( E C G INTERPRETATION )
Oleh: Mahmuddin Asry
______________________________________________________________________
PENDAHULUAN
EKG hanyalah salah satu pemeriksaan diagnostik yang merupakan alat Bantu
dalam menegakkan diagnosis penyakit jantung. Gambaran klinis penderita tetap
merupakan pegangan yang penting dalam menentukan diagnosis, karena pasien
dengan penyakit jantung mungkin mempunyai gambaran EKG yang normal atau
sebaliknya, individu normal mungkin mempunyai gambaran EKG yang abnormal
TUJUAN EKG
EKG sangat berguna dalam menentukan kelainan seperti berikut :
1. Kelainan-kelainan irama jantung (Disritmia)
2. Gangguan Otot jantung berupa Iskemia dan infark miokard
3. Memperkirakan adanya pembesaran jantung ( Hipertrofi Atrium dan Ventrikel )
4. Efek obat-obatan terutama Digitalis dan Anti-aritmia
5. Peradangan pada dinding jantung seperti miokarditis
6. Gangguan keseimbangan elektrolit khususnya kalium
7. Penilaian fungsi pacu jantung
8. Dan lain-lsin
1
ANATOMI FISIOLOGI JANTUNG DAN SISTIM KONDUKSI
Jantung terdiri dari 4 ruang yang berfungsi sebagai pompa, yaitu 2 ruang
yang berdinding tipis disebut atrium ( serambi ), dan 2 ruang yang berdinding tebal
disebut ventrikel ( bilik ).
Aorta
Vena Cava Sup.
Arteri Pulmonalis
Atrium Kiri
Katup Aorta
Atrium kanan
Ventrikel kanan
Ventrikel kiri
Vena Cava Inf.
2
Gambar struktur sistim konduksi
1. Nodus SA (SA-Node)
Terletak pada pertemuan antara vena cava superior dengan atrium kanan. Sel-
sel dalam SA-Node ini bereaksi secara otomatis dan teratur mengeluarkan
impuls (rangsangan listrik) dengan frekuensi 60 100 x / menit kemudian
menjalar ke atrium sehingga menyebabkan seluruh atrium terangsang.
2. Nodus AV (AV-Node)
Terletak di atas sinus koronarius pada dinding posterior atrium kanan. Sel-sel
dalam AV-Node dapat juga mengeluarkan impuls dengan frekuensi lebih rendah
dari SA-Node yaitu 40 60 x / menit. Oleh karena AV-Node mengeluarkan
impuls lebih rendah, maka dikuasai oleh impuls SA-Node yang mempunyai
impuls yang lebih tinggi. Bila SA-Node rusak, maka impuls akan dikeluarkan dari
AV-Node
3. Berkas His
AV-Node kemudian menjadi Berkas His yang menembus jaringan pemisah
miokardium atrium dan miokardium ventrikel , selanjutnya berjalan pada septum
ventrikel yang kemudian bercabang dua menjadi :
Cabang berkas kanan ( Right Bundle Branch )
Cabang berkan kiri (Left Bundle Branch )
3
Setelah melewati kedua cabang ini (RBB dan LBB) kemudian menuju
endokardium ventrikel kanan dan ventrikel kiri, impuls akan diteruskan lagi ke
cabang-cabang yang lebih kecil yaitu serabut purkinje
4. Serabut Purkinje
Serabut purkinje akan mengadakan kontak dengan sel-sel di ventrikel, kemudian
impuls dialirkan ke sel-sel yang terdekat sehingga akan terangsang. Di ventrikel
juga tersebar sel-sel pace maker (impuls) yang secara otomatis mampu
mengeluarkan impuls dengan frekuensi 20 40 x / menit
SANDAPAN BIPOLAR
Dinamakan sandapan bipolar karena sandapan ini hanya merekam perbedaan
potensial dari 2 elektroda yang terpasang pada extremitas, sandapan ini ditandai
dengan angka romawi I, II dan III.
Sandapan I: Hubungan antara RA dengan LA dan tangan kiri bermuatan positif (+)
Sandapan II: Hubungan antara RA dengan LF dan kaki kiri bermuatan positif (+)
Sandapan III:Hubungan antara LA dengan LF dan kaki kiri bermuatan positif (+)
Ketiga sandapan ini dapat digambarkan sebagai sebuah segi tiga sama sisi, yang lazim
disebut segi tiga EINTHOVEN
RA I LA
II III
LF
4
SANDAPAN UNIPOLAR
Sandapan unipolar ini terbagi 2 yaitu sandapan unipolar extremitas dan unipolar
prekordial
Sandapan Unipolar Extremitas
Merekam besar potensial listrik pada satu extremitas. Pada alat EKG secara otomatis
mengadakan penyesuaian untuk menghubungkan elektroda anggota badan lainnya
sehingga membentuk suatu elektroda indiferen ( potensial 0 / tak bermuatan ) yang
pada hakekatnya tak akan mempengaruhi elektroda positif. Voltase yang tercatan pada
elektroda positif lalu diperkuat atau diperbesar (augmented ) untuk menghasilkan
sandapan anggota badan unipolar tertentu. Terdapat tiga sandapan extremitas yang
diperbesar yaitu :
aVR aVL
aVR aVL
aVF
III aVF II
Gambar unipolar extremitas Gabungan sandapan extremitas
5
V2 : Sela iga ke 4 garis sternal kiri
V3 : Terletak diantara V2 dan V4
V4 : Sela iga ke 5 pada garis tengah klavikula kiri
V5 : Garis aksilla depan sejajar dengan V4
V6 : Garis aksilla tengah sejajar dengan V4.
Gambar prekordial.
6
okasi Miokardium pada EKG :
7
Septal : V1, V2
Anterior : V1, V2, V3, V4
Lateral : I, aVL, V5, V6
Inferior : II, III, aVF
GAMBARAN ELEKTROKARDIOGRAFI
Ukuran-Ukuran pada kertas EKG
Pada perekaman EKG, ditetapkan standar yaitu :
a. Kecepatan rekaman : 25 mm/detik (25 kotak kecil)
Berarti waktu diukur pada sumbu horizontal kertas grafik adalah :
- tiap satu kotak kecil = 1 mm = 1/25 detik = 0.04 detik
- tiap satu kotak sedang = 5 mm = 5/25 dtk = 0.20 detik
- tiap satu kotak besar = 25 mm = 25/25 = 1.00 detik
b. Kekuatan voltage : 10 mm = 1 millivolt ( 10 kotak kecil )
Berarti Voltage diukur pada sumbu vertikal kerta grafik :adalah
- 1 kotak satu kecil = 1 mm = 1/10 = 0,1 mv
- 1 kotak sedang = 5 mm = 5/10 mv = 0,5 mv
- 2 kotak sedang = 10 mm = 10/10 mv = 1 millivolt
8
9
NILAI-NILAI EKG NORMAL
1. Gelombang P yaitu depolarisasi atrium.
Nilai normal : Lebar : < 0,11 detik
Tinggi : < 0,3 mv ( < 3 kotak kecil )
Bentuk : + ( ) di lead I,II,aVF,V2-V6
-( ) di lead aVR
+ / atau bifasik ( ) di lead III,aVL,V1
2. Kompleks QRS yaitu depolarisasi dari ventrikel, diukur dari permulaan
gelombang QRS sampai akhir gelombang QRS Lebar : 0,04 - 0,10 detik
- Gelombang Q yaitu defleksi pertama yang kebawah ( - ) lebar 0,03 detik,
dalamnya < 1/3 tinggi R, pada lead I,II, aVF, V2 V6
- Gelombang R yaitu defleksi pertama yang keatas ( + )
Tinggi : tergantung lead.
- Gelombang S yaitu defleksi pertama setelah gel.R yang kebawah ( - ).
Gel S lebih besar pada V1-V3 dan semakin kecil di V4-V6.
3. Gelombang T yaitru repolarisasi dari ventrikel
( + ) di lead I,II,aVF,V2-V6.
( - ) di lead aVR
( + )/ bi fasik di lead III, aVL, VI (dominant (+)/ positif)
4. Gelombang U : biasanya terjadi setelah gel.T ( asal usulnya tidak diketahui) dan
dalam keadaan normal tidak terlihat.
