Anda di halaman 1dari 8

Laporan Pendahuluan Elektrokardiogram (EKG)

Tugas ini dibuat untuk memenuhi nilai praktikum skillab


Dosen Pengampu : Syaiful N., S.Kep, Ns, M.Kep

Oleh :

Destria Ardiana Putri (18631655 / 21)

PRODI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

2020
A.  Pengertian Tindakan

Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu pencatatan grafis aktivitas listrik jantung


(Price, 2006). Sewaktu impuls jantung melewati jantung, arus listrik akan menyebar ke
jaringan di sekeliling jantung, dan sebagian kecil dari arus listrik ini akan menyebar ke segala
arah di seluruh permukaan tubuh. Impuls yang masuk ke dalam jantung akan membangitkan
sistem konduksi pada jantung sehingga terjadi potensial aksi. Dalam potensial aksi jantung
secara umum, terdapat dua fase yang terjadi, yaitu depolarisasi dan repolarisasi. Depolarisasi
adalah rangsangam ketika gelombang rangsang listrik tersebar dari nodus SA melalui sistem
penghantar menuju miokardium untuk merangsang otot berkontraksi. Sedangkan repolarisasi
adalah pemulihan listrik kembali.

B.  Tujuan Tindakan

Tujuan melakukan pemasangan EKG adalah untuk menentukan kelainan seperti:

1.    Gangguan irama jantung (disritmia)

2.    Pembesaran atrium atau ventrikel

3.    Iskemik atau infark miokard

4.    Infeksi lapisan jantung (perikaraditis)

5.    Efek obat-obatan

6.    Gangguan elektrolit

7.    Penilaian fungsi pacu jantung

C.  Kompetensi Dasar yang Harus Dimiliki

Sebelum kita membahas mengenai penggunaan EKG, terlebih dahulu kita mengetahui
sistem konduksi (listrik jantung) yang berperan dalam pencatatan pada EKG, yang terdiri
dari :
1. SA Node ( Sino-Atrial Node ). Terletak di posterior atrium kanan (RA) dekat muara
vena cava superior (VCS). Sel-sel dalam SA Node ini bereaksi secara otomatis dan
teratur mengeluarkan impuls (rangsangan listrik) dengan frekuensi 60 - 100 kali
permenit kemudian menjalar ke atrium, sehingga menyebabkan seluruh atrium
terangsang.  
2. AV Node (Atrio-Ventricular Node). Terletak di septum internodal bagian sebelah kanan,
diatas katup tricuspid, dekat sinus koronaria. Sel-sel dalam AV Node dapat juga
mengeluarkan impuls dengan frekuensi lebih rendah dan pada SA Node yaitu : 40 - 60
kali permenit. Oleh karena AV Node mengeluarkan impuls lebih rendah, maka dikuasai
oleh SA Node yang mempunyai impuls lebih tinggi. Bila SA Node rusak, maka impuls
akan dikeluarkan oleh AV Node.
3.  Berkas His. Terletak di septum interventrikular dan bercabang 2, yaitu Cabang berkas
kiri ( Left Bundle Branch) dan Cabang berkas kanan ( Right Bundle Branch ). Setelah
melewati kedua cabang ini, impuls akan diteruskan lagi ke cabang-cabang yang lebih
kecil yaitu serabut purkinje.Serabut Purkinje. Serabut purkinye ini akan mengadakan
kontak dengan sel-sel ventrikel. Dari sel-sel ventrikel impuls dialirkan ke sel-sel yang
terdekat sehingga seluruh sel akan dirangsang. Di ventrikel juga tersebar sel-sel pace
maker (impuls) yang secara otomatis mengeluarkan impuls dengan frekuensi 20 - 40
kali/menit.

Setelah mengetahui sistem konduksi pada jantung, sangat penting juga bagi kita
untuk memahami interpretasi dari EKG yang termanifestasikan dalam gelombang-gelombang
yang tercatat dari aktivitas EKG itu sendiri. Gelombang-gelombang yang terdapat pada EKG
antara lain:

1.    Gelombang P     : gelombang yang tercipta karena depolarisasi otot atrium sebelum
atrium mengalami kontraksi. Normalnya setinggi 2,5 atau kurang dan durasinya 0,11
detik atau kurang. Defleksi negatif pertama gelombang P adalah gelombang Q.
Durasinya sekitar 0,03 detik dengan amplitudo kurang dari 25% gelombang R. Defleksi
positif pertama gelombang P adalah gelombang R. Defleksi negatif pertama gelombang
R adalah gelombang S.
2.    Kompleks QRS menggambarkan depolarisasi otot ventrikel. Durasinya berkisar antara
0,04-0,1 detik

3.    Gelombang T menggambarkan repolarisasi otot ventrikel.

4.    Gelombang U menggambarkan repolarisasi serat Purkinje.

5.    Segmen ST terjadi di akhir dari gelombang S sampai permulaan gelombang T. segmen


ini menggambarkan repolarisasi ventrikel awal.

6.    Interval PR diukur dari permulaan gelombang p sampai permulaan gelombang Q atau R.


Gelombang ini menggambarkan waktu yang diperlukan untuk depolarisasi atrium dan
perlambatan impuls di nodus AV sebelum depolarisasi ventrikel. Durasinya berkisar
antara 0,12 sampai 0,2 detik.

7.    Interval QT menggambarkan waktu total repolarisasi dan depolarisasi ventrikel, diukur


dari awal gelombang Q atau R, jika tidak ada gelombang Q, diakhiri dengan gelombang
T. Durasinya antara 0,32 sampai 0,4 detik.

D.  Indikasi, Kontraindikasi, dan Komplikasi Tindakan

Indikasi:

1.    Adanya anamnesis penyakit jantung

2.    Terlihatnya TTV yang berbeda dari TTV normal: Pergerakan dada yang tidak seimbang
dan bunyi jantung 3 dan 4

3.    Nyeri pada dada

4.    Intoleransi aktivitas

E.  Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang diperlukan untuk melakukan pemeriksaan EKG adalah:

1.    Elektrokardiogram

2.    Elektroda ekstremitas
3.    Elektroda isap (“suction electrode”)

4.    Kabel penghubung klien dan kabel penghubung tanah (“grounding”)

5.    Kapas dan alkohol

6.    Elektrolit jelly

F.   Anatomi Dan Fisiologi

Anatomi daerah yang menjadi target pemeriksaan elektrokardiogram terkait dengan


pemasangan ke 12 sadapannya. Setiap sadapan memiliki area pemeriksaan yang berbeda-
beda.

1.    Sadapan Bipolar

Sadapan ini terdiri dari dua elektroda, yaitu positif dan negatif. Istilah “bipolar”
berarti bahwa elektrokardiogram yang direkam itu berasal dari dua elektroda yang
diletakkan pada tubuh dalam hal ini anggota badan. Sadapan ini diletakkan pada
pergelangan-pergelangan tangan atau kaki sehingga terbentuk tiga sadapan ekstremitas
bipolar untuk mencatat potensial bioelektrik jantung. Sadapn ini terdiri dari:

a.    Lead I      : merekam perbedaan potensial dari elektroda di lengan kanan (Right
Arm/RA) dan lengan kiri (Left Arm/LA), di mana lengan kanan bermuatan (-) dan
lengan kiri bermuatan (+).

b.    Lead II    : merekam perbedaan potensial dari elektroda di lengan kanan (Right
Arm/RA) dan kaki kiri (Left Foot/LF), di mana lengan kanan bermuatan  (-) dan kaki
kiri bermuatan (+).

c.    Lead III   : merekam perbedaan potensial dari elektroda di lengan kiri (LA) dan kaki
kiri (LF), di mana lengan kiri bermuatan (-) dan kaki kiri bermuatan (+).

2.    Sadapan Unipolar

a.    Sadapan Unipolar Ekstremitas


Sadapan ini merekam besar potensial listrik pada satu ekstremitas, di mana elektroda
eksplorasi diletakkan pada ekstremitas yang akan diukur. Gabungan elektroda-elektroda
pada ekstremitas lain membentuk elektroda indiferen (potensial 0). Sadapan ini terdiri
dari:

1)   Lead aVR     : merekam potensial listrik pada lengan kanan (RA), di mana lengan
kanan bermuatan (+), lengan kiri (LA) dan kaki kiri (LF) membentuk elektroda
indiferen.

2)   Lead aVL     : merekam potensial listrik pada lengan kiri (LA), di mana lengan kiri
bermuatan (+), lengan kanan (RA) dan kaki kiri (LF) membentuk elektroda
indiferen.

3)   Lead aVF     : merekam potensial listrik pada kaki kiri (LF), di mana lengan kiri
bermuatan (+), lengan kanan (RA) dan lengan kiri (LA) membentuk elektroda
indiferen

b.    Sadapan Unipolar Prekordial

Sadapan ini merekam besar potensial listrik jantung dengan meletakkan elektroda positif
secara horizontal pada dinding dada atau punggung mengelilingi jantung. Sadapan ini
terdiri dari:

1)   Lead V1   : Elektroda ditempatkan pada ICS IV, garis sternum kanan

2)   Lead V2   : Elektroda ditempatkan pada ICS IV, garis sternum kiri

3)   Lead V3   : Elektroda ditempatkan pada pertengahan antara V2 dan V4

4)   Lead V4   : Elektroda ditempatkan pada ICS V, garis midklavikula kiri

5)   Lead V5   : Elektroda ditempatkan sejajar dengan V4, garis aksila depan

6)   Lead V6   : Elektroda ditempatkan sejajar dengan V4, garis aksila tengah

3.    Sandapan tambahan

Sadapan ini dipakai dalan keadaan tertentu saja. Terdiri dari:


a.    V7     : garis aksila belakang sejajar dengan V4

b.    V8     : garis skapula belakang sejajar dengan V4

c.    V9     : batas kin dan kolumna vertebra sejajar dengan V4

d.   V3R - V9R posisinya sama dengan V3 - V9, tetapi pada sebelah kanan.

G. Aspek Keamanan dan Keselamatan

1.    Sebelum bekerja periksa dahulu tegangan alat EKG.

2.    Alat selalu dalam posisi stop apabila tidak digunakan.

3.    Perekaman setiap sandapan (lead) dilakukan masing - masing 2 - 4 kompleks

4.    Kalibrasi dapat dipakai gambar terlalu besar, atau 2 mv bila gambar terlalu kecil.

5.    Hindari gangguan listrik dan gangguan mekanik seperti ; jam tangan, tremor, bergerak,
batuk dan lain-lain.

6.    Dalam perekaman EKG, perawat harus menghadap pasien.

H.  Hal-hal Penting yang Harus Diperhatikan

1.    Status kesehatan klien, pantau setiap saat

2.    Pemasangan EKG harus sesuai dengan cara yang benar

3.    Pasien diusahakan jangan terkena besinya, jangan batuk, dan tidak mengobrol, karena
akan mempengaruhi hasil EKG.

I.    Dokumentasi

1.        Nama pasien

2.        Status klien (usia, jenos kelamin, berat badan, tinggi bdan, tekanan darah)

3.        Tanggal/Jam

4.        Dokter yang merawat

5.        Yang membuat perekaman pada kiri bawah

6.        Rekam Medik pasien


7.        Frekuensi jantung per menit

8.        Irama jantung

9.        Gelombang P

10.    Interval P-R

11.    Kompleks QRS

12.    Gelombang T

13.    Gelombang U

14.    Kelainan EKG yang ditemukan

Referensi :

Price, S. A. and Wilson, L.M. (1995). Fisiologi: Proses-Proses Penyakit Ed 4. Jakarta: EGC

Smeltzer, S.C. and Bare B.G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Bruner &Suddartf
Ed. 8. Jakarta : EGC

Sudoyo et al (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : PPIPD FK UI.

Anda mungkin juga menyukai