Devi Hermalasari1, Jihan Eka Putri Lumingkewas1, Laila Magfirah Mahmud1, Nurain Y. Adam1,
Siska Monoarfa1, Sri Amelia Ahmad1, Yuliarti Lasena1, Septiana Kurniasari2
1)
Prodi Pendidikan IPA, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri
Gorontalo
2)
Prodi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Gorontalo
Jl. Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie, Kabupaten Bone Bolango, Kode Pos. 96119
Email : nurainadam10@gmail.com
DOI: https://doi.org/...........
Submitted: 29 November 2021 : Accepty : 01 Desember 2021
ABSTRAK- Secara fisiologi, jantung adalah salah satu organ tubuh yang paling vital fungsinya
dibandingkan dengan organ tubuh lainnya. Prinsip kerja dari EKG adalah merekam sinyal elektrik yang
terkait dengan aktivitas jantung dan menghasilkan grafik rekaman tegangan listrik terhadap waktu.Untuk
mengukur potensial aksi secara baik dipergunakan elektroda. Kegunaan dari elektroda untuk memindahkan
transmisi ion ke penyalur elektron. Bahan yang dipakai sebagai elektroda adalah perak dan tembaga.
Rangkaian pendeteksi detak jantung ini menggunakan elektroda sebagai sensor pendeteksi detak jantung.
Penguat digunakan untuk menguatkan sinyal tegangan yang dihasilkan oleh sensor. Perekaman EKG
dilakukan terhadap pasien dengan keadaan tenang dan terbebas dari benda-benda yang dapat menggangu
seperti jam tangan dan pakaian sekitar sadapan.
ABSTRACT− Physiologically, the heart is one of the most vital organs of the body compared to other
organs. The working principle of the EKG is to record electrical signals related to heart activity and produce
a graph of recording electrical voltage against time. To measure the action potential properly, electrodes are
used. The purpose of the electrode is to transfer the ion transmission to the electron carrier. The materials
used as electrodes are silver and copper. This heart rate detector circuit uses electrodes as a heart rate sensor.
The amplifier is used to amplify the voltage signal generated by the sensor. ECG recording is performed on
the patient in a calm state and free from objects that can disturb such as watches and clothes around the
leads.
KEYWORDS : Electrocardiography, Heart, Heart Detector
PENDAHULUAN menyebabkan terjadinya detak jantung (Guyton,
Secara fisiologi, jantung adalah salah satu 2006).
organ tubuh yang paling vital fungsinya Kematian yang disebabkan oleh penyakit
dibandingkan dengan organ tubuh lainnya. jantung mengalami peningkatan setiap tahun
Jantung merupakan sebuah otot yang dapat (Nazmah, 2011). Tingginya angka kematian yang
berkontraksi. Kontraksi otot manapun akan selalu disebabkan oleh jantung membuat penelitian yang
menimbulkan perubahan kelistrikan yang dikenal berkaitan dengan analisis isyarat jantung menjadi
dengan istilah potensial aksi. Potensial aksi yang topic yang cukup menarik dan semakin
timbul pada otot jantung (miokardium) dan berkembang dewasa ini. Berkaitan dengan hal
jaringan transmisi jantung inilah yang tersebut, perlu dirancang alat yang memiliki
memberikan gambaran kelistrikan jantung kemampuan untuk mengetahui aktivitas kerja
(konduksi jantung). Adanya konduksi jantung jantung yang disebut Elektrokardiografi (EKG).
dapat menghasilkan impuls listrik secara ritmis Untuk memperoleh rekaman EKG beberapa
yang menyebabkan adanya kontraksi ritmis otot elektroda yang dipasang pada permukaan tubuh
jantung yang disebut ritme jantung, mengirim pasien pada lokasi tertentu yang disebut sadapan
potensial aksi melalui otot jantung dan (lead). Sinyal yang didapatkan dari hasil
1
2 vol. 18, no. 1, Desember 2021 (1-8)
perekaman ini masih dipengaruhi oleh noise penderita penyakit jantung dan alat pendeteksi
diantaranya interferensi jaringan listrik pada jantung melalui beberapa penelitian.
