Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PROSEDUR EKG DAN

INTEPRETASINYA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Etika Keperawatan
Tingkat II Semester III
Dosen Pengampu : dr. Eko Sugihanto, Sp, PD

Disusun Oleh :

IKA MAULIDA RAHMAWATI


161232

AKADEMI KEPERAWATAN PRAGOLOPATI PATI


2017/2018
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena
telah melimpahkan rahmad dan hidayahNya sehingga makalah ini disusun untuk
menyelesaikan tugas PROSEDUR EKG DAN INTEPRETASINYA
Dalam menyusun makalah ini penulis banyak mendapatkan bimbingan serta
motivasi dari beberapa pihak, oleh karenanya kami mengucapkan Alhamdulillah dan
terimakasih kepada:

1. Bapak, dr. Sutarwo selaku Direktur Akademi keperawatan Pragolopati Pati.


2. Dr. Eko Sugihanto, Sp, PD selaku dosen pengampu mata kuliah Medikal Bedah.
3. Teman-teman yang telah membantu sehingga terselesainya makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna sempurnanya makalah ini.Penulis berharap semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Pati, Oktober 2017

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...........................................................................................................


KATA PENGANTAR .........................................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang .........................................................................................................
b. Rumusan Masalah ....................................................................................................
c. Tujuan ......................................................................................................................
BAB II LANDASAN TEORI
A. Definisi.....................................................................................................................
B. Sistem Konduksi Jantung.........................................................................................
C. Macam Dan Makna Gelombang EKG .....................................................................
D. Tujuan Pemasangan EKG ........................................................................................
E. Kertas EKG ..............................................................................................................
F. Prosedur Pemasangan EKG .....................................................................................
G. Cara Menilai EKG ...................................................................................................
BAB III INTERPRETASI EKG
A. Interpretasi EKG ......................................................................................................
B. Morfologi Gelombang EKG ....................................................................................
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ..............................................................................................................
B. Saran ........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Elektrokardiograpi (EKG) adalh pemantulan aktipitas listrik dari serat-serat otot jantung
secarra goresan. Dalam perjalanan abad ini ,rekaman EKG sebagai cara pemeriksaan tidak infsif,
sudah tidak dapat lagi di hilang kan dari klinik .sejak di introduksi nya galvanometer berkawat yang
di ciptakan oleh Einthoven dalam tahun 1903 ,galvanometer berkawat ini merupakan suatu
pemecahan rrekor perangkat sangat peka dapat merekam setiap perbedaan tegangan yang kecil
sebesar milivolt .perbedaan tegangan ini terjadi pada lupan dan imbunan dari serat-serat otot
jantung perbedaan tegangan ini di rambat kan kepermukaan tubuh dan di teruskan ke sandapan-
sandapan dan kaawat keperangkat penguat EKG . aktifitas listrik mendahului penguncupan sel otot.
Tidak adaperangkat pemeriksaan sedehana yang begitu banyak mengajar pada kita mengenai fungsi
otot jantung selain di EKG dengan demikian masalah-masalah diagnistik penyakit jantung dapat di
pecah kan dan pada giliran nya pengobotan akan lebih sempurna. Namun kita perlu di beri
peringatan bahwa EKG itu walaupun memmberikan banyak masukan ,tetapi hal ini tak berarti tanpa
salah .

B. Rumusan Masalahan
1. Apa pengertian EKG?
2. Apa tujuan dari pemasangan EKG?
3. Bagaimana indikasi dari pemasangan EKG?
4. Apa saja macam gelombang EKG dan bagaimann makna dari gelombang tersebut?
5. Bagaimana prosedur pelaksanaan pemeriksaan EKG?
6. Dimana letak sandapan pada EKG?
7. Bagaimana interpretasi EKG?
C. Tujuan
1. Agar mahasiswa mengerti tentang EKG.
2. Agar mahasiswa mengerti tujuan pemasangan EKG.
3. Agr mahasiswa mengerti akan indikasi dari pemasangan EKG.
4. Agar mahasiswa mengerti akan macam gelombang EKG dan makna dari gelombang EKG.
5. Agar mahasiswamengerti akan prosedur pelaksanaan pemeriksaan EKG.
6. Agar mahasiswa mengetahui letak sandapan EKG.
7. Agar mahasiswa dapat menginterpretasikan EKG.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. DEFINISI

