Anda di halaman 1dari 27

MISI ISLAM

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERDEKA MALANG
202
1
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL........................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
1. Islam Sebagai Rahmatan Lil’alamin
A. Pengertian Agama Islam………………………………………………3
B. Misi Islam……………………………………………………………...3
C. Pengertian Islam Sebagai Agama Rahmatan Lil’alamin…………….6
D. Perilaku Manusia Sebelum adanya Islam……………………………6
E. Sejarah Perkembangan Islam ………………………………………7
F. Islam untuk seluruh manusia (Rahmatan Lil’alamin) ……………….11
G. Konsep Rahmatan Lilalamin…………………………………………15

2. Maksud Utama Diturunkan Ajaran Islam


A. Tujuan Diturunkannya Ajaran Islam……………………………….18

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan……………………………………………………………..19
B. Saran……………………………………………………………………19
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………20

2
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang sempurna dan universal, ia berlaku sepanjang
waktu, kapanpun dan di manapun (al-Islâm shâlih li kul zamân wa al-makân),
Islam berlaku untuk semua orang dan untuk seluruh dunia. Dalam agama islam
terdapat ajaran-ajaran yang dapat mengantarkan manusia menuju kehidupan yang
lebih baik. Karena islam diturunkan bukan hanya sebagai pelengkap hidup
manusia saja tetapi juga mengemban beberapa misi untuk mengantarkan manusia
menuju kebahagiaan di dunia dan ahirat.
Islam adalah agama samawi ( langit ) yang diturunkan Allah SWT melalui
utusan-Nya, Muhammad SAW. Islam merupakan Agama yang menjadi Rahmat
bagi seluruh alam. Namun di jaman sekarang ini banyak orang-orang yang tidak
mengerti akan pengertian, Karakteristik, dan Misi Islam itu sendiri sehingga
banyak orang-orang yang mengatasnamkan Islam untuk kepentingan pribadi,
kelompok dan partai bahkan yang paling ekstrim adalah yang mengatas namakan
Islam sebagai kedok untuk melakukan aksi terorisme, sehingga Islam dianggap
sebagai Agama teroris.
Islam adalah suatu agama dunia, dengan demikian pada umumnya kita
dapat menemukan di sebagian besar tempat-tempat utama dandi antara
masyarakat yang ada di dunia. Islam merupakan suatu agama yang
disebarkan,muslim diperintahkan untuk membawa pesan Tuhan kepada semua
orang di muka bumi inidan untuk membuat kondisi dunia menjadi lebih baik,
tempat yang baik secara moral. Islam adalah jalan hidup yang benar, jalan yang
membawa keselamatan dunia dan akhirat danmerupakan jalan satu-satunya yang
harus ditempuh. Islam memiliki ciri-ciri robbaniyah yaitubahwa Islam bersumber
dari Allah, bukan hasil pemikiran manusia. Islam merupakan satukesatuan yang
padu yang terfokus pada ajaran tauhid, Allah berikan kepada manusia agamayang
sempurna. Islam mencakup seluruh aspek kehidupan, tak satu aspek pun terlepas
dariIslam karena ajaran yang bersifat integral (lengkap) dan Islam tidak terbatas
dalam waktutertentu tetapi berlaku untuk sepanjang masa dan di semua
tempat .Dalam Islam ditemui kaidah-kaidah umum yang mudah dipahami,
3
sederhana dan mudahdipraktekkan yang menjadi kemaslahatan umat manusia
karena sumber ajaran Islam adalahAl-Quran, Hadits, dan Ijtihad sehingga Islam
menjadi agama rahmatan lil’alamin.

B. Rumusan Masalah
A. Bagaimana Pengertian Agama Islam
B. Bagaimana Pengertian Misi Islam
C. Bagaimana Pengertian Islam Sebagai Agama Rahmatan Lil’alamin
D. Bagaimana Perilaku Manusia Sebelum adanya Islam
E. Bagaimana Sejarah Perkembangan Islam
F. Bagaimana Islam untuk seluruh manusia (Rahmatan Lil’alamin)
G. Bagaimana Konsep Rahmatan Lilalamin
C. Tujuan
Untuk menambah wawasan mahasiswa tentang islam sebagai rahmatan
lil’alamin.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Agama Islam


Islam merupakan ajaran agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah.
Maksudnya, agama Islam mengajarkan dan memuat aturan-aturan hidup yang bisa
menyelamatkan manusia dan mengantarkan manusia untuk bisa selamat di dunia
dan di akhirat. Kata ini tercantum dalam Al-Quran surat Al-A'raf ayat 46.
B. Pengertian Misi Islam
Misi Islam adalah untuk memakmurkan dan menciptakan kesejahteraan di
muka Bumi. Misi Islam ini sinambung dan berkelanjutan sejak risalah pertama
dari Nabi Adam AS hingga Nabi Muhammad SAW. Allah menginginkan agar
umat manusia makmur di muka bumi dengan nilai-nilai mulia. Berikut ini
penjabaran dari Misi Islam,
1.Tauhid/mengesakan Allah
Tauhid adalah dasar utama ajaran Islam, karena dari tauhid, seluruh uraian
dan ajaran agama bersumber. Tauhid sebagai pangkal utama menyatukan
keyakinan umat dan panduan seluruh tindakan dan perilaku umat. Tauhid berasal
dari kata wahhada-yuwahhidu-wahdan: mengesakan. Mengesakan tidak hanya
dengan lisan, namun dengan perbuatan. Contohnya: keyakinan akan Allah yang
Esa dan Maha Mengetahui akan memandu kita untuk selalu berperilaku baik dan
senantiasa “eling lan waspodo” (sadar akan Allah dan segala kekuasaanNya).
Kita perhatikan bahwa Nabi Muhammad SAW dalam sabda-Nya sering
sekali mengaitkan iman dengan perilaku. Misalnya praktik beriman kepada Allah
dan hari akhir dikaitkan dengan perilaku memuliakan tamu. Maknanya, iman dan
tauhid tidaklah sempurna jika belum dituangkan ke dalam perbuatan sehari-hari,
lebih-lebih kalau digunakan untuk kepentingan tertentu bukan sekadar madzhar /
formalisme belaka, namun harus substansi (substansi di atas bentuk).
Dalam keseharian, kita harus mengutamakan Allah di atas segalanya,
hatinya terikat dengan Allah. Jika Allah tidak diutamakan, maka berpotensi syirik
sikap (misal: menunda-nunda sholat tanpa alasan syar’i, sementara sigap jika

5
dipanggil atasan). Memurnikan tauhid dari perilaku syirik adalah sesuatu yang
sangat penting, karena kesyirikan hanya berdampak pada pengaburan akal.
Memang dalam Islam, dikenal kasyaf (keterkuakan rahasia Allah), namun itupun
hanya diberikan terbatas dan kepada orang-orang pilihan Allah. Itu pun hanya
sebagian kecil dari rahasia Allah dan sifatnya simpul dan tanda.
2. Menegakkan nilai-nilai ibadah yang bermuara pada pengabdian total
kepada Allah.
Nilai-nilai ibadah bukan semata nilai ketuhanan, namun juga nilai
kemanusiaan. Contohnya, ketika mengimami sholat, Nabi Muhammad SAW
selalu melihat keadaan makmumnya supaya panjang bacaannya disesuaikan (nilai
ibadah ke atas dalam sholat muncul bersamaan dengan nilai kemanusiaan, mau
memahami dan mengerti manusia). Jika ibadah manusia tidak memunculkan nilai
kemanusiaan, maka pemahaman ibadahnya masih jauh dari sempurna.
Malahan itu berpotensi adanya kejumawaan diri dalam beribadah.Pada
saat bersamaan, pengabdian total kepada Allah bermakna bahwa semua tindakan
lain yang sifatnya pengabdian adalah relatif dan harus diarahkan kepada
pengabdian kepada Allah (misalnya: patuh dan mengabdi kepada orang tua dan
pasangan harus dibatasi pada hal-hal yang dibolehkan Allah).
Totalitas beribadah kepada Allah harus diyakini akan selaras dengan
totalitas Allah kepada kita sebagai hambaNya, tentu dalam sudut pandang Allah
Yang Maha dan paling Mengetahui apa yang paling baik untuk hamba-Nya.
Totalitas beribadah juga harus memberi dampak positif bagi masyarakat.
Maka itu, Islam memandang ibadah baik yang bersifat kolektif dan
memberi dampak banyak itu lebih baik (tersirat dalam Al-Fatihah ayat 5, “Hanya
kepada Engkau kami menyembah, dan hanya kepada Engkau kami mohon
pertolongan.”. Redaksi yang digunakan adalah kami, yang mengisyaratkan
kolektivitas.

3. Mengimplementasikan nilai-nilai akhlaq sebagai tujuan utama diturunkan


risalah.

Nabi SAW bersabda  “Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk


menyempurnakan akhlaq.” Maka dari itu, iman dan ibadah itu harus membawa

6
kepada akhlaq yang mulia. Ibaratnya, iman dan ibadah ini sebagai jalan menuju
tujuan akhir kita, yaitu akhlaq. Bahkan, seluruh pujian Allah kepada Nabi
Muhammad SAW terkait dengan akhlaknya yang mulia, bukan soal ketekunan
beliau dalam beribadah ataupun perilaku lainnya

Oleh karenanya, sekali lagi, Islam mengutamakan substansi dan esensi,


bukan sekadar simbol dan formalisme ibadah. Jangan pernah menganggap orang
yang lebih lama di kantor dan tidak sering ke masjid itu bukan orang baik. Boleh
jadi di dalam kesehariannya di kantor rajin beribadah dan memancarkan akhlaq
mulia.
4. Memakmurkan Bumi melalui nilai-nilai tauhid, ibadah, dan akhlaq.
Misi ini diposisikan sebagai sarana menyalurkan nilai-nilai agama untuk
menjadikan manusia sebagai khalifah di muka Bumi. Untuk memakmurkan Bumi
ini, maka harus punya ilmu, baik itu ilmu agama maupun sains. Orang yang
berilmu, baik agamawan maupun ilmuwan, sama-sama dihargai Islam sebagai
ulama, asalkan memenuhi syarat keilmuan dan bertakwa kepada Allah.
Jangan mendikotomikan ilmu agama dan sains. Tanpa sains, kita tidak
bisa memakmurkan Bumi.Sains kita gunakan untuk mengikuti dan memahami
sunnatullah di alam raya ini, agar kita dapat memetik manfaat yang ada di alam
semesta ini, baik manfaat dunia maupun akhirat. Pada saat bersamaan, ada pula
ketetapan Allah (inayatullah). Maka itu, kita harus berusaha dengan ilmu yang
kita miliki dengan penghambaan sepenuhnya kepada Allah (lewat doa dan ibadah
lain). Benar bahwa Allah dengan ketetapanNya dapat membuat hal-hal yang di
luar nalar (misal: Nabi Musa membelah lautan, serta mukjizat lainnya kepada para
Nabi), namun itu insidental dan tidak terus menerus. Sisanya adalah berikhtiar
dengan ilmu (menuruti sunnatullah).

C. Pengertian Islam Sebagai Agama Rahmatan Lil’alamin


Dilansir dari isi kitab suci Alquran, kata Rahmatan lil Alamin sendiri dapat
kita jumpai dalam surat Al Anbiya ayat 107. Dalam ayat tersebut, rahmatan lil
alamin dapat diartikan sebagai rahmat bagi seluruh alam. Berikut bunyi ayat
tersebut beserta terjemahannya:

7
َ‫ك اِاَّل َرحْ َمةً لِّ ْل ٰعلَ ِم ْين‬
َ ‫َو َمٓا اَرْ َس ْل ٰن‬
Wa mā arsalnāka illā raḥmatal lil-'ālamīn
Artinya: “Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk
(menjadi) rahmat bagi seluruh alam.” (QS. Al Anbiya: 107).
Adapun makna dari sebutan rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil
alamin) tersebut ialah mencerminkan bahwa ajaran agama islam yang
didakwahkan oleh nabi Muhammad merupakan hal yang dapat membawa
kedamaian, tenenangan, dan keamanan bagi seluruh hal yang ada di alam semesta.
D. Perilaku Manusia Sebelum adanya Islam
Orang-orang Arab sebelum Islam masuk dikenal sebagai masyarakat
jahiliyah (berada dalam kebodohan karena menyembah berhala dan sombong).
Namun, di luar itu, ternyata orang-orang Arab masih memiliki sifat-sifat
mulia. Pernyataan ini disampaikan Dr Raghib as-Sarjani dalam Shifat al-Arab wa
Akhlaquhum.
Sifat-sifat ini, di antaranya, pertama kejujuran. Dahulu orang-orang Arab
enggan untuk berbohong. Dan sifat ini pula yang melekat kepada Rasulullah SAW
dan para sahabatnya Abu Bakar Ash shiddiq.
Kedua, murah hati. Masyarakat Arab terbiasa untuk menghormati tamu
dengan penyambutan dan makanan yang baik dan mereka biasa menyalakan api di
malam hari. Salah satu tokoh Arab yang dikenal karena kemurahan hatinya adalah
Hatim At-Thai.
Ketiga, adil. Meski perbudakan masih terjadi, masyarakat pada umumnya
tidak ada pengorbanan jika tidak bersalah. Mereka juga hidup bebas dan menolak
ketidakadilan.
Keempat, bertetangga dengan baik. Masyarakat Arab memegang teguh
untuk memenuhi hak-hak tetangga. Terutama, saling melindungi dan tolong
menolong di antara mereka. Dengan memenuhi hak tetangga maka sama seperti
menjaga kemuliaan.
Kelima, kesabaran. Kondisi kehidupan orang Arab di Jazirah Arab sangat
keras dan inilah yang memberi mereka kekuatan dan kesabaran untuk

8
menanggung berbagai kesulitan yang mungkin mereka hadapi, seperti kelaparan,
perjalanan jauh, dan lainnya.
Keeenam, keberanian. Keberanian adalah karakteristik naluriah di setiap
orang Arab, karena orang Arab memiliki kekuatan untuk mendorongnya
berperang tanpa rasa takut, dan untuk mendukung yang tertindas tanpa ragu-ragu.
Selain itu, kondisi kehidupan Badui mereka membantu mempersiapkan
diri untuk bahaya yang mungkin menimpa mereka. Mereka juga tidak akan
menyerang orang lain tanpa alasan.
Ketujuh, loyalitas. Selain jujur, masyarakat Arab juga terkenal loyal.
Orang Arab biasa menepati sumpah mereka, memuji yang setia, dan
mencemarkan nama baiknya, dan menolak berkhianat atau tidak menetapi janji.
E. Sejarah Perkembangan Islam
Islam memiliki sejarah yang panjang terutama di awali oleh lahirnya nabi
Muhammad SAW di tanah Arab. Islam memang diajarkan oleh nabi Muhammad
yang lahir dan tinggal di Arab akan tetapi islam tidak lahir dari daerah Arab. Islam
adalah agama yang dibawa sejak nabi Adam dan disempurnakan oleh Nabi
Muhammad SAW atau Rasulullah sebagai nabi terakhir atau rasul penutup. Untuk
mengetahui lebih lanjut tentang sejarah islam di Arab simak penjelasan berikut
ini.

1. Kondisi Arab Sebelum Kedatangan Islam


Negara Arab atau jazirah terletak di Asia barat dan dikelilngi oleh laut
Iraq, laut Merah dan Samudera Hindia di tiga sisi penjurunya. Masyarakat Arab
sebelum kedatangan islam dalam hal ini adalah islam yang disempurnakan nabi
Muhammad SAW dikenal sebagai masyarakat jahiliyah atau masyarakat yang
tinggal dalam kebodohan atau kegelapan. Sebenarnya islam atau ketauhidan sudah
ada di tengah masyarakat Arab sejak nabi Ibrahim dan Ismail yang mendirikan
ka’bah.
Lalu setelahnya kepercayaan itu mulai luntur dengan adanya ajaran sesat
menyembah berhala dari masyarakat Syam yang dibawa oleh Amir bin Lubai. Ia
mengatakan bahwa berhala tersebut adalah perantara Tuhan dengan makhluknya.
Awalnya ajaran tersebut hanya dilakukan oleh masyarakat Mekah yang bahkan

9
membuat ratuasan berhala dan meletakkannya sekeliling ka’bah. Sebagian
pendudukan Arab menganut nasrani, yahudi dan agama kepercayaan yang
menyembah berhala. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits berikut ini
“Patung-patung yang ada pada zaman Nabi Nuh AS merupakan patung-patung
yang disembah pula dikalangan bangsa Arab setelah itu. Adapun Wudd adalah
berhala yang disembah oleh suku Kaib di Daumatul Jandal. Suwa adalah
sesembahan Hudzail. Yaghuts sesembahan suku Murad, kemudian berpindah ke
Bani Gatifdi yang terletak di lereng bukit Saba.”
2. Tradisi Masyarakat Arab Sebelum Datangnya Islam
Adapun pada saat itu masyarakat Arab dikenal sebagai kaum yang sangat
mencintai kaumnya dan gemar berperang dengan suku lainnya. Tradisi
masyarakat jahiliyah juga sangat kejam pada masa itu. Mereka memperlakukan
wanita dengan tidak hormat, mengubur anak perempuan hidup-hidup karena
menganggap anak perempuan sebagai pembawa sial. Para kaum lelaki juga dapat
melakukan apa saja pada para wanita misalnya bebas menikah dan menceraikan
wanita semaunya. Selain itu pada zaman Arab sebelum datangnya islam, para
budak diperlakukan dengan sangat tidak manusiawi oleh para majikannya.
Masyarakat Arab pada saat itu melakukan kegiatan ekonomi dengan cara
berdagang. Mereka mengembara dari satu tempat ke tempat lainnya bahkan
hingga ke luar negeri seperti India dan China. Di bidang politik saat itu Arab
dikelilingi oleh tiga kekuasaan besar diantaranya kerajaan Bizantium yang
merupakan kerajaan nasrani, Kekaisaran persia yang penduduknya menganut
agama Zoroaster serta Dinasti Himyar yang pada saat itu menguasai wilayah Arab
bagian selatan.
3. Kelahiran Nabi Muhammad SAW
Islam datang dengan diawali kelahiran nabi Muhammad SAW yang
menyempurnakan ajaran Allah SWT dari nabi-nabi sebelumnya. Pada masa
jahiliyah kaum Arab, jahiliyah seorang nabi penutup zaman nabi Muhammad
SAW yang dilahirkan dari seorang wanita bernama Siti Aminah dan ayahnya
Abdullah bin abdul Muthalib. Nabi Muhammad lahir ada tanggal 12 rabiul awal
tahun gajah atau 20 April 571 M, disebut tahun gajah karena tahun itu Gubernur
Abissinia yang bernama Abrahan datang menyerang kota Mekah dengan pasukan
10
gajah namun Allah SWT mendatangkan burung Ababil yang melempari mereka
dengan batu panas. Nabi Muhammad dilahirkan sebagai anak yatim, ayahnya
meninggal tujuh bulan sebelum ia dilahirkan dan ibunya meninggal di Abwa saat
mendatangi makam ayah Muhammad SAW.
Setelah kepergian ibunya, Nabi Muhammad diasuh oleh kakeknya Abdul
Muthallib yang merupakan salah satu sesepuh atau pemuka kaum Quraisy yang
ada di Mekah. Dua tahun kemudian, sang kakek pun meninggal dunia dan
selanjutnya paman nabi Abu Thalib mengasuh nabi Muhammad SAW hingga
dewasa. Nabi Muhammad SAW diberi gelar AlAmin karena ia dapat dipercaya
dan ia telah bekerja menggembala ternak sejak kecil. Kemudian ia berdagang
bersama pamannya dan bertemu dengan Siti Khadijah yang akhirnya menjadi istri
nabi Muhammad SAW.
4. Kenabian dan Kerasulan Muhammad SAW
Nabi Muhammad adalah nabi terakhir yang diutus Allah SWt ke dunia
untuk meluruskan kembali ajaran yang benar. Sebelum menginjak usia 40 tahun,
nabi belum mendapatkan wahyu dan kerasulannya. Menjelang kerasulannya yakni
pada saat beliau berusia 40 tahun, beliau sering berdiam diri atau mengasingkan
diri di luar kota Makkah seperti halnya dalam gua hira. Nabi muhammad
menerima wahyu pertamanya yakni surat Al Alaq 1 sampai 5 pada tanggal 17
ramadhan atau pada 6 Agustus tahun 610M yang dibawa oleh malaikat Jibril.

Sejak diangkat menjadi rasul maka nabi Muhammad SAW menyampaikan


wahyu tersebut pada umatnya dan secara diam-diam melakukan dakwah pada
orang-orang terdekatnya. Pertama-tama ia menyampaikan dakwah pada
keluarganya dan istrinya Khadijah lalu lama kelamaan dakwah Rasulullah
dilakukan secara terang-terangan. Meskipun mendapat perlawanan keras dari
masyarakat Arab saat itu atau kaum Quraisy, Rasulullah tidak gentar dengan
segala ancaman tersebut. Usaha dakwah danpenyebaran agama islam selama 13
tahun di Makkah kemudian karena terancam, Rasulullah hijrah ke yatsrib atau
madinah dan disana ia juga berdakwah selama 10 tahun.
5. Dakwah Rasulullah SAW

11
Rasulullah tidak henti-hentinya menyiarkan dakwah pada umatnya saat itu.
Beliau mendapatkan wahyu dari Allah SWT dan kemudian disampaikan kepada
umatnya. Wahyu-wahyu tersebut lantas disusun dalam satu kesatuan yakni
Alqur’an yang merupakan petunjuk bagi seluruh umat manusia. Dalam alqur’an
ada dua ayat yang dapat diteukan yakni ayat makiyah atau yang diturnkan
dimekah dan ayat madaniyah yakni ayat-ayat yang diturunkan di Madinah. Jika
pada saat di Mekah Rasul mendapatkan ayat tentang ketauhidan, di Madinah
beliau SAW mendapatkan wahyu yang lebih berisi tentang hukum, petunjuk
ibadah, dan hal-hal yang menyangkut kehidupan manusia.
Meskipun saat itu Rasul telah pindah ke Mekah tetap saja kaum Quraisy
memusuhinya sehingga Allah SWt memerintahkan Muhammad beserta kaumnya
untuk berjihad dan memerangi kaum kafir Quraisy. Islam mendapatkan
kemenangan di hampir seluruh peperangan keculai dalam perang uhud dimana
umat islam mengalami kekalahan karena tidak patuh pada Rasul SAW. Namun
pada akhirnya umat muslim berhasil menang dari kaum quraisy dan menguasai
mekah lewat peristiwa Fathul mekah. Pada saat itu masyarakat Mekah
berbondong-bondong masuk islam dan mengimani Allah SWT beserta Rasulnya
Muhammad SAW.

6. Islam di arab setelah rasulullah SAW Wafat


Setelah peristiwa fathul Mekah, rasulullah SAW tetap melaksanakan
dakwahnya dan meyebarkan islam hingga keluar jazirah Arab. Pada masa itu
kehidupan masyarakat Arab mulai membaik dan seluruh suku dan kaum yang ada
di Arab bersatu sebagai satu bangsa. Rasulullah SAW kemudian wafat setelah
hampr 23 tahun berdakwah dan kepemimpinan islam selanjutnya dibawa oleh
Khulafaur rasyidin yakni empat sahabat nabi yaitu Abu bakar Asy Syidiq, Umar
bin Khatab, usman bin Affan dan Ali bin Abi thalib. Setelah masa khalifah
tersebut berakhir, islam tetap berkembang di Arab dan muncul dinasti-dinasti
yang menjadi pemimpin bagi masyarakat Arab hingga saat ini.
F. Islam untuk seluruh manusia (Rahmatan Lil’alamin)

12
Nabi Muhammad memiliki banyak keistimewaan. Salah satunya adalah
beliau diutus oleh Allah untuk seluruh manusia dan jin. Adapun seluruh Nabi
sebelum beliau hanyalah diutus untuk umatnya masing-masing.
Allah Ta’ala berfirman:

‫ض آل ِإلَهَ ِإالَّ ه َُو‬ ِ ْ‫ت َواَْألر‬ ِ ‫اوا‬ ُ ‫قُلْ يَاَأيُّهَا النَّاسُ ِإنِّي َرسُو ُل هللاِ ِإلَ ْي ُك ْم َج ِميعًا الَّ ِذي لَهُ ُم ْل‬
َ ‫ك ال َّس َم‬
َ‫ بِاهللِ َو َرسُولِ ِه النَّبِ ِّي ْاُأل ِّم ِّي الَّ ِذي يُْؤ ِمنُ بِاهللِ َو َكلِ َماتِ ِه َواتَّبِعُوهُ لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْهتَ ُدون‬Š‫يت فََئا ِمنُوا‬
ُ ‫يُحْ ِي َويُ ِم‬

Katakanlah: “Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Alloh kepadamu


semua, yaitu Alloh yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Ilah
(yang berhak disembah) selain Dia, yang menghidupkan dan yang mematikan,
maka berimanlah kamu kepada Alloh dan RosulNya, Nabi yang ummi yang
beriman kepada Alloh dan kepada kalimat-kalimatNya (kitab-kitabNya) dan
ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk. [QS. Al-A’rof (7): 158]
Perintah Allah dalam ayat ini “Katakanlah: “Hai manusia, sesungguhnya
aku adalah utusan Allah kepadamu semua”, ini menunjukkan bahwa Nabi
Muhammad diutus untuk seluruh manusia, sebagaimana firman Allah,

ِ َّ‫ َولَ ِك َّن َأ ْكثَ َر الن‬Š‫اس بَ ِشيرًا َونَ ِذي ًرا‬


َ‫اس الَ يَ ْعلَ ُمون‬ ِ َّ‫َو َمآ َأرْ َس ْلنَاكَ ِإالَّ َكآفَّةً لِلن‬
Dan Kami tidak mengutusmu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya,
sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi
kebanyakan manusia tiada menge-tahui. [QS. Saba’ (34): 28]
Oleh karena itulah siapa saja yang telah mendengar dakwah agama Islam,
agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad , yang membawa kitab suci Al-Qur’an,
kemudian tidak beriman, tidak percaya dan tidak tunduk, maka dia adalah orang
kafir dan di akhirat menjadi penghuni neraka, kekal selamanya. Allah Ta’ala
berfirman,
‫ق ِمن َّربِّكَ َولَ ِك َّن َأ ْكثَ َر‬
ُّ ‫ك فِي ِمرْ يَ ٍة ِّم ْنهُ ِإنَّهُ ْال َح‬ ِ ‫َو َمن يَ ْكفُرْ بِ ِه ِمنَ اَْألحْ َزا‬
ُ َ‫ب فَالنَّا ُر َموْ ِع ُدهُ فَالَ ت‬
ِ َّ‫الن‬
َ‫اس الَ يُْؤ ِمنُون‬

Dan barangsiapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya


yang kafir kepada al-Qur’an, maka nerakalah tempat yang diancam-kan baginya,
karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap al-Qur’an itu. Sesungguhnya (al-

13
Qur’an) itu benar-benar dari Robbmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman”.
[QS. Hud (11): 17]

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

ُ ‫َوالَّ ِذي نَ ْفسُ ُم َح َّم ٍد بِيَ ِد ِه الَ يَ ْس َم ُع بِي َأ َح ٌد ِم ْن هَ ِذ ِه ْاُأل َّم ِة يَهُو ِديٌّ َوالَ نَصْ َرانِ ٌّي ثُ َّم يَ ُم‬
‫وت َولَ ْم يُْؤ ِم ْن‬

ِ َّ‫ب الن‬
‫ار‬ ُ ‫بِالَّ ِذي ُأرْ ِس ْل‬
ِ ‫ت بِ ِه ِإالَّ َكانَ ِم ْن َأصْ َحا‬

Demi (Allah) Yang jiwa Muhammad di tanganNya, tidaklah seorangpun di


kalangan umat ini, Yahudi atau Nashrani, mendengar tentang aku, kemudian dia
mati, dan tidak beriman kepada apa yang aku diutus dengan-nya, kecuali dia
termasuk para peng-huni neraka. [Hadits Shohih Riwayat Muslim, no: 153, dari
Abu Huroiroh]

NABI-NABI DAHULU KHUSUS UNTUK KAUMNYA


Adapun seluruh Nabi sebelum Nabi Muhammad , maka mereka semua di
utus khusus kepada umatnya masing-masing. Perkara ini merupakan perkara yang
telah pasti di dalam agama Islam, sebagaimana disebutkan di dalam hadits di
bawah ini,
ِ ‫الرُّ ْع‬ŠŠِ‫ت ب‬
‫ب‬ ُ ْ‫ر‬Š‫ص‬ ُ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل ُأ ْع ِط‬
ِ ُ‫ ٌد قَ ْبلِي ن‬Š‫ا لَ ْم يُ ْعطَه َُّن َأ َح‬Š‫يت خَ ْم ًس‬ َّ ِ‫ع َْن َجابِ ِر ب ِْن َع ْب ِد هَّللا ِ َأ َّن النَّب‬
َ ‫ي‬
‫ت لِي‬ْ َّ‫ ِّل َوُأ ِحل‬Š‫ُص‬ َّ ُ‫ه‬Š‫ ٍل ِم ْن ُأ َّمتِي َأ ْد َر َك ْت‬Šُ‫ا َرج‬Š‫ورًا فََأيُّ َم‬ŠŠُ‫ ِجدًا َوطَه‬Š‫ت لِي اَأْلرْ ضُ َم ْس‬
َ ‫اَل ةُ فَ ْلي‬Š‫الص‬ ْ َ‫ه ٍْر َو ُج ِعل‬Š‫َم ِسي َرةَ َش‬
ً‫اس عَا َّمة‬ ُ ‫صةً َوب ُِع ْث‬
ِ َّ‫ت ِإلَى الن‬ َّ ‫ث ِإلَى قَوْ ِم ِه خَ ا‬ ُ ‫ْال َمغَانِ ُم َولَ ْم تَ ِح َّل َأِل َح ٍد قَ ْبلِي َوُأ ْع ِط‬
ُ ‫يت ال َّشفَا َعةَ َو َكانَ النَّبِ ُّي يُ ْب َع‬

Dari Jabir bin Abdulloh, bahwa Nabi Muhammad bersabda: “Aku diberi (oleh
Allah) lima perkara, yang itu semua tidak diberikan kepada seorang-pun
sebelumku.
Aku ditolong (oleh Allah) dengan kegentaran (musuh sebelum kedata-
nganku) sejauh perjalanan sebulan; Bumi (tanah) dijadikan untukku sebagai
masjid (tempat sholat) dan alat bersuci (untuk tayammum-pen). Maka siapa saja
dari umatku yang (waktu) sholat menemuinya, hendaklah dia sholat. Ghonimah
(harta rampasan perang) dihalalkan untukku, dan itu tidaklah halal untuk
seorangpun sebelumku. Aku diberi syafa’at (oleh Allah). Dan Nabi-Nabi dahulu
(sebelum-ku) diutus khusus kepada kaumnya, sedangkan aku diutus kepada
manusia semuanya. [Hadits Shohih Riwayat Bukhori, no: 335]

14
Di zaman ini banyak orang-orang Kristen menyebarkan agama mereka ke
berbagai pelosok dunia. Mereka menisbatkan agama mereka kepada Nabi Isa bin
Maryam , yang mereka menyebutnya dengan Yesus. Padahal Nabi Isa bin
Maryam hanya diutus kepada Bani Isroil. Allah Ta’ala berfirman,

َّ ‫ص ِّدقًا لِّ َما بَ ْينَ يَ َد‬


ٍ ‫ي ِمنَ التَّوْ َرا ِة َو ُمبَ ِّشرًا بِ َرس‬
‫ُول‬ َ ‫ال ِعي َسى ابْنُ َمرْ يَ َم يَا بَنِي ِإ ْس َرا ِءي َل ِإنِّي َرسُو ُل هللاِ ِإلَ ْي ُكم ُّم‬ َ َ‫وَِإ ْذ ق‬
‫يَْأتِي ِمن بَ ْع ِدي ا ْس ُمهُ َأحْ َم ُد‬

Dan (ingatlah) ketika Isa putera Maryam berkata: “Hai bani Israil, sesungguhnya
aku adalah utusan Alloh kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku,
yaitu Taurot dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rosul
yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)”. Maka tatkala
Rosul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka
berkata: “Ini adalah sihir yang nyata”. [QS. Ash-Shoff (61):
KESAKSIAN AYAT BIBEL
Dan ternyata kita masih mendapatkan di antara ayat-ayat Bibel (Kitab
yang dianggap suci oleh orang-orang Nashoro) menjelaskan dengan tegas bahwa
Nabi Isa (yang mereka sebut Yesus) hanya diutus kepada Bani Isroil saja. Marilah
kita perhatikan ayat-ayat di dalam kitab mereka:
1. Disebutkan di dalam Bibel: “Jawab Yesus: “Aku diutus hanya kepada domba-
domba yang hilang dari umat Israel”. (Matius 15: 24)
2. Disebutkan di dalam Bibel: “Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia
berpesan kepada mereka: “Janganlah kamu menyim-pang ke jalan bangsa lain
atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-
domba yang hilang dari umat Israel”. (Matius 10: 6)
Walaupun ayat-ayat Bibel di atas begitu jelas menyatakan bahwa ajaran
Kristen hanya untuk Bani Israel, namun pengikut-pengikut Kristen begitu giat
menyebarkan agamanya kepada semua bangsa, termasuk di Indonesia. Bahkan
sampai ke berbagai pelosok yang tidak ada orang Bani Israel di sana. Maka
apakah manfaat bangsa selain Bani Israel yang mengikuti agama Kristen, yang
pembawa agama itu telah menegaskan bahwa agamanya hanya untuk umat Israel.
Atau mungkin mereka berpegang ayat lain pada kitab mereka yang
memerintahkan untuk menyebarkan agama Kristen kepada seluruh bangsa. Ayat

15
itu berbunyi: “Karena itu pergi-lah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku, dan
baptiskan mereka dalam nama Bapa dan anak dan Roh Kudus”. (Matius 28:19)
Ini berarti ayat ini bertentangan dengan ayat-ayat di atasnya! Maka
manakah yang benar? Yang pasti bahwa tidak ada jaminan kebenaran terhadap
semua isi kitab Bibel, bahkan bukti-bukti menunjukkan banyak ayat yang
dipalsukan. Maha benar Allah Ta’ala yang telah berfirman di dalam kitab suci Al-
Qur’an,

ْ ‫َأفَت‬
ٌ ‫َط َمعُونَ َأن يُْؤ ِمنُوا لَ ُك ْم َوقَ ْد َكانَ فَ ِري‬
َ‫ق ِم ْنهُ ْم يَ ْس َمعُونَ َكالَ َم هَّللا ِ ثُ َّم ي َُحرِّ فُونَهُ ِمن بَ ْع ِد َما َعقَلُوهُ َوهُ ْم يَ ْعلَ ُمون‬

Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal


segolongan dari mereka (Ahli Kitab) mendengar firman Allah, lalu mereka
mengubahya setelah mereka memahaminya, sedang mereka menge-tahui? [QS.
Al-Baqoroh (2): 75]
Dan Allah mengancam dengan keras terhadap orang-orang yang mengada-
adakan kedustaan terhadap Allah dengan firmanNya,
‫ ِدي ِه ْم‬Š ‫ت َأ ْي‬
ْ َ‫ ٌل لَّهُم ِّم َّما َكتَب‬Š ‫َاب بَِأ ْي ِدي ِه ْم ثُ َّم يَقُولُونَ هَ َذا ِم ْن ِعن ِد هَّللا ِ لِيَ ْشتَرُوا بِ ِه ثَ َمنًا قَلِيالً فَ َو ْي‬
َ ‫ُون ْال ِكت‬
Šَ ‫فَ َو ْي ٌل لِّلَّ ِذينَ يَ ْكتُب‬
َ‫َو َو ْيلُُلَّهُم ِّم َّما يَ ْك ِسبُون‬
Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al-Kitab dengan
tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya: “Ini dari Allah”, (dengan maksud)
untuk memperoleh keuntungan yang sedikit (yakni kesenangan duniawi-pen)
dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan besarlah bagi mereka akibat dari apa yang
telah mereka tulis dengan tangan-tangan mereka, dan kecelakaan besarlah bagi
mereka akibat dari apa yang mereka kerjakan. [QS. Al-Baqoroh (2): 79]
G. Konsep Rahmatan Lilalamin
Secara etimologis, Islam berarti “damai”, sedangkan rahmatan lil ‘alamin
berarti “kasih sayang bagi semesta alam”. Maka yang dimaksud dengan Islam
Rahmatan lil’alamin adalah Islam yang kehadirannya di tengah kehidupan
masyarakat mampu mewujudkan kedamaian dan kasih sayang bagi manusia
maupun alam.
Rahmatan lil’alamin adalah istilah qur’ani dan istilah itu sudah terdapat
dalam Al-Qur’an , yaitu sebagaimana firman Allah dalam Surat al-Anbiya’ ayat