sinyal EKG dengan frekuensi 50 Hz sehingga Fungsi
diperlukan notch filter sebagai peredam Fungsi dari EKG antara lain yaitu untuk
interferensi jaringan listrik 50 Hz (Chavan, et., mengetahui jika terjadi kelainan irama pada
jantung, mengetahui kelainan otot jantung, menilai
2004).
fungsi jantung, memperkirakan adanya
Pada jantung juga terdapat aktivitas potensial
pembesaran jantung/hipertopi atrium dan
listrik jantung sehingga jantung memiliki nilai
ventrikel, dan juga pengaruh efek obat-obat
tegangan sebesar 0.05 mV– 4 mV. Tegangan yang
jantung (Rifali Myza dan Irmawaty Dessy, 2011).
dihasilkan oleh jantung inilah yang menjadi dasar
pengukuran tahap awal untuk membaca aktivitas
jantung. Selain tegangan, jantung juga memiliki
nilai frekuensi yang dapat diamati oleh peneliti.
Besarnya frekuensi yang dihasilkan oleh aktivitas
jantung adalah 0,05 Hz – 110 Hz (Bao, 2003).
Elektrokardiografi adalah instrument medis
yang digunakan untuk memonitor kondisi jantung Gambar 1. Sinyal jantung EKG (Rifali
pasien. Melalui alat ini, dokter dapat merekam Myza dan Irmawaty Dessy, 2011).
aktivitas listrik jantung, yaitu dengan cara
menempatkan beberapa bioelektroda pada Prinsip Kerja
permukaan tubuh. Hasil rekaman EKG Prinsip kerja dari EKG adalah merekam
menggambarkan kondisi kesehatan jantung pasien sinyal elektrik yang terkait dengan aktivitas
(Surtono dkk, 2012). jantung dan menghasilkan grafik rekaman
Alat medis Elektrokardiografi (EKG) dapat tegangan listrik terhadap waktu. EKG yang
digunakan untuk merekam beda potensial normal menunjukan pembelokan atau defleksi
biomedik dipermukaan kulit yang dibangkitkan yang dihasilkan dari aktivitas atrial sebagai
jantung dengan memasang elektroda rekam perubahan kecenderungan tegangan atau Voltage
(Ag/AgCl) pada tempat tertentu dipermukaan dan polaritas (positif dan negatif) terhadap waktu
tubuh (Arifin dan amalia, 2018). (Aston, 1991).
Rekaman EKG dari penderita penyakit EKG akan merekam perbedaan potensial
jantung akan menampilkan gangguan-gangguan listrik yang disebabkan oleh aktifitas listrik otot
gelombang yang ada pada EKG. Pada kasus jantung. Otot jantung terbentuk dari serabut-
penyempitan pembuluh darah arteri jantung yang serabut otot yang bermuatan listrik, dikarenakan
sering terjadi, suplai darah yang membawa adanya aliran ion Natrium dari dalam atau keluar
oksigen untuk otot-otot jantung berkurang sel. Aliran ion Natrium ini menimbulkan adanya
sehingga otot jantung mengalami cidera, atau arus listrik yang mengakibatkan adanya beda
disebut dengan miokard iskemia (myocardial potensial atau tegangan listrik. Tegangan listrik
ischemia). Hal ini berakibat pada keterlambatan dapat menggambarkan keadaan denyut jantung
atau kelistrikan abnormal selama fase repolarisasi manusia (Seisdedos dkk, 2011).
sel-sel jantung dan ditunjukkan dengan perubahan
level segmen ST pada rekaman EKG. Bila kondisi
ini tidak mengalami perbaikan, sementara
aktivitas fisik atau stress penderita meningkat,
maka kebutuhan oksigen jantung tidak dapat
dipenuhi sehingga sel-sel otot jantung bisa mati
dan mengakibatkan serangan jantung yang Gambar 2. Ilustrasi terbentuknya akivitas
disebut miokard infark (myocardial infarction) gelombang denyut jantung (Dian Permana,
(Philips, 2006). Mada Sanjaya W.S., Hasniah Aliah, 2015).
Dengan menulis jurnal ini kami ingin Bioelektrik jantung dibangkitkan dari SA node
menjadikan jurnal ini sebagai sebuah wadah untuk secara spontan, yang terjadi kontrak pada atrium
bisa mengumpulkan semua infromasi pada menyebabkan depolarisasiatrium (terjadinya
perpindahan cepat natrium, bersama dengan
Jurnal Fisika Flux: Jurnal Ilmiah Fisika FMIPA Universitas Negeri Gorontalo
Volume 18, Nomor 1, Desember 2021
1819-796X (p-ISSN); 2541-1713 (e-ISSN)
melambat kalsium (Ca++) menyebabkan bagian penjumlahan untuk mendapatkanjumlah tegangan
dalam sel berubah dari negatif ke positif). dari semua elektroda dan driving amplifier,
Depoalrisasi ini menghasilkan kontraksi atrium elektrodadi tempatkan pada bagian lengan kanan
yang membentuk gelombang P. Selanjutnya, (right arm (RA)), lengan kiri (left arm(LA)), kaki
konduksi arus listrik ini disalurkan melalui kanan (right leg(RL)) (Gambar (b)). Efek dari aturan
septum interventrikulare (AV node) kecepatan iniadalah untuk memaksa hubungan referensi
konduksi menjadi sangat pelan agar atrium dapat dikaki kanan dan mengasumsikantingkat
menyelesaikan kontraksinya dulu sebelum AV tegangan sama degan penjumlahan tegangan pada
node. Terjadinya depolarisasi miokardium ini lead lainnya. Selain itu, berfungsi untuk
menghasilkan kontaksi ventrikel, yang mereduksi interferensi noise dan memiliki efek
menyebabkan terbentuknya gelombang QRS untuk mengurangi aliran arus pada elektroda kaki
komplek. Proses pengukuran detak jantung ini kanan (Jones, 2008).
terjadi dengan menjalarnya aruslistrik melalui sel
konduksi yang disebut berkas bagian atau serat METODE PENELITIAN
purkinje selanjutnya mengalir ke seluruh bagian Rangkaian pendeteksi detak jantung ini
jantung sehingga membentuk kompleks sinyal menggunakan elektroda sebagai sensor pendeteksi
EKG di permukaan tubuh. Setelah proses
detak jantung. Penguat digunakan untuk
depolarisasi, selmiokard kembali seperti keadaan
menguatkan sinyal tegangan yang dihasilkan oleh
awal atau dikenal dengan repolarisasi (sel
memulihkan elektronegativitas agar dapat sensor. Adapun proses pengendaliannya dapat
dirangsang kembali) yang membentuk gelombang dilihat pada diagram di bawah ini:
T. Pola denyutan jantung ini akan terjadi secara
kontinyu dan bergantung pada aktivitas listrik
(Dian Permana, etc all, 2015).
Elektroda
Untuk mengukur potensial aksi secara baik
dipergunakan elektroda. Kegunaan dari elektroda
untuk memindahkan transmisi ion ke penyalur
elektron. Bahan yang dipakai sebagai elektroda
Sinyal EKG diukur dengan bantuan keping
adalah perak dan tembaga (Nya, 2019).
logam yang dikenal sebagai elektroda. Elektroda
Fungsi utama elektroda adalah mendeteksi
sinyal listrik jantung yang merambat melalui adalah sensor/tranduser yang mengubah energi
bagian tubuh. Tujuannya yaitu mengkonversi ionis dari sinyal jantung menjadi energi elektris
informasi biologis menjadi sinyal elektrik yang untuk akuisisi dan pengolahan datanya.
dapat terukur (Diana dkk, 2015). Transduser ini dipakai dengan menggunakan
interface jelly electrodeelectrolyte. Penggunaan
elektroda Ag/AgCl dapat mengurangi noise
dengan frekuensi rendah pada sinyal detak
jantung yang terjadi karena pergerakan (Ulandari
dan Abdullah, 2014).
Gambar 3. (a) Elektroda silver chloride (b)
Metode penelitian berupa metode
Penempatan elektroda (Dian Permana, Mada
eksperimen, Dalam penelitian ini, peneliti
Sanjaya W.S., Hasniah Aliah, 2015).
menggunakan desain penelitian pra-ekperimen
Gambar 3 menunjukkan elekroda yang dengan jenis penelitian one group pre-test dan
digunakan untuk memperoleh sinyal EKG dengan post test design. Pada penelitian ini dimulai
model nomor CKC014 tipe elektroda penjepit observasi awal sebelum diberikan perlakuan dan
ekstremitas. Material cup terbuat dari silver setelah pemberian perlakuan atau rehabilitasi
chloride memiliki sertifikat CE,ISO13485.Sistem jantung dilakukan observasi kembali atau
elektroda wilson digunakan dengan menggunakan
observasi akhir. Populasi dalam penelitian ini
"Driven right leg lead" yang melibatkan jaringan
3
4 vol. 18, no. 1, Desember 2021 (1-8)
adalah seluruh pasien dengan penyakit jantung digunakan untuk kegiatan SMWT, Treatmil,
koroner di IPJT RSUD dr Saiful Anwar Malang. Rehabilitasi jantung fase 2 dan Rehabilitasi
Jumlah pasien penyakit jantung koroner yang
Jantung fase 3, Sedangkan rehabilitasi jantung fase
rawat inap di IPJT pada bulan Maret, April, Mei
tahun 2020 rata-rata perbulan 35 responden. 1 dilakukan di ruang rawat inap (Romelah dkk,
Jadi jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 2021).
35 responden. Sampel dalam penelitian ini adalah
Karakteritik responden berdasarkan usia
seluruh pasien penyakit jantung koroner di IPJT
RSUD dr. Saiful Anwar Malang yang masuk didapatkan sebagian besar responden berusia 50-
dalam kriteria inklusi. Variabel dalam penelitian 60 tahun sebanyak 22 responden (68,8%). Jenis
ini adalah rehabilitiasi jantung fase 1, tanda- tanda
kelamin responden sebagian besar laki- laki 28
vital dan EKG. Analisis terdiri dari analisis
univariat dan analisis bivariat Adapun alat yang responden ( 87,5%). Diagnosa medis hampir
dipakai pada penelitian diantaranya tensi darah, setengahnya dari responden 10 orang (31,25)
finger pulsoximeter. Termometer, alat yang
adalah STEMI (Romelah dkk, 2021).
digunakan untuk pengukuran RR dan alat
Tanda- tanda vital dan ekg sebelum
perekaman EKG (Romelah, 2021).
. intervensi. Dari hasil pengukuran tekanan darah
HASIL DAN PEMBAHASAN sistole sebelum dilakukan rehabilitasi jantung fase
Perekaman EKG dilakukan terhadap pasien
1 sebagian besar mengalami kenaikan atau
dengan keadaan tenang dan terbebas dari benda-
meningkat, akan tetapi ada beberapa atau
benda yang dapat menggangu seperti jam tangan
sebagian kecil mengalami penurunan (Romelah
dan pakaian sekitar sadapan (Ulandari dan
dkk, 2021).
Abdullah, 2014).
Tabel 1. Tabulasi Silang Pengukuran Tanda-
Pengujian alat dilakukan dilakukan untuk
Tanda Vital dan Perekaman EKG Sebelum dan
mendapatkan data penelitian. Pengujian alat dan
Sesudah Rehabilitasi Jantung Fase 1
sistem ini dilakukan dengan empat pengujian,
2019).
5
6 vol. 18, no. 1, Desember 2021 (1-8)