dan Pasal 4 Ketetapan MPR RI Nomor I/MPR/2003
tentang Peninjauan Terhadap Materi dan Status Hukum Ketetapan MPR
Sementara dan MPR 1960 sampai 2002 pada 7 Agustus 2003. Berdasarkan
sifatnya, putusan MPR terdiri dari dua macam yaitu Ketetapan dan Keputusan.
Ketetapan MPR adalah putusan MPR yang mengikat baik ke dalam atau keluar
majelis. Keputusan adalah putusan MPR yang mengikat ke dalam majelis saja.
c. UU atau Perppu UU
Adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR) dengan persetujuan bersama Presiden. Perppu adalah Peraturan
Perundang-undangan yang ditetapkan oleh Presiden dalam hal ihwal kegentingan
yang memaksa. Mekanisme UU atau Perppu adalah sebagai berikut :
 Perppu diajukan ke DPR dalam persidangan berikut.
 DPR dapat menerima atau menolak Perppu tanpa
melakukan perubahan.
 Bila disetujui oleh DPR, Perppu ditetapkan menjadi
UU.
 Bila ditolak oleh DPR, Perppu harus dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
d. Peraturan Pemerintah (PP)
PP adalah Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan oleh Presiden untuk
menjalankan UU sebagaimana mestinya. PP berfungsi untuk menjalankan
perintah Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi atau dalam
menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan.
e. Peraturan Presiden (Perpres)
Perpres adalah Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan oleh Presiden
untuk menjalankan perintah Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi
atau dalam menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan.

f. Peraturan Daerah (Perda) Provinsi


Perda Provinsi adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi dengan persetujuan bersama
Gubernur.
g. Peraturan Kabupaten atau Kota
Perda Kabupaten atau Kota adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk
oleh DPRD Kabupaten atau Kota dengan persetujuan bersama Bupati atau
Walikota.

3. Apakah Pancasila sebagai Dasar Negara RI, sudah diimplementasikan dalam kehidupan
organisasi dari pusat sampai daerah, beri argumentasi?
 Dasar kehidupan bersama di Indonesia adalah Pancasila. Pancasila digunakan oleh
masyarakat Indonesia sebagai landasan dalam berkehidupan berbangsa dan
bernegara. Masyarakat Indonesia sadar bahwa Pancasila itu sangat penting. Mereka
mengimplementasikan Pancasila ke dalam kehidupan sehari-hari.
 Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam kehidupan sekarang, setiap
masyarakat Indonesia dijamin kebebasan dalam menjalani kepercayaannya
masing-masing. Masyarakat kini dapat menjalani kepercayaannya dengan tenang
tanpa gangguan intoleransi. Di sila ini, masyarakat juga diminta agar tidak
menistakan agama lain dan harus menjunjung tinggi kerukunan umat beragama
antara satu dengan yang lain.
 Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Di sila ini, semua warga negara
Indonesia memiliki hak yang setara dalam pemenuhan kesejahteraan. Selain itu,
juga kesetaraan dalam kehidupan yang layak, hak politik, hukum, dan semua hal
yang telah diatur di undang-undang tanpa melihat suku dan ras warga negara
Indonesia tersebut.
 Sila ketiga, Persatuan Indonesia. Di sila ketiga ini, semua warga negara Indonesia
tidak boleh melakukan aksi-aksi yang dapat merenggangkan persatuan dan
kesatuan negara kita, seperti melakukan tindakan terorisme, intoleransi, gerakan
separatisme, dan hal-hal yang serupa. Sebagai warga negara Indonesia yang baik,
kita harus tetap menjaga keutuhan negara kita. Kita harus menghindari tindakan-
tindakan yang dapat memecah belah negara kita.
 Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan. Dapat dilihat, bahwa banyak sekali kasus ataupun
masalah yang terjadi di negara kita yang menunjukkan penurunan sila keempat
ini. Contohnya banyaknya kasus sengketa Pilkada yang harus berakhir di MK.
Hal ini semakin parah karena masyarakat disuguhkan oleh matinya sikap dalam
menghormati pendapat orang lain. Demokrasi dan rasa legowo di hati para pihak
yang kalah seolah-olah sudah mati sejak lama. Sebagai warga negara yang baik,
kita harus menghormati segala keputusan yang telah dirundingkan bersama. 
Meskipun kalah, kita harus lapang dada dalam menerima apapun hasilnya.
 Sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Di sila kelima ini,
dapat dilihat bahwa tujuannya adalah agar seluruh warga negara Indonesia
mendapat kesejahteraan dan keadilan yang merata. Seluruh rakyat Indonesia
berhak mendapatkan penghidupan yang layak, penghormatan terhadap Hak Asasi
Manusia, perlindungan keamanan dan hukum yang seutuhnya, dan semua hal
yang berkaitan dengan kesejahteraan warga negara.
Meskipun banyak orang maupun pihak yang ingin memecah belah negara kita
dengan menganggu nilai-nilai Pancasila, kita tidak boleh goyah. Kita harus
berpegang teguh pada Pancasila yang menyatukan Indonesia yang sangat luas ini.
Nilai-nilai Pancasila merupakan hasil kerja keras para leluhur kita yang ingin
Indonesia dapat hidup dengan damai dan tenteram. Kita sebagai anak muda, harus
bisa selalu menjaga keutuhan nilai-nilai Pancasila agar tidak pudar karena
budaya-budaya luar yang masuk ke Indonesia. Apalagi sekarang ancaman bisa
datang dari mana saja. Bisa saja dari internet, paham tidak benar, dan lain-lain.
Implementasi Pancasila sangat penting bagi kehidupan sehari-hari. Bila kita tidak
menerapkan Pancasila sebagai landasan dalam berkehidupan bersama, maka
dapat menimbulkan berbagai masalah yang dapat merugikan diri sendiri maupun
oleh orang lain. Oleh karena itu, kita tidak boleh lupa untuk selalu melandaskan
Pancasila dan tetap menjaga keutuhan nilai dari Pancasila itu sendiri.

