OLEH :
MULLIYANTI
YOLANDA PUTRI.D
Dengan Hormat,
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan berkat dan rahmat
Nya,sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini sesuai jadwal dan waktu yang telah
ditentukan.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi
penulisan dikemudian hari.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................
Latar Belakang.......................................................................................
Tujuan...................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................
Ambang penglihatan...............................................................................
Ketajaman penglihatan...........................................................................
Kesimpulan.............................................................................................
Saran.......................................................................................................
LEMBARAN SOAL..........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Kebutaan terjadi apabila salah satu dari ketiganya tidak berfungsi. Fisika berperan
pada ketiganya, tetapi fisika bagian utama jauh lebih dipahami daripada fisika dua bagian
yang terakhir.
Sistem optik kita memiliki ciri khusus sebagai berikut, sebagian besar tidak
didapatkan bahkan pada kamera yang paling mahal sekalipun.
1. Mata dapat mengamati kejadian pada sudut yang sangat besar selagi memandang sebuah
benda yang terletak tepat di depannya secara cermat
2. Berkedip merupakan alat pembersih dan pelumas built-in (terpasang tetap, bisa pakai) bagi
lensa depan (kornea). Setiap kelopak mata dapat menutup (berkedip) secara bebas sebagai
sarana komunikasi dengan lawan jenis
3. Terdapat sistem pemfokusan otomatis sepat yang memungkinkan kita melihat benda
sampai sedekat 20 cm (sekitar 8 in) dalam satu detik dan kemudian melihat benda jauh. Pada
keadaan rileks, fokus untuk mata normal terpasang untuk jarak “tak terhingga” ( melihat
jauh).
4. mata dapat bekerja secara efektif menerima cahaya dengan rentang intensitas yang sangat
lebar, yaitu sekitar 10 milyar berbanding satu, siang hari yang terik sampai malam gulita.
6. kornea memiliki penghapusan goresan yang built-in, walaupun tidak mendapat pasokan
darah, kornea terdiri dari sel-sel hidup dan dapat memperbaiki kerusakan lokal.
7. mata memiliki sistem pengendali tekanan otomatis yang mempertahankan tekanan
internalnya sekitar 1,6 kPa (12 mmHg) sehingga bentuk bola mata dapat dipertahankan.
8. mata terletak di wadah yangbterlindung kuat yang hampir seluruhnya diliputi oleh tulang.
Masing-masing mata bersandar pada bantalan lemak yang meredam goncangan keras.
9. bayangan tampak terlihat terbalik di retina peka-cahaya di bagian belakang bola mata,
tetapi otak secara otomatis mengoreksi hal ini.
10. otak memadukan bayangan dari kedua mata sehingga kita memiliki persepsi kedalaman
yang baik dan penglihatan tiga dimensi sejati.
11. otot mata memungkinkan mata bergerak fleksibel ke atas dan ke bawah, ke samping, dan
secara diagonal.
Karena canggihnya mekanisme mata, cukup banyak orang yang penglihatan baik.
Orang-orang ini disebut emetrop, tetapi berhati-hatilah saat menggunakan istilah ini.
Sedangkan otang-orang yang memiliki penglihatan yang kurang atau yang tidak sempurna
disebut ametrop. Apabila kita menganggap bahwa emetrop adalah semua orang yang
memerlikan koreksi lensa kurang dari 0,5 D (dioptri), 25% orang berusia muda memenuhi
syarat dan 65% akan berada dalam rentang sekitar 1 D. Dioptri adalah ukuran daya atau
kekuatan fokus lensa secara numerik adalah satu meter dibagi jarak fokus yang diukur dalam
meter.
Tujuan
ISI
Mata memiliki 2 kompenen penfokus utama: kornea, yaitu tonjolan jernih di mata
depan yang melakukan sekitar 2/3 kegiatan penfokusan, dan lensa, yang melakukan
penfokusan halus. Kornea adalah elemen pemfokus yang terfiksasi, lensa dapat berubah-ubah
bentuknya dan memiliki kemampuan untuk memfokuskan benda dalam berbagai jarak.
Karena tidak mendapat oksigen dari darah, sel-sel hidup di kornea harus mendapat
oksigen dari udara. Zat-zat gizi untuk sel-sel di kornea barasal dari aqueous humor yang
berkontak dengan permukaan belakang. Aqueous humor mengandung semua komponen
darah kecuali sel darah.
Apabila tergores, kornea akan sembuh sendiri, tetapi beberapa jenis kerusakan akan
bersufat permanen. Beberapa jenis radiasi (ultraviolet, neutron, sinar-X,dsb) dapat
menyebabkan kekeruhan di kornea mata yang dapat menghambat masuknya sinar. Dapat
dilakukan pencangkokan kornea yang diambil dari donor segera setelah donor tersebut
meninggal. Karena sel-sel kornea memiliki laju metabolisme yang rendah, maka penolakan
tidak terlalu menjadi masalah seperti pada pencangkokan organ lainnya. Transplantasi kornea
merupakan pencangkokan organ yang pertama.
Titik ketika benda jauh terfokuskan saat otot-otot yang memfokuskan berelaksasi
disebut titik jauh. Lensa berubah menjadi bentuk yang lebih bulat, terutama karena bagian
depan menjadi lebih lengkung. Daya pemfokusan lensa kemudian menjadi lebih besar, benda
yang terletak dekat dengan mata dibawa ke fokus di retina. Titik terdekat ketika benda masih
dapat difokuskan saat lensa berada dalam keadaan paling tebal disebut titik dekat.
Kemampuan mengubah daya fokus mata disebut akomodasi. Seiring dengan pertambahan
usia, lensa akan kehilangan sebagian kemampuan akomodasinya.
Presbiopia (mata tua) terjadi apabila lensa kehilangan hampir semua kemampuan
akomodasinya. Lensa seperti kornea dapat rusak akibat ultraviolet dan bentuk-bentuk radiasi
lainnya. Lensa dapat mengalami katarak yang merusak kejernihannya. Lensa yang rusak
dapat dikeluarkan secara bedah. Untuk mengganti lensa yang rusak dapat di pasang lensa
plastik. Apabila hal ini karena suatu sebab tidak mungkin dilakukan, dapat ditambahkan
ekstra koreksi pada kacamata untuk mengompensasi hilangnya lensa. Tentu saja tidak dapat
terjadi akomodasi dan pasien harus mengenakan kacamata bifokal.
12.2 Beberapa Elemen Lain pada Mata
Pupil adalah lubang dibagian tengah iris tempat cahaya yang masuk diserap di dalam
mata. Di bawah kondisi penerangan biasa, pupil memiliki diameter sekitar 4 mm. Pupil dapat
berubah diameternya dari sekitar 3 mm pada cahaya terang menjadi sekitar 8 mm pada
cahaya temaram. Alasan fisiologik untuk parubahan ukuran ini belum jelas. Perubahan
maksimum sebesar 7 kali lipat pada luas bukaan tidak dapat mencakup luasnya rentang
intensitas cahaya yang dapat diterima oleh mata,1010 : 1. Iris tidak berespons secara langsung
terhadap perubahan tingkat cahaya, diperlukan waktu sekitar 300 dtk (5 mnt) agar iris
membuka penuh, dan di butuhkan sekitar 5 dtk agar iris dapat menutup sebanyak mungkin.
Aqueous humor mengisi ruang antara lensa dan kornea. Cairan ini terdiri dari air yang
diproduksi secara terus menerus dan jumlah cairan yang berlebih keluar melalui sebuah
selang drainase, yaitu kanalis schlemm. Sumbatan terhadap selang drainase ini menyebabkan
tekanan bola mata meningkat, keadaan ini disebut glaukoma. Aqueous humor mengandung
banyak komponen darah dan menyalurkan zat gizi ke lensa dan kornea yang tidak
berpembuluh darah. Aqueous humor mempertahankan tekanan internal nata pada sekitar 1,6
kPa (12 mmHg).
Vitreous humor adalah zat jernih mirip jel yang mengisi ruang luas antara lensa dan
retina. Zat ini membantu mata mempertahankan bentuknya dan pada dasarnya permanen.
Kadang-kadang zat ini di sebut korpus vitreous. Sklera adalah penutup seluruh mata kecuali
kornea yang kuat, berwarna putih, dan kedap cahaya. Sklera dilindingi oleh suatu selubung
transparan yang disebut konjungtiva.
Retina merupakan bagian mata yang peka cahaya, mengubah bayangan cahaya
menjadi impuls listrik saraf yang di kirim ke otak. Penyerapan suatu foton cahaya oleh
sebuah fotoreseptor memicu timbulnya sinyal listrik ke otak suatu potensial aksi. Energi
foton adalah sekitar 3 eV, potensial aksi memiliki energi jutaan kali lebih besar. Foton cahaya
tampaknya menimbulkan suatu reaksi fotokimia di fotoreseptor yang melalui suatu cara
memicu timbulnya potensial aksi. Foton harus di atas energi minimum untuk dapat
menimbulkan reaksi. Energi foton inframerah kurang memadai sehingga tidak terlihat. Foton
ultraviolet memiliki energi yang memadai, tetapi foton ini diserap sebelum mencapai retina
sehingga tidak terlihat.
Retina menutupi separuh belakang bola mata. Walaupun sifat retina yang luas ini
bermanfaat untuk memberikan penglihatan “peringatan” dari sudut yang besar, namun
sebagian besar penglihatan terbatas ke suatu daerah kecil yang disebut makula lutea, atau
bintik kuning ( diameter sekitar 0,3 mm) yang disebut fovea sentralis.
Terdapat dua tipe umum reseptor cahaya di retina, yaitu kerucut dan batang.
Diseluruh kornea, kerucut dan batang tidak terletak dipermukaan retina tetapi di belakang
beberapa lapisan jaringan saraf yang harus dilewati oleh cahaya. Namun, di fovea sentralis
sebagian besar jaringan saraf ini bergeser ke samping dan terdapat cekungan dalam (fovea
bararti lubang). Berkurangnya jaringan saraf ini membantu penglihatan di daerah khusus ini.
Batang dan kerucut tersebar secara semetris di semua arah dari sumbu penglihatan kecuali di
satu daerah titik buta.
Batang digunakan untuk penglihatan malam, atau skotopik dan untuk penglihatan
perifer. Batang jauh lebih banyak dari kerucut (sekitar 120 juta di masing-masing mata) dan
menutupi sebagian besar retina. Batang tidak tersebar secara merata di retina tetapi memiliki
kepadatan maksimum di sudut sekitar 20, yaitu apabila anda melihat langit pada malam hari,
cahaya dari sebuah bintang samar yang terletak 20 dari garis penglihatan anda akan jatuh di
bagian retina paling sensitif. Pemeriksaan histologis menunujukkan bahwa ratusan batang
mengirim informasi mereka ke serat saraf yang sama.
Hal ini berarti bahwa kemampuan memisahkan dua sumber cahaya yang berdekatan
di penglihatan perifer kurang. Di pihak lain, tingginya kepekaan batang dan penyebarannya
yang luas memungkinkan kita mengenali benda yang mendekat dari samping saat kita
mengenali benda yang mendekat dari samping saat kita memandang lurus ke depan. Batang
paling sensitif pada cahaya biru-hijau ( = 510 nm), suatu panjang gelombang yang lebih
pendek daripada cahaya optimum untuk kerucut ( = 550 nm).
Mata tidak memiliki sensitivitas terbesarnya terhadap cahaya pada kondisi fotopik.
Apabila tingkat cahaya menurun 1000 kali, kita sesaat akan “berada dalam kegelapan”, tetapi
setelah beberapa menit kita mampu melihat banyak detil yang tidak tampak saay gelap di
mulai. Adaptasi gelap ini tampaknya adalah waktu yang diperlukan tubuh untuk
meningkatkan penyaluran zat kimia fotosensitif ke batang dan kerucut.
Suatu regio dari sekitar 13 sampai 18 uang tidak memiliki kerucut atau batang titik
atau titik buta. Titik ini merupakan tempat masuknya saraf optikus ke dalam mata. Titik buta
terletak di sisi yang mengarah ke hidung, apabila bayangan jatuh di titik buta salah satu mata,
bayangan tersebut tidak jatuh di titik buta mata yang lain. Kita secara normal tidak menyadari
adanya titik buta, tetapi titik ini mudah dibuktikan.
Pada tahun 1942, Hecht, Schlaer, dan Pirenne menerbitkan hasil-hasil sebuah
eksperimen penting tentang sensitivitas batang. Buku visual perception oleh Cornsweet
menyajikan pembahasan mendalam tentang eksperimen ini. Pertanyaan utama yang di ajukan
oleh Hecht et al, adalah Berapa jumlah minimum foton yang akan menghasilkan sensasi
penglihatan paling tidak dalam 60% kali? Untuk memperoleh jumlah minimum, Hecht et al.
Perlu mengoptimalkan kondisi eksperimen mereka. Mereka perlu menentukan:
Oleh karena itu, mereka memastikan bahwa satu foton dapat mengaktifkan satu
batang. Eksperimen selanjutnya menunjukkan bahwa diperlukan cukup 2 foton yang benar-
benar diserap oleh batang untuk dapat menimbulkan sinyal visual. Sebagai perbandingan,
senter dengan baterai baru mengeluarkan sekitar 1018 foton setiap detik.
Semua sinar mengalami difraksi saat melewati suatu lubang kecil. Oleh karena itu, iris
menimbulkan suatu pola difraksi pada retina. Pada bukaan pupil yang normal (sekitar 4 mm)
fenomena ini tidak menimbulkan efek pada penglihatan kita sehari-hari. Namun, apabila
pupil ,menjadi jauh lebih kecil, misalnya berdiameter 1,0 mm, maka difraksi menimbulkan
efek pada ketajaman penglihatan.
Semua lensa memiliki cacat (aberasi). Efek aberasi ini berkurang apabila bukaan lensa
dibuat lebih kecil. Pada mata, pupil yang kecil meningkatkan ketajaman penglihatan. Namun,
apabila pupil dibuat sangat kecil, ketajaman menjadi lebih jelek akibat efek difraksi. Terdapat
ukuran optimum untuk pupil, ketajaman terbaik untuk mata emetrop diperoleh dengan ukuran
pupil 3 sampai 4 mm, yaitu ukuran normal pupil di bawah penerangan yang baik.
Diameter titik terang sentral di retina adalah produk dari bukaan efektif ke jarak retina
(17 mm) dikali 2, atau 17 (4,5 x 10−4)=8 x 10−3 mm = 8 µm. Titik ini akan mencakup
banyak kerucut, yang diameternya adalah sekitar 1,1 µm. Apabila sumber cahayanya terang,
misalnya sebuah bintang terang, maka cincin pola difraksi berikutnya dapat merangsang lebih
banyak lagi kerucut.
Oleh karena itu, sumber cahaya titik yang terang tampak lebih besar daripada sumber
cahaya titik yang lemah, suatu kenyataan yang tidak disadari oleh para ahli astronomi zaman
dahulu saat mereka menentukan “ukuran” bintang, dalam astronomi, besaran ini sekarang
lebih diinterprestasikan sebagai intensitas daripada ukuran.
12.6 Ketajaman Penglihatan
Bagan mata yang lazim digunakan untuk menentukan apakah kita memerlukan lensa
korektif menguji sifat mata yang disebut ketajaman penglihatan (visual acuity). Ahli fisika
menyebut ketajaman penglihatan sebagai revolusi mata.
Resolusi sering dinyatakan dalam sudut yang berlawanan terhadap mata. Sudut ini
sedikit banyak tidak bergantung pada jarak pandang. Sudut minimum antara dua garis hitam
yang dapat terpisah adalah sekitar 0,3 miliradian. Agar terlihat terpisah, dua garis harus jatuh
pada deretan kerucut yang berseling sehingga kerucut di antaranya akan melihat garis putih.
Salah satu uji ketajaman yang sering digunakan oleh ilmuwan adalah menyatukan
ujung-ujung dari dua garis sejajar sehingga keduanya tampak sebagai satu garis kontinu.
Penyatuan semacam ini dilakukan dalam penerapan instrumen pengukur seperti skala
Vernier, dan disenut sebagai ketajaman Vernier. Orang yang terlatih mungkin dapat
menyatukan dua garis halus di bawah kondisi optimum menjadi ke sekitar 9 x 10−6 radian,
jauh lebih kecil daripada 3 x 10−4 yang dibutuhkan untuk membedakan dua garis.
Resolusi huruf-huruf putih pada latar belakang hitam adalah sekitar 10−3 radian,
sedangkan untuk huruf hitam pada latar belakang putih adalah 3 x 10−4 radian. Hal ini berarti
bahwa mata yang baik hanya akan membaca 20/60 pada bagan Snellen apabila bagan dibuat
dalam format putih di atas hitam. Kenyataan ini memiliki makna praktis dalam membuat
projaction slides untuk kuliah, huruf terang pada latar belakang gelap tidak mudah dibaca
dibandingkan dengan huruf gelap pada latar belakang terang.
C= (𝐼1 − 𝐼2 )/(𝐼1 + 𝐼2 ),
𝐼1 𝑑𝑎𝑛 𝐼2 adalah intensitas cahaya dari dua daerah. Rendahnya kontras antara dua daerah
pada suatu gambar sinar-X sangat membatasi kegunaan citra sinar-X.
Apabila dua film diletakkan berdampingan, harus terdapat perbedaan densitas optis
diantara kuduanya agar mata dapat mengenali keduanya sebagai terpisah. Perbedaan ini
bergantung pada intensitas cahaya. Pada tingkat cahaya yang sangat rendah, saat kita
menggunakan batang, mungkin diperlukan perbedaan cahaya samapai sebesar dua kali lipat.
Seperti banyak saraf sensorik lainnya, sel saraf dimata berhenti mengirim sinyal
apabila stimulusnya bersifat terus-menerus. Selama pemakaian normal, mata mengatasi
kendala ini secara terus menerus. Selama pemakaian normal, mata mengatasi kendala ini
secara terus menerus bergoyang selain melakukan gerakan-gerakan kasar.
Untuk mendapat bukti sederhana meredupnya sinyal dari mata, carilah dinding atau
langit-langit polos besar yang memiliki batas yang jelas antara dua bagiannya. Apabila anda
menatap ke bidang ini secara terus menerus, anda akan melihat kedua bagian secara bertahap
mengambil warna yang sama dan batas di antara keduanya menghilang. Apabila anda
menggeser mata anda, batas tersebut akan muncul kembali.
Apabila anda melihat ke dalam mata dengan oftalmoskop, anda dapat melihat banyak
pembuluh darah di retina. Pembuluh- pembuluh darah ini menghambat cahaya ke batang dan
kerucut di belakangnya. Penyebab mengapa kita secara normal tidak melihat pembuluh-
pembuluh ini adalah bahwa bayangan yang dihasilkannya selalu sama pada batang dan
kerucut yang itu-itu saja dan sinyal tetap ini lenyap dalam beberapa saat setelah kita
membuka mata pada pagi hari.
Phosphenes dihasikan oleh stimulasi terhadap sebagian sensor cahaya normal. Otak
menginterprestasi setiap sinyal yang diterima dari saraf optikus sebagai cahaya, otak tidak
dapat membedakan berbagai sumber sinyal dari saraf optikus. Apabila anda menerima
pukulan di bagian kepala, pukulan tersebut mungkin akan merangsang sebagai saraf
pengindera cahaya dan anda akan “berkunang-kunang” (see stars). Electrophos-phenes dapat
dihasilkan apabila pada mata anda diletakkan voltase kecil (sekitar 4 V) dengan mata tertutup
dan telah beradaptasi gelap, anda akan melihat “cahaya” setiap kali voltase dinyalakan atau
dimatikan.
Karena saraf secara normal menyalurkan sinyal yang kurang dari 0,1 V, tidak
mengherankan bahwa perubahan cepat yang ditimbulkan oleh teknik ini akan memicu
sebagian saraf melepaskan pulsa. Perubahan medan magnet di dekat mata menghasilkan
magnetophosphene.
Tampaknya sewaktu otak memerintahkan otot untuk menggerakkan mata atau kepala,
otak juga memberi tahu korteks penglihatan, dan kita tidak dibingungkan oleh ilusi ruangan
bergerak. Namun, apabila mata digerakkan oleh kekuatan eksternal, dapat timbul kesan
bahwa ruanganlah yang bergerak. Tutup satu mata dan tutup separuh mata yang lain. Dengan
jari tangan, doronglah mata yang separuh tertutup dan anda akan melihat bahwa bayangan
yang anda lihat bergerak, tidak ada sinyal yang dikirim ke korteks penglihatan untuk
membatalkan gerakan bayangan yang dihasilkan oleh tekanan jari anda.
Suatu ciri dari sistem mata-otak yang patut kita syukuri adalah kemampuan otak
untuk menyatukan bayangan-bayangan yang sedikit berbeda dari kedua mata menjadi satu
bayangan yang sedikit berbeda ke kedua mata . Sekitar 150 tahun yang lalu,wheastone
menemukan stereoskop,yang sampai saat ini masih merupakan alat dasar untuk melihat film
sinar-X stereoskopik . Pada sinar-X stereoskopik,bagian tubuh yang sama difoto dengan dua
sinar-X dari sudut yang sedikit berbeda yang sesuai dengan pandangan yang secara normal
dilihat dari dua mata . Kedua film sinar-X tersebut kemudiaan diletakkan disebuah stereoskop
sehingga masing-masing mata melihat suatu bayangan;bayangan ini akan dipandukan oleh
otak menjadi sebuah bayangan 3-D. Foto sinar-X stereoskopik sering dilakukan terhadap
kepala .
Untuk membahas kekuatan lensa korektif untuk gangguan mata,kita perlu mengkaji
ulang persamaan dasar untuk lensa sederhana . Terdapat hubungan sederhana antara panjang
fokus F, jarak benda P, dan jarak bayangan Q dari sebuah lensa tipis.
1 1 1
= +
𝐹 𝑃 𝑄
Apabila F diukur dalam meter,1/F adalah kekuatan lensa dalam dioptri (D) . Panjang
fokus lensa konvergen dianggap sebagai plus (positif) . Lensa dengan panjang fokus+0,1m
memiliki kekuatan +10 D . Panjang fokus F lensa divergen dianggap sebagai minus (negatif)
. Lensa minus dengan panjang fokus -0,5 m memiliki kekuatan -2 D
Panjang fokus F dari kombinasi 2 lensa,dengan panjang fokus 𝐹1 dan𝐹2 , yang pada
dasarnya dianggap berkontak satu sama lain,adalah(1/F)=(1/𝐹1 )+(1/𝐹2 ) . Demikiaan juga ,
untuk tiga lensa persamaannya adalah(1/𝐹𝑘𝑜𝑚𝑏 )=(1/𝐹1 )+(1/𝐹2 )+(1/𝐹3 ) . Penghitung F
memerlukan banyak waktu kecuali bila anda senang menghitung pecahan . Namun, anda
dapat melihat bahwa apabila masing-masing panjang fokus disajikan dalam meter,persamaan
tersebut menyatakan bahwa kekuatan kombinasi dalam dioptri sama dengan jumlah dioptri
dari semua lensa tersebut,yaitu 𝐷𝑘𝑜𝑚𝑏 =𝐷1 +𝐷2 +𝐷3 .
Orang miopik biasanya memiliki bola mata yang terlalu panjang atau kelengkungan
kornea yang berlebihan;benda jauh berfokus didapan retina,dan bekas-bekas sinar menyatu
untuk menimbulkan bayangan kabur diretina . Keadaan ini mudah diatasi dengan lensa
minus.
Mata hiperopia memiliki titik dekat lebih jauh dari pada normal dan menggunakan
sebagiaan daya akomodasinya untuk melihat benda jauh dengan jelas . Penyebab hiperopia
biasanya adalah bola mata yang terlalu pendek . Lensa plus digunakan untuk memperbaiki
keadaan ini.
Anda dapat memeriksa apakah anda miopik atau hiperopik . Lihatlah sebuah benda
terang,misalnya lampu jalan,melalui sebuah lobang kecil (pinhole) dikertas. Gerakan lubang
naik turun didepan mata anda. Apabila anda emetrop,bayangan tidak akan nampak
bergerak;apabila anda miopik, bayangan diretina akan bergerak berlawanan arah dengan
gerakan kertas dan akan diterjemahkan oleh otak sebagai gerakan dengan arah yang sama;dan
apabila anda hiperopik,gerakan bayangan diretina akan sama degan gerakan kartu dan akan
tanpak sebagai gerakan berlawanan .
Anda juga dapat dengan mudah memeriksa apakah suatu kacamata memiliki lensa
plus atau minus dengan melihat sebuah benda melalui lensa tersebut yang diletakkan agak
jauh. Saat anda menggerakan lensa tersebut,benda juga tanpak bergerak. Apabila benda
bergerak kearah yang sama dengan gerakan lensa,lensa itu berarti lensa minus;apabila
bergerak berlawanan arah,lensa itu berarti lensa plus . Uji lain adalah memegang lensa diatas
tulisan. Apabila tulisan tanpak lebih besar,lensanya plus;apabila tulisan menjadi lebih
kecil,lensanya minus.
Orang berusia lebih dari 50 tahun sering mengalami kesulitan membaca tulisan kecil,
apabila buku diletakkan cukup jauh agar fokus jelas, tulisan akan menjadi terlalu kecil
sehingga huruf-huruf sulit dibedakan. Walaupun membaca ditempat terang akan membantu
karena pupil menjadi lebih kecil sehingga kedalaman fokus meningkat, namun yang
bersangkutan tetap akan memerlukan kacamata baca.
Apabila ia sudah mengenakan kacamata untuk memperbaiki gangguan
penglihatan,maka akan diperlukan kacamata bifokal, atau bahkan trifokal. Masalah ini terjadi
akibat berkurangnya akomodasi seiring usia. Apabila anda mengenakan lensa korektif, anda
seyogianya membawa salinan resep anda. Apabila anda kehilangan kacamata jauh dari
rumah,anda dapat memperoleh yang baru tanpa perlu diperiksa ulang.
Hal ini berarti bahwa mata kanan (O.D) memerlukan lensa sferis -1,25 D yang
ditambahkan kelensa silindris -1,25 D dibidang horizontal (180𝑜 ). Dibagiaan membaca pada
lensa bifokal, ditambahkan lensa sferis +1,25 D ke resep diatas. Yaitu, kekuatan efektif
dibagian bawah lensa kanan adalah lensa silindris -1,25 D untuk mengeroksi astigmatisme.
Resep untuk mata kiri (O.S) di interpretasikan dengan cara yang sama.
Gagasan lensa kontak telah ada sebelum tahun 1900, tetapi baru pada akhir 1950-an
masalah-masalah teknis dan medis yang terkait dengan pemakaiannya dapat diatasi. Lensa
kontak terbuat dari plastik keras (permeabel gas) atau lunak. Lensa kontak permeabel gas
bersandar pada lapisan air mata di bagian paling depan (apeks) kornea, salah satu titik paling
sensitif di tubuh.
Dari sudut pandang fisika, lensa kontak melakukan fungsi yang sama pada lensa
korektif biasa. Namun, daya fokus dari kombinasi dua lensa bergantung pada jarak di antara
keduanya. Jarak antara kacamata biasa dan kornea ditentukan oleh konstruksi bingkai.
Perubahan jarak ini tidak banyak berefek kecuali apabila kacamata memiliki lensa yang
sangat kuat.
Orang dengan miopia yang berganti dari memakai kacamata kememakai lensa kontak
akan memerlukan lensa minus yang lebih kecil,dan orang dengan hiperopia akan memerlukan
lensa plus yang lebih besar. Mengenakan lensa kontak memerlukan lebih banyak upaya
akomodatif untuk miopia dengan lebih sedikit untuk hiperopia. Oleh karena itu,orang dengan
miopia pada tahap-tahap awal presbiopia akan terganggu oleh lensa kontak, sedangkan
hiperopia pada situasi yang sama akan terbantu.
Lensa kontak plastik lunak,yang diciptakan di Cekoslovakia pada tahun 1950-an, jauh
lebih nyaman dikenakan daripada lensa plastik keras. Para pemakai baru sering dapat
mengenakannya sepanjang hari, bahkan pada hari pertama. Lensa lunak juga permeabel
terhadap gas sehingga oksigen dapat langsung mencapai kornea. Pada lensa plastik keras,
oksigen larut di lapisan air mata, dan setiap kedipan menyalurkan air mata segar ke kornea di
bawah lensa .Kekurangan utama lensa kontak lunak adalah (1) lebih mahal;dan (2) karena
sesuai dengan bentuk kornea, lensa ini tidak dapat memperbaiki astigmatisme. Lensa kontak
dahulu memerlukan prosedur pembersihan setiap hari.
Lensa kontak kadang-kadang digunakan untuk alasan selain alasan kosmetik. Pada
pasien dengan transplantasi kornea sering mengalami astigmatisme kompleks akibat jahitan.
Diperlukan lensa kontak keras untuk mengatasi distorsi yang disebabkan oleh jahitan. Pada
olahraga keras, misalnya sepakbola dan rugbi, para pemain sering menggunakan lensa kontak
atas alasan keamanan. Lensa plastik lunak juga digunakan untuk memberikan obat secara
langsung ke kornea dalam periode beberapa jam. Lensa dibasahi oleh obat sebelum
dipasangkan ke mata.
Salah satu kemampuan luar biasa mata adalah kemampuannya melihat warna.
Mekanisme pasti penglihatan warna belum dipahami sepenuhnya, tetapi cukuplah diterima
bahwa terdapat tiga jenis kerucut yang berespons terhadap sinar dari tiga bagian spektrum
yang berlainan. Gambar di TV berwarna dihasilkan dengan metode yang serupa pada
beberapa aspek. Apabila anda melihat layar TV berwarna dengan kaca pembesar, anda akan
melihat banyak sekali titik kecil merah, hijau, dan biru. Titik-titik ini dapat menghasilkan,
dalam berbagai kombinasi,semua warna dalam spektrum. Diperkirakan bahwa dengan cara
serupa, sinyal dikirim ke otak dari tiga kerucut “berwarna” dalam berbagai kombinasi
sehingga otak dapat menentukan warna.
Apabila salah satu dari set warna hilang, yang terjadi adalah buta warna, yaitu
beberapa warna tidak dapat dikenali. Sekitar 8% dari semua laki-laki dan 0,5% dari semua
perempuan mengalami suatu jenis buta warna. Buta warna total, yaitu hanya melihat abu-abu,
jarang dijumpai.
Aberasi kromatik adalah defek umum pada lensa sederhana yang disebabkan oleh
perubahan indeks bias akibat perbedaan panjang gelombang (perubahan indeks bias dengan
panjang gelombang ini memungkinkan prisma menguraikan sinar putih menjadi pelangi
warna). Aberasi kromatik menyebabkan warna yang berbeda-beda sampai ke suatu fokus
pada jarak yang berbeda-beda.
Mata tidak menghasilkan tepi-tepi berwarna,atau kalaupun menghasilkan, kita tidak
menyadarinya. Bagaimanapun, ketajaman mata dipengaruhi oleh perbedaan panjang fokus
untuk warna yang berlainan. Sebagai contoh, perubahan pada panjang fokus dari biru tua
(390 nm) menjadi merah tua (760 nm) hampir sebesar 0,7 mm, atau lebih dari dua kali tebal
retina. Diperlukan lensa berkekuatan 2,5 D untuk menggeser panjang fokus sebesar itu.
Aberasi kromatik di mata dapat dibuktikan dengan cara sederhana, lihatlah filamen merah
dari sebuah bola lampu bening melalui sebuah filter kaca kobalt tebal (biru). Mata memiliki
sensitivitas terbaik direntang kuning yang agak sempit, dibagian tengah dari spektrum sinar
tampak, dan iris membatasi cahaya kebagian tengah lensa yang aberasi kromatiknya paling
kecil. Lensa orang dewasa yang agak kekuningan berfungsi sebagai filter untuk
menyingkirkan sebagian dari warna merah dan biru dari sinar yang mengenai retina,
walaupun pemakaian kacamata berwarna kuning tidak menyebabkan perbaikan yang nyata.
Efek warna khusus yang kadang-kadang terlihat pada sore hari disebut efek Purkinje .
Purkinje melihat bahwa pada sore hari warna biru pada bunganya tampak lebih terang
dibandingkan bunga merah. Efek ini disebabkan oleh pergeseran sensitivitas terbaik mata ke
arah biru seiring dengan meningkatnya peran batang di bandingkan kerucut pada tingkat
penerangan yang rendah. Karena mata dan lensa korektif di optimalkan untuk sinar kuning,
pergeseran ke arah biru menimbulkan kesalahan refraktif sekitar 1,0 D. Dengan kata lain,
untuk penglihatan malam anda perlu mengenakan kacamata dengan tambahan -1,0 D.
Terdapat tiga instrumen dasar yang digunakan untuk memeriksa mata oftalmoskop,
yang memungkinkan dokter memeriksa bagian dalam mata retinoskop, yang mengukur
kekuatan pemfokusan mata dan keratometer, yang mengukur kelengkungan kornea.
Instrumen lain, tonometer,mengukur tekanan di mata. Lensometer tidak di gunakan dalam
studi tentang mata alat ini menentukan resep dari suatu lensa yang tidak diketahui.
Oftalmoskop merupakan alat yang paling sering digunakan, dan telah dibuat beberapa versi.
Alat ini di ciptakan pada tahun 1851 oleh Helmholtz, seorang pelopor “pakar fisika
kedokteran”. Sinar terang di proyeksikan ke dalam mata subjek, dan sinar pantul dari retina
subjek di letakkan sedemikian sehingga sinar tersebut dapat di fokuskan oleh pemeriksa.
Sistem lensa pada mata pasien berfungsi sebagai lensa pembesar builtin. Dengan
oftalmoskop, individu yang terlatih dapat mendeteksi lebih dari sekedar masalah mata karena
peningkatan tekanan di dalam tengkorak (misalnya akibat tumor otak) dapat menyebabkan
perubahan yang nyata di bagian dalam mata (papiledema) .
Retinoskop digunakan unuk menentukan resep dari suatu lensa korektif tanpa peran
serta pasien, walaupun mata perlu di buka dan dalam posisi yang cocok untuk di periksa.
Teknik ini dapat digunakan, misalnya, pada bayi yang dianestesi. Retinoskop kadang-kadang
juga digunakan untuk memeriksa resep yang ditentukan dengan teknik biasa “mana yang
lebih jelas, yang pertama atau yang kedua”.
Berkas cahaya dari retinoskop diproyeksikan kedalam mata pasien yang melebar dan
tidak berakomodasi . Berkas cahaya ini dipantulkan dari retina dan berfungsi sebagai sumber
cahaya bagi operator . Fungsi retina pada retinoskop adalah kebalikan dari fungsi normalnya .
Karena pada mata yang berada dalam keadaan relaksasi benda di titik jauh mata akan
difokuskan di retina, maka cahaya dari retina pada mata yang relaksasi akan menghasilkan
bayangan berfokus di titik jauh .
Penentuan panjang fokus suatu lensa merupakan suatu percobaan fisika sederhana .
Apabila anda memiliki lensa positif (misalnya kaca pembesar), anda dapat menghasilkan
bayangan berfokus dari suatu benda jauh (misalnya matahari) . Bayangan akan terletak di
titik fokus lensa . Anda dapat mengukur jarak dari lensa ke bayangan untuk menentukan
panjang fokus . Teknik ini tidak dapat digunakan pada lensa minus (negatif) karena tidak
akan terbentuk bayangan yang nyata, tetapi modifikasi sederhana akan memungkinkan anda
memanfaatkan ide di atas . Anda dapat mengombinasikan suatu lensa minus dengan lensa
plus kuat yang kekuatannya diketahui dan kemudian menghasilkan suatu bayangan dari
benda jauh agar panjang fokus dari kombinasi lensa tersebut diketahui . Dari sini, anda dapat
menentukan kekuatan dioptrik kedua lensa . Anda kemudian dapat menentukan dioptri lensa
minus dari 𝐷𝑥 + 𝐷𝑑𝑖𝑘𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑖 = 𝐷𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑢𝑘𝑢𝑟
Teknik untuk mengukur kekuatan suatu lensa ini cocok untuk laboratorium fisika,
tetapi rumit dan menyulitkan bagi ahli oftalmologi, ahli optometri, atau optisi . Alat ini
menggerakkan sebuah benda bersinar sampai terletak di titik fokus suatu kombinasi lensa
yang terdiri dari lensa plus tertentu (lensa tetap) yang sudah diketahui dan lensa yang tidak
diketahui . Berkas sejajar yang keluar dari lensa dilihat dengan teleskop yang berfokus ke
tak-terhingga . Lensa tetap diletakkan di jarak yang sama dengan panjang fokusnya dari lensa
yang tidak diketahui . Penataan ini menyebabkan posisi benda bercahaya yang dapat
digerakkan menjadi fungsi linier dari kekuatan lensa yang tidak diketahui . Yaitu, skala
dioptri terbagi secara tidak menjadi fungsi linier dari kekuatan lensa yang tidak diketahui .
Yaitu, skala dioptri terbagi secara tidak merata . Seiring dengan pergeseran benda menjauh
dari lensa tetap, lensometer membaca dalam dioptri negatif; dan sewaktu bergerak mendekat,
lensometer membaca dalam dioptri positif . Untuk lensa silindris (yang digunakan untuk
mengoreksi astigmatisme), kekuatan masing-masing sumbu lensa diukur secara terpisah dan
sudut lensa silindris dapat ditentukan .
Telah disadari sejak sebelum tahun 1900 bahwa tekanan mata yang tinggi berkaitan
dengan penyakit glaukoma . Penyakit ini mempersempit lapang pandang (menimbulkan
“penglihatan terowongan”) dan menyebabkan kebutaan apabila tidak diobati . Apabila
kanalis Schlem terlalu sempit, diperlukan tekanan yang lebih besar agar aqueous humor dapat
mengalir keluar . Cairan di bola mata dalam keadaan normal berada di bawah tekanan 1,6
sampai 3,0 kPa (12 sampai 23 mmHg); pada glaukoma, tekanan dapat mencapai 11kPa (85
mmHg)—setara dengan tekanan darah .
Sekitar tahun 1900, Schiotz di Jerman menciptakan suatu instrumen untuk mengukur
tekanan intraokulus (tonometer Schiotz) . Teknik dasar mengharuskan tonometer diletakkan
diatas kornea yang telah dianestesi dengan pasien berbaring telentang . Alat pendorong
(plunger) di bagian tengah menyebabkan cekungan ringan di kornea .
Tekanan yang di ukur dengan tonometer adalah tekanan asli plus peningkatan akibat
alat . Untuk menghilangkan efek rigiditas mata, dilakukan pengukuran lain dengan beban
yang lebih berat atau dengan tonometer Goldmann (diterangkan di bawah) .
Tonometer Schiotz dimodifikasi pada sekitar tahun 1950 agar dapat menghasilkan
pembacaan secara elektronis . Suatu kumparan secara magnetik mendeteksi posisi alat
pendorong . Salah satu dari keunggulan model ini adalah bahwa alat ini merekam perubahan
tekanan seiring waktu. Memperlihatkan perekaman ini yang disebut tonograf . Penurunan
tekanan menunjukan bahwa cairan aqueous meninggalkan mata lebih cepat daripada normal
akibat tekanan yang di timbulkan oleh tonometer . Aliran keluar dapat diperkirakan dari
kemiringan kurva tonograf . Aliran keluar dalam keadaan normal adalah 2 sampai 6 ml/mnt
dengan massa pendorong 15 g . Pasien dengan glaukoma sering memperlihatkan kecepatan
aliran keluar yang kurang dari 1 ml/mnt .
Kebutaan terjadi apabila salah satu dari ketiganya tidak berfungsi. Fisika berperan
pada ketiganya, tetapi fisika bagian utama jauh lebih dipahami daripada fisika dua bagian
yang terakhir.
Saran
Kita hatus mengetahui apa saja yang terdapat pada mata dan bagian-bagiannya,
sehingga kita dapat mengetahui fungsi-fungsinya.
LEMBARAN SOAL
Petunjuk
(A) 1, 2, 3 benar
(B) 1, 3 benar
(C) 1,4 benar
(D) 3,4 benar
(E) 4 benar
Jawaban: (A)
2. 1.Miopi
2.Ametropi
3.Hipermetropi
4.Emetropi
Jawaban: (E)
3. 1.Zat-zat gizi untuk sel-sel di kornea besar berasal dari aqueous humor
Jawaban: (B)
Jawaban: (D)
5. 1.Titik dekat
2.Titik kanan
3.Titik kiri
4.Titik jauh
Titik ketika benda jauh terfokuskan saat otot-otot yang memfokuskan berelaksasi disebut...
Jawaban: (E)
6. 1.Mata tua
2.Memiliki akomodasi
3.Rabun jauh
4.Kehilangan hampir semua akomodasi
Dari pernyataan di atas yang merupakan pernyataan yang benar dari presbiopia adalah....
Jawaban: (C)
Jawaban: (A)
8. 1.Kerucut
2.Tabung
3.Batang
4.Limas
Jawaban: (B)
9. Hasil akhir dari eksperimen Hecht, Schlaer, dan Pirenne adalah...
1.50 foton masuk ke mata dalam kondisi minimum
2.Cahaya tidak dapat dilihat
3.90 foton masuk ke mata pada kondisi optimum
4.Cahaya terlihat dalam 60% waktu
Jawaban: (D)
10. 1.Magnetophosphenes
2.Optik
3.Electrophosphenes
4.Phosphenes
Cahaya yang suatu waktu pernah terlihat dengan mata tertutup adalah...
Jawaban: (E)
11. 1.Miopi
2.Emetropi
3.Hipermetropi
4.Ametropi
Jawaban: (E)
Jawaban: (A)
Jawaban: (B)
Jawaban: (C)
15. 1.Kornea
2.Retina
3.Korteks
4.Pupil
Jawaban: (E)
20. Lensa yang biasa digunakan untuk orang tua / usia lanjut adalah...
1.Lensa korektif
2.Lensa kontak
3.Lensa lengkung
4.Lensa tipis
Jawaban: (B)
23.Manakah efek warna khusus yang kadang-kadang terlihat pada sore hari?
1.Efek kaca
2.Efek cahaya
3.Efek rumah
4.Efek purkijen
Jawaban: (B)
30. 1. Lensometer
2.Keratometer
3.Tonometer
4.Retinoskop
Intrumen dasar yang di gunakan untuk memeriksa mata adalah...
Jawaban: (A)