Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Elektrokardiograpi (EKG) adalh pemantulan aktipitas listrik dari serat-
serat otot jantungsecarra goresan. Dalam perjalanan abad ini ,rekaman EKG
sebagai cara pemeriksaan tidakinfsif, sudah tidak dapat lagi di hilang kan dari
klinik .sejak di introduksi nya galvanometer berkawat yang di ciptakan oleh
Einthoven dalam tahun 1903 ,galvanometer berkawat inimerupakan suatu
pemecahan rrekor perangkat sangat peka dapat merekam setiap
perbedaantegangan yang kecil sebesar milivolt .perbedaan tegangan ini terjadi
pada lupan dan imbunandari serat-serat otot jantung perbedaan tegangan ini di
rambat kan kepermukaan tubuh dan diteruskan ke sandapan-sandapan dan
kaawat keperangkat penguat EKG . aktifitas listrikmendahului penguncupan sel
otot. Tidak adaperangkat pemeriksaan sedehana yang begitu banyak mengajar
pada kita mengenai fungsi otot jantung selain di EKG dengan
demikianmasalah-masalah diagnistik penyakit jantung dapat di pecah kan dan
pada giliran nya pengobotan akan lebih sempurna. Namun kita perlu di beri
peringatan bahwa EKG itu walaupunmemmberikan banyak masukan ,tetapi hal
ini tak berarti tanpa salah .
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu pencatatan grafis aktivitas listrik


jantung (Price, 2006). Sewaktu impuls jantung melewati jantung, arus listrik akan
menyebar ke jaringan di sekeliling jantung, dan sebagian kecil dari arus listrik ini
akan menyebar ke segala arah di seluruh permukaan tubuh. Impuls yang masuk ke
dalam jantung akan membangkitkan sistem konduksi pada jantung sehingga terjadi
potensial aksi. Dalam potensial aksi jantung secara umum, terdapat dua fase yang
terjadi, yaitu depolarisasi dan repolarisasi. Depolarisasi adalah rangsangam ketika
gelombang rangsang listrik tersebar dari nodus SA melalui sistem penghantar
menuju miokardium untuk merangsang otot berkontraksi. Sedangkan repolarisasi
adalah pemulihan listrik kembali.

Tindakan Jantung memiliki suatu sistem dimana selnya mempunyai


kemampuanuntuk membangkitkan dan menghantarkan impuls listrik secara
spontan. Kegiatan listrik jantung dihubungkan dengan perjalanan impuls dari
jantung yangdihantaran menuju jaringan tubuh dan diukur pada permukaan tubuh
menggunakan galvanometer. Galvanometer yang khusus digunakan untuk
mendeteksi dan meningkatkan aktivitas listrik yang lebih kecil dari jantung
dankemudian dapat digambarkan pada kertas yang berjalan disebut
Elektrokardiogram(EKG). EKG dapat mencatat aktivitas listrik miokardium dari
12 posisi yang berbeda - 3 posisi standar, 3 posisi unipolar, dan 6 posisi
dada.Elektrokardiograf juga dapat didefinisikan sebagai alat diagnosa yang sudah
umum dan sering digunakan dalam rangka mengukur aktivitas elektrik jantung
dengan bentuk gelombang (McCann, 2004). Impuls yang bergerak akibat adanya
sistemkonduksi jantung menciptakan elektriksitas yang kemudian dapat dimonitor
daripermukaan tubuh.Pemasangan elektrode di kulit individu dapat mendeteksi
elektriksitas tersebut dan mentransmisi tersebut ke instrumen dan
merekamnya(elektrokardiogram) sebagai aktivitas jantung (McCann, 2004). Jadi
pengertian EKG adalah rekaman aktivitas listrik jantung atau bioelektrikal pada
jantung yang digambarkan dengan sebuah grafik EKG atau dengan katalain grafik
EKG menggambarkan rekaman aktifitas listrik jantung.