Elektrokardiogram (EKG) adalah grafik yang merekam perubahan potensial listrik jantung
yang dihubungkan dengan waktu.
(Ruhyanudin, 2007)
Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari perubahan-perubahan potensial atau
perubahan voltage yang terdapat dalam jantung.
(Ruhyanudin, 2007)
Elektrokardiograf adalah alat untuk mengetahui aktivitas kelistrikan jantung.
B. Sistem Konduksi Jantung
Jantung adalah organ muskular berlubang yang berfungsi sebagai pompa ganda sistem
kardiovaskular. Sisi kanan jantung memompa darah ke paru sedangkan sisi kiri memompa darah
ke seluruh tubuh. Jantung mempunyai empat ruangan, atrium kanan dan kiri , ventrikel kanan dan
kiri. Jantung merupakan otot tubuh yang bersifat unik karena mempunyai sifat membentuk impuls
secara otomatis dan berkontraksi ritmis. Pembentukan impuls listrik terjadi dalam sistem
penghantar jantung. Adapun jalur hantaran listrik jantung normal terjadi dalam urutan berikut :
nodus sinoatrial (SA) - nodus atrioventrikular (AV) berkas His cabang berkas serabut purkinje
otot ventrikel.

Pembentukan dan hantaran impuls listrik ini menimbulkan arus listrik yang lemah dan
menyebar melalui tubuh. Kegiatan impuls listrik pada jantung ini dapat direkam oleh
elektrokardiograf dengan meletakkan elektroda- elektroda ke berbagai permukaan tubuh
(sadapan/leads. Sebuah perangkat elektrokardiograf yang penampil outputnya berupa plotter akan
menampilkan hasil perekaman pada sebuah kertas grafik millimeter blok.
Pada Gambar di atas, jantung normal manusia memiliki nilai magnitude sebesar 1.1 mV, hal ini
dapat dilihat dengan menghitung jumlah kotak dari titik Q ke titik R, dimana jumlah kotak tersebut
ada 11 kotak. Masing-masing kotak sama dengan 0.1 mV, sehingga 11 kotak sama dengan 1.1
mV.

C. Macam dan Makna Gelombang EKG


1. Bentuk Gelombang.

Dalam satu gelombang EKG ada yang disebut titik, interval dan segmen. Titik terdiri dari
titik P, Q, R, S, T dan U (kadang sebagian referensi tidak menampilkan titik U) sedangkan
Interval terdiri dari PR interval, QRS interval dan QT interval dan Segmen terdiri dari PR
segmen, dan ST segmen. Elektrokardiogram tediri atas sebuah gelombang P, sebuah kompleks
QRS dan sebuah gelombang T. Seringkali kompleks QRS itu terdiri atas tiga gelombang yang
terpisah, yakni gelombang Q, gelombang R dan gelombang S, namun jarang ditemukan. Sinyal
EKG terdiri atas :
1. Gelombang P, terjadi akibat kontraksi otot atrium, gelombang ini relatif kecil karena otot
atrium yang relatif tipis.
2. Gelombang QRS, terjadi akibat kontraksi otot ventrikel yang tebal sehingga gelombang QRS
cukup tinggi. Gelombang Q merupakan depleksi pertama kebawah. Selanjutnya depleksi ke
atas adalah gelombang R. Depleksi ke bawah setelah gelombang R disebut gelombang S.
3. Gelombang T, terjadi akibat kembalinya otot ventrikel ke keadaan listrik istirahat
(repolarisasi)