MEKANISME TERBENTUKNYA SUATU GELOMBANG
Ini ditentukan hasil catatan aktivitas elektris sel otot jantung.
Pada saat otot jantung ada arah penyebaran impuls (VEKTOR) saat jantung
berkontraksi yaitu depolarisasi dan repolarisasi yang ditandai adanya depleksi pada
EKG.
Dalam keadaan istirahat
Tidak ada defleksi, gambaran pada
E EKG adalah isoelektris
Jika dirangsang
(bila arah / vector menuju electrode)
10
(bila vector menjauhi electrode)
EKG terbentuk karena arah impuls (vector),searah dengan sumbu jantung (AXIS)
aVR aVL
III aVF II
V1 V2 V3 V4 V5 V6
11
7 KRITERIA INTERPRETASI EKG disertai nilai NORMAL
1. Frekwensi (Heart Rate) : 60 100 x/ menit
2. Irama (Rhythm) : Sinus Ritme
3. Gel. P (P wave) : < 0,12 detik dan < 0,3 mv
4. Jarak P QRS (PR Interval) : 0,12 0,20 detik
5. Kompleks QRS, ada 3 yang dinilai :
- Lama / lebar (Duration) : < 0, 12 detik
- Sumbu (Axis) : - 30 sampai 105 (0 sampai 90)
- Bentuk ( Comfiguration ) : positif di I,II,aVF, V5 dan V6 ( + )
Negatif di aVR, V1 dan V2 (- )
Bifasik di III, aVL, V3 dan V4 ( + )
6. Segmen S- T (ST Segmen) : sejajar garis sebelum dan sesudah QRS
(isoelektris)
7. Gel. T ( T Wave ) : > 0, 1 mv sampai 0,5 mv pada I aVF
< 1 mv pada prekordial lead
Dari seluruh kriteris di atas, keluar suatu kesan ; Normal/Tidak
1. FREKWENSI ( Rate )
Frekwensi jantung ( HR ), normal ; 60 100x/ menit
Cara menentukan jumlah frekwensi/kecepatan permenit :
1. Untuk irama yang regular yaitu 1500 dibagi jumlah kotak kecil antara R-R (jarak
dari QRS 1 ke QRS 2) = HR/ menit
2. Untuk irama irregular yaitu direkam EKG dalam 6 detik, hitung beberapa banyak
kompleks QRS kemudian di kalikan 10 = HR/ menit (jumlah RR dalam 6 detik
dikali 10 = HR/ menit)
CATATAN : Setiap EKG irregular (ARITMIA), rekam lead II panjang
2. IRAMA (RHYTHM)
1. Bila teratur (regular) dan gel. P selalu diikuti gel. QRS-T yang normal disebut
Sinus Ritme (irama sinus).
2. Bila irama cepat lebih dari 100 kali/ menit disebut sinus tachikardi, kurang daei
60 kali/ menit disebut sinus bradikardi.
3. Selain dari yang tersebut di atas adalah aritmia
12
3. GELOMBANG P (P WAVE)
Diukur dari awal samlpai akhir gel. P
Nilai normal ; lebar < 0,12 detik dan tinggi < 0,3 mv
Kepentingan :
- menandakan adanya aktivitas atrium
- menunjukkan tanda-tanda pembesaran atrium
4. P-R INTERVAL
Diukur dari awal gel. P sampai dengan awal gel. QRS
Nilai normal ; 0,12 0,20 detik.
Kepentingan:
- interval PR > 0,20 detik : AV Block
- interval PR < 0,12 detik : Acclerated Conduction (syndrome WPW)
- interval PR berubah-ubah : Wandering Pacemaker.
5. KOMPLEKS QRS
Pengukuran kompleks QRS ada 3 yang dinilai :
2.AXIS ( S u m b u )
Nilai normal : - 30 sampai + 105
Cara menentukan axis yaitu dengan melihat 2 lead yang berbeda pada ekstrimitas
lead, yang terbaik adalh lead I & AVF kemudian :
- tentukan jumlah aljabar dari amplitude QRS di lead I dan aVF
- tentukan di kwadrant mana vector QRS berada
13
3. Komfigurasi (bentuk)
Nilai normal : Positif di lead I, II, aVF, V5, V6
Negatif di lead aVR, V1, V2
Bifasik di lead III, aVL, V3, V4, ( +/ - )
Kepentingan : mengetahui - Q patologis
- RAD/ LAD
- RVH/ LVH
7. GELOMBANG T (T WAVE)
Ukurannya dari awal sampai dengan akhir gel. T
* Nilai normal amplitude (tinggi) : < 10 mm/ 1mv di lead precordial
< 5 mm/ 0,5 mv di lead exremitas
Minimum 1 mm ( 0, 1 mv )
Kepentingan:
Menandakan adanya kelainan otot jantung (iskemia/ infark)
Menandakan adanya kelainan elektrolit atau dapat juga dilihat pada QT-
Interval ( Normal 0,38 0,42 detik ), memendek menunjukkan hiperkalsemia
dan bila memendek menjukkan hipokalemia / hipokalsemia
14
TEHNIK PEMERIKSAAN EKG
Untuk memperoleh rekaman EKG, dipasang elektroda-elektroda di permukaan
tubuh pada tempat tertentu yaitu pada tangan, kaki dan permukaan dinding dada.
Lokasi penempatan elektroda sangat penting diperhatikan karena penempatan yang
salah akan menghasilkan pencatatan yang berbeda.
Persiapan pasien
- Penjelasan tentang tujuan pemeriksaan
- Dinding dada harus dibuka
- Dibaringkan terlentang dalam keadaan tenang selama perekaman
- Kabel yang berwarna / bertanda khusus dihubungkan dengan pasien :
o Merah ( RA / R ) lengan kanan
o Kuning ( LA / L ) lengan kiri
o Hijau ( LF / F ) kaki kiri
o Hitam ( RF / N ) kaki kanan (sebagai graund)
15
Setelah itu lakukan kalibrasi dengan menekan tombol run/start dan setelah
kertas bergerak, tombol kalibrasi ditekan 2-3 kali berturut-turut dan periksa
apakah 10 mm
3. Dengan memindahkan lead selector kemudian dibuat pencatatan EKG secara
berturut-turut yaitu : sandapan (lead) I, II, III, aVR, aVL, aVF, VI,V2,V3,V4,V5,V6.
Setelah pencatatan, tutup kembali dengan kalibrasi seperti semula sebanyak 2-3
kali, setelah itu matikan mesin EKG.
4. Rapikan pasien dan alat-alat.
5. Catat dipinggir kiri atas kertas EKG :
- Nama Pasien
- Umur
- Tanggal dan jam
- Dokter yang merawat
Dan yang membuat perekaman pada kiri bawah
PERHATIAN !
- Sebelum bekerja periksa dahulu tegangan alat EKG.
- Alat selalu dalam posisi stop apabila tidak digunakan.
- Perekaman setiap sandapan ( Lead ) dilakukan masing - masing
2 -4 kompleks.
- Kalibrasi dapat dipakai mv bila gambar terlalu besar, atau 2 mv bila
gambar terlalu kecil.
- Setiap irama yang tidak teratur / irregular (ARITMIA), sebaiknya rekam lead II
panjang
- Hindari gangguan listrik dan mekanik seperti jam tangan, tremor, bergerak,
batuk dan lain-lain
- Dalam perekaman EKG, pearawat sebaiknya menghadap ke pasien.
16
Irama sisnus / normal bila memenuhi kriteria sbb :
17
1. bentuk dan besar gelombang P selalu sama
2. PR interval normal = 0,12 0,20 detik
3. Gelombang P selalu diikuti oleh kompleks QRS
4. Gel.P selalu positif pada lead II dan negative pada lead aVR
5. Bentuk dan ukuran lebar kompleks QRS : < 0,12 detik
6. Frekuensi denyut jantung 60 100 x / menit
7. Irama teratu
ECG Interpretation
1. HR :
2. Rhythm :
3. P Wave :
4. PR Interval :
5. QRS Comp. Duration :
Axis :
Comfiguration :
6. ST Segment :
7 T Wave :
KESAN :
18