2.2 Sistem Konduksi Listrik Jantung

Jantung dapat melakukan fungsinnya sebagai pompa atau melakukan kontraksi


denganbaik, hal ini disebabkan jantung memiliki 3 hal , yaitu :

1. Penghasil listrik secara otomatis (pacemaker)


Memiliki beberapa komponen
a. Nodus SA
b. Nodus AV
c. Serabut purkinje .
2. Konstruksi listrik
Konduksi atau perambatan listrik yang terjadi di jantung secara sistematis
dimulai dari nodus SA .nodus AV,His cabang berkas kiri dan kanan ,serta
berakhir di serabut purkinje .
3. Miokardium
Otot jantung akan mengalami kontraksi bila terjadi perubahan muatan
listrik di dalam sel miokard yang dinamakan depolarisasi,sedangkan
peristiwa kembalinya muatan listrik di dalam sel-sel miokard menjadi
keadaan seperti semula dinamakan repolarisai . Selanjutnya, akan
menghasilkan relaksasi kembali dinding miokardium .
Nodus Sinostrial (Nodus SA)
Nodus SA terletak di atrium kanan di dekat muara vena kava superior . Pada
keadaan normal menghasilkan impuls listrik sebesar 60-100 kali per menit.
Nodus Atrioventrikuler (Nodus AV)
Nodus AV terletak di dalam dinding septum atrium atau sekat antara atrium
kanan dan kiri , tepatnya di atas katup trikuspidalis di dekat muara sinus
koronarius, dan dalam keadaan normal mampu menghasilkan impuls 40-60
kali per menit .
Berkas His
Berkas His memiliki fungsi sebagai pengantar impuls listrik dari nodus AV.
Berkas his terbagi menjadi cabng berkas kiri ( left bundle branches,LBB)
dan berkas kanan (right bundle branches) . Berkas kiri terbagi menjadi :
a. Fasikulus posterior menghantarkan impuls listrik ke ventrikel kiri
bagian anterior dan posterior .
b. Fasikulus anterior menghantarkan impuls ke ventrikel kiri bagian
anterior dan superior . RBB menghantarkan impuls dan berkas his
ventrikel kanan.

Serabut bachman

Serabut bachman merupakan jalur yang menghubungkan impuls listrik dari


atrium kanan dengan atrium kiri .

Serabut purkinje

Serabut purkinje terletak di dalam endokardium dan merupakan akhir dari


perjalanan impuls listrik untuk disampaikan ke endokardium agar erjadi
depolarisasi di kedua ventrikel. Serabut purkinje secara normal mampu
menghasilkan impuls 20-40 kali per menit .

4. Hubungan Sistem Konduksi dengan Gelombang EKG


Sitem konduksi lstrik jantung nodus SA ,nodus AV,His dan serabut purkinjr
secara sistematis mampu menghasilkan gelombang elektrokardiografi dan
menggerakkan jnatung untuk melakukan kontraksi.
Ketika satu impuls dicetuskan oleh nodus SA . listrik lebih dulu menjalar di
kedua atrium dan terjadilah depolarisasi . Selanjutnya, akan menghasilkan
gelombang P pada rekaman EKG . Oleh karena potensial listrik akibat
repolarisasi atrium lebih rendah daripada depolarisasi atrium,gelombang
repolarisasi pada atrium tampak pada rekaman EKG
Selanjutnya,listrik yang sudah ada di atrium meneruskan penjalaran
(konduksi) ke nodus AV,his,LBB dan RBB , dan berkahir di serabut
purkinje . Sesampainya di serabut purkinje ,impuls listrik mendepolarisasi
otot-otot di kedua ventrikel . Peristiwa terjadnya depolarisasi pada kedua
ventrikel ini menghasilkan gelombang QRS dan munculnya gelombang T
merupakan akibat terjadinya peristiwa repolarisasi ventrikel .

5. Kertas EKG
Gelombang-gelomang yang timbul akibat depolarisasi dan repolarisasi
miokardium itu akan direkam pada kertas EKG dan, sepertinya hanya setiap
macam geombang lainnya, mempuntai tiga sifat utama, yaitu :
a. Durasi, diukur dalam seperbagian detik
b. Amplitudo,diukur dalam miivolts (mV)
c. Konfigurasi,merupakan criteria yang lebih subjektif suhubungan
dengan bnetuk dan gambaran sebuah gelombang .

Kertas EKG didesain dengan bentuk khusus yang masing-masing dibuat


bergaris-garis membentuk sebuah kotak yang sama sisi . Maing-masing
kotak berukuran kecil ditandai garis tipis dan garis kotak besar bergaris
tebal . Garis tipis membatasi kotak-kotak kecil seluas 1 mm x 1 mm . Garis
tebal membatasi kotak besar seluas 5mm x 5mm . Sumbu horizontal
mengukur waktu ,Jarak satu kotak kecil adalah 0,04 detik . Jarak satu kotak
besar adalah lima kali lebih besar atau 0,2 detik . Sumbu ventrikal
mengukur voltage . Jarak satu kotak kecil adalah 0,1 mV, dan satu kotak
besar adalah sebesar 0,5 Mv.

2.3 Tujuan Tindakan :


1. Mengetahui kelainan-kelainan irama jantung (aritmia).
2. Mengetahui kelainan-kelainan miokardium (infark, hipertrophy atrial
danventrikel).
3. Mengetahuiadanya pengaruh atau efek obat-obat jantung.
4. Mengetahui adanya gangguan elektrolit.
5. Mengetahui adanya gangguan perikarditis.
6. Mengidentifikasi gangguan ritme dan konduksi jantung dan pembesaran
rongga jantung.

2.4 Kompetensi Dasar


1. Kompetensi yang harus dimiliki perawat yaitu:
Mengetahui anatomi dan fisiologi jantung Jantung terdiri dari empat
ruang yang berfungsi sebagai pompa yaitu atrium kanan dan kiri serta
ventrikel kanan dan kiri. Hubungan fungsional antara atrium dan ventrikel
diselenggarakan oleh jaringan susunan hantar khusus yang menghantarkan
impuls listrik dari atrium ke ventrikel. Sistem tersebut terdiri dari nodus
Sinoatrial (SA), nodus Atrioventrikuler(AV), berkas His dan serabut-
serabut Purkinje. Setiap denyut jantung normal merupakan hasil
pembangkitan impuls listrik di SINO-ATRIAL NODE(SA Node), yang
mengatur frekuensi dan irama denyutan jantung. Pola hantarannormal
jantung dikenal sebagai IRAMA SINUS (sinus rhythm) karena
denyuttersebut berasaldari SA Node. SA Node terletak pada petemuan
antara vena kava superior dengan atrium kanan.Impuls jantung kemudian
akan meninggalkan SANode dan berpencar menuju ototatrium melalui jalur
intra atrium. Rangsangan listrik ini mengakibatkan kontraksi keduaatrium.
Impuls kemudian sampai ke atrioventrikuler node (AV Node) dimana
impuls dihamburkan untuk memberikan waktu kontraksi kedua atrium
selesai dan memastikan pengisian darah diventrikel. Mengikuti
penghambatan di AV Node, impuls kemudianmencapai BERKAS HIS, lalu
turun ke kanan dan kiri dari cabang berkas dan naik keserat PURKINJE.
Peristiwa ini tidak lebih dari beberapa detik dan mengakibatkan kontraksi
ventrikel. Hantaran impuls sepanjang serabut khusus, 5kali lebih cepat
dibandingkan pada serabut otot jantung tidak khusus. Transmisi impuls
yang cepatmerangsang sel otot selalui kedua ventrikel berkontraksi
secaraterus menerus.Frekuensi denyutan alami pada jalur hantaran
pacemaker :SANode: 60-100 x/menitAV Node: 40-60 x/menitSistem
Purkinje: 25-40 x/menit
2. Cara membaca EKG
Untuk dapat membaca hasil EKG maka perlu pengetahuan mengenai
gelombang pada EKG. Gelombang pada EKG terdiri dari:
A. Gelombang P
Karakteristik gelombang P yang normal yaitu :
a. Lebar kurang dari 0,12 detik
b. Tinggi kurang dari 0,3 milivolt
c. Selalu positif di lead II
d. Selalu negative di lead AVR
B. Gelombang QRS Gelombang QRS merupakangambaran proses
depolarisasi ventrikel (waktuyang dibutuhkan impuls untuk menuju
serat Purkinje melewatibundlebranches). Gelombang Q akan tampak
ketika defleksi negatif pertama terjadi dikompleksQRS. Gelombang R
akan tampak ketika defleksi positif pertama.Gelombang Sakan tampak
ketika defleksi negatif kedua atau defleksi negatif pertama
setelahgelombang R.
Karakteristik gelombang QRS normal yaitu:
a. Lebar 0,06-0,12 detik
b. Tinggi tergantung leadc.Gelombang QGelombang Q adalah
defleksi negativepertama pada gelombang QRS.