4. Jelaskan hubungan Pancasila dengan UUD 1945?


 Karena Pancasila merupakan dasar negara yang dijadikan landasan untuk berdirinya
negara Indonesia. Pancasila sebagai cerminan dari jiwa dan cita-cita hukum bangsa
Indonesia tersebut merupakan norma dasar dalam penyelenggaraan bernegara dan
menjadi sumber dari segala sumber hukum yang mengatur negara Republik
Indonesia termasuk seluruh unsur-unsurnya. Pancasila merupakan unsur pokok
dalam pembukaan UUD 1945. Unsur pokok ini kemudian dijabarkan dalam pasal-
pasal UUD 1945, keduanya memiliki hubungan yang saling berkaitan atau tidak
dapat dipisahkan. Dapat digambarkan jika Pancasila adalah rohnya, sedangkan UUD
1945 adalah raganya. sebagai norma hukum dasar dalam kehidupan bernegara dan
berbangsa. Pancasila merupakan dasar negara Indonesia, kedudukan pancasila
sebagai dasar negara bersifat kuat tetap dan tidak dapat diubah karena terdapat
dalam Pembukaan UUD 1945 pada alinea ke empat. Artinya setiap hal dalam
konteks penyelenggaraan negara harus sesuai dengan nilai Pancasila, termasuk
peraturan, perundang-undangan, pemerintahan, sistem demokrasi, dan lainnya. Maka
dapat disimpulkan jika hubungan antara Pancasila dengan Pembukaan UUD 1945
merupakan hubungan yang sifatnya formal. Artinya Pancasila dijadikan dasar dalam
penyelenggaraan negara, serta sebagai norma positif. Pancasila memiliki kedudukan
yang kuat dan tidak dapat diubah. Sedangkan Pembukaan UUD 1945 berkedudukan
sebagai hukum tertinggi. Selain itu, Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 juga
memiliki hubungan material. Artinya UUD 1945 merupakan kaidah hukum negara
Indonesia, yang mana seluruh unsur dan pokok kaidahnya bersumber dari Pancasila.

Anda mungkin juga menyukai