Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH INSTRUMENTASI MEDIK

ELEKTROKARDIOGRAF (EKG)

Disusun Oleh:
Sri Fatimah Az-Zahra
H021171006

DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala atas segala
nikmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Elektrokardiograf (EKG)” ini dengan baik.
Makalah ini dapat kami selesaikan dengan maksimal atas kerja sama dan
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami sampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi baik berupa materil, moril, maupun
sumbangan pikiran sehingga makalah ini dapat disusun dengan baik.
Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam
penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat terlebih isi.
Oleh sebab itu, kami selaku penyusun dari makalah ini memohon maaf atas segala
kekurangan yang ada. Kami juga berharap bahwa para pembaca dapat
memberikan saran dan kritik yang membangun sehingga di masa yang akan
datang kami dapat menyusun makalah dengan lebih baik lagi.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pemahaman kita tentang Elektrokardiograf.

Makassar, 12 April 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................i


DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang...............................................................................................
I.2 Rumusan Masalah..........................................................................................
I.3 Tujuan ...........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
II.1 Definisi EKG (Elektrokardiografi)..............................................................
II.2 Sinyal Elektrokardiogram ...........................................................................
II.3 Sadapan EKG...............................................................................................
II.4 Elektroda………………………………………………………………….
II.5 Desain Elektrokardiograf (EKG)…………………………………………
BAB III PENUTUP
III.1 Kesimpulan.................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Tubuh manusia terdiri dari bagian plasma yang memiliki potensi
mengeluarkan listrik yang sering dikenal dengan istilah bioelektrik. Bagian
plasma tubuh yang mengandung bahan elektrolit serta aktivitas tubuh lain yang
memicu perbedaan muatan listrik inilah yang mengakibatkan tubuh manusia
mampu menghasilkan sinyal listrik yang akan mengatur operasi syaraf, otot, dan
organ tubuh lainnya sehingga dapat dikatakan bahwa pada dasarnya seluruh
fungsi organ dalam tubuh ada hubungannya dengan bioelektrik. Jantung adalah
bagian dari tubuh manusia yang memiliki aktivitas listrik atau dikenal dengan
bioelektrik. Aktivitas kelistrikan jantung dapat direkam. Aktivitas jantung akan
menghasilkan suatu gelombang EKG yang terdiri dari gelombang P, kompleks
gelombang QRS, dan gelombang T. Perekaman aktivitas jantung dapat
dimanfaatkan untuk menganalisa bagaimana karakteristik dari jantung. Perekaman
aktivitas jantung ini dikenal dengan istilah elektrokardiogram (EKG) (Putri, dkk.,
2017).
Dengan perkembangan teknologi saat ini pendiagnosaan kesehatan tubuh
dapat dilakukan dengan mudah menggunakan peralatan elektronika. Salah satu
alat tersebut adalah elektrokardiograf. Elektrokardiograf merupakan alat yang
digunakan untuk mendiagnosa kesehatan jantung secara non-invasive dengan
menggunakan 3 lead untuk merekam aktivitas listrik yang dihasilkan jantung saat
berdenyut. Hasil dari perekaman aktivitas listrik jantung disebut
elektrokardiogram. Dari elektrokardiogram para ahli medis dapat melihat apakah
terdapat gangguan pada jantung (Iskandar, dkk., 2015).
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dibuatlah makalah tentang
elektrokardiograf. Untuk menambah pemahaman mengenai elelektrokardiograf,
komponen-komponen penyusunnya serta cara kerja dari elektrokardiograf itu
sendiri.
I.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan elektrokardiograf?
2. Bagaimana cara kerja elekrokardiogragf?

I.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam makalah ini,
yaitu:
1. Memahami apa yang dimaksud dengan elektrokardiograf.
2. Memahami cara kerja elekrokardiograf.
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Definisi EKG (Elektrokardiografi)


Elektrokardiografi adalah pencatatan potensial bioelektrik yang dihasilkan
jantung. Sinyal listrik jantung dalam bentuk grafik ditampilkan melalui monitor
atau dicetak pada kertas. Hasil rekaman ini dinamakan elektrokardiogram (EKG).
Elektrokardiogram (EKG) adalah grafik hasil catatan potensial listrik yang
dihasilkan oleh aktifitas listrik otot jantung. EKG dapat memberikan indikasi
menyeluruh atas naik-turunnya suatu kontraktilitas. Sinyal EKG dapat dideteksi
karena ada arus listrik yang dihasilkan oleh denyut jantung. Listrik dapat
dihasilkan oleh jantung karena jantung memiliki 3 hal berikut (Ulandari, dkk.,
2014).
1. Penghasil listrik sendiri yang otomatis (pacemaker), yakni SA node, AV node,
dan serabut purkinje.
2. Konduksi listrik yang dimulai dari nodus SA, dilanjutkan oleh nodus AV,
His, cabang berkas kiri dan kanan, serta berakhir di serabut Purkinje.
3. Miokardium (otot-otot jantung) yang akan mengalam kontraksi bila terjadi
perubahan muatan listrik di dalam sel miokard (depolarisasi). Setelah
depolarisasi selesai, sel jantung akan memulihkan polaritasnya ke polaritas
istirahat (repolarisasi).
Sistem konduksi listrik jantung (nodus SA, nodus AV, His, dan serabut
purkinje) secara sistematis mampu menghasilkan gelombang elektrokardiografi
dan menggerakkan jantung untuk melakukan kontraksi. Ketika satu impuls
dicetuskan oleh nodus SA, listrik lebih dulu menjalar di kedua atrium dan
terjadilah depolarisasi. Selanjutnya, akan menghasilkan gelombang pada rekaman
EKG. Selanjutnya, listrik yang sudah ada di atrium meneruskan penjalaran
(konduksi) ke nodus AV, His, cabang berkas kiri, cabang berkas kanan, dan
berakhir di serabut purkinje. Sesampainya di serabut purkinje, impuls listrik
mendepolarisasi otot-otot di kedua ventrikel yang lebih lanjut akan menghasilkan
kontraksi kedua ventrikel. Peristiwa terjadinya depolarisasi pada kedua ventrikel
ini menghasilkan gelombang QRS dan munculnya gelombang T merupakan
akibat terjadinya peristiwa repolarisasi ventrikel (Ulandari, dkk., 2014).
II.2 Sinyal Elektrokardiogram
Sewaktu impuls jantung melewati jantung, arus listrik akan menyebar
kedalam jaringan disekeliling jantung dan sebagian kecil dari arus tersebut akan
meyebar kepermukaaan tubuh yang lain. Bila pada permukaaan tubuh diletakkan
elektroda-elektroda maka potensial listrik yang muncul dapat direkam. Rekaman
ini disebut elektrokardiogram (electrocardiogram signal) dan lebih dikenal dengan
nama sinyal ECG (Soleh, dkk., 2008).
Masih ada definisi lain untuk Sinyal ECG yaitu menurut Mervin J.
Goldman. Menurutnya sinyal ECG adalah grafik hasil catatan potensial listrik
yang dihasilkan oleh denyut jantung. Sinyal ECG terdiri atas (Soleh, dkk., 2008):
1. Gelombang P, terjadi akibat kontraksi otot atrium, gelombang ini relatif kecil
karena otot atrium yang relatif tipis.
2. Gelombang QRS, terjadi akibat kontraksi otot ventrikel yang tebal sehingga
gelombang QRS cukup tinggi. Gelombang Q merupakan depleksi pertama
kebawah. Selanjutnya depleksi ke atas adalah gelombang R. Depleksi je
bawah setelah gelombang R disebut gelombang S.
3. Gelombang T, terjadi akibat kembalinya otot ventrikel ke keadaan listrik
istirahat (repolarisasi)

Gambar 1. Bentuk Sinyal P,Qrs,T


Hasil EKG yang normal dari jantung memiliki karakteristik yang khas.
Irama jantung tidak teratur atau kerusakan pada otot jantung dapat berdampak
pada aktivitas listrik jantung sehingga mengubah bentuk EKG

II.3 Sadapan EKG


Penggunaan EKG dilengkapi dengan pemasangan sadapan pada tubuh
sebagai monitor adanya perubahan tegangan antara elektroda yang ditempatkan
pada berbagai posisi di tubuh. Pngukuran sinyal pada EKG dilakukan dengan
pemilihan tiga titik bipolar yang pertama kali diperkenalkan oleh Einthoven yang
terletak di lengan kanan, lengan kiri, dan kaki kiri (Istiqomah, 2012).

Gambar 2. Segitiga Einthoven

Lead I : L1 = LA-RA (1) LA (Left arm) = Potensial pada lengan kiri


Lead II : L2 = LL-RA (2) RA (Right arm) = Potensial pada lengan kanan
Lead III : L3 = LL-LA (3) LL (Left leg) = = Potensial pada kaki kiri

II.4 Elektroda
Elektroda biasa digunakan untuk pengukuran signal tubuh. Elektroda
untuk mengambil sinyal-sinyal biolistrik berdasarkan prinsip bahwa kontak antara
ion metal dengan metal yang bersesuaian menghasilkan potensial listrik yang
disebut potensial elektroda. Potensial ektroda dihasilkan oleh adanya perbedaan
laju perpindahan ion yang masuk dan keluar metal. Elektroda dibuat dari material
yang memiliki resistansi rendah antara kulit dan permukaan elektroda. Menurut
polaritasnya, maka elektroda-elektroda EKG dapat dibagi menjadi elektroda
positif (anoda), negatif (katoda) dan netral (ground electrode).
Pengukuran potensial biolostrik memerlukan dua buah elektroda, maka
tegangan yang terukur sesungguhnya merupakan perbedaan potensial antara
kedua elektroda. Apabila kedua elektroda mempunyai jenis sama, maka besar
potensial bergantung pada perbedaan nyata potensial ion antara dua titik pada
tubuh yang sedang diukur. Salah satu sifat elektroda yang penting yang perlu
diketahui adalah bahwa besar impedensi elektroda bergantung pada frekuensi.
Perubahan impedansi elektroda dapat menimbulkan kesalahan pengukuran sinyal
biolistrik. Pemakaian elektroda terdiri dari 2 jenis, yaitu invasive dan non-
invasive. Elektroda permukaan diletakkan pada permukaan kulit dengan tujuan
mengukur isyarat listrik dari sejumlah motoris. Potensial elektroda dihasilkan
oleh elekron yang meninggalkan gel elektrolit dan masuk ke logam (Istiqomah,
2012).

II.5 Desain Elektrokardiograf (EKG)


Rangkaian pendeteksi detak jantung ini menggunakan elektroda sebagai
sensor pendeteksi detak jantung. Penguat digunakan untuk menguatkan sinyal
tegangan yang dihasilkan oleh sensor. Adapun proses pengendaliannya dapat
dilihat pada diagram di bawah ini:

Sinyal ECG diukur dengan bantuan keping logam yang dikenal sebagai
elektroda. Elektroda adalah sensor/tranduser yang mengubah energi ionis dari
sinyal jantung menjadi energi elektris untuk akuisisi dan pengolahan datanya.
Transduser ini dipakai dengan menggunakan interface jelly electrodeelectrolyte.
Penggunaan elektroda Ag/AgCl dapat mengurangi noise dengan frekuensi rendah
pada sinyal detak jantung yang terjadi karena pergerakan. Sinyal biopotensial
dipengaruhi oleh banyak sinyal lain yang dikategorikan sebagai noise yang
berasal dari banyak sumber di luar tubuh. Noise ini diperkecil oleh sebuah filter
yang dihubungkan pada output bioamplifier.
Ada dua tipe Filter yang dipakai yaitu Low Pass Filter (LPF) dan High
Pass Filter (HPF). Rangkaian ini berfungsi untuk menyaring atau membatasi pita
frekuensi yang bisa melewatinya. Pada High Pass Filter, filter ini membuang
gangguan yang berasal dari pergerakan antara pasien dengan elektroda. Sinyal
derau tersebut mempunyai frekuensi yang rendah sehingga system ini EKG ini
dirancang mempunyai batas frekuensi 0,5 Hz. Untuk Low Pass Filter sinyal EKG
mempunyai amplitudo yang relatif sangat kecil sehingga rentan bercampur dengan
derau yang tidak dikehendaki. Untuk High Pass Filter bekerja pada gangguan dari
sinyal otot dan interferensi gelombang elektromagnetik yang cenderung berada
pada frekuensi tinggi. Filter ini digunakan untuk mendapatkan batas atas dari
jangkauan frekuensi sinyal EKG yang akan diamati (150 Hz). Frekuensi yang
berada di atas frekuensi cut-off (fc) akan mengalami peredaman (Ulandari, dkk.,
2014).

Gambar 3. Blok diagram EKG


Penjelasan dari Gambar diatas sebagai berikut (Iskandar, dkk., 2014) :
 Elektroda (sensor/tranduser) : bagian ini berfungsi untuk merekam sinyal-
sinyal listrik yang dihasilkan oleh jantung saat jantung memompa darah.
Sensor/tranduser yang digunakan dalam perancangan ini adalah elektroda
kering Ag/Agcl yang umum digunakan untuk EKG.
 Pengkondisi Sinyal
i. Penguat Instrumentasi: penguat intrumentasi merupakan jenis penguat
yang dikhususkan untuk menguatkan sinyal-sinyal yang memiliki
amplitudo yang sangat kecil seperti keluaran pada sensor atau tranducer.
Jenis penguat yang digunakan pada perancangan ini adalah INA121.
ii. Penguat tahap 1 : penguat ini berfungsi untuk menguatkan kembali sinyal
keluaran penguat instrumentasi yang hanya kurang dari 1 volt. Hal ini
dilakukan agar saat proses penapisan, amplitude sinyal tidak turun terlalu
rendah.
iii. Bandpass filter : pada perancangan ini digunakan bandpass filter dengan
topologi sallen-key dengan rentang frekuensi kurang lebih 0,5 hingga 40
Hz. Rentang frekuensi tersebut dipilih karena 0,67 – 40 Hz merupakan
rentang frekuensi yang digunakan pada monitoring EKG.
iv. Notch filter : filter ini berfungsi untuk menekan derau yang berasal dari
powerline (jala-jala) yang memiliki frekuensi 50/60 Hz.
v. Penguat tahap 2 : rangkaian ini berfungsi untuk menigkatkan kembali
amplitudo agar sinyal memenuhi rentang masukan untuk ADC yaitu 0
hingga 5V.
vi. Offset Adj : berfungsi untuk mengatur offset sinyal, hal ini karena besar
amplitudo sinyal setiap orang berbeda-beda dan untuk memastikan Vmax
sinyal menyentuh threshold peak detector (ADC bit ke 8) sehingga dapat
diproses oleh FPGA.
 ADC 8bit: berfungsi untuk mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital
dengan resolusi sebesar 255 level.
 FPGA: berfungsi untuk proses perhitungan dan menampilkan hasil ke monitor
yang mana menggantikan mikrokontroller.
 Display VGA 640x480: berfungsi untuk menampilkan bentuk sinyal EKG
jantung dan informasi heart rate.
 Buzzer: digunakan sebagai indikator apabila sinyal R pada EKG terdeteksi
oleh peak detector.
 LED: digunakan sebagai indikator saat nilai ADC diterima FPGA.
 Catu daya : sebagai sumber tenaga pada blok pengkondisi sinyal.
BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat ditari kesimpulan
sebagai berikut:

1. Elektrokardiografi adalah pencatatan potensial bioelektrik yang dihasilkan


jantung.

2. Cara kerja elektrokardiograf adalah dengan memberikan potensial listrik


pada otot jantung. Kontraksi otot manapun akan selalu menimbulkan
perubahan kelistrikan yang dikenal dengan istilah potensial aksi. Potensial
aksi bisa terjadi bila suatu daerah membran syaraf atau otot mendapat
rangsangan mencapai nilai ambang. Potensial aksi mempunyai
kemampuan merangsang daerah sekitar sel membran untuk mencapai nilai
ambang. Potensial aksi yang timbul pada otot jantung (miokardium) dan
jaringan transmisi jantung inilah yang memberikan gambaran kelistrikan
jantung. Fenomena ini dapat ditangkap dengan alat khusus yang disebut
elektrokardiogram.
DAFTAR PUSTAKA

Iskandar, I.A, Munawar A.R., Darjat. “Perancangan Elektrokardiograf Dengan


Tiga Elektroda Menggunakan FPGA Spartan-3”, Transient, Vol.4, No. 3,
2015.

Istiqomah, T. “Rancang Bangun Elektrokardiograf (EKG)”, Skripsi. Fakultas


Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, 2012.

Putri, RA, Mindara, JY, dan Suryaningsih, S. “Rancang Bangun Wireless


Elektrokardiogram (EKG)”. Jurnal Ilmu Dan Inovasi Fisika, Vol. 01, No.
1: 58–64. 2017.

Soleh, RM, Rizal, A, dan Magdalena R. “Denoising Rekaman Sinyal


Elektrokardiogram (EKG) Menggunakan Algoritma Iterative Threshold
Pada Subband Wavelet”. Seminar Nasional Aplikasi Sains Dan Teknologi,
38-44. 2008.

Ulandari E. dan Sani RA. “Rancang Bangun Instrumentasi Elektrokardiografi


Berbantuan PC Menggunakan Soundscope”, Jurnal Einstein, Vol. 2, No. 3:
8-13, 2014.

Anda mungkin juga menyukai