C. Gelombang Q yang normal yaitu:


a. Lebar kurang dari 0,04 detik
b. Tinggi/dalamnya kurang dari 1/3 tinggi R d.Gelombang R
Gelombang R adalahdefleksi positif pertama pada gelombang QRS.

D. Gelombang R umumnya positif dilead I, II, V5 dan V6. Di lead AVR,


V1 dan V2 biasanya hanya kecil atau tidak ada sama sekali.

E. Geombang S
Merupakan gelombang defleksi negative (ke bawah) setelah gelombang
R atau gelmbang Q . secara normal , gelombang S berangsur-angsur
menghilang pada sedapan V1-V6. Gelombang ini sering terlihat lebih
dalam di sadapan V1 dan Avr,normal .

F. Gelombang T
Gelombang T merupakan gelombang hasil repolarisasi dikedua
ventrikel. Normalnya, Positif (keatas) dan interved (terbaik) di Avr.
Gelombang T yang runcing di semua sdapan dapat membantu
menegakkan adnya hiperkalemia,sedangkan gelombang T yang tinggi
pada beberapa sadaran tertentu dapat menunjukan adanya hiperakut T
yang merupakan tanda awal sebelum infark miokard terjadi
G. Gelombang U
Gelombang U merupakan gelombang yang muncul setelah gelomang T
dan sebelum gelombang P berikutnya. Umumnya merupakan suatu
kelainan hipokalemia .

H. Interval PR
IntervalPR adalahgaris horizontal yang diukur dari awal gelombang P
hingga awal kompleks QRS . Interval ini menggambarkan waktu yang
diperlukan dari permulaan depolarisasi atrium sampai awal depolarisasi
ventrikel atau waktu yang diperlukan impuls listrik dari nodus SA
menuju serabut purkinje dan normalnya 0,12-0,20 detik .

2.5 Letak Jantung Dipandang dari EKG


Dengan melihat kembali sudut-sudut yangdihasilkan dari sadapan
bipolar dan unipolar pada bahasan sebelumnya ,kita akan mudah
menentukan bagian-bagian dari lokai jantung danmenganalisis letk
kerusakan dinding miokard secara sistematis . Pembagian letak ni berguna
dalam mendiagnosis adanya infark dan blok pada cabang berkas yangakan
diuraikan pada bahasan selanjutnya . Secara universal ,jantung dapat dibagi
menjadi beberapa bagian ,yaitu inferior,anterior,septal,lateral,ventrikal
kanan dan posterior . Pembagian letak ini disesuaikan dengan sudut yang
dihasilkan oleh sadapan bipolar dan unipolar pada mesin EKG.
Sudut pandang yang dihasilkan dari sdapan bipolar dan unipolar
ekstremitas menghasilkan sudut pandang yang dihasilkan sudut dari
sadapan bipolar dan unipolar ekstremitas,antara lain jantung bagian inferior
(II,III dan Avf) serta lateral (I dan Avl) . Di sisi lain, hasil sadapan unipolar
prekordial memberikan sudut pandang secara horizontal ke depan dan
kesamping .
Letak0letak sadapan unipolarprekordial V1-V6 yang meliputi jantung
bagian anterior (V3-V4), septal atau septum ventrikel (V1-2),dan lateral
(V5-V6). Sudut pandanngnya sesuai lokasi penempatan masing-masing
sadapan.

2.6 Pembentukan EKG


Ketika impuls dan nodus SA menjalar di kedua atrium ,terjdai
depolarisasi dan repolarisasi di atrium dan semua sadapan merekamnya
sebagai gelombang P defleksi positif,terkecuali di Avr yang menjauhi arah
Avr sehingga defleksinya negative . Setelah dari atrium ,listrik menjalar ke
nodus AV ,berkas His,LBB dan RBB,serrta serabut purkinje. Selanjutnta
terjadi depolarisasi di kedua ventrikel dan terbentuk gelombang QRS
defleksi positif kecuali Avr. Setelah terjadi depolarisasi di kedua ventrikel
,ventrikel kemudian mengalami repolarisasi . Repolarisasi di kedua
ventrikel menghailkan gelombang T defleksi postif disemua sadapan
,kecuali di Avr

2.7 Prosedur pelaksanaan EKG

Elektroda EKG akan ditempelkan pada dada, pergelangan tangan


dan kaki, jadi sebaiknya Anda (terutama wanita) menggunakan pakaian
dengan atasan dan bawahan yang terpisah. Ini untuk mempermudah
pemasangan elektroda EKG. Jika lokasi penempelan elektroda EKG
didapati banyak bulu, bisa saja dokter memerintahkan untuk mencukurnya
terlebih dahulu. Sensor yang disebut dengan elektroda akan dilekatkan pada
dada, pergelangan tangan dan kaki, baik dengan menggunakan semacam
cangkir hisap atau gel lengket. Elektroda ini selanjutnya akan mendeteksi
arus listrik yang dihasilkan jantung yang diukur dan dicatat oleh mesin
elektrokardiograf.
Tiga jenis utama EKG, meliputi:
a. EKG istirahat (resting ECG) - pasien berbaring. Selama tes pasien tidak
diperbolehkan bergerak, karena impuls listrik lain dapat dihasilkan oleh
otot-otot lain selain jantung yang dapat mengganggu pemeriksaan
jantung Anda. Jenis EKG ini biasanya memakan waktu lima sampai
sepuluh menit.
b. EKG ambulatory (ambulatory ECG) - EKG ambulatory atau Holter
dilakukan dengan menggunakan alat perekam portabel yang dipakai
setidaknya selama 24 jam. Pasien bebas untuk bergerak secara normal
sementara monitor terpasang. Jenis EKG ini digunakan untuk pasien
yang gejalanya intermiten dan mungkin tidak muncul selama tes EKG
istirahat. Orang yang sembuh dari serangan jantung dapat dimonitor
dengan cara ini untuk memastikan ketepatan fungsi jantungnya.
c. Test stres jantung - tes ini digunakan untuk merekam EKG pasien
sementara pasien menggunakan alat seperti sepeda atau berjalan diatas
treadmill. Jenis EKG ini membutuhkan waktu sekitar 15-30 menit.

2.8 Alat-Alat yang harus disiapkan


a. Mesin EKG.
b. Kabel untuk sumber listrik.
c. Kabel untuk bumi (ground).
d. Kabel elektroda ekstremitas dan dada.
e. Plat elektroda ekstremitas beserta karet pengikat.
f. Balon penghisap elektroda dada.
g. Jelly.
h. Kertas tissue.
i. Kapas Alkohol.
j. Kertas EKG.
k. Spidol.
2.9 Pasien.
a. Pasien diberitahu tentang tujuan perekaman EKG.
b. Pakaian pasien dibuka dan dibaringkan terlentang dalam keadaan
tenang selama perekaman.
c. Cara menempatkan elektrode sebelum pemasangan elektrode,
bersihkan kulit pasien di sekitar pemasangan manset, beri jelly
kemudian hubungkan kabel elektrode dengan pasien.
d. Elektrode ekstremitas atas dipasang pada pergelangan tangan kanan
dan kiri searah dengan telapak tangan.
e. Pada ekstremitas bawah pada pergelangan kaki kanan dan kiri
sebelah dalam.
f. Posisi pada pergelangan bukanlah mutlak, bila diperlukan dapatlah
dipasang sampai ke bahu kiri dan kanan dan pangkal paha kiri dan
kanan.
Kemudian kabel-kabel dihubungkan :
 Merah (RA / R) lengan kanan.
 Kuning (LA/ L) lengan kiri.
 Hijau (LF / F ) tungkai kiri .
 Hitam (RF / N) tungkai kanan (sebagai ground).
g. Hubungkan kabel dengan elektroda:
 Kabel merah dihubungkan pada elektroda di pergelangan tangan
kanan.
 Kabel kuning dihubungkan pada elektroda di pergelangan
tangan kiri.
 Kabel hijau dihubungkan pada elektroda di pergelangan kaki
kiri.
 Kabel hitam dihubungkan pada elektroda di pergelangan kaki
kanan.
h. Bersihkan permukaan kulit di dada klien yang akan dipasang
elektroda prekordial dengan kapas alkohol dan beri jelly pada setiap
elektroda, pasangkan pada tempat yang telah dibersihkan.
i. Hubungkan kabel dengan elektroda :
 C1 : untuk Lead V1 dengan kabel merah.
 C2 : untuk Lead V2 dengan kabel kuning.
 C3 : untuk Lead V3 dengan kabel hijau.
 C4 : untuk Lead V4 dengan kabel coklat
 C5 : untuk Lead V5 dengan kabel hitam
 C6 : untuk Lead V6 dengan kabel ungu.

Pada C2 dan C4 merupakan titik-titik untuk mendengarkan bunyi


jantung I dan II.

2.10 Cara Merekam EKG.


a. Hidupkan mesin EKG dan tunggu sebentar untuk pemanasan.
b. Periksa kembali standarisasi EKG.
c. Kalibrasi 1 mv (10 mm).
d. Kecepatan 25 mm/detik. Setelah itu lakukan kalibrasi dengan
menekan tombol run/start dan setelah kertas bergerak, tombol
kalibrasi ditekan 2-3 kali berturut-turut dan periksa apakah 10 mm.
e. Dengan memindahkan lead selector kemudian dibuat pencatatan
EKG secara berturut-turut yaitu sandapan (lead) I, II, III, aVR, aVL,
aVF, VI, V2, V3, V4, V5,V6. Setelah pencatatan, tutup kembali
dengan kalibrasi seperti semula sebanyak 2-3kali, setelah itu
matikan mesin EKG.
f. Rapikan pasien dan alat-alat.
g. Catat di pinggir kiri atas kertas EKG: Nama pasien, Umur,
Tanggal/Jam, Dokter yang merawat dan yang membuat perekaman
pada kiri bawah.
h. Dibawah tiap lead, diberi tanda lead berapa.
i. Hal-hal penting yang harus diperhatikan :
 Status kesehatan klien, pantau setiap saat.
 Pemasangan EKG harus sesuai dengan cara yang benar.
 Pasien diusahakan jangan terkena besinya, jangan batuk, dan
tidak mengobrol, karena akan mempengaruhi hasil EKG.
j. Hal-hal penting yang harus dicatat :
 Nama pasien.
 Status klien (usia, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan,
tekanan darah).
 Tanggal/jam.
 Dokter yang merawat.
 Yang membuat perekaman pada kiri bawah.
 Rekam medik pasien.
 Frekuensi jantung per menit.
 Irama jantung.
3. Pasca prosedur EKG
Elektroda EKG dilepas. EKG tidak akan menyakitkan dan non-invasif,
artinya kulit Anda sama sekali tidak akan rusak (tidak seperti jarum
yang menembus kulit). Dokter dapat menginterpretasikan hasil EKG
langsung berdasarkan riwayat medis kesehatan, gejala, dan
pemeriksaan klinis pasien.
4. Setelah dirumah
Pasien dapat melanjutkan aktivitasnya seperti biasa setelah menjalani
tes EKG. EKG adalah tes medis non-invasif dan tidak melibatkan
penggunaan obat-obat (seperti anestesi) atau memerlukan waktu untuk
pemulihan.

5. Kemungkinan komplikasi EKG


EKG merupakan prosedur medis yang aman, dan sejauh ini belum
ditemukan risikonya. EKG tidak mengirimkan arus listrik ke tubuh
Anda, artinya Anda tidak terkena stroom. Hanya saja ada kemungkinan
adanya orang yang mungkin mengalami alergi atau sensitif terhadap
elektroda yang menyebabkan kulit mereka gatal dan kemerahan. Namun
hal ini sangat jarang terjadi.

6. Prospek jangka panjang


Hasil EKG akan menentukan langkah perawatan pasien selanjutnya,
jika memang diperlukan perawatan. Pengobatan juga tergantung dari
diagnosis tapi biasanya mencakup, misalnya:
Aritmia - obat atau operasi (seperti memasang alat pacu jantung
buatan)Penyakit arteri koroner atau serangan jantung - obat seperti beta-
blocker, berhenti merokok, perubahan pola makan dan operasi bypass
arteri koronerTekanan darah tinggi - perubahan pola makan, olahraga
teratur, dan obat-obatan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Elektrokardiogram atau yang biasa kita sebut dengan EKG merupakan rekaman
aktifitaskelistrikan jantung yang ditimbulkan oleh sistem eksitasi dan konduktif
khusus.Beberapa tujuan dari penggunaan EKG adalah :1. Untuk mengetahui adanya
kelainan-kelainan irama jantung/disritmia2. Kelainan-kelainan otot jantung3.
Pengaruh/efek obat-obat jantung4. Ganguan -gangguan elektrolit5. Perikarditis6.
Memperkirakan adanya pembesaran jantung/hipertropi atrium dan ventrikel7. Menilai
fungsi pacu jantung.

Elektrokardiogram tediri atas sebuah gelombang P, sebuah kompleks QRS dan


sebuahgelombang T. Seringkali kompleks QRS itu terdiri atas tiga gelombang yang
terpisah, yaknigelombang Q, gelombang R dan gelombang S, namun jarang ditemukan.
Sandapan pada EKGada 2 yaitu sandapan bipolar dan unipolar. Sadapan-sadapan
bipolar dihasilkan dari gaya-gayalistrik yang diteruskan dari jantung melalui empat
kabel elektrode yang diletakkan di keduatangan dan kaki.sedangkan, sandapan unipolar
Sadapan ini memandang jantung secara horizontal(jantung bagian anterior, septal,
lateral, posterior dan ventrikel sebelah kanan).
DAFTAR PUSTAKA

Arif Mansjoer,dkk.1999.Kapita Selekta Jilid 1. Jakarta : EGC.

Arjatmo Tjokronegoro.2001.Ilmu Penyakit Dalam. Balai Penerbit FKUI.

Marilynn Doenges.2001.Rencana Asuhan Keperawatan.Jakarta : EGC.

NANDA.2015.Diagnosis Keperawatan : Definisi dan klarifikasi 2015


2017.editor,T.H.Herdman,S.Kamitsru :alih bahasa,Budi Anna Keliat.Ed :
10.Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai