Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Alexander Muirhead menghubungkan kabel ke pergelangan tangan pasien yang
sakit untuk memperoleh rekaman detak jantung pasien selama kuliah untuk DSc-nya
(dalam listrik) pada tahun 1872 di St. Bartholomew's Hospital. Aktivitas ini direkam
secara langsung dan divisualisasikan menggunakan elektrometer kapiler Lippmann oleh
seorang fisiolog Britania bernama John Burdon Sanderson.
Orang pertama yang mengadakan pendekatan sistematis pada jantung dari sudut
pandang listrik adalah Augustus Waller, yang bekerja di St. Mary's Hospital di
Paddington, London. Mesin elektrokardiografnya terdiri atas elektrometer kapiler
Lippmann yang dipasang ke sebuah proyektor. Jejak detak jantung diproyeksikan ke
piringan foto yang dipasang ke sebuah kereta api mainan. Hal ini memungkinkan detak
jantung untuk direkam dalam waktu yang sebenarnya. Pada tahun 1911 ia masih melihat
karyanya masih jarang diterapkan secara klinis.
Gebrakan bermula saat seorang dokter Belanda kelahiran Kota Semarang, Hindia
Belanda (kini Indonesia) bernama Willem Einthoven, yang bekerja di Leiden, Belanda,
menggunakan galvanometer senar yang ditemukannya pada tahun 1901, yang lebih
sensitif daripada elektrometer kapiler yang digunakan Waller.
Einthoven menuliskan huruf P, Q, R, S dan T ke sejumlah defleksi, dan
menjelaskan sifat-sifat elektrokardiografi sejumlah gangguan kardiovaskuler. Pada
tahun 1924, ia dianugerahi Penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran untuk
penemuannya.
Meski prinsip dasar masa itu masih digunakan sekarang, sudah banyak kemajuan
dalam elektrokardiografi selama bertahun-tahun. Sebagai contoh, peralatannya telah
berkembang dari alat laboratorium yang susah dipakai ke sistem elektronik padat yang
sering termasuk interpretasi elektrokardiogram yang dikomputerisasikan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Mengetahui konsep penyadapan EKG

2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian EKG
b. Mengetahui anatomi jantung dan sistem konduksi
c. Mengetahui elektrofisiologi sel otot jantung
d. Indikasi
e. Sadapan EKG
f. Kertas EKG
g. Kurva EKG
h. Cara menilai EKG
i. Prosedur perekaman EKG
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi EKG
Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari aktivitas listrik jantung.
Sedangkan Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu grafik yang menggambarkan
rekaman listrik jantung. Kegiatan listrik jantung dalam tubuh dapat dicatat dan direkam
melalui elektroda-elektroda yang dipasang pada permukaan tubuh. Kelainan tata listrik
jantung akan menimbulkan kelainan gambar EKG.
Elektrokardiogramhanyalah salah satu pemeriksaan laboratorium yang merupakan
alat bantu dalam menegakkan diagnosis penyakit jantung. Gambaran klinis penderita
tetap merupakan pegangan yang penting dalam menentukan diagnosis, karena pasien
dengan penyakit jantung mungkin mempunyai gambaran EKG yang normal atau
sebaliknya, individu normal mungkin mempuinyai gambaran EKG yang abnormal.
Elektrokardiogragm mempunyai nilai diagnostik pada keadaan klinis berikut: 1)
Aritmia jantung, 2) Hipertrofi atrium dan ventrikel, 3) Iskemia dan infark miokard, 4)
Efek obat-obatan-obatan terutama digitalis dan anti-aritmia, 5) Gangguan keseimbangan
elektrolit khususnya kalium, 6) Penilaian Fungsi pacu jantung.

B. Anatomi Jantung dan Sistem Konduksi


Jantung terdiri dari empat ruang yang berfungsi sebagi pompa, yaitu atrium kanan
dan kiri serta ventrikel kanan dan kiri. Hubungan fungsional antara atrium dan ventrikel
diselenggarakan oleh jaringan susunan hantar khusus yang menghantarkan impuls listrik
dari atrium ke ventrikel.
Sistem konduksi jantung teridiri dari nodus Sinoatrial (SA), nodus Atrioventrikular
(AV), berkas his dan serabut-serabut purkijnje. Nodus SA (SAN) terletak pada
pertemuan antara vena kava superior dengan atrium kanan. Sel-sel dalam SAN secara
otomatis dan teratur mengeluarkan impuls dengan frekuensi 60-100 kali/ menit. Nodus
AV (AVN) terletak di atas sinus koronarius pada dinding posterior atrium kanan. Sel-sel
dalam AVN mengeluarkan impuls lebih rendah dari SAN yaitu 40-60 kali/ menit. AVN
kemudian menjadi berkas his yang menembus jaringan pemisah miokardium atrium dan
miokardium ventrikel, selanjutnya berjalan pada septum ventrikel yang kemudian
bercabang dua menjadi berkas kanan (right bundle branch) dan berkas kiri (left bundle
branch). RBB dan LBB kemudian menuju endokardium ventrikel kanan dan kiri,
berkeas tersebut bercabang menjadi serabut-serabut purkinje. Serabut purkinje mampu
mengelurakan impuls dengan frekuensi 20-40 kali/ menit.

Gambar 1.1. Struktur sistem konduksi

C. Elektrofisiologi Sel Otot Jantung


Sel otot jantung dalam keadaan istirahat pada permukaan luarnya bermuatan positif
dan bagian dalamnya bermuatan negatif. Perbedaan potensial muatan melalui membrane
sel ini kira-kira 90 miliVolt.
Terdapat 3 ion yang mempunyai peran penting dalam elektrofisiologi sel, yaitu
kalium, natrium dan kalsium.rangsangan listrik dapat secara tiba-tiba menyebabkan
masuknya ion natrium dengan cepat dari luar ke dalam, sehingga menyebabkan muatan
dalam sel menjadi lebih positif dibandingkan muatan luar sel.
Proses terjadinya perubahan muatan akibat rangsangan dinamakan
DEPOLARISASI. Setelah depolarisasi, terjadi pengambalian muatan ke keadaan
semula proses ini dinamakan REPLARISASI. Seluruh proses tersebut dinamakan AKSI
POTENSIAL.
Aksi potensial dibagi dalam lima fase sesuai dengan elektrofisiologi yang terjadi
yaitu fase 0, fase 1, fase 2, fase 3, dan fase 4. Fase 0 dinamakan fase depolarisasi yang
menggambarkan masuknya natrium dari luar sel ke dalam dengan cepat. Akibatnya
muatan dalam sel menjadi positif sedangkan luar sel menjadi negatif. Fase 1 merupakan
fase permulaan proses repolarisasi yang mengembalikan potensial dalam sel ke 0
miliVolt, hal ini terutama akibat penutupan saluran atrium. Fase 2 terjadi perpindahan
ion kalsium ke dalam sel otot jantung dengan laju yang relatif lebih lambat dan
menyebabkan keadaan stabil yang agak lama sesuai dengan masa refrakter absolut dari
miokardium. Fase 3 merupakan fase pengembalian potensial intrasel ke potensial
istirahat, akibat pengeluaran Kalium dari dalam ke luar sel, sehingga mengurangi
muatan positif di dalam sel. Fase 4 dinamakan juga fase istirahat, dimana bagian dalam
sel otot bermuatan negatif dan bagian luar bermuatan positif. Dengan demikian sel
tersebut mengalami polarisasi.

D. Indikasi
Digunakan untuk untuk mendapatkan informasi kegiatan listrik pada kondisi
kondisi sebagai berikut :
a. Disritmia jantung
b. Iskemia miokard ( angina pectoris )
c. Lokasi dan perluasan daerah infark miokard
d. Hipertrofi jantung
e. Ketidakseimbangan elektrolit
f. Keefektifan obat-obat jantung

E. Sandapan EKG
Rekaman EKG diperoleh dengan memasang elektroda-elektroda di kulit pada
tempat-temoat tertentu. Lokasi penempatan elektroda sangat penting diperhatikan,
karena penempatan yang salah akan menghasilkan pencatatan yang berbeda.
Terdapat dua jenis sandapan (lead) pada EKG yaitu sandapan bipolar dan unipolar.
Sandapan bipolar hanya dapat merekam perbedaan potensial dari dua elektroda yang
terbagi menjadi tiga, sedangkan sandapan unipolar terbagi menjadi dua.
Sandapan bipolar terdiri dari lead I, lead II, dan lead III.Lead I merekam beda
potensial antara tangan kanan (RA) dengan tangan kiri (LA), dimana tangan kanan
bermuatan negatif (-) dan tangan kiri bermuatan positif (+). Lead II merekam beda
potensial antara tangan kanan (RA) dengan kaki kiri (LF), dimana tangan kanan
bermuatan negatif (-) dan kaki kiri bermuatan positif (+). Lead III merekam beda
potensial antara tangan kiri (LA) dengan kaki kiri (LF), dimana tangan kiri bermuatan
negatif (-) dan kaki kiri bermuatan positif (+). Ketiga sandapan ini dapat digambarkan
sebagai sebuah segitiga sama sisi yang lazim disebut segi tiga EINTHOVEN.
Gambar 1.2 Segitiga Einthoven
Sandapan unipolar terbagi menjadi dua sandapan yaitu sandapan unipolar
ekstermitas dan unipolar precordial. Sandapan unipolar ekstremitas merekam beda
potensial listrik pada satu ekstremitas, elektroda ekplorasi diletakkan pada ekstremitas
yang akan diukur. Gabungan elektroda-elektroda pada ekstremitas yang lain membentuk
elektroda indiferen (potensial 0). Sandapan unipolar ekstremitas terdiri dari sandapan
avR, sandapan avL, dan sandapan avF. Sandapan avR merekam potensial listrik pada
tangan kanan (RA), dimana tangan kanan bermuatan positif (+), tangan kiri dan kaki
kirimembentuk elektroda indiferen. Sandapan avL merekam potensial listrik pada
tangan kiri (LA), dimana tangan kiri bermuatan positif (+), tangan kanan dan kaki kiri
membentuk elektroda indiferen. Sandapan avF merekam potensial listrik pada kaki kiri
(LF), dimana kaki kiri bermuatan positif (+), tangan kanan dan tangan kiri membentuk
elektroda indifern.
Sandapan unipolar ke dua yaitu sandapan unipolar precordial, sandapan ini
merekam potensial listrik jantung dengan bantuan elektroda eksplorasi yang
ditempatkan di beberapa tempat dinding dada. Elektroda indiferen diperoleh dengan
menggabungkan ketiga elektroda ekstremitas. Letak sandapan meliputi V1, V2, V3, V4,
V5, dan V6. V1 terletak di ruang interkosta IV garis sternal kanan, V2 terletak di ruang
interkosta IV garis sternal kiri, V3 terletak di pertengahan V2 dan V4, V4 terletak di
ruang interkosta V garis midklavikula kiri, V5 sejajar V4 garis aksila depan, dan V6
sejajar garis aksila tengah.
Gambar 1.3. Letak sandapan EKG
Umumnya perekaman EKG lengkap dobuat 12 lead (sandapan), akan tetapi pada
keadaan tertentu perekaman dibuat sampai V7, V8, dan V9 atau V3R dan V4R.

F. Kertas EKG
Kertas EKG merupakan kertas grafik yang terdiri dari garis horizontal dan vertikal
dengan jarak 1 mm (sering disebut kotak kecil). Garis yang lebih tebal terdapat pada
setiap 5 mm (disebut kotak beasr). Garis horizontal menggambarkan waktu, dimana 1
mm = 0,04 detik, sedangkan 5 mm = 0, 20 detik. Garis vertical menggambarkan voltase,
dimana 1 mm = 0,1 miliVolt, sedangkan setiap 10 mm = 1 miliVolt.
Pada praktik setiap hari perekaman dibuat dengan kecepatan 25 miliVolt. Kalibrasi
yang biasanya dilakukan adalah 1 miliVolt, yang menimbulkan defleksi 10 mm. pada
keadaan tertentu kalibrasi dapat diperbesar yang akan menimbulkan defleksi 20 mm
atau diperkecil yang akan menimbulkan defleksi 5 mm. Hal ini harus dicatat pada saat
perekaman EKG sehingga tidak menimbulkan interpretasi yang salah bagi yang
membacanya.

G. Kurva EKG
Kurva EKG menggambarkan proses listrik yang terjadi pada atrium dan ventrikel.
Proses listrik ini terdiri dari depolarisasi atrium, repolarisasi atrium, depolarisasi
ventrikel, dan repolarisasi ventrikel.
Sesuai dengan proses listrik jantung, setiap hantaran pada EKG normal
memperlihatkan 3 proses listrik yaitu depolarisasi atrium, depolarisasi ventrikel, dan
repolarisasi ventrikel. Repolarisasi atrium umumnya tidak terlihat pada EKG, karena
disamping intesitasnya kecil juga repolarisasi atrium waktunya bersamaan dengan
depolarisasi ventrikel yang mempunyai intesitas yang jauh lebih besar. Kurva EKG
normal terdiri dari gelombang P, Q, R, S, dan T serta kadang terlihat delombang U.
Selain itu juga ada beberapa interval dan segmen EKG.

Gambar 1.4. Bentuk gelombang EKG


Gelombang P merupakan gambaran proses depolarisasi atrium. Gelombang P yang
normal yaitu lebar kurang dari 0,12 detik, tinggi kurang dari 0,3 miliVolt, selalu positif
di lead II dan selalu negatif di lead avR.
Gelombang QRS merupakan gambaran proses depolarisasi ventrikel. Gelombang
QRS yang normal yaitu lebar 0,06-0,12 detik dan tinggi tergantung lead. Gelombang
QRS terdiri dari gelombang Q, gelombang R, dan gelombang S. Gelombang Q adalah
defleksi negative pertama pada gelombang QRS. Gelombang Q yang normal yaitu lebar
kurang dari 0,04 detik, tinggi/ dalamnya kurang dari 1/3 tinggi R. Gelombang Q
abnormal disebut gelombang Q patologis. Gelombang R adalah defleksi positif pertama
pada gelombang QRS. Gelombang R umumnya positif di lead I, II, V5, dan V6. Di lead
avR, V1, dan V2 biasanya hanya kecil atau tidak ada sama sekali. Gelombang S adalah
defleksi negative sesudah gelombang R. di lead avR dan V1 gelombang S terlihat
dalam, dari V2 ke V6 akan terlihat makin lama makin menghilang atau berkurang
dalamnya.
Gelombang T merupakan gambaran proses repolarisasi ventrikel. Umumnya
gelombang T positif di lead I, II, V3-V6 dan terbalik di avR.
Gelombang U adalah gelombang yang timbul setelah gelombang T dan sebelum
gelombang P berikutnya. Penyebab timbulnya gelombang U masih belum diketahui
namun diduga akibat repolarisasi lambat sistem konduksi interventrikel.
Interval PR diukur dari permukaan gelombang P sampai permulaan gelombang
QRS. Nilai normal berkisar antara 0,12-0,20 detik. Ini merupakan waktu yang
dibutuhkan untuk depolarisasi atrium dan jalannya impuls melalui berkas His sampai
permulaan depolarisasi ventrikel.
Segmen ST diukur dari akhir gelombang S sampai awal gelombang T. segemn ini
umumnya isoelektris, tetapi pada lead precordial dapat bervariasi dari - 0,5 sampai + 2
mm. segmen ST yang naik disebut ST elevasi dan yang turun disebut ST depresi.

H. Cara Menilai EKG


1. Menentukan Frekuensi (Hearth Rate)
Cara menentukan frekuensi melalui gambaran EKG dapat dilakukan dengan 3 cara
yaitu:
a. 300____________
Jumlah kotak besar antara R-R
b. 1500___________
Jumlah kotak kecil antara R-R
c. Ambil EKG strip sepanjang 6 detik, hitung jumlah QRS dan kalikan 10
atau ambil EKG 12 detik, hitung jumlah QRS dan kalikan dengan 5.
2. Menentukan Irama Jantung (Rhythm)
Dalam menentukan irama jantung, urutan yang harus ditentukan adalah sebagai
berikut:
a. Tentukan apakah denyut jantung berirama teratur atau tidak
b. Tentukan berapa frekuensi jantung (HR)
c. Tentukan gelombang P normal atau tidak
d. Tentukan interval PR normal atau tidak
e. Tentukan gelombang QRS normal atau tidak
f. Interpretasi
Irama jantung yang normal impulsnya berasal dari nodus SA, maka iramanya
disebut irama sinus (sinus rhythm). Kriteria irama sinus (SR) adalah irmanya teratur,
frekuensi jantung antara 60-100 kali per menit, gelombang P normal, setiap gelombang
P selalu diikuti gelombang GRS dan T, interval PR normal (0,12-0,20 detik), gelombang
QRS normal (0,06-0,12 detik), semua gelombang sama.
Irama EKG yang tidak mempunyai kriteria tersebut disebut disritmia. Disritmia
terdiri dari disritmia yang disebebakan oleh gangguan pembentukan impuls dan
disritmia yang disebabkan oleh gangguan penghantaran impuls.
Disritmia yang disebabkan oleh gangguan pembentukan imupls terdiri dari:
a. Nodus SA
1) Takikardi Sinus (ST)
2) Bradikardi Sinus (SB)
3) Aritmia sinus
4) Sinus Arrest
b. Atrium
1) Ekstrasistolal atrial (AES/PAB/PAC)
2) Takikardi atrial (PAT)
3) Flutter atrial
4) Fibrilasi atrial
c. Nodus AV
1) Irama junctional (JR)
2) Ekstrasistolal junctional (JES/PJB/PJC)
3) Takikardi junctional
d. Supraventrikel
1) Ekstrasistol supraventrikel (SVES)
2) Takikardi supraventrikel (SVT)
e. Ventrikel
1) Irama idioventrikel (IVR)
2) Ekstrasistol ventrikel (VES/PVB/PVC)
3) Takikardi ventrikel (VT)
4) Fibrilasi ventrikel (VF)
Disritmia yang disebabkan oleh gangguan penghantaran impuls:
a. Nodus SA
Blok sinoatrial (SA Block)
b. Nodus AV
1) Blok AV derajat I
2) Blok AV derajat II
3) Tipe Mobitz I (Wenckebach)
4) Tipe mobitz II
5) Blok AV derajat III (total AV blok)
c. Interventrikuler
1) Right bundle branch block (RBBB)
2) Left bundle branch block (LBBB)
3. Menentukan sumbu jantung (axis)
Untuk menentukan axis dapat dapat dipakai bebrapa cara, yang paling mudah
adalah dengan menghitung QRS rata-rata di bidang frontal. Axis normal terletak antara
-30 sampai +110 derajat. Deviasi axis ke kiri (LAD) antara -30 sampai 90 derajat dan
deviasi axis kanan (RAD) antara +110 sampai -180 derajat.
4. Menentukan adanya tanda hipertrofi
a. Hipertrofi atrium kanan (RAH)
Ditandai dengan adanya gelombang P yang lancip dan tinggi paling jelas terlihat di
lead I dan lead II, biasanya disebut P-Pulmonal.
b. Hipertrofi atrium kiri (LAH)
Ditandai dengan adanya gelombang P yang lebar dan berlekuk, paling jelas terlihat di
lead I dan II, biasa disebut gelombang P-Mitral.
c. Hipertrofi ventrikel kanan (RVH)
Ditandai dengan gelombang R lebih besar dari gelombang S pada lead precordial
kanan, VAT > 0,03 detik di V1, gelombang S menetap di V5/ V6, depresi segmen ST
dan gelombang T terbalik di V1-V3, dan RAD.
d. Hipertrofi ventrikel kiri (LVH)
Ditandai dengan gelombang R pada V5/V6 lebih dari 27 mm atau gelombang S di
V1 + gelombang R di V5/V6 lebih dari 35 mm, VAT > 0,05 detik di V5/V6, depresi
segmen ST dan gelombang T terbalik di V5/V6, dan LAD.
5. Menentukan adanya tanda iskemia/ infark miokard
Iskemia miokard ditandai dengan adanya depresi segmen ST atau gelombang T
terbalik. Sedangkan infark miokard, gambaran yang paling diagnostik adalah
gelombang Q patologis. Pada fase akut umumnya gelombang Q patologis disertai
adanya elevasi segmen ST, sedangkan pada fase sub akut atau recent gelombang Q
patologis disertai gelombang T terbalik. Pada fase old gambaran EKG berupa
gelombang Q patologis, segmen ST dan gelombang T normal kembali.
Adapun untuk menentukan lokasi iskemia atau infark digunakan ketentuan sebagai
berikut:
a. Anterior kelainannya di V2-V4
b. Anteroseptal kelainannya di V1-V3
c. Anterolateral kelainnanya di I, AVL, V5-V6
d. Ekstensif anterior kelainannya di I, AVL, V1-V6
e. Inferior kelainannya di II, III, dan AVF
f. Posterior kelainannya di V1-V2 (resipokal)
g. Ventrikel kanan kelainannya di V1, V3R, dan V4R

I. Prosedur Perekaman EKG


1. Tindakan Persiapan
a. Berdoa
b. Validasi perlunya prosedur pada status medis atau rencana keperawatan
c. Siapkan diri perawat/mahasiswa
- Kuasai konsep yang terkait dengan prosedur seperti batasan, rasional, tujuan,
prinsip dan tahapan tindakan
- Perhatikan precaution terhadap bahaya infeksi dengan mencuci tangan,
menggunakan APD
- Jaga keselamatan dan keamanan diri terhadap bahaya fisik selama tindakan
d. Berikan salam terapetik
e. Siapkan alat sesuai kebutuhan prosedur dan dekatkan alat ke samping tempat tidur
pasien
Alat dan bahan :
a) Elektrokardiogram
b) Elektroda ektremitas
c) Elektroda hisap
d) Kawat penghubung klien dan kawat penghubung dengan bumi
e) Kapas dan alkohol
f) Elektrolit jelly
g) Probandus
f. Siapkan klien
- Bina hubungan saling percaya
- Rumuskan kontrak tindakan bersama : waktu, tempat, aktivitas/topik, tahapan
prosedur
- Dukung privasi klien
- Bila memungkinkan ajak klien bekerja sama dalam prosedur ini
g. Siapkan tempat tidur klien
- Kunci roda tempat tidur klien
- Atur tinggi tempat tidur klien sesuai tinggi perawat
- Turunkan penghalang tempat tidur pada posisi perawata bekerja dan naikkan
penghalang tempat tidur pada sisi berlawanan
h. Minta bantuan asisten bila diperkirakan tindakan tidak dapat dilakukan sendiri
2. Tindakan Penyadapan EKG
Cara kerja :
1) Klien berbaring dengan tenang dan telanjang dada. Klien diberikan penjelasan
mengenai tujuan dan jalanya prosedur pemeriksaan. Kepala klien diberi bantal dan
perhiasan maupun aksesoris yang terbuat dari logam dilepas.
2) Permukaan kulit di kedua pergelangan tangan dan kaki dibersihkan dengan kapas
beralkohol.
3) Elektroda diberi EKG jelly secukupnya dan dipasangkan pada tempat yang sudah
dibersihkan.
4) Kabel penghubung klien dihubungkan dengan elektroda :
Kabel RA (right arm) merah dihubungkan pada elektroda dipergelangan
tangan kanan.
Kabel LA (left arm) kuning dihubungkan pada elektroda dipergelangan
tangan kiri.
Kabel LL (left leg) hijau dihubungkan pada elektroda dipergelangan kaki
kiri.
Kabel RL (right leg) hitam dihubungkan pada elektroda dipergelangan kaki
kanan.
5) Permukaan kulit dada klien dibersihkan dengan kapas beralkohol
6) Elektroda diberi EKG jelly secukupnya dan dipasang pada prekordial yang telah
dibersihkan
7) Kabel penghubung klien dihubungkan dengan elektroda :
V1 diletakan diruang interkostal ke empat disebelah kanan sternum (merah).
V2 diletakan diruang interkostal ke empat disebelah kiri sternum (kuning).
V3 diletakan diantara V2 dan V4(hijau).
V4 diletakan diruang interkostal kelima pada garis midklavikula (coklat).
V5 diletakan diantar V4 dan V6, titik potong garis aksila kiri dengan V4(hitam).
V6 diletakan dititik potong garis akzila kiri dengan garis mendatar V5 dan V6
(ungu).
8) Perekaman
a. Posisi kertas diperiksa.
b. Tombol ON ditekan.
c. kecepatan dan sensitivitas dipilih.
d. Tombol START ditekan.
e. Setelah semua lead terekam, tombol OFF ditekan.
f. Identitas dan waktu merekam diperiksa.
g. Elektroda beserta kabel-kabelnya dilepas dan dibersihkan.
9) Bersihkan dada dan pergelangan ekstermitas pasien dari sisa-sisa jelly
3. Tindakan Penutup
a. Rapikan alat dan klien
b. Cuci tangan
c. Dokumentasikan hasil tindakan
d. Terminasu tindakan (evaluasi dan tanggapi respon klien selanjutnya, serta
merencanakan dan kontrak tindakan selanjutnya)
e. Berdoa
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Elektrokardiografi adalahilmu yang mempelajari aktifitas listrik jantung.
Sedangkan Elektrokardiogram( EKG ) adalah suatu grafik yang menggambarkan
rekaman listrik jantung.
Sebuah pendekatan metodik sederhana yang dapat diterapkan pada setiap EKG.
Setiap EKG harus didekati dengan cara berurutan, terutama kalau seorang perawat yang
masih baru di bidang ini, sehingga tidak ada hal penting yang terlewatkan. Kalau
perawat semakin banyak mengenal,membaca kardiogram, hal yang pada mulanya
mungkin tampak terpaksa dan secara mekanik akan memberikan keuntungan besar dan
akan segera menjadi seperti kebiasaan.
Gelombang P ; gambaran proses depolarissi atrium.
Gelombang QRS ; gambaran proses depolarisasi ventrikel
Gelombang T ; gambaran proses repolarisasi ventrikel.
Gelombang U ; timbul setelah gelombang T dan sebelum gelombang P berikutnya
Interval PR ; diukur dari permukaan gelombang P sampai permulaan gelombang
QRS.

B. Saran
Dengan adanya pembelajaran tentang EKG,maka kenalilah dulu pasien kita. Benar
bahwa EKG saja dapat dibaca dengan cukup tepat, tetapi kekuataan alat ini baru betul-
betul muncul bila diintregasikan dengan penilaian klinik secara total.
Guna dalam pembacaan EKG,selanjutnya membacalah terus lebih banyak. Bacalah
di mana pun Anda menemukan EKG, tidak hanya mengacu pada materi ini, tetapi
bacalah dari berbagai sumber pengetahuan tentang EKG.Kenalilah lebih dalam dulu
dasar-dasar tentang EKG,maka seorang perawat akan dapat menguasai materi dan
mampu untuk mempraktekannya.
C.
D.
E. DAFTAR PUSTAKA
F.
G.
H. Amelia dan Ramayani. 2016. Panduan Praktek Profesi. Keperawatan Dasar
Profesi. Bukittinggi : For de Kock Press
I. http://www.digilib.ui.ac.id/helper/viewKoleksi.jsp?
id=110526&lokasi=lokal&template= absrak.detail.template
J. http://www.ittelkom.ac.id/library/index.php?
option=com_content&view=article&id=633: elektrokardiogram-
ekg&catid=15:pemrosesan-sinyal&Itemid=15
K. http://www.wartamedika.com/2008/02/elektrokardiogram-ekg.html
L. http://ionozer.blogspot.com/2010/03/elektrokardiogram-ekg.html
M. http://kirana-5451.blogspot.com/2008/11/elektrokardiogram.html
N.

Anda mungkin juga menyukai