2. Pembentukan Gelombang
Ketika impuls dari nodus SA menjalar di kedua atrium, terjadi depolarisasi dan repolarisasi
di atrium dan semua sadapan merekamnya sebagai gelombang P defleksi positif, terkecuali di
aVR yang menjauhi arah aVR sehingga defleksinya negatif. Setelah dari atrium, listrik menjalar
ke nodus AV, berkas His, LBB dan RBB, serta serabut purkinje. Selanjutnya, terjadi depolarisasi
di kedua ventrikel dan terbentuk gelombang QRS defleksi positif, kecuali di aVR. Setelah terjadi
depolarisasi di kedua ventrikel, ventrikel kemudian mengalami repolarisasi. Repolarisasi di
kedua ventrikel menghasilkan gelombang T defleksi positif di semua sadapan, kecuali di aVR.
Elektrokardiogram normal terdiri dari sebuah gelombang P , gelombang Q, gelombang R,
gelombang S atau bisa disebut Kompleks QRS, dan sebuah gelombang T. Kompleks QRS
sebenarnya tiga gelombang tersendiri, gelombang Q, gelombang R, gelombang S, ke semuanya
di sebabkan oleh lewatnya impuls jantung melalui ventrikel ini. Dalam elektrokardigram yang
normal, gelombang Q, dan S sering sangat menonjol dari pada gelombang R dan kadang kadang
benar benar absen , tetapi walau bagaimanapun gelombang ini masih di kenal sebagai kompleks
QRS atau hanya gelombang QRS.
Gelombang P di sebabkan oleh arus listrik yang di bangkitkan sewaktu atrium mengalami
depolarisasi sebelum berkontraksi , dan kompleks QRS di sebabkan oleh arus listrik yang di
bangkitkan ketika ventrikel mengalami depolarisasi sebelum berkontraksi. Oleh karna itu,
gelombang P dan komponen komponen kompleks QRS adalah gelombang depolarisasi.
Gelombang T di sebabkan oleh arus listrik yang di bangkitkan sewaktu ventrikel kembali dari
keadaan depolarisasi.

Karakteristik Elektrokardiogram

Defleksi Deskripsi

Gelombang P gelombang yang timbul karena depolarisasi atrium dari nodus


sinoatrial ke nodus atrioventrikular
Gelombang Q defleksi negatif pertama sesudah gelombang P dan yang
mendahului defleksi R, dibangkitkan oleh depolarisasi permulaan
ventrikel

defleksi positif pertama sesuadah gelombang P dan yang


Gelombang R
ditimbulkan oleh depolarisasi utama ventrikel.

Gelombang S defleksi negatif sesudah defleksi R. Keseluruhan depolarisasi


ventrikel ini membangkitkan gelombang QRS kompleks.

Gelombang T gelombang yang timbul oleh repolarisasi ventrikel.


Fase depolarisasi merupakan kondisi dimana terjadi proses penyebaran impuls/sinyal pada
jantung. Fase repolarisasi merupakan kondisi dimana otot-otot jantung tidak melakukan aktifitas
sementara (istirahat). Fase defleksi merupakan penyebaran proses depolarisasi.

D. Tujuan Pemasangan EKG


1. Untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan irama jantung/disritmia
2. Kelainan-kelainan otot jantung
3. Pengaruh/efek obat-obat jantung
4. Ganguan -gangguan elektrolit
5. Perikarditis
6. Memperkirakan adanya pembesaran jantung/hipertropi atrium dan ventrikel
7. Menilai fungsi pacu jantung.

