PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Analisis hasil perekaman EKG dilakukan untuk mendapatkan diagnosa
keperawatan. Dengan melihat hasil perekaman EKG, perawat dapat
mengetahui siklus jantung dengan membandingkan kurva EKG yang normal.
Perawat harus mengetahui standar kurva EKG yang normal. Kurva EKG yang
normal terdiri dari gelombang P, gelombang Q, gelombang R, gelombang S,
gelombang T, dan terkadang terdapat gelombang U.
Adanya analisis EKG ini, perawat dapat menjelaskan komponenkomponen
dari hasil perekaman. Komponen tersebut antara lain, jarak antara satu
gelombang dengan gelombang yang lain dan bentuk gelombang. Komponen
tersebut dapat mengindikasikan adanya kelainan dalam aktivitas kelistrikan
jantung.
Setelah melakukan analisis terhadap hasil perekaman EKG, perawat harus
menuliskan hasil yang diperoleh pada formulir analisis EKG. agar hasil klien
yang satu tidak tertukar dengan klien yang lain. Selain itu, penulisan ini
bertujuan sebagai dokumentasi perawat dan klien.
Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari aktivitas listrik jantung.
Sedangkan Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu grafik yang
menggambarkan rekaman listrik jantung. Kegiatan listrik jantung dalam tubuh
dapat dicatat dan direkam melalui elektroda-elektroda yang dipasang pada
permukaan tubuh. Kelainan tata listrik jantung akan menimbulkan kelainan
gambar EKG.
Elektrokardiogram hanyalah salah satu pemeriksaan laboratorium yang
merupakan alat bantu dalam menegakkan diagnosis penyakit jantung.
Gambaran klinis penderita tetap merupakan pegangan yang penting dalam
menentukan diagnosis, karena pasien dengan penyakit jantung mungkin
mempunyai gambaran EKG yang normal atau sebaliknya, individu normal
mungkin mempuinyai gambaran EKG yang abnormal (Nurhayati, 2001).
1
Elektrokardiogragm mempunyai nilai diagnostik pada keadaan klinis
berikut: 1) Aritmia jantung, 2) Hipertrofi atrium dan ventrikel, 3) Iskemia dan
infark miokard, 4) Efek obat-obatan-obatan terutama digitalis dan anti-aritmia,
5) Gangguan keseimbangan elektrolit khususnya kalium, 6) Penilaian Fungsi
pacu jantung.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Jantung terdiri dari empat ruang yang berfungsi sebagi pompa, yaitu
atrium kanan dan kiri serta ventrikel kanan dan kiri. Hubungan fungsional
antara atrium dan ventrikel diselenggarakan oleh jaringan susunan hantar
khusus yang menghantarkan impuls listrik dari atrium ke ventrikel.
3
Gambar 1.1. Struktur sistem konduksi
4
yang mengembalikan potensial dalam sel ke 0 miliVolt, hal ini terutama
akibat penutupan saluran atrium. Fase 2 terjadi perpindahan ion kalsium ke
dalam sel otot jantung dengan laju yang relatif lebih lambat dan menyebabkan
keadaan stabil yang agak lama sesuai dengan masa refrakter absolut dari
miokardium. Fase 3 merupakan fase pengembalian potensial intrasel ke
potensial istirahat, akibat pengeluaran Kalium dari dalam ke luar sel,
sehingga mengurangi muatan positif di dalam sel. Fase 4 dinamakan juga
fase istirahat, dimana bagian dalam sel otot bermuatan negatif dan bagian luar
bermuatan positif. Dengan demikian sel tersebut mengalami polarisasi.
Terdapat dua jenis sandapan (lead) pada EKG yaitu sandapan bipolar
dan unipolar. Sandapan bipolar hanya dapat merekam perbedaan potensial
dari dua elektroda yang terbagi menjadi tiga, sedangkan sandapan unipolar
terbagi menjadi dua.
Sandapan bipolar terdiri dari lead I, lead II, dan lead III. Lead I
merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan tangan kiri (LA),
dimana tangan kanan bermuatan negatif (-) dan tangan kiri bermuatan positif
(+). Lead II merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan kaki
kiri (LF), dimana tangan kanan bermuatan negatif (-) dan kaki kiri bermuatan
positif (+). Lead III merekam beda potensial antara tangan kiri (LA) dengan
kaki kiri (LF), dimana tangan kiri bermuatan negatif (-) dan kaki kiri
bermuatan positif (+). Ketiga sandapan ini dapat digambarkan sebagai sebuah
segitiga sama sisi yang lazim disebut segi tiga EINTHOVEN.
5
Gambar 1.2 Segitiga Einthoven
6
interkosta V garis midklavikula kiri, V5 sejajar V4 garis aksila depan, dan V6
sejajar garis aksila tengah.
Kertas EKG merupakan kertas grafik yang terdiri dari garis horizontal
dan vertikal dengan jarak 1 mm (sering disebut kotak kecil). Garis yang lebih
tebal terdapat pada setiap 5 mm (disebut kotak beasr). Garis horizontal
menggambarkan waktu, dimana 1 mm = 0,04 detik, sedangkan 5 mm = 0, 20
detik. Garis vertical menggambarkan voltase, dimana 1 mm = 0,1 miliVolt,
sedangkan setiap 10 mm = 1 miliVolt.
7
2.5 Kurva EKG
Kurva EKG menggambarkan proses listrik yang terjadi pada atrium dan
ventrikel. Proses listrik ini terdiri dari depolarisasi atrium, repolarisasi atrium,
depolarisasi ventrikel, dan repolarisasi ventrikel.
Sesuai dengan proses listrik jantung, setiap hantaran pada EKG normal
memperlihatkan 3 proses listrik yaitu depolarisasi atrium, depolarisasi
ventrikel, dan repolarisasi ventrikel. Repolarisasi atrium umumnya tidak
terlihat pada EKG, karena disamping intesitasnya kecil juga repolarisasi
atrium waktunya bersamaan dengan depolarisasi ventrikel yang mempunyai
intesitas yang jauh lebih besar. Kurva EKG normal terdiri dari gelombang P,
Q, R, S, dan T serta kadang terlihat delombang U. Selain itu juga ada
beberapa interval dan segmen EKG.
8
gelombang QRS. Gelombang Q yang normal yaitu lebar kurang dari 0,04
detik, tinggi/ dalamnya kurang dari 1/3 tinggi R. Gelombang Q abnormal
disebut gelombang Q patologis. Gelombang R adalah defleksi positif pertama
pada gelombang QRS. Gelombang R umumnya positif di lead I, II, V5, dan
V6. Di lead avR, V1, dan V2 biasanya hanya kecil atau tidak ada sama sekali.
Gelombang S adalah defleksi negative sesudah gelombang R. di lead avR dan
V1 gelombang S terlihat dalam, dari V2 ke V6 akan terlihat makin lama
makin menghilang atau berkurang dalamnya.
a. 300____________
Jumlah kotak besar antara R-R
9
b. 1500___________
Jumlah kotak kecil antara R-R
c. Ambil EKG strip sepanjang 6 detik, hitung jumlah QRS
dan kalikan 10 atau ambil EKG 12 detik, hitung jumlah
QRS dan kalikan dengan 5.
f. Interpretasi
Irama jantung yang normal impulsnya berasal dari nodus SA, maka
iramanya disebut irama sinus (sinus rhythm). Kriteria irama sinus
(SR) adalah irmanya teratur, frekuensi jantung antara 60-100 kali
per menit, gelombang P normal, setiap gelombang P selalu diikuti
gelombang GRS dan T, interval PR normal (0,12-0,20 detik),
gelombang QRS normal (0,06-0,12 detik), semua gelombang sama.
a. Nodus SA
10
1) Takikardi Sinus (ST)
2) Bradikardi Sinus (SB)
3) Aritmia sinus
4) Sinus Arrest
b. Atrium
1) Ekstrasistolal atrial (AES/PAB/PAC)
2) Takikardi atrial (PAT)
3) Flutter atrial
4) Fibrilasi atrial
c. Nodus AV
1) Irama junctional (JR)
2) Ekstrasistolal junctional (JES/PJB/PJC)
3) Takikardi junctional
d. Supraventrikel
1) Ekstrasistol supraventrikel (SVES)
2) Takikardi supraventrikel (SVT)
e. Ventrikel
1) Irama idioventrikel (IVR)
2) Ekstrasistol ventrikel (VES/PVB/PVC)
3) Takikardi ventrikel (VT)
4) Fibrilasi ventrikel (VF)
a. Nodus SA
Blok sinoatrial (SA Block)
b. Nodus AV
1) Blok AV derajat I
2) Blok AV derajat II
3) Tipe Mobitz I (Wenckebach)
4) Tipe mobitz II
5) Blok AV derajat III (total AV blok)
11
c. Interventrikuler
1) Right bundle branch block (RBBB)
2) Left bundle branch block (LBBB)
3. Menentukan sumbu jantung (axis)
12
mm, VAT > 0,05 detik di V5/V6, depresi segmen ST dan
gelombang T terbalik di V5/V6, dan LAD.
13
f. Elektrolit jelly
g. Probandus
2. Cara kerja :
a. Persiapan
1) Klien berbaring dengan tenang dan telanjang dada. Klien
diberikan penjelasan mengenai tujuan dan jalanya prosedur
pemeriksaan. Kepala klien diberi bantal dan perhiasan maupun
aksesoris yang terbuat dari logam dilepas.
2) Permukaan kulit di kedua pergelangan tangan dan kaki
dibersihkan dengan kapas beralkohol.
3) Elektroda diberi EKG jelly secukupnya dan dipasangkan pada
tempat yang sudah dibersihkan.
4) Kabel penghubung klien dihubungkan dengan elektroda :
Kabel RA (right arm) merah dihubungkan pada elektroda
dipergelangan tangan kanan.
Kabel LA (left arm) kuning dihubungkan pada elektroda
dipergelangan tangan kiri.
Kabel LL (left leg) hijau dihubungkan pada elektroda
dipergelangan kaki kiri.
Kabel RL (right leg) hitam dihubungkan pada elektroda
dipergelangan kaki kanan.
5) Permukaan kulit dada klien dibersihkan dengan kapas beralkohol
6) Elektroda diberi EKG jelly secukupnya dan dipasang pada
prekordial yang telah dibersihkan
7) Kabel penghubung klien dihubungkan dengan elektroda :
V1 diletakan diruang interkostal ke empat disebelah kanan
sternum (merah).
V2 diletakan diruang interkostal ke empat disebelah kiri
sternum (kuning).
V3 diletakan diantara V2 dan V4 (hijau).
14
V4 diletakan diruang interkostal kelima pada garis
midklavikula (coklat).
V5 diletakan diantar V4 dan V6 (hitam).
V6 diletakan diruang interkostal kelima pada garis
midklavikula (ungu).
3. Perekaman
a. Posisi kertas diperiksa.
b. Tombol ON ditekan.
c. kecepatan dan sensitivitas dipilih.
d. Tombol START ditekan.
e. Setelah semua lead terekam, tombol OFF ditekan.
f. Identitas dan waktu merekam diperiksa.
g. Elektroda beserta kabel-kabelnya dilepas dan dibersihkan.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa frekuensi denyut jantung
dapat dihitung dengan cara 60/interval P-P x 0,04 detik. Frekuensi denyut.
Gambaran EKG normal akan menampilkan skematik gambar seperti dibawah
ini.
(Sumber: http://www.inaheart.or.id)
Analisa EKG diharapkan dapat digunakan dan dikuasai oleh para perawat
demi melakukan pengkajian kesehatan sistem kardiovaskuler.
3.2 Saran
Saran saya kepada pembaca agar dapat memahami isi makalah ini dan
dapat menerapkan nya dengan baik.
16