16
107: ”Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam (rahmatan liralamin)”.
Ayat tersebut menegaskan bahwa kalau Islam dilakukan secara benar
dengan sendirinya akan mendatangkan rahmat, baik itu untuk orang Islam maupun
untuk seluruh alam. Rahmat adalah karunia yang dalam ajaran agama terbagi
menjadi dua ; rahmat dalam konteks rahman dan rahmat dalam konteks rahim.
Rahmat dalam konteks rahman adalah bersifat amma kulla syak, meliputi segala
hal, sehingga orang-orang nonmuslim pun mempunyai hak kerahmanan.
Rahim adalah kerahmatan Allah yang hanya diberikan kepada orang
Islam. Jadi rahim itu adalah khoshshun lil muslimin. Apabila Islam dilakukan
secara benar, maka rahman dan rahim Allah akan turun semuanya. Dengan
demikian berlaku hukum sunnatullah, baik muslim maupun non-muslim kalau
mereka melakukan hal-hal yang diperlukan oleh kerahmanan, maka mereka akan
mendapatkanya. Kendatipun mereka orang Islam, tetapi tidak melakukan ikhtiar
kerahmanan, maka mereka tidak akan mendapatkan hasilnya. Dengan kata lain,
kurnia rahman ini berlaku hukum kompetitif. Misalnya, orang Islam yang tidak
melakukan kegiatan ekonomi, maka mereka tidak bisa dan tak akan menjadi
makmur. Sementara orang yang melakukan ikhtiar kerahmanan adalah non-
muslim, maka mereka akan mendapatkan kemakmuran secara ekonomi. Karena
dalam hal ini mereka mendapat sifat kerahmanan Allah yang berlaku universal
(amma kulla syak).
Sedangkan hak atas syurga ada pada sifat rahimnya Allah Swt, maka yang
mendapat kerahiman ini adalah orang mukminin. Dengan demikian, dapat ditarik
kesimpulan bahwa rahmatan lil’alamin adalah bersatunya karunia Allah yang
terlingkup di dalam kerahiman dan kerahmanan Allah.
Dalam konteks Islam rahmatan lil’alamin, Islam telah mengatur tata
hubungan menyangkut aspek teologis, ritual, sosial, dan humanitas. Dalam segi
teologis, Islam memberi rumusan tegas yang harus diyakini oleh setiap
pemeluknya, tetapi hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk memaksa non-
muslim memeluk agama Islam (Laa Ikrooha Fiddiin). Begitu halnya dalam tataran
ritual yang memang sudah ditentukan operasionalnya dalam Al-Qur’an dan As-
Sunah.
17
Namun dalam konteks kehidupan sosial, Islam sesungguhnya hanya
berbicara mengenai ketentuan-ketentuan dasar atau pilar-pilarnya saja, yang
penerjemahan operasionalnya secara detail dan komprehensif tergantung pada
kesepakatan dan pemahaman masing-masing komunitas, yang tentu memiliki
keunikan berdasarkan keberagaman lokalitas nilai dan sejarah yang dimilikinya.
Entitas Islam sebagai rahmat lil’alamin mengakui eksistensi pluralitas,
karena Islam memandang pluralitas sebagai sunnatullah, yaitu fungsi pengujian
Allah pada manusia, fakta sosial, dan rekayasa sosial (social engineering)
kemajuan umat manusia.
Pluralitas, sebagai sunnatullah telah banyak diabadikan dalam al-Qur’an,
di antaranya firman Allah dalam surat Ar-Rum ayat 22 yang maknanya:
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan
berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sungguh pada yang demikan itu
benar- benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui”. 
Juga firman Allah dalam surat al-Hujurat ayat 13 yang maknanya: “Hai
manusia, sungguh kami menciptakan kalian dari jenis laki-laki dan perempuan
dan menjadikan kalian berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kalian saling
mengenal. Sungguh orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah ialah
orang yang paling bertaqwa. Sungguh Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal”.
Ayat-ayat tersebut menempatkan kemajemukan sosial sebagai syarat diterminan
(conditio sine qua non) dalam penciptaan makhluk.
Dalam al-Qur’an banyak ayat yang menyerukan perdamaian dan kasih-
sayang, antara lain surat Al-Hujurat ayat 10 yang memerintahkan kita untuk saling
menjaga dan mempererat tali persaudaraan. Allah SWT berfirman, maknanya:
“Sungguh orang-orang beriman itu bersaudara. Sebab itu damaikanlah
(perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah,
supaya kamu mendapat rahmat”.
Benang merah yang bisa kita tarik dari perintah ini adalah untuk
mewujudkan perdamaian, semua orang harus merasa bersaudara. Dalam konteks
ini, Alm KH. Hasyim Muzadi mengajukan tiga macam persaudaraan (ukhuwwah).

18
Pertama, Ukhuwwah Islamiyah artinya persaudaraan yang tumbuh dan
berkembang atas dasar keagamaan (Islam), baik dalam skala lokal, nasional
maupun internasional. Kedua, Ukhuwwah wathaniyah artinya persaudaraan yang
tumbuh dan berkembang atas dasar kebangsaan. Ketiga, Ukhuwwah basyariyah,
artinya persaudaraan yang tumbuh dan berkembang atas dasar kemanusiaan.

2. MAKSUD UTAMA DITURUNKAN AJARAN ISLAM


Tujuan diturunkannya agama Islam adalah untuk menunjukkan manusia
agar dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Islam membawa ajaran yang
akan mengantarkan pemeluknya ke
Diturunkannya syariat Islam untuk kebaikan seluruh umat manusia baik di
dunia maupun di akhirat.
Di dalam Al-Quran Allah menyebutkan beberapa katan syari’ah, di antaranya
adalah:
‫ َواَل تَتَّبِ ْع َأ ْه َوآ َء ٱلَّ ِذينَ اَل يَ ْعلَ ُمون‬Š‫ثُ َّم َج َع ْل ٰنَكَ َعلَ ٰى َش ِري َع ٍة ِّمنَ ٱَأْل ْم ِر فَٱتَّبِ ْعهَا‬
Artinya:
Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan
(agama itu), Maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-
orang yang tidak mengetahui.(QS: Al-Jatsiyah: 18).

َّ ‫ى َأوْ َح ْينَآ ِإلَ ْيكَ َو َما َو‬


‫ بِِۦه ِإب ٰ َْر ِهي َم َو ُمو َس ٰى‬Š‫ص ْينَا‬ ٓ ‫َش َر َع لَ ُكم ِّمنَ ٱلدِّي ِن َما َوص َّٰى بِِۦه نُوحًا َوٱلَّ ِذ‬
‫َو ِعي َس ٰ ٓى َأ ْن َأقِي ُموا ٱل ِّدينَ َواَل تَتَفَ َّرقُوا فِيه‬
Artinya:

Dia telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-
Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yan…
Dua ayat di atas dapat dimenjelaskan bahwa “syariat” sama dengan
“agama”. Syaikh Muhammad Syaltout mengatakan bahwa Syari’at adalah aturan-
aturan yang diciptakan oleh Allah SWT. untuk dipedomani oleh manusia dalam
mengatur hubungan dengan Tuhan, dengan manusia, baik sesama muslim maupun
non muslim, alam dan seluruh kehidupan.
Dengan kata lain, tujuan diturunkannya Islam adalah untuk kemaslahatan hidup
manusia, baik ruhani maupun jasmani, individual maupun sosial.Pada dasarnya

19
pembicaraan Al-Qur'an mengenai umat dan agama lain begitu bersahabat, seperti
tampak dari ajakan untuk
hidup berdampingan secara damai. Bahkan peringatan dan
kecaman yang ditujukan kepada mereka, tetap mengindikasikan
adanya uluran tangan, ini juga disebabkan sebagian dari mereka
telah menyimpang dari ajaran agamanya yang asli. Perbedaan
iman dan agama tidak menghalangi kaum muslim untuk berbuat
baik dan menjalin interaksi sosial dalam kehidupan masyarakat,
sepanjang mereka tidak merusak dan mengganggu Islam dan
masyarakat umum. Hal inilah yang dipraktekkan Nabi dan kaum
Muslim di masa awal perkembangan Islam
Tujuan diturunkannya syariat Islam adalah untuk kebaikan seluruh umat manusia
baik di dunia maupun di akhirat. Di dalam Al-Quran Allah menyebutkan beberapa
katan syari’ah, di antaranya adalah:
َ َ‫ثُ َّم َج َع ْل ٰن‬
‫ك َعلَ ٰى َش ِري َع ٍة ِّمنَ ٱَأْل ْم ِر فَٱتَّبِ ْعهَا َواَل تَتَّبِ ْع َأ ْه َوآ َء ٱلَّ ِذينَ اَل يَ ْعلَ ُمون‬
Artinya: Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan)
dari urusan (agama itu), Maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa
nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.(QS: Al-Jatsiyah: 18).
‫ص ْينَا بِِۦه ِإب ٰ َْر ِهي َم َو ُمو َس ٰى َو ِعي َس ٰ ٓى َأ ْن َأقِي ُموا‬ َ ‫ى َأوْ َح ْينَآ ِإلَ ْي‬
َّ ‫ك َو َما َو‬ ٓ ‫َش َر َع لَ ُكم ِّمنَ ٱلدِّي ِن َما َوص َّٰى بِِۦه نُوحًا َوٱلَّ ِذ‬
‫ٱل ِّدينَ َواَل تَتَفَ َّرقُوا فِيه‬
Artinya: Dia telah mensyari’atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah
diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan
apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah
agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya.(QS: Asy-Syuura: 13).
Tujuan diturunkannya agama Islam adalah untuk menunjukkan manusia agar
dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Islam membawa ajaran yang akan
mengantarkan pemeluknya kepada kebahagiaan dunia dan akhirat.
Islam dibawa oleh Nabi Muhammad SAW bukan hanya dalam bentuk nilai-nilai
yang abstrak, namun juga dituangkan dalam aturan-aturan yang disebut dengan
Syariat Islam. Syariat Islam adalah tata aturan (hukum-hukum) Allah SWT yang
magatur tata hubungan manusia dengan Allah SWT dan manusia dengan manusia.

20
Tujuan diturunkannya syariat Islam adalah untuk kebaikan seluruh umat manusia
baik di dunia maupun di akhirat.
Di dalam Al-Quran Allah menyebutkan beberapa katan syari’ah, di antaranya
adalah:
َ َ‫ثُ َّم َج َع ْل ٰن‬
‫ك َعلَ ٰى َش ِري َع ٍة ِّمنَ ٱَأْل ْم ِر فَٱتَّبِ ْعهَا َواَل تَتَّبِ ْع َأ ْه َوآ َء ٱلَّ ِذينَ اَل يَ ْعلَ ُمون‬
Artinya: Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan)
dari urusan (agama itu), Maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa
nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.(QS: Al-Jatsiyah: 18).
‫ص ْينَا بِِۦه ِإب ٰ َْر ِهي َم َو ُمو َس ٰى َو ِعي َس ٰ ٓى َأ ْن َأقِي ُموا‬ َ ‫ى َأوْ َح ْينَآ ِإلَ ْي‬
َّ ‫ك َو َما َو‬ ٓ ‫َش َر َع لَ ُكم ِّمنَ ٱلدِّي ِن َما َوص َّٰى بِِۦه نُوحًا َوٱلَّ ِذ‬
‫ٱل ِّدينَ َواَل تَتَفَ َّرقُوا فِيه‬
Artinya: Dia telah mensyari’atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah
diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan
apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah
agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya.(QS: Asy-Syuura: 13).
Dua ayat di atas dapat dimenjelaskan bahwa “syariat” sama dengan “agama”.
Syaikh Muhammad Syaltout mengatakan bahwa Syari’at adalah aturan-aturan
yang diciptakan oleh Allah SWT. untuk dipedomani oleh manusia dalam
mengatur hubungan dengan Tuhan, dengan manusia, baik sesama muslim maupun
non muslim, alam dan seluruh kehidupan.
Dengan kata lain, tujuan diturunkannya Islam adalah untuk kemaslahatan hidup
manusia, baik ruhani maupun jasmani, individual maupun sosial.
Abu Ishaq al-Shatibi merumuskan lima tujuan (hukum) Islam, yakni:
1. Memelihara Agama (Hifdz Ad-Din)
2. Memelihara Jiwa (Hifdz An-Nafs)
3. Memelihara Akal (Hifdz Al’Aql)
4. Memelihara Keturunan (Hifdz An-Nasb)
5. Memelihara Harta (Hifdz Al-Maal) Kelima tujuan hukum Islam tersebut di
dalam kepustakaan disebut al-maqasid al-khamsah atau al-maqasid al- shari’ah.
Dengan 5 (lima) tujuan ini, maka kemaslahatan kehidupan manusia terpenuhi.
.

21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengertian Agama Islam Islam merupakan ajaran agama yang mengimani
satu Tuhan, yaitu Allah. Maksudnya, agama Islam mengajarkan dan memuat
aturan-aturan hidup yang bisa menyelamatkan manusia dan mengantarkan
manusia untuk bisa selamat di dunia dan di akhirat. Allah menginginkan agar
umat manusia makmur di muka bumi dengan nilai-nilai mulia. Misalnya praktik
beriman kepada Allah dan hari akhir dikaitkan dengan perilaku memuliakan tamu.
Dalam keseharian, kita harus mengutamakan Allah di atas segalanya,
hatinya terikat dengan Allah. Jika Allah tidak diutamakan, maka berpotensi syirik
sikap . Memurnikan tauhid dari perilaku syirik adalah sesuatu yang sangat
penting, karena kesyirikan hanya berdampak pada pengaburan akal. Memang
dalam Islam, dikenal kasyaf , namun itupun hanya diberikan terbatas dan kepada
orang-orang pilihan Allah.
Itu pun hanya sebagian kecil dari rahasia Allah dan sifatnya simpul dan
tanda. Menegakkan nilai-nilai ibadah yang bermuara pada pengabdian total
kepada Allah. Pada saat bersamaan, pengabdian total kepada Allah bermakna
bahwa semua tindakan lain yang sifatnya pengabdian adalah relatif dan harus
diarahkan kepada pengabdian kepada Allah . Totalitas beribadah kepada Allah
harus diyakini akan selaras dengan totalitas Allah kepada kita sebagai hambaNya,
tentu dalam sudut pandang Allah Yang Maha dan paling Mengetahui apa yang
paling baik untuk hamba-Nya.
Maka itu, Islam memandang ibadah baik yang bersifat kolektif dan
memberi dampak banyak itu lebih baik tersirat dalam Al-Fatihah ayat 5, Hanya
kepada Engkau kami menyembah, dan hanya kepada Engkau kami mohon
pertolongan. Redaksi yang digunakan adalah kami, yang mengisyaratkan
kolektivitas. bersabda Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan
akhlaq. Maka dari itu, iman dan ibadah itu harus membawa kepada akhlaq yang
mulia. Bahkan, seluruh pujian Allah kepada Nabi Muhammad SAW terkait

22
dengan akhlaknya yang mulia, bukan soal ketekunan beliau dalam beribadah
ataupun perilaku lainnya.
Jangan pernah menganggap orang yang lebih lama di kantor dan tidak
sering ke masjid itu bukan orang baik. Orang yang berilmu, baik agamawan
maupun ilmuwan, sama-sama dihargai Islam sebagai ulama, asalkan memenuhi
syarat keilmuan dan bertakwa kepada Allah. Sains kita gunakan untuk mengikuti
dan memahami sunnatullah di alam raya ini, agar kita dapat memetik manfaat
yang ada di alam semesta ini, baik manfaat dunia maupun akhirat. Pada saat
bersamaan, ada pula ketetapan Allah .
Maka itu, kita harus berusaha dengan ilmu yang kita miliki dengan
penghambaan sepenuhnya kepada Allah . Benar bahwa Allah dengan
ketetapanNya dapat membuat hal-hal yang di luar nalar , namun itu insidental dan
tidak terus menerus.
Tradisi Masyarakat Arab Sebelum Datangnya Islam
Adapun pada saat itu masyarakat Arab dikenal sebagai kaum yang sangat
mencintai kaumnya dan gemar berperang dengan suku lainnya. Di bidang politik
saat itu Arab dikelilingi oleh tiga kekuasaan besar diantaranya kerajaan Bizantium
yang merupakan kerajaan nasrani, Kekaisaran persia yang penduduknya menganut
agama Zoroaster serta Dinasti Himyar yang pada saat itu menguasai wilayah Arab
bagian selatan.
Kenabian dan Kerasulan Muhammad SAW
Nabi Muhammad adalah nabi terakhir yang diutus Allah SWt ke dunia
untuk meluruskan kembali ajaran yang benar. Menjelang kerasulannya yakni pada
saat beliau berusia 40 tahun, beliau sering berdiam diri atau mengasingkan diri di
luar kota Makkah seperti halnya dalam gua hira. Nabi muhammad menerima
wahyu pertamanya yakni surat Al Alaq 1 sampai 5 pada tanggal 17 ramadhan atau
pada 6 Agustus tahun 610M yang dibawa oleh malaikat Jibril. Usaha dakwah
danpenyebaran agama islam selama 13 tahun di Makkah kemudian karena
terancam, Rasulullah hijrah ke yatsrib atau madinah dan disana ia juga berdakwah
selama 10 tahun.

23
Dakwah Rasulullah SAW
Wahyu-wahyu tersebut lantas disusun dalam satu kesatuan yakni Alqur’an
yang merupakan petunjuk bagi seluruh umat manusia. Dalam alqur’an ada dua
ayat yang dapat diteukan yakni ayat makiyah atau yang diturnkan dimekah dan
ayat madaniyah yakni ayat-ayat yang diturunkan di Madinah. Jika pada saat di
Mekah Rasul mendapatkan ayat tentang ketauhidan, di Madinah beliau SAW
mendapatkan wahyu yang lebih berisi tentang hukum, petunjuk ibadah, dan hal-
hal yang menyangkut kehidupan manusia. Islam mendapatkan kemenangan di
hampir seluruh peperangan keculai dalam perang uhud dimana umat islam
mengalami kekalahan karena tidak patuh pada Rasul SAW.
Islam di arab setelah rasulullah SAW Wafat
Pada masa itu kehidupan masyarakat Arab mulai membaik dan seluruh
suku dan kaum yang ada di Arab bersatu sebagai satu bangsa. Setelah masa
khalifah tersebut berakhir, islam tetap berkembang di Arab dan muncul dinasti-
dinasti yang menjadi pemimpin bagi masyarakat Arab hingga saat ini. Salah
satunya adalah beliau diutus oleh Allah untuk seluruh manusia dan jin.
Allah Ta’ala berfirman
Dan Kami tidak mengutusmu, melainkan kepada umat manusia
seluruhnya, sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan,
tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui. Dan barangsiapa di antara mereka
dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada al-Qur’an, maka nerakalah tempat yang
diancam-kan baginya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap al-Qur’an
itu. Sesungguhnya itu benar-benar dari Robbmu, tetapi kebanyakan manusia tidak
beriman. Adapun seluruh Nabi sebelum Nabi Muhammad , maka mereka semua
di utus khusus kepada umatnya masing-masing.
NABI-NABI DAHULU KHUSUS UNTUK KAUMNYA
Maka siapa saja dari umatku yang sholat menemuinya, hendaklah dia
sholat. Ghonimah dihalalkan untukku, dan itu tidaklah halal untuk seorangpun
sebelumku. Dan Nabi-Nabi dahulu diutus khusus kepada kaumnya, sedangkan aku
diutus kepada manusia semuanya. Mereka menisbatkan agama mereka kepada
Nabi Isa bin Maryam , yang mereka menyebutnya dengan Yesus. Padahal Nabi
Isa bin Maryam hanya diutus kepada Bani Isroil.
24
KESAKSIAN AYAT BIBEL
Bahkan sampai ke berbagai pelosok yang tidak ada orang Bani Israel di
sana. Maka apakah manfaat bangsa selain Bani Israel yang mengikuti agama
Kristen, yang pembawa agama itu telah menegaskan bahwa agamanya hanya
untuk umat Israel. Atau mungkin mereka berpegang ayat lain pada kitab mereka
yang memerintahkan untuk menyebarkan agama Kristen kepada seluruh bangsa.
Yang pasti bahwa tidak ada jaminan kebenaran terhadap semua isi kitab Bibel,
bahkan bukti-bukti menunjukkan banyak ayat yang dipalsukan.
Dan Allah mengancam dengan keras terhadap orang-orang yang mengada-
adakan kedustaan terhadap Allah dengan firmanNya, ‫َاب بَِأ ْي ِدي ِه ْم ثُ َّم‬ َ ‫ُون ْال ِكت‬
Šَ ‫فَ َو ْي ٌل لِّلَّ ِذينَ يَ ْكتُب‬
َ‫ت َأ ْي ِدي ِه ْم َو َو ْيلُُلَّهُم ِّم َّما يَ ْك ِسبُون‬
ْ َ‫يَقُولُونَ هَ َذا ِم ْن ِعن ِد هَّللا ِ لِيَ ْشتَرُوا بِ ِه ثَ َمنًا قَلِيالً فَ َو ْي ٌل لَّهُم ِّم َّما َكتَب‬
Maka kecelakaan besarlah bagi mereka akibat dari apa yang telah mereka
tulis dengan tangan-tangan mereka, dan kecelakaan besarlah bagi mereka akibat
dari apa yang mereka kerjakan. Maka yang dimaksud dengan Islam Rahmatan
lil’alamin adalah Islam yang kehadirannya di tengah kehidupan masyarakat
mampu mewujudkan kedamaian dan kasih sayang bagi manusia maupun alam.
Rahim adalah kerahmatan Allah yang hanya diberikan kepada orang Islam.
Dengan demikian berlaku hukum sunnatullah, baik muslim maupun non-muslim
kalau mereka melakukan hal-hal yang diperlukan oleh kerahmanan, maka mereka
akan mendapatkanya.
Misalnya, orang Islam yang tidak melakukan kegiatan ekonomi, maka
mereka tidak bisa dan tak akan menjadi makmur. Sementara orang yang
melakukan ikhtiar kerahmanan adalah non-muslim, maka mereka akan
mendapatkan kemakmuran secara ekonomi. Karena dalam hal ini mereka
mendapat sifat kerahmanan Allah yang berlaku universal . Sedangkan hak atas
syurga ada pada sifat rahimnya Allah Swt, maka yang mendapat kerahiman ini
adalah orang mukminin.
Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa rahmatan lil’alamin
adalah bersatunya karunia Allah yang terlingkup di dalam kerahiman dan
kerahmanan Allah. Dalam segi teologis, Islam memberi rumusan tegas yang harus
diyakini oleh setiap pemeluknya, tetapi hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk
memaksa non-muslim memeluk agama Islam .
25
Dalam al-Qur’an banyak ayat yang menyerukan perdamaian dan kasih-
sayang, antara lain surat Al-Hujurat ayat 10 yang memerintahkan kita untuk saling
menjaga dan mempererat tali persaudaraan. Benang merah yang bisa kita tarik
dari perintah ini adalah untuk mewujudkan perdamaian, semua orang harus
merasa bersaudara.
Pertama, Ukhuwwah Islamiyah artinya persaudaraan yang tumbuh dan
berkembang atas dasar keagamaan , baik dalam skala lokal, nasional maupun
internasional. Kedua, Ukhuwwah wathaniyah artinya persaudaraan yang tumbuh
dan berkembang atas dasar kebangsaan. Ketiga, Ukhuwwah basyariyah, artinya
persaudaraan yang tumbuh dan berkembang atas dasar kemanusiaan.
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami susun, kami menyadari dalam pembuatan
makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan oleh karena itu
kritik dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

26
https://id.wikipedia.org/wiki/Islam

https://kumparan.com/berita-update/makna-agama-islam-sebagai-rahmatan-lil-
alamin-1vFbRhKC81F/3

https://www.republika.co.id/berita/qnvf62320/7-sifat-mulia-ini-dimiliki-
masyarakat-arab-sebelum-islam

https://dalamislam.com/sejarah-islam/sejarah-islam-di-arab

https://muslim.or.id/6353-agama-islam-untuk-seluruh-manusia.html

https://cimahikota.go.id/index.php/artikel/detail/874-memahami-konsep-islam-
rahmatan-lil%E2%80%99alamin

https://bincangsyariah.com/kalam/merumuskan-visi-dan-misi-islam/

https://mui.or.id/tanya-jawab-keislaman/28360/apakah-tujuan-diturunkannnya-
islam/

Jalaludin al-Suyuthi, Lubab al-Nuqul fi Asbab al-Nuzul, (Riyadh: Maktabah


Riyadh, tt)

Mui.or.id

27

Anda mungkin juga menyukai