Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KEPERAWATAN

PANDUAN BELAJAR MEMBACA ELEKTRO KARDIOGRAFI


(EKG)
DI SUSUN
UNTUK KELENGKAPAN KENAIKAN KENAIKAN PANGKAT
TIDAK UNTUK DIPUBLIKASIKAN

NAMA : YUNITA KURNIAWAN, AMK

NIP : 19780629 201001 1 018

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS


RUMAH SAKIT UMUM dr LOEKMONO HADI
Jl dr Loekmonohadi no 19 Kudus .Telp (0291 444001 )

1
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia Nya yang tiada ternilai kepada
penulis, Amin.

Banyak rintangan dan hambatan yang penulis hadapi dalam penyusunan


makalah ilmiah ini. Namun berkat bantuan dan dukungan berbagai pihak ,
baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung Alhamdulillah penulis dapat
menyelesaikannya.

Penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan, dorongan dan do’a, semoga Allah membalas amal
baik yang telah dilakukan umat-Nya atas sesama.Amin

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.............................................................................................................. 2

DAFTAR ISI........................................................................................................................... 3

BAB I...................................................................................................................................... 3

PENDAHULUAN.................................................................................................................... 3

A. Latar Belakang...............................................................................................................3

B. Rumusan Masalah.........................................................................................................4

C. Tujuan.............................................................................................................................4

BAB II..................................................................................................................................... 5

PEMBAHASAN...................................................................................................................... 5

A. PENGERTIAN EKG.......................................................................................................5

B. INDIKASI DARI PEMASANGAN EKG...........................................................................6

C. MACAM GELOMBANG EKG DAN BAGAIMANN MAKNA DARI GELOMBANG


TERSEBUT............................................................................................................................7

D. PROSEDUR PELAKSANAAN PEMERIKSAAN EKG.................................................11

BAB III.................................................................................................................................. 13

PENUTUP............................................................................................................................ 13

A. Kesimpulan...................................................................................................................13

B. Saran............................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................15

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Elektrokardiogram tetap merupakan standar emas dalam mengidentifikasi
adanya dan lokasi dari infark miokard akut. ST elevasi pada infark miokard akut dapat
memprediksi ukuran infark, responnya terhadap terapi reperfusi, dan memperkirakan
prognosis dari pasien. Distorsi terminal komplek QRS pada infark miokard akut inferior
adalah jika J-point dibandingkan dengan tingginya gelombang R lebih atau sama
dengan 0,5 pada dua atau lebih sadapan inferior (sadapan II, III, aVF). Birnbaum dkk.
menyatakan bahwa adanya distorsi QRS awal berhubungan dengan tingginya angka
kejadian high-degree AV block.
Walaupun sebagian besar bersifat transien, high-degree AV block berhubungan
dengan peningkatan angka kematian selama perawatan di rumah sakit, meskipun
pasien mendapat terapi trombolitik. Bahan dan Cara Kerja : Penelitian ini merupakan
penelitian cross-sectional terhadap pasien infark miokard akut inferior yang mendapat
terapi trombolitik periode Januari 2000 sampai dengan Desember 2004 yang dirawat di
Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, yang memenuhi kriteria inklusi dan a ksklusi.
Pasien dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu dengan distorsi QRS dan tanpa distorsi
QRS. Hubungan antara dua variabel dinilai dengan uji t dan chi-square, serta analisis
multivarian dengan logistic regression. Hasil Penelitian : Terdapat 186 subyek penelitian
dengan rentang umur 37-72 tahun, lebih banyak pada laki-laki (89%), yang terdiri dari
93 pasien dengan distorsi QRS dan 93 pasien tanpa distorsi QRS. Tidak didapatkan
perbedaan data dasar karakteristik Minis dari kedua kelornpok. Dui analisis univarian,
kelompok dengan distorsi QRS memiliki jumlah deviasi segmen ST yang lebih tinggi
(9,61±3,67 vs 7,76±3,53, p=0,001), dan mengalami kegagalan terapi trombolitik yang
lebih besar (74,2% vs 60,2%, p=0,042). Pada analisis multivarian, didapatkan hubungan
yang berrnakna antara distorsi QRS dengan high-degree AV block (OR 2,5; 95% CI
1,04-6,01; p=0,04) dan umumnya terjadi saat perawatan di rumah sakit.
Kesimpulan : Pasien dengan distorsi terminal komplek QRS pada infark miokard
akut inferior yang mendapat terapi trombolitik mempunyai risiko high-degree AV block
selama perawatan di rumah sakit yang lebih banyak dibandingkan dengan tanpa distorsi
terminal komplek QRS.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian EKG
2. Apa tujuan dari pemasangan EKG
3. Bagaimana indikasi dari pemasangan EKG
4. Apa saja macam gelombang EKG dan bagaimann makna dari gelombang tersebut
5. Bagaimana prosedur pelaksanaan pemeriksaan EKG
6. Dimana letak sandapan pada EKG

C. Tujuan
Agar semua perawat dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan
elektrokardiogram ( EKG ) dan fungsi alat tersebut serta hal – hal lain yang
berhubungan dengan elektrokardiogram ( EKG ) dan bagai mana pengoperasionalkan
EKG

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN EKG
Elektrokardiogram (EKG) adalah grafik yang dibuat oleh sebuah lektrokardiograf,
yang merekam aktivitas kelistrikan jantung dalam waktu tertentu. Namanya terdiri atas
sejumlah bagian yang berbeda: elektro, karena berkaitan dengan elektronika, kardio,
kata Yunani untuk jantung, gram, sebuah akar Yunani yang berarti "menulis".
Elektrokardiogram atau yang biasa kita sebut dengan EKG merupakan rekaman
aktifitas kelistrikan jantung yang ditimbulkan oleh sistem eksitasi dan konduktif khusus
jantung. Jantung normal memiliki impuls yang muncul dari simpul SA kemudian
dihantarkan ke simppul AV dan serabut purkinje. Perjalanan impuls inilah yang akan
direkam oleh EKG sebagai alat untuk menganalisa kelistrikan jantung.
Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu sinyal yang dihasilkan oleh aktifitas listrik
otot jantung. EKG ini merupakan rekaman informasi kondisi jantung yang diambil
dengan memasang electroda pada badan. Rekaman EKG ini digunakan oleh dokter ahli
untuk menentukan kodisi jantung dari pasien. Sinyal EKG direkam menggunakan
perangkat elektrokardiograf.
Dalam EKG perlu diketahui tentang sistem konduksi (listrik jantung), yang terdiri
dari:
1. SA Node ( Sino-Atrial Node )
Terletak dibatas atrium kanan (RA) dan vena cava superior (VCS). Sel-sel
dalam SA Node ini bereaksi secara otomatis dan teratur mengeluarkan impuls
(rangsangan listrik) dengan frekuensi 60 - 100 kali permenit kemudian menjalar ke
atrium, sehingga menyebabkan seluruh atrium terangsang.
2. AV Node (Atrio-Ventricular Node)
Terletak di septum internodal bagian sebelah kanan, diatas katup trikuspid.
Sel-sel dalam AV Node dapat juga mengeluar¬kan impuls dengan frekuensi lebih
rendah dan pada SA Node yaitu : 40 - 60 kali permenit. Oleh karena AV Node
mengeluarkan impuls lebih rendah, maka dikuasai oleh SA Node yang mempunyai
impuls lebih tinggi. Bila SA Node rusak, maka impuls akan dikeluarkan oleh AV
Node.
3. Berkas His
Terletak di septum interventrikular dan bercabang 2, yaitu :
a. Cabang berkas kiri ( Left Bundle Branch)
b. Cabang berkas kanan ( Right Bundle Branch )

6
Setelah melewati kedua cabang ini, impuls akan diteruskan lagi ke cabang-
cabang yang lebih kecil yaitu serabut purkinye.
4. Serabut Purkinye
Serabut purkinye ini akan mengadakan kontak dengan sel-sel ventrikel. Dari
sel-sel ventrikel impuls dialirkan ke sel-sel yang terdekat sehingga seluruh sel akan
dirangsang. Di ventrikel juga tersebar sel-sel pace maker (impuls) yang secara
otomatis engeluarkan impuls dengan frekuensi 20 - 40 kali permenit.

B. INDIKASI DARI PEMASANGAN EKG


Elektrokardiogram tidak menilai kontraktilitas jantung secara langsung. Namun,
EKG dapat memberikan indikasi menyeluruh atas naik-turunnya suatu kontraktilitas.
Analisis sejumlah gelombang dan vektor normal depolarisasi dan repolarisasi
menghasilkan informasi diagnostik yang penting.
 Merupakan standar emas untuk diagnosis aritmia jantung[1]
 EKG memandu tingkatan terapi dan risiko untuk pasien yang dicurigai ada infark otot
jantung akut [2]
 EKG membantu menemukan gangguan elektrolit (mis. hiperkalemia dan
hipokalemia)[3]
 EKG memungkinkan penemuan abnormalitas konduksi (mis. blok cabang berkas
kanan dan kiri)[4]
 EKG digunakan sebagai alat tapis penyakit jantung iskemik selama uji stres jantung[5]
 EKG kadang-kadang berguna untuk mendeteksi penyakit bukan jantung (mis. emboli
paru atau hipotermia)[3]

C. MACAM GELOMBANG EKG DAN BAGAIMANN MAKNA DARI GELOMBANG


TERSEBUT
1. Bentuk Gelombang
Dalam satu gelombang EKG  ada yang disebut titik, interval dan segmen. Titik
terdiri dari titik P, Q, R, S, T dan U (kadang sebagian referensi tidak menampilkan
titik U) sedangkan Interval terdiri dari PR interval, QRS interval dan QT interval dan
Segmen terdiri dari PR segmen, dan ST segmen. Elektrokardiogram tediri atas
sebuah gelombang P, sebuah kompleks QRS dan sebuah gelombang T. Seringkali
kompleks QRS itu terdiri atas tiga gelombang yang terpisah, yakni gelombang Q,
gelombang R dan gelombang S, namun jarang ditemukan.  Sinyal EKG terdiri atas :
a. Gelombang P, terjadi akibat kontraksi otot atrium, gelombang ini relatif kecil
karena otot atrium yang relatif tipis.

7
b. Gelombang QRS, terjadi akibat kontraksi otot ventrikel yang tebal sehingga
gelombang QRS cukup tinggi. Gelombang Q merupakan depleksi pertama
kebawah. Selanjutnya depleksi ke atas adalah gelombang R. Depleksi ke bawah
setelah gelombang R disebut gelombang S. .
c. Gelombang T, terjadi akibat kembalinya otot ventrikel ke keadaan listrik istirahat
(repolarisasi
2. Pembentukan Gelombang
Ketika impuls dari nodus SA menjalar di kedua atrium, terjadi depolarisasi dan
repolarisasi di atrium dan semua sadapan merekamnya sebagai gelombang P
defleksi positif, terkecuali di aVR yang menjauhi arah aVR sehingga defleksinya
negatif. Setelah dari atrium, listrik menjalar ke nodus AV, berkas His, LBB dan RBB,
serta serabut purkinje. Selanjutnya, terjadi depolarisasi di kedua ventrikel dan
terbentuk gelombang QRS defleksi positif, kecuali di aVR. Setelah terjadi
depolarisasi di kedua ventrikel, ventrikel kemudian mengalami repolarisasi.
Repolarisasi di kedua ventrikel menghasilkan gelombang T defleksi positif di semua
sadapan, kecuali di aVR. (F. Sangadji)
Elektrokardiogram normal terdiri dari sebuah gelombang P , sebuah “
kompleks QRS “ , dan sebuah gelombang T. kompleks QRS sebenarnya tiga
gelombang tersendiri, gelombang Q, gelombang R, gelombang S, ke semuanya di
sebabkan oleh lewatnya impuls jantung melalui ventrikel ini. Dalam
elektrokardigram yang normal, gelombang Q, dan S sering sangat menonjol dari
pada gelombang R dan kadang kadang benar benar absen , tetapi walau
bagaimanapun gelombang ini masih di kenal sebagai kompleks QRS atau hanya
gelombang QRS.
Gelombang P di sebabkan oleh arus listrik yang di bangkitkan sewaktu atrium
mengalami depolarisasi sebelum berkontraksi , dan kompleks QRS di sebabkan
oleh arus listrik yang di bangkitkan ketika ventrikel mengalami depolarisasi sebelum
berkontraksi. Oleh karna itu, gelombang P dan komponen komponen kompleks
QRS adalah gelombang depolarisasi. Gelombang T di sebabkan oleh arus listrik
yang di bangkitkan sewaktu ventrikel kembali dari keadaan depolarisasi.
3. Durasi atau Interval Gelombang
a. Interval P-Q atau Interval P-R
Lama waktu antara permulaan gelombang P dan permulaan gelombang
QRS adalah interval waktu antara permulaan kontraksi ventrikel. Periode ini
disebut sebagai interval P-Q. Interval P-Q normal adalah kira-kira 0,16 detik.
Kadang-kadang interval ini juga disebut sebagai interval P-R sebab gelombang
Q sering tidak ada.

8
b. Interval Q-T
Kontraksi ventrikel berlangsung hampir dari permulaan gelombang Q
sampai akhir gelombang T. Interval ini juga disebut sebagai interval P-R sebab
gelombang Q sering tidak ada. Sinyal EKG ini memiliki sifat- sifat khas yang lain
yaitu: Amplitudo rendah (sekitar 10μV – 10mV) dan frekuensi rendah (sekitar
0,05 – 100Hz).
4. Nilai-nilai EKG Normal
a. Gelombang EKG
1) Gelombang P yaitu depolarisasi atrium.
 Nilai-normal ; lebar <>
 Tinggi <0,25>
 Bentuk + ( ) di lead I, II, aVF, V2 - V6 - ( ) di lead aVR +  atau - atau +
bifasik ( ) di lead III, aVL, V1
2) Kompleks QRS yaitu depolarisasi dan ventrikel, diukur dari permulaan
gelombang QRS sampai akhir gelombang QRS Lebar 0,04 - 0,10 detik.
 Gelombang Q yaitu defleksi pertama yang ke bawah (-) lebar 0,03 detik,
dalam <1/3>
 Gelombang R yaitu defleksi pertama yang keatas (+) Tinggi;tergantung
lead. Pada leadI,II, aVF,V5danV6 gel.R lebih tinggi (besar) Gel. r kecil di
V1 dan semakin tinggi (besar) di V2 V6.
 Gelombang S yaitu defleksi pertama setelah gel. R yang ke bawah (-).
Gel.S lebih besa pada VI - V3 dan semakin kecil di V4-V6.
 Gelombang T yaitu repolarisasi dan ventrikel (+) di lead I, II, aVF, V2 -
V6.(-) di lead aVR. (±) / bifasik di lead III, aVL, V1 (dominan (+) / positif)
 Gelombang U ; biasanya terjadi setelah gel. T (asal usulnya tidak
diketahui) dan dalamkeadaannormaltidakterlih.
b. Sandapan pada EKG (Bipolar dan Unipolar)
Fungsi sadapan EKG adalah untuk menghasilkan sudut pandang yang
jelas terhadap jantung. Sadapan ini dibaratkan dengan banyaknya mata yang
mengamati jantung jantung dari berbagai arah. Semakin banyak sudut pandang,
semakin sempurna pengamatan terhadap kerusakan-kerusakan bagian-bagian
jantung.
Sadapan pada mesin EKG secara garis besar terbagi menjadi dua:
1) Sadapan bipolar
Sadapan Bipolar (I, II, III). Sadapan ini dinamakan bipolar karena
merekam perbedaan potensial dari dua elektrode. Sadapan ini memandang

9
jantung secara arah vertikal (ke atas-bawah, dan ke samping). Sadapan ini
merekam dua kutub listrik yang berbeda, yaitu kutub dan kutub negatif.
Masing-masing elektrode dipasang di kedua tangan dan kaki.
Sadapan-sadapan bipolar dihasilkan dari gaya-gaya listrik yang
diteruskan dari jantung melalui empat kabel elektrode yang diletakkan di
kedua tangan dan kaki. Masing-masing LA (left arm), RA (rigt arm), LF (left
foot), RF (right foot). Dari empat kabel elektrode ini aka dihasilkan beberapa
sudut atau sadapansebagaiberikut.
Sadapan I
Sadapan I dihasilkan dari perbedaan potensial lsitrik antara RA yang
dibuat bermuatan negatif dan LA yang dibuat bermuatan positif sehingga arah
listrik jantung bergerak ke sudut 0 derajat (sudutnya ke arah lateral kiri).
Dengan demikian, bagian lateral jantung dapat dilihat oleh sadapan I.
Sadapan II
Sadapan II dihasilkan dari perbedaan antara RA yang dibuat bermuatan
negatif dan LF yang bermuatan positif sehingga arah listrik bergerak sebesar
positif 60 derajat (sudutnya ke arah inferior). Dengan demikian, bagian inferior
jantung dapat dilihat oleh sadapan II.
Sadapan III
Sadapan III dihasilkan dari perbedaan antara LA yang dibuat bermuatan
negatif dan RF yang dibuat bermuatan positif sehingga listrik bergerak
sebesar positif 120 derajat (sudutnya ke arah inferior). Dengan demikian,
bagian inferior jantung dapat dilihat oleh sadapan III.
2) Sadapan unipolar
Sadapan ini merekam satu kutub positif dan lainnya dibuat indifferent.
Sadapan ini terbagi menjadi sadapan unipolar ekstremitas dan unipolar
prekordial.
Unipolar Ekstremitas
Sadapan unipolar ekstremitas merekam besar potensial listrik pada
ekstremitas. Gabungan elektrode pada ekstremitas lain membentuk elektrode
indifferent (potensial 0). Sadapan ini diletakkan pada kedua lengan dan kaki
dengan menggunakan kabel seperti yang digunakan pada sadapan bipolar.
Vektor dari sadapan unipolar akan menghasilkan sudut pandang
terhadap jantung dalam arah vertikal.
Sadapan aVL
Sadapan aVL dihasilkan dari perbedaan antara muatan LA yang
dibuat bermuatan positif dengan RA dan LF yang dibuat indifferent sehingga

10
listrik bergerak ke arah -30 derajat (sudutnya ke arah lateral kiri). Dengan
demikian, bagian lateral jantung dapat dilihat juga oleh sadapan aVL.
Sadapan aVF
Sadapan aVF dihasilkan dari perbedaan antara muatan LF yang
dibuat bermuatan positif dengan RA dan LA dibuat indifferent sehingga listrik
bergerak ke arah positif 90 derajat (tepat ke arah inferior). Dengan demikian,
bagian inferior jantung selain sadapan II dan III dapat juga dilihat
olehsadapanaVF.
Sadapan aVR
Sadapan aVR dihasilkan dari perbedaan antara muatan RA yang
dibuat bermuatan positif dengan LA dan LF dibuat indifferent sehingga listrik
bergerak ke arah berlawanan dengan arah lsitrik jantung -150 derajat (ke
arah ekstrem).
Dari sadapan bipolar dan unipolar ekstremitas, garis atau sudut
pandang jantung dapat diringkas seperti yang digambarkan berikut.
Akan tetapi, sadapan-sadapan ini belum cukup sempurna untuk mengamati
adanya kelainan di seluruh permukaan jantung. Oleh karena itu, sudut
pandang akan dilengkapi dengan unipolar prekordial (sadapan dada).
Unipolar Prekordial
Sadapan unipolar prekordial merekam besar potensial listrik dengan
elektrode eksplorasi diletakkan pada dinding dada. Elektrode indifferent
(potensial 0) diperoleh dari penggabungan ketiga elektrode esktremitas.
Sadapan ini memandang jantung secara horizontal (jantung bagian anterior,
septal, lateral, posterior dan ventrikel sebelah kanan).
Penempatan dilakukan berdasarkan pada urutan kabel-kabel yang
terdapat pada mesin EKG yang dimulai dari nomor C1-C6.
V1: Ruang interkostal IV garis sterna lkanan

V2: Ruang interkostal IV garis sterna kiri

V3: Pertengahan antara V2 dan V4

V4: Ruang interkostal V garis midklavikulakiri

V5: Sejajar V4 gari saksila depan

V6: Sejajar V4 garis mid-aksila kiri

11
D. PROSEDUR PELAKSANAAN PEMERIKSAAN EKG
1. Persiapan alat-alat EKG
Mesin EKG yang dilengkapi dengan 3 kabel, sebagai berikut :
a. Satu kabel untuk listrik (power)
b. Satu kabel untuk bumi(groundd).
c. Satu kabel untuk pasien, yang terdiri dari 10 cabang dan diberi tanda danwarna.
d. Platel ektrode yaitu 4 buah elektrode extremitas dan manset6 Buah elektrode
dada dengan balon penghisap.Jelly elektrode / kapas alkohol Kertas EKG (telah
siap pada alat EKG) Kertas tissue
2. Persiapan Pasien
Pasieng diberitahu tentang tujuan perekaman EKG Pakaian pasien dibuka dan
dibaringkan terlentang dalam keadaan tenang selama perekaman.
 Cara Menempatkan ElektrodeSebelum pemasangan elektrode, bersihkan kulit
pasien di sekitar pemasangan manset, beri jelly kemudian hubungkan kabel
elektrode dengan pasien.
a. Elektrode extremitas atas dipasang pada pergelangan tangan kanan dan kiri
searah dengan telapak tangan.
b. Pada extremitas bawah pada pergelangan kaki kanan dan kiri sebelah dalam.
c. Posisi pada pengelangan bukanlah mutlak, bila diperlukan dapatlah dipasang
sampai ke bahu kiri dan kanan dan pangkal paha kiri dan kanan.Kemudian kabel-
kabel dihubungkan :
 Merah lengan kanan : (RA / R)
 Kuning lengan kiri : (LA/ L)
 Hijau (LF / F) tungkai kiri
 Hitam (sebagai ground) (RF / N) tungkai kanan
d. Hasil pemasangan tersebut terjadilah 2 sandapan (lead)
1) Sandapan bipolar (sandapan standar) dan ditandai dengan angka romawi I, II,
III.2.
2) Sandapan Unipolar Extremitas (Augmented axtremity lead) yang ditandai
dengan simbol aVR, aVL, aVF.3. Pemasangan elektroda dada (Sandapan
Unipolar Prekordial), ini ditandai dengan huruf V dan disertai angka di
belakangnya yang menunjukkan lokasi diatas prekordium, harus dipasang
pada :VI : sela iga ke 4 garis sternal kananV2 : sela iga ke 4 pada garis
sternal kiriV3 : terletak diantara V2 dan V4V4 : ruang sela iga ke 5 pada mid
klavikula kiriV5 ; garis aksilla depan sejajar dengan V4V6 ; garis aksila tengah
sejajar dengan V4

12
3) Sandapan tambahanV7 : garis aksila belakang sejajar dengan V4V8 : garis
skapula belakang sejajar dengan V4V9 : batas kin dan kolumna vetebra
sejajar dengan V4V3R - V9R posisinya sama dengan V3 - V9, tetapi pada
sebelah kanan. Jadi padaumumnya pada sebuah EKG dibuat 12 sandapan
(lead) yaituI II III aVR aVL aVFVI V2 V3 V4 V5 V6

Sandapan yang lain dibuat bila perlu.Lokasi permukaan otot jantung dapat
dilihat pada EKG, seperti :
1) Anterior : V2, V3, V42.
2) Septal : aVR, V1, V23.
3) Lateral : I, aVL, V5, V64.
4) Inferior : II, III, aVFAksis terletak antara : - 30 sampai + 110 (deviasi aksis
normal)Lebih dari – 30 : LAD (deviasi aksis kiri)Lebih dari dari + 110 : RAD
(deviadi aksis kanan)
3.  Cara Merekam EKG
a. Hidupkan mesin EKG dan tunggu sebentar untuk pemanasangan
b. Periksa kembali standarisasi EKG antara laina. Kalibrasi 1 mv (10 mm)
c. Kecepatan 25 mm/detikSetelah itu lakukan kalibrasi dengan menekan tombol
run/start dan setelah kertas bergerak, tombol kalibrasi ditekan2 -3 kali berturut-
turut dan periksa apakah 10 mm
d. Dengan memindahkan lead selector kemudian dibuat pencatatan EKG secara
berturut-turut yaitu sandapan (lead) I, II, III, aVR,aVL,aVF,VI, V2, V3, V4, V5, V6.
Setelah pencatatan, tutup kembali dengan kalibrasi seperti semula sebanyak 2-3
kali, setelah itu matikan mesin EKG
e. Rapikan pasien dan alat-alat.
Catat di pinggir kiri atas kertas EKGb. Nama pasienc. Umurd. Tanggal/Jame. Dokter
yang merawat dan yang membuat perekaman pada kiri bawah5. Dibawah tiap lead,
diberi tanda lead berapa, perhatian
a. Sebelum bekerja periksa dahulu tegangan alat EKG.
b. Alat selalu dalam posisi stop apabila tidak digunakan.
c. Perekaman setiap sandapan (lead) dilakukan masing - masing 2 - 4 kompleks
d. Kalibrasi dapat dipakai gambar terlalu besar, atau 2 mv bila gambar terlalu kecil.
e. Hindari gangguan listrik dan gangguan mekanik seperti ; jam tangan, tremor,
bergerak, batuk dan lain-lain.
f. Dalam perekaman EKG, perawat harus menghadap pasien.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari aktifitas listrik jantung. Sedangkan
Elektrokardiogram ( EKG ) adalah suatu grafik yang menggambarkan rekaman
listrik jantung.
2. Sebuah pendekatan metodik sederhana yang dapat diterapkan pada setiap EKG.
Setiap EKG harus didekati dengan cara berurutan, terutama kalau seorang perawat
yang masih baru di bidang ini, sehingga tidak ada hal penting yang terlewatkan.
Kalau perawat semakin banyak mengenal,membaca kardiogram, hal yang pada
mulanya mungkin tampak terpaksa dan secara mekanik akan memberikan
keuntungan besar dan akan segera menjadi seperti kebiasaan.
3. Gelombang P;gambaran proses depolarissi atrium.
Gelombang  QRS;gambaran proses depolarisasi ventrikel
Gelombang  T;gambaran proses repolarisasi ventrikel.
Gelombang U;timbul setelah gelombang T dan sebelum gelombang P berikutnya
Interval PR;diukur dari permukaan gelombang P sampai permulaan gelombang
QRS.
4. Elektrokardiogram atau yang biasa kita sebut dengan EKG merupakan rekaman
aktifitas kelistrikan jantung yang ditimbulkan oleh sistem eksitasi dan konduktif
khusus.
Beberapa tujuan dari penggunaan EKG adalah :
a. Untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan irama jantung/disritmia
b. Kelainan-kelainan otot jantung
c. Pengaruh/efek obat-obat jantung
d. Ganguan -gangguan elektrolit
e. Perikarditis
f. Memperkirakan adanya pembesaran jantung/hipertropi atrium dan ventrikel
g. Menilai fungsi pacu jantung.
Elektrokardiogram tediri atas sebuah gelombang P, sebuah kompleks QRS dan
sebuah gelombang T. Seringkali kompleks QRS itu terdiri atas tiga gelombang yang
terpisah, yakni gelombang Q, gelombang R dan gelombang S, namun jarang
ditemukan. Sandapan pada EKG ada 2 yaitu sandapan bipolar dan unipolar.
Sadapan-sadapan bipolar dihasilkan dari gaya-gaya listrik yang diteruskan dari
jantung melalui empat kabel elektrode yang diletakkan di kedua tangan dan

14
kaki.sedangkan, sandapan unipolar Sadapan ini memandang jantung secara
horizontal (jantung bagian anterior, septal, lateral, posterior dan ventrikel sebelah
kanan).

B. Saran
1. Dengan adanya pembelajaran tentang EKG,maka kenalilah dulu pasien kita.
Benar bahwa EKG saja dapat dibaca dengan cukup tepat, tetapi kekuataan alat
ini baru betul-betul muncul bila diintregasikan dengan penilaian klinik secara total.
2. Guna dalam pembacaan EKG,selanjutnya membacalah terus lebih banyak.
Bacalah di mana pun Anda menemukan EKG, tidak hanya mengacu pada materi
ini, tetapi bacalah dari berbagai sumber pengetahuan tentang EKG.Kenalilah lebih
dalam dulu dasar-dasar tentang EKG,maka seorang perawat akan dapat
menguasai materi dan mampu untuk mempraktekannya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad,(2011), Perancangan dan Pembuatan Modul ECG dan EMG Dalam Satu Unit PC
Sub Judul: Pembuatan Rangkaian ECG dan Software ECG Pada PC. Jurnal Generic,
1-6.
Ajimedia,(2011), Fungsi dan Cara Kerja Jantung. Retrieved November 25, 2011, from
http://ajimedia.com/186/fungsi-dan-cara-kerja-jantung-manusia. Diakses tanggal 04
Desember 2012.
Anonim,(2014). Sel Elektrokimia. http://kimia.unnes.ac.id/kasmui/elektrokimia/sel-
elektrokimia.htm. Diakses pada tanggal 04 Maret 2021.
Juntak, I., (2011), Elektrokardiogram (EKG). Retrievied Desember 15, 2011, from
http://ivanjuntak.blog.usu.ac.id/2011/05/elektrokardiogram-ekg/. Diakses tanggal 7
Maret 2021.
Maisyaroh, S., (2012), Rancang Bangun Instrumentasi Elektrokardiografi Berbasis PC
Menggunakan Sound Card., Skripsi,FMIPA,UNIMED, Medan.

16

Anda mungkin juga menyukai