E. KERTAS EKG
Kertas grafik yang terdiri dari bidang horizontal (mendatar) dan vertikal (keatas), yang berjarak 1
mm (satu kotak kecil). Garis horizontal menggambarkan waktu, dimana 1 mm = 0.04 detik,
sedangkan 5 mm = 0.2 detik. Garis vertikal menggambarkan voltase, dimana 1 mm = 0.1 mV,
sedangkan 10 mm = 1 mV. Pada perekaman normal sehari-hari, kecepatan kertas dibuat 25
mm/detik, kalibrasi pada 1 mV. Bila dirubah harus dicatat pada setiap sandapan (lead).
F. PROSEDUR PEMASANGAN EKG
Persiapan Pemeriksaan EKG
1. Persiapan alat-alat yang di butuhkan
a. Mesin EKG (yang dapat merekam 12 lead)
b. Kertas EKG
c. Elektroda EKG
1. Elektroda untuk pergelangan tangan dan kaki
2. Elektroda isap prekordial
d. Tissue
e. Balon elektroda
f. Plat elektroda
g. Kapas
h. Alkohol
i. Gel EKG
j. Kabel sebagai sumber listrik
Prosedure Pelaksanaan :
1. Mempersiapkan alat EKG
2. Memastikan alat berfungsi dengan baik
3. Mempersiapkan pasien, bila pasien memakai jam tangan , gelang, logam lain agar dilepas.
4. Pasien dipersilahkan membuka baju atas dan kaos dalamnya serta berbaring di atas tempat tidur,
dan dianjurkan untuk tidak tegang (rileks) serta memberitahu prosedure yang akan dilakukan.
5. Membersihkan tempat-tempat yang akan ditempel elektroda dengan kapas alkohol pada bagian
ventral kedua lengan bawah (dekat pergelangan tangan) dan bagian lateral ventral kedua tungkai
bawah (dekat pergelangan kaki), serta dada. Jika perlu dada dan pergelagan kaki dicukur.
6. Keempat elektroda ekstermitas diberi jelly.
7. Oleskan sedikit pasta elektroda pada tempat-tempat yang akan dipasangkan elektroda.
8. Pasang keempat elektroda tersebut pada kedua pergelangan tangan dan kaki, dengan ketentuan
sbb :
Merah : lengan kanan (RA)
Kuning : lengan kiri (LA)
Hijau : tungkai kiri (LF)
Hitam : tungkai kanan (RF)
9. Dada diberi jelly sesuai lokasi untuk elektroda
10. Pasang elektroda prekordial (V1-V6) disesuaikan dengan
kabel
V1 pada interkosta keempat garis sternum kanan
V2 pada interkosta keempat garis sternum kiri
V3 pada pertengahan V2 dan V4
V4 pada interkosta kelima garis pertengahan clavikula kiri
V5 pada axila sebelah depan kiri
V6 pada axila sebelah belakang kiri

11. Tekan On untuk menghidupkan alat


12. Atur posisi jarum penulis agar terletak ditengah lebar kertas, kemudian membuat rekaman
kalibrasi
13. Membuat rekaman EKG dari : Lead I, Lead II, Lead III, aVR, aVL, aVf, V1, V2, V3, V4, V5
dan V6
14. Rekaman setiap sadapan dibuat minimal 3 siklus
15. Setelah selesai membuat rekaman tekan power Off, elektroda dilepas, sisa pasta elektroda pada
orang dibersihkan dan dipersilahkan mengenakan baju kembali.
16. Alat-alat dibersihkan dan dikembalikan pada tempat seperti semula.
G. Cara menilai EKG.
1. Tentukan irama jantung (Rhytme).
1. Irama teratur.
2. HR = 60 100 x/menit.
3. Gelombang P normal, setiap gelombang P selalu diikuti oleh kompleks QRS.
4. Interval PR normal (0.12-0.20 detik).
5. Kompleks QRS normal (0.06-0.12 detik).
6. Semua gelombang sama.
2. Tentukan frekuensi.
1. 300 : (jumlah kotak besar pada interval RR).
2. 1500 : (jumlah kotak kecil pada interval RR.
3. Bila kemungkinan bradikardi, atau denyut yang tidak teratur, ambil lead II sepanjang 6
detik, kemudian hitung jumlah kompleks QRS dikalikan 10.
3. Tentukan ada tidaknya tanda akibat gangguan elektrolit.
1. Hiperkalemia : gelombang T lancip.
2. Hipokalemia : adanya gelombang U.
3. Hiperkalsemia : interval QT memendek.
4. Hipokalsemia : interval QT memanjang.
Hal-hal yang harus dicatat setelah tindakan pemasangan dan memonitori elektrokardiogram
meliputi:
1. Label rekaman EKG dengan nama pasien, nomor ruangan/kamar, dan nomor identitas.
2. Catat tanggal dan waktu tes atau tindakan dilakukan.
3. Catat respon yang ditunjukkan atau dikeluhkan klien.
4. Catat tanggal, waktu, dan nama pasien dan nomor ruang yang tertera di EKG.
5. Catat informasi klinik lainnya terkait pemasangan EKG.
BAB III
INTERPRETASI EKG

A. Interprestasi EKG
Untuk membaca/ interpretasi sebuah EKG, paling sedikit kita harus mempunyai data-data tentang
hal-hal di bawah ini:
a. Umur penderita: karena bentuk EKG normal pada bayi dan anak-anak sangat berbeda
dengan EKG normal orang dewasa.
b. Tinggi, berat dan bentuk badan: orang yang gemuk mempunyai dinding dada yang tebal,
sehingga amplitudo semua komplek EKG lebih kecil, sebab voltase berbanding berbalik
dengan kuadrat jarak elektroda dengan sel otot jantung.
c. Tekanan darah dan keadaan umum penderita: Hal ini penting apakah peningkatan voltase
pada komplek ventrikel kiri ada hubungannya dengan kemungkinan hipertofi dan dilatasi
ventrikel kiri.
d. Penyakit paru pada penderita: posisi jantung dan voltase dari komplek-komplek EKG dapat
dipengaruhi oleh adanya empisema pulmonum yang berat, pleural effusion dan lain-lain.
e. Penggunaan obat digitalis dan derivatnya: akan sangat mempengaruhi bentuk EKG. Maka
misalnya diperlukan hasil EKG yang bebas dari efek, digitalis, perlu dihentikan sekurang-
kurangnya 3 minggu dari obat digitalis tersebut.

Terdapat 2 jenis sandapan pada EKG, yaitu :


1. Sandapan Bipolar
Dinamakan sandapan bipolar karena sandapan ini hanya merekam perbedaan potensial dari 2
elektroda, sandapan ini ditandai dengan angka romawi I,II dan III.
1. Sandapan I
Merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan tangan kiri (LA), dimana tangan
kanan bermuatan negatif dan tangan kiri bermuatan positif.
2. Sandapan II
Merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan kaki kiri (LF), dimana tangan
kanan bermuatan negative dan kaki kiri bermuatan positif.
3. Sandapan III
Merekam beda potensial antara tangan kiri (LA) dengan kaki kiri (LF), dimana tangan kiri
bermuatan negative dan kaki kiri bermuatan positif.
2. Sandapan Unipolar
Sandapan unipolar terbagi menjadi 2 bagian yaitu :
1. Sandapan unipolar ekstremitas
Merekam besar potensial listrik pada satu ekstremitas, elektroda eksplorasi diletakkan pada
ekstremitas yang akan diukur. Gabungan elektroda-elektroda pada ekstremitas yang lain
membentuk elektroda indiferen.
a. aVR : merekam potensial listrik pada tangan kanan (RA) yang bermuatan (+),dan
elektroda (-) gabungan tangan kiri dan kaki kiri membentuk elektroda indifiren.
b. aVL : merekam potensial listrik pada tangan kiri (LA) yang bermuatan (+), dan muatan
(-) gabungan tangan kanan dan kaki kiri membentuk elektroda indifiren.
c. aVF : merekam potensial listrik pada kaki kiri (LF) yang bermuatan (+) dan elektroda
(-) dari gabungan tangan kanan dan kaki kiri membentuk elektroda indifiren.
2. Sandapan unipolar prekordial
a. Sadapan V1 ditempatkan di ruang intercostal IV di kanan sternum.
b. Sadapan V2 ditempatkan di ruang intercostal IV di kiri sternum.
c. Sadapan V3 ditempatkan di antara sadapan V2 dan V4.
d. Sadapan V4 ditempatkan di ruang intercostal V di linea (sekalipun detak apeks berpindah).
e. Sadapan V5 ditempatkan secara mendatar dengan V4 di linea axillaris anterior.
f. Sadapan V6 ditempatkan secara mendatar dengan V4 dan V5 di linea midaxillaris.
B. Morfologi Gelombang EKG

KETERANGAN :

A. Gelombang P: aktivasi atrium.


a. Lebar < 0,12 detik
b. Tinggi < 0,3 milivolt
c. Selalu positif di lead II dan negatif di lead aVR - Interval PR
d. Dari awal gelombang P hingga awal kompleks QRS
e. Durasi normal 0,120,20 detik
B. Kompleks QRS: aktivasi ventrikel kanan dan kiri
a. Lebar 0,060,12 detik
b. Panjang bervariasi di antara tiap lead
c. Gelombang Q : defleksi negatif pertama
d. Gelombang R : defleksi positif pertama
e. Gelombang S : defleksi negatif setelah gelombang R
f. Durasi kompleks QRS : durasi depolarisasi otot ventrikel
C. Interval PP : durasi siklus atrium
D. Interval RR : durasi siklus ventrikel
E. Interval QT : durasi depolarisasi dan repolarisasi ventrikel
F. Segmen ST
a. Dari akhir gelombang S hingga awal gelombang T
b. Normal : isoelektrik - Gelombang T
c. Positif di lead I, II, V3V6 dan negatif di aVR
Ukuran kotak kecil: 1 mm dan ukuran kotak besar: 5 mm. Kecepatan kertas pencatatan 25
mm/detik, berarti satu kotak kecil adalah 0,04 detik. Amplitudo standar 1 milivolt.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Elektrokardiogram atau yang biasa kita sebut dengan EKG merupakan rekaman aktifitas kelistrikan
jantung yang ditimbulkan oleh sistem eksitasi dan konduktif khusus.
Beberapa tujuan dari penggunaan EKG adalah :
1. Untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan irama jantung/disritmia
2. Kelainan-kelainan otot jantung
3. Pengaruh/efek obat-obat jantung
4. Ganguan -gangguan elektrolit
5. Perikarditis
6. Memperkirakan adanya pembesaran jantung/hipertropi atrium dan ventrikel
7. Menilai fungsi pacu jantung.
Elektrokardiogram tediri atas sebuah gelombang P, sebuah kompleks QRS dan sebuah gelombang T.
Seringkali kompleks QRS itu terdiri atas tiga gelombang yang terpisah, yakni gelombang Q, gelombang R
dan gelombang S, namun jarang ditemukan. Sandapan pada EKG ada 2 yaitu sandapan bipolar dan unipolar.
Sadapan-sadapan bipolar dihasilkan dari gaya-gaya listrik yang diteruskan dari jantung melalui empat kabel
elektrode yang diletakkan di kedua tangan dan kaki.sedangkan, sandapan unipolar Sadapan ini memandang
jantung secara horizontal (jantung bagian anterior, septal, lateral, posterior dan ventrikel sebelah kanan).

B. Saran
1. Dengan adanya pembelajaran tentang EKG,maka kenalilah dulu pasien kita. Benar bahwa EKG
saja dapat dibaca dengan cukup tepat, tetapi kekuataan alat ini baru betul-betul muncul bila
diintregasikan dengan penilaian klinik secara total.
2. Guna dalam pembacaan EKG,selanjutnya membacalah terus lebih banyak. Bacalah di mana pun
Anda menemukan EKG, tidak hanya mengacu pada materi ini, tetapi bacalah dari berbagai sumber
pengetahuan tentang EKG.Kenalilah lebih dalam dulu dasar-dasar tentang EKG,maka seorang perawat
akan dapat menguasai materi dan mampu untuk mempraktekannya.
DAFTAR PUSTAKA

Baltazar, R.F., (2013). Basic and Bedside Electrocardiography. Baltimore,MD : Lippincott Williams &
Wilkins.
Guyton, A.C dan Hall. J.E (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 11. Jakarta :
EGC.
Kabo, P dan Karim, S (2007). EKG dan Penanggulangan Beberapa Penyakit Jantung untuk Dokter Umum.
Jakarta : FK UI.
Netter, F.H (2014). Atlas of human anatomy. 6th ed: Elsevier.
Silverthorn, Dee Unglaub., (2013). Fisiologi Manusia. Jakarta : EGC.
Pusat jantung nasional, (2006). Materi Kursus EKG Praktis:JAKARTA. National cardiovascular center
Sundana K, 2008, Interpretasi EKG, Pedoman Untuk Perawat, EGC, Jakarta.
Thaler MS, 2000, Satu-Satunya Buku EKG yang Anda Perlukan, Edisi 2, Hipokrates, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai