PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alexander Muirhead menghubungkan kabel ke pergelangan tangan pasien yang
sakit untuk memperoleh rekaman detak jantung pasien selama kuliah untuk DSc-nya
(dalam listrik) pada tahun 1872 di St. Bartholomew's Hospital. Aktivitas ini direkam
secara langsung dan divisualisasikan menggunakan elektrometer kapiler Lippmann oleh
seorang fisiolog Britania bernama John Burdon Sanderson.
Orang pertama yang mengadakan pendekatan sistematis pada jantung dari sudut
pandang listrik adalah Augustus Waller, yang bekerja di St. Mary's Hospital di
Paddington, London. Mesin elektrokardiografnya terdiri atas elektrometer kapiler
Lippmann yang dipasang ke sebuah proyektor. Jejak detak jantung diproyeksikan ke
piringan foto yang dipasang ke sebuah kereta api mainan. Hal ini memungkinkan detak
jantung untuk direkam dalam waktu yang sebenarnya. Pada tahun 1911 ia masih melihat
karyanya masih jarang diterapkan secara klinis.
Gebrakan bermula saat seorang dokter Belanda kelahiran Kota Semarang, Hindia
Belanda (kini Indonesia) bernama Willem Einthoven, yang bekerja di Leiden, Belanda,
menggunakan galvanometer senar yang ditemukannya pada tahun 1901, yang lebih
sensitif daripada elektrometer kapiler yang digunakan Waller.
Einthoven menuliskan huruf P, Q, R, S dan T ke sejumlah defleksi, dan
menjelaskan sifat-sifat elektrokardiografi sejumlah gangguan kardiovaskuler. Pada
tahun 1924, ia dianugerahi Penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran untuk
penemuannya.
Meski prinsip dasar masa itu masih digunakan sekarang, sudah banyak kemajuan
dalam elektrokardiografi selama bertahun-tahun. Sebagai contoh, peralatannya telah
berkembang dari alat laboratorium yang susah dipakai ke sistem elektronik padat yang
sering termasuk interpretasi elektrokardiogram yang dikomputerisasikan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Mengetahui konsep penyadapan EKG
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian EKG
b. Mengetahui anatomi jantung dan sistem konduksi
c. Mengetahui elektrofisiologi sel otot jantung
d. Indikasi
e. Sadapan EKG
f. Kertas EKG
g. Kurva EKG
h. Cara menilai EKG
i. Prosedur perekaman EKG
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi EKG
Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari aktivitas listrik jantung.
Sedangkan Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu grafik yang menggambarkan
rekaman listrik jantung. Kegiatan listrik jantung dalam tubuh dapat dicatat dan direkam
melalui elektroda-elektroda yang dipasang pada permukaan tubuh. Kelainan tata listrik
jantung akan menimbulkan kelainan gambar EKG.
Elektrokardiogramhanyalah salah satu pemeriksaan laboratorium yang merupakan
alat bantu dalam menegakkan diagnosis penyakit jantung. Gambaran klinis penderita
tetap merupakan pegangan yang penting dalam menentukan diagnosis, karena pasien
dengan penyakit jantung mungkin mempunyai gambaran EKG yang normal atau
sebaliknya, individu normal mungkin mempuinyai gambaran EKG yang abnormal.
Elektrokardiogragm mempunyai nilai diagnostik pada keadaan klinis berikut: 1)
Aritmia jantung, 2) Hipertrofi atrium dan ventrikel, 3) Iskemia dan infark miokard, 4)
Efek obat-obatan-obatan terutama digitalis dan anti-aritmia, 5) Gangguan keseimbangan
elektrolit khususnya kalium, 6) Penilaian Fungsi pacu jantung.
D. Indikasi
Digunakan untuk untuk mendapatkan informasi kegiatan listrik pada kondisi
kondisi sebagai berikut :
a. Disritmia jantung
b. Iskemia miokard ( angina pectoris )
c. Lokasi dan perluasan daerah infark miokard
d. Hipertrofi jantung
e. Ketidakseimbangan elektrolit
f. Keefektifan obat-obat jantung
E. Sandapan EKG
Rekaman EKG diperoleh dengan memasang elektroda-elektroda di kulit pada
tempat-temoat tertentu. Lokasi penempatan elektroda sangat penting diperhatikan,
karena penempatan yang salah akan menghasilkan pencatatan yang berbeda.
Terdapat dua jenis sandapan (lead) pada EKG yaitu sandapan bipolar dan unipolar.
Sandapan bipolar hanya dapat merekam perbedaan potensial dari dua elektroda yang
terbagi menjadi tiga, sedangkan sandapan unipolar terbagi menjadi dua.
Sandapan bipolar terdiri dari lead I, lead II, dan lead III.Lead I merekam beda
potensial antara tangan kanan (RA) dengan tangan kiri (LA), dimana tangan kanan
bermuatan negatif (-) dan tangan kiri bermuatan positif (+). Lead II merekam beda
potensial antara tangan kanan (RA) dengan kaki kiri (LF), dimana tangan kanan
bermuatan negatif (-) dan kaki kiri bermuatan positif (+). Lead III merekam beda
potensial antara tangan kiri (LA) dengan kaki kiri (LF), dimana tangan kiri bermuatan
negatif (-) dan kaki kiri bermuatan positif (+). Ketiga sandapan ini dapat digambarkan
sebagai sebuah segitiga sama sisi yang lazim disebut segi tiga EINTHOVEN.
Gambar 1.2 Segitiga Einthoven
Sandapan unipolar terbagi menjadi dua sandapan yaitu sandapan unipolar
ekstermitas dan unipolar precordial. Sandapan unipolar ekstremitas merekam beda
potensial listrik pada satu ekstremitas, elektroda ekplorasi diletakkan pada ekstremitas
yang akan diukur. Gabungan elektroda-elektroda pada ekstremitas yang lain membentuk
elektroda indiferen (potensial 0). Sandapan unipolar ekstremitas terdiri dari sandapan
avR, sandapan avL, dan sandapan avF. Sandapan avR merekam potensial listrik pada
tangan kanan (RA), dimana tangan kanan bermuatan positif (+), tangan kiri dan kaki
kirimembentuk elektroda indiferen. Sandapan avL merekam potensial listrik pada
tangan kiri (LA), dimana tangan kiri bermuatan positif (+), tangan kanan dan kaki kiri
membentuk elektroda indiferen. Sandapan avF merekam potensial listrik pada kaki kiri
(LF), dimana kaki kiri bermuatan positif (+), tangan kanan dan tangan kiri membentuk
elektroda indifern.
Sandapan unipolar ke dua yaitu sandapan unipolar precordial, sandapan ini
merekam potensial listrik jantung dengan bantuan elektroda eksplorasi yang
ditempatkan di beberapa tempat dinding dada. Elektroda indiferen diperoleh dengan
menggabungkan ketiga elektroda ekstremitas. Letak sandapan meliputi V1, V2, V3, V4,
V5, dan V6. V1 terletak di ruang interkosta IV garis sternal kanan, V2 terletak di ruang
interkosta IV garis sternal kiri, V3 terletak di pertengahan V2 dan V4, V4 terletak di
ruang interkosta V garis midklavikula kiri, V5 sejajar V4 garis aksila depan, dan V6
sejajar garis aksila tengah.
Gambar 1.3. Letak sandapan EKG
Umumnya perekaman EKG lengkap dobuat 12 lead (sandapan), akan tetapi pada
keadaan tertentu perekaman dibuat sampai V7, V8, dan V9 atau V3R dan V4R.
F. Kertas EKG
Kertas EKG merupakan kertas grafik yang terdiri dari garis horizontal dan vertikal
dengan jarak 1 mm (sering disebut kotak kecil). Garis yang lebih tebal terdapat pada
setiap 5 mm (disebut kotak beasr). Garis horizontal menggambarkan waktu, dimana 1
mm = 0,04 detik, sedangkan 5 mm = 0, 20 detik. Garis vertical menggambarkan voltase,
dimana 1 mm = 0,1 miliVolt, sedangkan setiap 10 mm = 1 miliVolt.
Pada praktik setiap hari perekaman dibuat dengan kecepatan 25 miliVolt. Kalibrasi
yang biasanya dilakukan adalah 1 miliVolt, yang menimbulkan defleksi 10 mm. pada
keadaan tertentu kalibrasi dapat diperbesar yang akan menimbulkan defleksi 20 mm
atau diperkecil yang akan menimbulkan defleksi 5 mm. Hal ini harus dicatat pada saat
perekaman EKG sehingga tidak menimbulkan interpretasi yang salah bagi yang
membacanya.
G. Kurva EKG
Kurva EKG menggambarkan proses listrik yang terjadi pada atrium dan ventrikel.
Proses listrik ini terdiri dari depolarisasi atrium, repolarisasi atrium, depolarisasi
ventrikel, dan repolarisasi ventrikel.
Sesuai dengan proses listrik jantung, setiap hantaran pada EKG normal
memperlihatkan 3 proses listrik yaitu depolarisasi atrium, depolarisasi ventrikel, dan
repolarisasi ventrikel. Repolarisasi atrium umumnya tidak terlihat pada EKG, karena
disamping intesitasnya kecil juga repolarisasi atrium waktunya bersamaan dengan
depolarisasi ventrikel yang mempunyai intesitas yang jauh lebih besar. Kurva EKG
normal terdiri dari gelombang P, Q, R, S, dan T serta kadang terlihat delombang U.
Selain itu juga ada beberapa interval dan segmen EKG.
A. Kesimpulan
Elektrokardiografi adalahilmu yang mempelajari aktifitas listrik jantung.
Sedangkan Elektrokardiogram( EKG ) adalah suatu grafik yang menggambarkan
rekaman listrik jantung.
Sebuah pendekatan metodik sederhana yang dapat diterapkan pada setiap EKG.
Setiap EKG harus didekati dengan cara berurutan, terutama kalau seorang perawat yang
masih baru di bidang ini, sehingga tidak ada hal penting yang terlewatkan. Kalau
perawat semakin banyak mengenal,membaca kardiogram, hal yang pada mulanya
mungkin tampak terpaksa dan secara mekanik akan memberikan keuntungan besar dan
akan segera menjadi seperti kebiasaan.
Gelombang P ; gambaran proses depolarissi atrium.
Gelombang QRS ; gambaran proses depolarisasi ventrikel
Gelombang T ; gambaran proses repolarisasi ventrikel.
Gelombang U ; timbul setelah gelombang T dan sebelum gelombang P berikutnya
Interval PR ; diukur dari permukaan gelombang P sampai permulaan gelombang
QRS.
B. Saran
Dengan adanya pembelajaran tentang EKG,maka kenalilah dulu pasien kita. Benar
bahwa EKG saja dapat dibaca dengan cukup tepat, tetapi kekuataan alat ini baru betul-
betul muncul bila diintregasikan dengan penilaian klinik secara total.
Guna dalam pembacaan EKG,selanjutnya membacalah terus lebih banyak. Bacalah
di mana pun Anda menemukan EKG, tidak hanya mengacu pada materi ini, tetapi
bacalah dari berbagai sumber pengetahuan tentang EKG.Kenalilah lebih dalam dulu
dasar-dasar tentang EKG,maka seorang perawat akan dapat menguasai materi dan
mampu untuk mempraktekannya.
C.
D.
E. DAFTAR PUSTAKA
F.
G.
H. Amelia dan Ramayani. 2016. Panduan Praktek Profesi. Keperawatan Dasar
Profesi. Bukittinggi : For de Kock Press
I. http://www.digilib.ui.ac.id/helper/viewKoleksi.jsp?
id=110526&lokasi=lokal&template= absrak.detail.template
J. http://www.ittelkom.ac.id/library/index.php?
option=com_content&view=article&id=633: elektrokardiogram-
ekg&catid=15:pemrosesan-sinyal&Itemid=15
K. http://www.wartamedika.com/2008/02/elektrokardiogram-ekg.html
L. http://ionozer.blogspot.com/2010/03/elektrokardiogram-ekg.html
M. http://kirana-5451.blogspot.com/2008/11/elektrokardiogram.html
N.