Anda di halaman 1dari 20

TUGAS PRAKTIKUM ONLINE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

MAKALAH PEMASANGAN EKG

FASILITATOR :
Difran Nobel Bistara S.Kep., Ns., M.Kep
NAMA KELOMPOK :
1. Ajie Febriarta 1130019008
2. Faizatur Rokhman 1130019031
3. Oky Istiowati 1130019038
4. Anisa Muzdahiroh 1130019062
5. Nike Ni’amil Akmalia 1130019076
6. Syafa Balqis Islamiyah 1130019078
7. Permata Izza Maghfira 1130019080
8. Lintang Aulia Mauludi 1130019086

PRODI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN DAN


KEBIDANAN UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2021

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
memberikan kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan tugas yang
diberikan. Atas rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas yang
diberikann tepat waktu.

Selain itu, kami berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan
pembaca tentang “PEMASANGAN EKG”

Kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Difran Nobel


Bistara S.Kep., Ns., M.Kep selaku Dosen dan Fasilitator dalam mata kuliah ini.
Kami juga berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu proses
dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kata sempurna. Oleh karna itu, kritik dan saran yang membangun makalah ini
akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, 06 januari 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………… i
KATA PENGANTAR …………………………………………………. ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………… iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………... 2
1.3 Tujuan ……………………………………………………….. 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi ……………………………………………………… 3
2.2 Sistem Konduksi Jantung …………………………………… 3
2.3 Macam dan Makna Gelombang EKG ………………………. 5
2.4 Tujuan Pemasangan EKG …………………………………... 7
2.5 Kertas EKG …………………………………………………. 8
2.6 Prosedur Pemasangan EKG ………………………………… 8
2.7 Cara Menilai EKG ………………………………………….. 11
2.8 Interpretasi EKG ……………………………………………. 12
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan …………………………………………………. 15
3.2 Saran ……………………………………………………….... 16
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….. 17

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Elektrokardiogram adalah suatu grafik yang menggambarkan rekaman
listrik jantung. Kegiatan listrik jantung dalam tubuh dapat dicatat dan direkam
melalui elektroda-elektroda yang dipasang pada permmukaan tubuh (dada).
Kelainan tata listrik jantung akan menimbulkan kelainan gambar EKG.
Elektrokardiogram hanyalah salah satu pemeriksaan laboratorium yang
merupakan alat bantu dalam menegakkan diagnosis penyakit jantung. Gambaran
klinis penderita tetap merupakan pegangan penting dalam menentukan diagnosis,
karena pasien dengan pennyakit jantung mungkin mempunyai gambaran EKG
yang normal ataupun sebaliknya, individu normal mungkin mempunyai
gambaran EKG yang abnormal (Nurhayati, 2001).

Elektrokardiogram mempunyai nilai diagnostic pada keadaan klinis berikut :


a. Aritmia jantung.
b. Hipertrofi atrium dan ventrikel.
c. Iskemia dan infarkmiokard.
d. Efek obat-obatan terutama digitalis dan anti-aritmia.
e. Gangguan keseimbangan elektrolit khususnya kalium.
f. Penilaian fungsi jantung.
Elektrokardigram tetap merupakan standart emas dalam mengidentifikasi
adanya dan lokasi infarkmiokardakut. ST elevasi pada infarkmiokard akut dapat
meprediksi ukuran infark, responnya terhadap terapi reperfusi dan
memperkirakan prognosis daripasien. Distorsi terminal kompleks QRS pada infar
kmiokard akut interior adalahjika J-point dibandingkan dengan tingginya
gelombang R lebih atau sama dengan 0,5 pada dua atau lebih sadapan inferior
(sadapan II, III a VF). Birnbaum dkk. Menyatakan bahwa adanya distorsi QRS
awal berhubungan dengan ingin yaang kakejadian high-degree A V block.
Walaupun sebagian besar bersifat trensien, high-degree AV block
berhubungan dengan peningkatan angka kematian selama perawatan di rumah
sakit, meskipun pasien mendapatkan terapi trombolitik.

1
1.2 RumusanMasalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan EKG?
1.2.2 Bagaimana sistem konduksi jantung?
1.2.3 Apa saja macam-macam dan makna gelombang EKG?
1.2.4 Apa tujuan pemasangan EKG?
1.2.5 Bagaimana isi penjelasan dari kertas EKG?
1.2.6 Bagaimana proseduur pemasangan EKG?
1.2.7 Bagaimana cara penilaian EKG?
1.2.8 Apa yang dimaksud dengan interprestasi EKG?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Setelah membaca makalah ini, diharapkan pembaca mengetahui dan
memahami tentang pengertian dan cara penggunaan
Elektrokardiogram (EKG).

1.3.2 TujuanKhusus
1. Mampu menjelaskan dan memahami pengertian tentang EKG.
2. Mampu menjelaskan tentang sistem konduksi jantung.
3. Mampu menjelaskan macam-macam dan makna gelombang EKG.
4. Mampu menjelaskan dan memahami tentang tujuan pemasangan
EKG.
5. Mampu menjelaskan dan memahami tentang isi dari kertas EKG.
6. Mampu menjelaskan dan memahami tentang prosedur
pemasanngan EKG.
7. Mampu menjelaskan dan memahami tentang cara penilaian EKG.
8. Mampu menjelaskan dan memahami tentang maksud dari
interprestasi EKG.

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Elektrokardiogram (EKG) adalah grafik yang merekam perubahan
potensial listrik jantung yang dihubungkan dengan waktu. Elektrokardiografi
adalah ilmu yang mempelajari perubahan-perubahan potensial atau perubahan
voltage yang terdapat dalam jantung.(Ruhyanudin, 2007)

Elektrokardiograf adalah alat untuk mengetahui aktivitas kelistrikan jantung :

2.2 Sistem Konduksi Jantung

Jantung adalah organ muskular berlubang yang berfungsi sebagai pompa


ganda sistem kardiovaskular. Sisi kanan jantung memompa darah ke paru
sedangkan sisi kiri memompa darah ke seluruh tubuh. Jantung mempunyai
empat ruangan, atrium kanan dan kiri , ventrikel kanan dan kiri. Jantung
merupakan otot tubuh yang bersifat unik karena mempunyai sifat membentuk
impuls secara otomatis dan berkontraksi ritmis. Pembentukan impuls listrik
terjadi dalam sistem penghantar jantung. Adapun jalur hantaran listrik jantung

3
normal terjadi dalam urutan berikut : nodus sinoatrial (SA) - nodus
atrioventrikular (AV) – berkas His – cabang berkas – serabut purkinje– otot
ventrikel.

Pembentukan dan hantaran impuls listrik ini menimbulkan arus listrik


yang lemah dan menyebar melalui tubuh. Kegiatan impuls listrik pada
jantung ini dapat direkam oleh elektrokardiograf dengan meletakkan
elektroda- elektroda ke berbagai permukaan tubuh (sadapan/leads). Sebuah
perangkat elektrokardiograf yang penampil outputnya berupa plotter akan
menampilkan hasil perekaman pada sebuah kertas grafik millimeter blok.

Pada Gambar di atas, jantung normal manusia memiliki nilai magnitude


sebesar 1.1 mV, hal ini dapat dilihat dengan menghitung jumlah kotak dari titik

4
Q ke titik R, dimana jumlah kotak tersebut ada 11 kotak. Masing-masing
kotak sama dengan 0.1 mV, sehingga 11 kotak sama dengan 1.1 mV.

2.3 Macam dan Makna Gelombang EKG

1. Bentuk Gelombang

Dalam satu gelombang EKG ada yang disebut titik, interval dan
segmen. Titik terdiri dari titik P, Q, R, S, T dan U (kadang sebagian referensi
tidak menampilkan titik U) sedangkan Interval terdiri dari PR interval, QRS
interval dan QT interval dan Segmen terdiri dari PR segmen, dan ST segmen.
Elektrokardiogram tediri atas sebuah gelombang P, sebuah kompleks QRS
dan sebuah gelombang T. Seringkali kompleks QRS itu terdiri atas tiga
gelombang yang terpisah, yakni gelombang Q, gelombang R dan gelombang
S, namun jarang ditemukan. Sinyal EKG terdiri atas :

A. Gelombang P, terjadi akibat kontraksi otot atrium, gelombang ini


relatif kecil karena otot atrium yang relatif tipis.

B. Gelombang QRS, terjadi akibat kontraksi otot ventrikel yang tebal


sehingga gelombang QRS cukup tinggi. Gelombang Q merupakan
depleksi pertama kebawah. Selanjutnya depleksi ke atas adalah
gelombang R. Depleksi ke bawah setelah gelombang R disebut
gelombang S.
C. Gelombang T, terjadi akibat kembalinya otot ventrikel ke keadaan
listrik istirahat (repolarisasi)

5
2. Pembentukan Gelombang
Ketika impuls dari nodus SA menjalar di kedua atrium, terjadi depolarisasi
dan repolarisasi di atrium dan semua sadapan merekamnya sebagai gelombang P
defleksi positif, terkecuali di aVR yang menjauhi arah aVR sehingga defleksinya
negatif. Setelah dari atrium, listrik menjalar ke nodus AV, berkas His, LBB dan
RBB, serta serabut purkinje. Selanjutnya, terjadi depolarisasidi kedua ventrikel
dan terbentuk gelombang QRS defleksi positif, kecuali di aVR. Setelah terjadi
depolarisasi di kedua ventrikel, ventrikel kemudian mengalami repolarisasi.
Repolarisasi di kedua ventrikel menghasilkan gelombang T defleksi positif di
semua sadapan, kecuali di aVR.

Elektrokardiogram normal terdiri dari sebuah gelombang P , gelombang Q,


gelombang R, gelombang S atau bisa disebut “Kompleks QRS”, dan sebuah
gelombang T. Kompleks QRS sebenarnya tiga gelombang tersendiri, gelombang
Q, gelombang R, gelombang S, ke semuanya di sebabkan oleh lewatnya impuls
jantung melalui ventrikel ini. Dalam elektrokardigram yang normal, gelombang
Q, dan S sering sangat menonjol dari pada gelombang R dan kadang kadang
benar benar absen , tetapi walau bagaimanapun gelombang ini masih di kenal
sebagai kompleks QRS atau hanya gelombang QRS.

Gelombang P di sebabkan oleh arus listrik yang di bangkitkan sewaktu


atrium mengalami depolarisasi sebelum berkontraksi , dan kompleks QRS di
sebabkan oleh arus listrik yang di bangkitkan ketika ventrikel mengalami
depolarisasi sebelum berkontraksi. Oleh karna itu, gelombang P dan
komponen komponen kompleks QRS adalah gelombang depolarisasi.
Gelombang T di sebabkan oleh arus listrik yang di bangkitkan sewaktu
ventrikel kembali dari keadaan depolarisasi.

6
Karakteristik Elektrokardiogram

Defleksi Deskripsi

Gelombang P gelombang yang timbul karena depolarisasi atrium


dari nodus

sinoatrial ke nodus atrioventrikular

Gelombang Q defleksi negatif pertama sesudah


gelombangPmendahului defleksi R, dibangkitkan
olehdepolarisasi permulaanventrikel

Gelombang R defleksi positif pertama sesuadah gelombangP


danyangditimbulkan oleh depolarisasi utama
ventrikel.

Gelombang S defleksi negatif sesudah defleksi R. Keseluruhan


depolarisasiventrikel ini membangkitkan
gelombang QRS kompleks.

Gelombang T Gelombangyang timbul oleh repolarisasi ventrikel.

Fase depolarisasi merupakan kondisi dimana terjadi proses penyebaran


impuls/sinyal pada jantung. Fase repolarisasi merupakan kondisi dimana otot-
otot jantung tidak melakukan aktifitas sementara (istirahat). Fase defleksi
merupakan penyebaran proses depolarisasi.

2.4 Tujuan Pemasangan EKG

1. Untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan irama jantung/disritmia


2. Kelainan-kelainan otot jantung
3. Pengaruh/efek obat-obat jantung
4. Ganguan -gangguan elektrolit
5. Perikarditis

7
6. Memperkirakan adanya pembesaran jantung/hipertropi atrium
dan ventrikel
7. Menilai fungsi pacu jantung.

2.5 Kertas EKG

Kertas grafik yang terdiri dari bidang horizontal (mendatar) dan vertikal
(keatas), yang berjarak 1 mm (satu kotak kecil). Garis horizontal
menggambarkan waktu, dimana 1 mm = 0.04 detik, sedangkan 5 mm = 0.2
detik. Garis vertikal menggambarkan voltase, dimana 1 mm = 0.1 mV,
sedangkan 10 mm = 1 mV. Pada perekaman normal sehari-hari, kecepatan
kertas dibuat 25 mm/detik, kalibrasi pada 1 mV. Bila dirubah harus dicatat
pada setiap sandapan (lead).

2.6 Prosedur Pemasangan EKG


2.6.1 Persiapan Pemeriksaan EKG
Persiapan alat-alat yang di butuhkan :
a. Mesin EKG (yang dapat merekam 12 lead)
b. Kertas EKG
c. Elektroda EKG :
a) Elektroda untuk pergelangan tangan dan kaki
b) Elektroda isap prekordial
d. Tissue

8
e. Balon elektroda
f. Plat elektroda
g. Kapas
h. Alkohol
i. Gel EKG
j. Kabel sebagai sumber listrik
2.6.2 Prosedure Pelaksanaan :
1. Mempersiapkan alat EKG
2. Memastikan alat berfungsi dengan baik
3. Mempersiapkan pasien, bila pasien memakai jam tangan , gelang,
logam lain agar dilepas.
4. Pasien dipersilahkan membuka baju atas dan kaos dalamnya serta
berbaring di atas tempat tidur, dan dianjurkan untuk tidak tegang
(rileks) serta memberitahu prosedure yang akan dilakukan.
5. Membersihkan tempat-tempat yang akan ditempel elektroda
dengan kapas alkohol pada bagian ventral kedua lengan bawah
(dekat pergelangan tangan) dan bagian lateral ventral kedua tungkai
bawah (dekat pergelangan kaki), serta dada. Jika perlu dada dan
pergelagan kaki dicukur.
6. Keempat elektroda ekstermitas diberi jelly.
7. Oleskan sedikit pasta elektroda pada tempat-tempat yang akan
dipasangkan elektroda.
8. Pasang keempat elektroda tersebut pada kedua pergelangan tangan
dan kaki, dengan ketentuan sbb :
a. Merah : lengan kanan (RA)
b. Kuning : lengan kiri (LA)
c. Hijau : tungkai kiri (LF)
d. Hitam : tungkai kanan (RF)

9
9. Dada diberi jelly sesuai lokasi untuk elektroda
10. Pasang elektroda prekordial (V1-V6) disesuaikan dengan kabel

a. V1 pada interkosta keempat garis sternum kanan


b. V2 pada interkosta keempat garis sternum kiri
c. V3 pada pertengahan V2 dan V4
d. V4 pada interkosta kelima garis pertengahan clavikula kiri
e. V5 pada axila sebelah depan kiri
f. V6 pada axila sebelah belakang kiri

11. Tekan “On” untuk menghidupkan alat


12. Atur posisi jarum penulis agar terletak ditengah lebar kertas,
kemudian membuat rekaman kalibrasi
13. Membuat rekaman EKG dari : Lead I, Lead II, Lead III, aVR, aVL,
aVf, V1, V2, V3, V4, V5 dan V6
14. Rekaman setiap sadapan dibuat minimal 3 siklus
15. Setelah selesai membuat rekaman tekan power “Off”, elektroda
dilepas, sisa pasta elektroda pada orang dibersihkan dan
dipersilahkan mengenakan baju kembali.
16. Alat-alat dibersihkan dan dikembalikan pada tempat seperti semula.

10
2.7 Cara Menilai EKG.
2.7.1 Tentukan irama jantung (Rhytme).
1. Irama teratur.
2. HR = 60 – 100 x/menit.
3. Gelombang “P” normal, setiap gelombang “P” selalu diikuti oleh
kompleks “QRS”.
4. Interval “PR” normal (0.12-0.20 detik).
5. Kompleks “QRS” normal (0.06-0.12 detik).
6. Semua gelombang sama.
2.7.2 Tentukan frekuensi.
a. 300 : (jumlah kotak besar pada interval “RR”).
b. 1500 : (jumlah kotak kecil pada interval “RR”.
c. Bila kemungkinan bradikardi, atau denyut yang tidak teratur, ambil
lead II sepanjang 6 detik, kemudian hitung jumlah kompleks QRS
dikalikan 10.
2.7.3 Tentukan ada tidaknya tanda akibat gangguan elektrolit.
a. Hiperkalemia : gelombang T lancip.
b. Hipokalemia : adanya gelombang U.
c. Hiperkalsemia : interval QT memendek.
d. Hipokalsemia : interval QT memanjang.

11
Hal-hal yang harus dicatat setelah tindakan pemasangan dan
memonitori elektrokardiogram meliputi:

1. Label rekaman EKG dengan nama pasien, nomor ruangan/kamar,


dan nomor identitas.
2. Catat tanggal dan waktu tes atau tindakan dilakukan.
3. Catat respon yang ditunjukkan atau dikeluhkan klien.
4. Catat tanggal, waktu, dan nama pasien dan nomor ruang yang
tertera di EKG.
5. Catat informasi klinik lainnya terkait pemasangan EKG.
2.8 Interpretasi EKG
Untuk membaca/ interpretasi sebuah EKG, paling sedikit kita harus
mempunyai data-data tentang hal-hal di bawah ini:
a. Umur penderita: karena bentuk EKG normal pada bayi dan anak-anak
sangat berbeda dengan EKG normal orang dewasa.
b. Tinggi, berat dan bentuk badan: orang yang gemuk mempunyai dinding
dada yang tebal, sehingga amplitudo semua komplek EKG lebih kecil,
sebab voltase berbanding berbalik dengan kuadrat jarak elektroda dengan
sel otot jantung.
c. Tekanan darah dan keadaan umum penderita: Hal ini penting apakah
peningkatan voltase pada komplek ventrikel kiri ada hubungannya dengan
kemungkinan hipertofi dan dilatasi ventrikel kiri.
d. Penyakit paru pada penderita: posisi jantung dan voltase dari komplek-
komplek EKG dapat dipengaruhi oleh adanya empisema pulmonum yang
berat, pleural effusion dan lain-lain.
e. Penggunaan obat digitalis dan derivatnya: akan sangat mempengaruhi
bentuk EKG. Maka misalnya diperlukan hasil EKG yang bebas dari efek,
digitalis, perlu dihentikan sekurang-kurangnya 3 minggu dari obat
digitalis tersebut.

12
Terdapat 2 jenis sandapan pada EKG, yaitu :

a. Sandapan Bipolar

Dinamakan sandapan bipolar karena sandapan ini hanya merekam


perbedaan potensial dari 2 elektroda, sandapan ini ditandai dengan angka
romawi I,II dan III.

1) Sandapan I
Merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan
tangan kiri (LA), dimana tangan kanan bermuatan negatif dan
tangan kiri bermuatan positif.
2) Sandapan II
Merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan
kaki kiri (LF), dimana tangan kanan bermuatan negative dan
kaki kiri bermuatan positif.
3) Sandapan III
Merekam beda potensial antara tangan kiri (LA) dengan kaki
kiri (LF), dimana tangan kiri bermuatan negative dan kaki kiri
bermuatan positif.
b. Sandapan Unipolar

Sandapan unipolar terbagi menjadi 2 bagian yaitu :

1) Sandapan unipolar ekstremitas


Merekam besar potensial listrik pada satu ekstremitas,
elektroda eksplorasi diletakkan pada ekstremitas yang akan
diukur. Gabungan elektroda-elektroda pada ekstremitas yang
lainmembentuk elektroda indiferen.
a. aVR: merekam potensial listrik pada tangan kanan (RA)
yangbermuatan (+),danelektroda (-) gabungan tangan kiri
dan kaki kiri membentuk elektroda indifiren.
b. aVL: merekam potensial listrik pada tangan kiri (LA) yang
bermuatan (+), dan muatan(-) gabungan tangan kanan dan
kaki kiri membentuk elektroda indifiren.

13
c. aVF: merekam potensial listrik pada kaki kiri (LF) yang
bermuatan (+) dan elektroda(-) dari gabungan tangan
kanan dan kaki kiri membentuk elektroda indifiren.
2) Sandapan unipolar prekordial
a. Sadapan V1 ditempatkan di ruang intercostal IV di kanan
sternum.
b. Sadapan V2 ditempatkan di ruang intercostal IV di kiri
sternum.
c. Sadapan V3 ditempatkan di antara sadapan V2 dan V4.
d. Sadapan V4 ditempatkan di ruang intercostal V di linea
(sekalipun detak apeks berpindah).
e. Sadapan V5 ditempatkan secara mendatar dengan V4 di
linea axillaris anterior.
f. Sadapan V6 ditempatkan secara mendatar dengan V4 dan
V5 di linea midaxillaris.

14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Elektrokardiogram (EKG) adalah grafik yang merekam perubahan


potensial listrik jantung yang dihubungkan dengan waktu.Elektrokardiografi
adalah ilmu yang mempelajari perubahan-perubahan potensial atau perubahan
voltage yang terdapat dalam jantung.(Ruhyanudin, 2007)Jantung adalah
organ muskular berlubang yang berfungsi sebagai pompa ganda sistem
kardiovaskular. Sisi kanan jantung memompa darah ke paru sedangkan sisi
kiri memompa darah ke seluruh tubuh.Jantung mempunyai empat ruangan,
atrium kanan dan kiri , ventrikel kanan dan kiri. Adapun jalur hantaran listrik
jantung normal terjadi dalam urutan berikut : nodus sinoatrial (SA) - nodus
atrioventrikular (AV) – berkas His – cabang berkas – serabut purkinje – otot
ventrikel.

Elektrokardiogram tediri atas sebuah gelombang P, sebuah kompleks QRS


dan sebuah gelombang T. Seringkali kompleks QRS itu terdiri atas tiga
gelombang yang terpisah, yakni gelombang Q, gelombang R dan gelombang S,
namun jarang ditemukan. Pembentukan gelombang EKG ketika impuls dari
nodus SA menjalar di kedua atrium, terjadi depolarisasi dan repolarisasi di
atrium dan semua sadapan merekamnya sebagai gelombang P defleksi positif,
terkecuali di aVR yang menjauhi arah aVR sehingga defleksinya negatif. Adapun
tujuan pemasangan EKG antara lain untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan
irama jantung/disritmia, kelainan-kelainan otot jantung, pengaruh/efek obat-obat
jantung, ganguan -gangguan elektrolit, perikarditis, memperkirakan adanya
pembesaran jantung/hipertropi atrium dan ventrikel, dan menilai fungsi pacu
jantung. Sedangkan Kertas grafik yang terdiri dari bidang horizontal (mendatar)
dan vertikal (keatas), yang berjarak 1 mm (satu kotak kecil). Garis horizontal
menggambarkan waktu, dimana 1 mm = 0.04 detik, sedangkan 5 mm = 0.2 detik.
Garis vertikal menggambarkan voltase, dimana 1 mm = 0.1 mV, sedangkan 10
mm = 1 mV. Pada perekaman normal

15
sehari-hari, kecepatan kertas dibuat 25 mm/detik, kalibrasi pada 1 mV. Bila
dirubah harus dicatat pada setiap sandapan (lead)

3.2 Saran

Kami selaku penulis berharap agar materi ini dapat memberikan cukup
wawasan yang lebih luas bagi para pembaca. Terlebih lagi sebagi bekal
untuk melakukan proses pembelajaran para mahasiswa. Selain itu, juga
diharapkan agar selalu berusaha terus untuk memenuhi rasa ingin tahu.

16
DAFTAR PUSTAKA

Baltazar, R.F., (2013). Basic and Bedside Electrocardiography. Baltimore,MD:


Lippincott Williams & Wilkins.

Guyton, A.C dan Hall. J.E (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 11.
Jakarta: EGC.

Kabo, P dan Karim, S. (2007). EKG dan Penanggulangan Beberapa Penyakit


Jantung untuk Dokter Umum. Jakarta : FK UI.

Netter, F.H (2014). Atlas of human anatomy. 6th ed: Elsevier.

Silverthorn, Dee Unglaub., (2013). Fisiologi Manusia. Jakarta : EGC.

Pusat jantung nasional, (2006). Materi Kursus EKG Praktis:JAKARTA. National


cardiovascular center Sundana K, 2008, Interpretasi EKG, Pedoman
Untuk Perawat, EGC, Jakarta. Thaler MS, 2000, Satu-Satunya Buku EKG
yang Anda Perlukan, Edisi 2, Hipokrates, Jakarta.

Yuniawan, ArifEko. (2013). Makalah Keperawatan Gawat Darurat


Elektrokardiogram (EKG), Analisis Gas Darah (AGD), Initial
Assesment, Resusitasi Jantung Paru (RJP). Makalah.
https://id.scribd.com/doc/190684667/Makalah-EKG. Diakses tanggal
07 januari 2021.

17

Anda mungkin juga menyukai