Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH TENTANG OBAT

FARMAKOLOGI

Disusun oleh :
Fina Sartikawati (10201800)
Agnisa Hayati Wigundari (10201800)
Nurul Nurfarida (1020180)
Dina Marlina (102018008)
Arusal Yuliyani ( 10201800)
Awaliah Septiani (102018015)
Larassati Aulia (1020180)
Wulan Yuliyanti (102018019)
Salsabela Nurnoverasari (102018020)
Widya Anjani (102018022)
Lisna Sukmayanti (102018023)
Siti Maesaroh (102018024)
Asep Welly Teguhardi(102018028)
Diffa Attalah (102018037)
Yandi Kurniawan (1020180)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH BANDUNG

JL. K.H Ahmad Dahlan Banteng Dalam No.6


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Farmakologi dengan judul “”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Bandung, 6 Oktober 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A Latar Belakang
Tindakan pemberian obat menjadi salah satu tindakan penting seorang perawat dalam
menjalankan peran kolaborasinya.Saat memberikan obat pada pasien perawat perlu
memperhatikan aspek enam tepat yang meliputi : tepat pasien (right client),tepat obat
(right drugs),tepat dosis (right dosis),tepat waktu (right time),tepat cara (right route) dan
tepat dokumentasi (right documentation). (Kee & Hayes,2000)
Pemberian obat oleh perawat dengan memperhatikan prinsip enam tepat ini akan
memengaruhi keberhasilan pengobatan dan kesembuhan penyakit pasien.Hal ini akan
mudah dilihat terutama pada pasien yang dirawat di ruang rawat inap.
Penelitian yang dilakukan oleh Institute of Medicine tahun 1999 menyatakan bahwa
kesalahan medis (medical error) telah menyebabkan lebih dari satu juta orang cidera dan
98.000 kematian dalam setahun.Datab yang didapatkan JCAHO juga menunjukkan
bahwa 44.000 dan 98.000 kematian terjadi di rumah sakit setiap tahun disebabkan oleh
kesalahan medis. (Kinniger & Reeder, 2003)
Dari pemaparan diatas,penulis memilih memperdalam ss aspek tepat cara (right route)
agar lebih mengerti konsep pemberian obat yang tepat melalui
oral,sublingual,bukal,parenteral,topical,suppositoria,dan inhalasi.Selain itu,keuntungan
dan kontra indikasi dari tiap rute,bahaya penggunaan/pemberian obat yang salah pada
pasien agar mengurangi kesalahan medis (medical error) yang dapat menyebabkan
kematian.
B Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan rum`usan pertanyaan yag akan diajukan dalam
makalah. Adapun rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut.
1. Bagaimana keuntungan dan kontra indikasi dari tiap-tiap rute ?
2. Bagaimana bahaya penggunaan/pemberian obat pada pasien ?
C Tujuan
Tujuan merupakan sesuatu yang ingin dicapai dari suatu makalah. Adapun tujuan
penulisan dalam makalah ini sebagai berikut;
1. untuk mengetahui keuntungan dan kontra indikasi dari tiap-tiap rute
2. untuk mengetahui bahaya penggunaan/pemberian obat pada pasien
BAB II

ISI

A. Rute pemberian obat


1. Pemberian obat secara oral
adalah rute pemberian yang paling umum dan paling banyak dipakai, yaitu
obat yang dimasukan melalui mulut (oral) dengan bantuan air minum. Biasanya
jenis obat yang dimasukan melalui rute oral tablet, kapsul, pil sirup dll.
2. Pemberian obat secara parenteral
adalah rute pemberian obat yang diberikan dengan menginjeksi ke dalam
tubuh, obat yang pemberiannya tanpa melalui mulut (tanpa melalui usus/ saluran
pencernaan) tetapi langsung ke pembuluh darah. Rute parenteral biasanya
digunakan untuk obat yang absorbsinya buruk melalui saluran cerna. Pemberian
parenteral juga digunakan untuk pengobatan pasien yang tidak sadar dan dalam
keadaan yang memerlukan kerja obat yang cepat.
Pemberian obat parenteral juga melalui beberapa macam :
a. Intravena : obat yang langsung dimasukan ke pembuluh darah
sehingga kadar obat di dalam darah diperoleh dengan cepat, tepat dan
disesuaikan langsung dengan respon penderita.
b. Intramuskular : adalah pemberian obat dengan mengin-jeksikan obat ke
jaringan otot.
c. Intrakutan : adalah pemberian melalui suntikan ke dalam jaringan kulit
yang dilalukan pada lengan bawah bagian dalam atau tempat lain yang
dianggap perlu
d. Subkutan : yaitu pemberian obat melalui suntikan ke area bawah kulit
yaitu pada jaringan konektif atau lemak.
e. Intramuskular : yaitu pemberian obat melalui suntikan ke dalam otot yang
memiliki banyak pembuluh darah dan umumnya dilakukan pada bagian
tubuh yang berotot besar, agar tidak ada kemungkinan menusuk saraf.
f. Intratekal : yaitu pemberian obat ke dalam ruang di sekitar sumsum
tulang belakang
3. Pemberian obat secara topikal
Adalah pemberian obat secara lokal dengan cara mengoleskan pada
permukaan membran area kulit atau membran area mata, hidung, lubang telinga.
Obat yang biasa digunakan untuk pemberian obat topikal pada kulit adalah bentuk
krim, lotion dan zalf.

4. Pemberian obat secara rektal


Adalah rute pemberian obat yang dimasukan melalui rektum, bisa berupa
enema atau supositoria yang akan mencair pada suhu badan. Obat melalui rektal
mrmiliki efek lebih cepat dibandingkan pemberian obat dalam bentuk oral, namun
sayangnya tidak semua obat disediakan dalam bentuk supositoria.
5. Pemberian obat secara inhalasi
Adalah pemberian obat yang dilakukan dengan cara penghirupan (inhalasi)
ke dalam saluran respiratorik. Saluran nafas memiliki epitel untuk absorbsi yang
sangat luas, dengan demikian berguna untuk pemberian obat secara lokal pada
salurannya, misalnya salbutamol (ventolin), cobivent, berotek untuk asma atau
dalam keadaan darurat misalnya terapi oksigen.
B. Keuntungan dan kontraindikasi dari tiap – tiap rute
1. Pemberian obat secara oral
a. Keuntungan
1) Relatif aman;
2) Praktis dan ekonomis;
3) Meminimalkan ketidaknyamanan pada kliendan dengan efek
samping yang paling kecil;
4) Tidak membutuhkan keahlian khusus;
5) Pemberian cara oral juga lebih nyaman untuk asien karena tidak
bersifat invasif.
b. Kontraindikasi
1) Pasien yang mempunyai kesulitas untuk menelan;
2) Pasien yang tidak sadar;
3) Pasien yang tidak kooperatif ( misalnya pasien sedang mengamuk);
4) Pasien yang sedang mengalami muntah – muntah.
2. Pemberian obat secara parenteral
a. Keuntungan
1) Bisa untuk pasien yang tidak sadar;
2) Cepat mencapai konsentrasi;
3) Dosis tepat;
4) Bisa diabsorbsi lebih cepat;
5) Bisa diberikan kapan obat tidak bisa diabsorbsi melalui
gastrointestinal;
6) Dapat menghindari kerusakan obat di saluran cerna dan hati;
7) Obat masuk dan bioavabilitas 100%.
b. Kontraindikasi
1) Pasien yang mempunyai luka;
2) Pasien yang mempunyai alergi;
3) Pasien yang sedang mengalami infeksi kulit;
3. Pemberian obat secara topikal
a. Keuntungan
1) Untuk efek lokal : efek samping sistemik minimal, mencegah first
pass effect;
2) Untuk sistemik menyerupai IV infus (zero order);
3) Mengobati dengan reaksi cepat.
b. Kontraindikasi
1) Pada paseien penderita glaukoma atau penyakit mata lainnya yang
hebat;
2) Pada pasien yang memiliki hipersensivitas;
3) Pada pasien ulkus;
4) Pada pasien yang atopi ( hipersensivitas atau alergi berdasarkan
kecenderungan yang ditemurunkan)
5) Pada bayi dan anak kecuali dalam pengawasan dan nasehat dokter.
4. Pemberian obat secara rektal
a. Keuntungan
1) Baik sekali untuk obat yang dirusak oleh lambung;
2) Diberikan untuk mencapai takaran yang cepat dan tepat;
3) Bisa dipakai jika pasien tidak biasa per-oral;
4) Tidak dapat mencegah “first pass-metabolism”;
5) Pilihan terbaik untuk anak-anak.
b. Kontraindikasi
1) Pada pasien yang memiliki hipersensifitas terhadap ketoprofen,
esetosal dan ains lain;
2) Pasien yang menderita ulkus pentrikum atau peradangan aktif
(inflamasi akut) pada saluran cerna;
3) Bionkospasme berat atau pada pasien dengan riwayat asma
bronchial atau alergi;
4) Pada pasien yang gagal fungsi ginjal dan hati yang berat;
5) Pada pasien penderita piotitis atau hemorid;
6) Pasien yang sedang melakukan pembedahan rektal.
5. Pemberian obat secara inhalasi
a. Keuntungan
1) Absorbsi terjadi cepat dan homogen;
2) Kadar obat dapat terkontrol;
3) Terhindar dari efek lintas pertama dan dapat diberikan langsung
kepada bronkus;
4) Langsung masuk ke paru – paru;
5) Pemberian dapat terus menerus meski pasien tidak sadar;
6) Metabolisme melalui enheropatik dan dinding usus dikurangi;
7) Banyak pembuluh dan struktur membran mukosan yang permeabel
sehingga memungkinkan pemberian untuk sistemik.
b. Kontraindikasi
1) Pada pasien yang tidak sadar/ confusion tidak kooperatif dengan
prosedur;
2) Pasien dengan penurunan pertukaran gasjuga tidak dapat
menggerakan/ memasukan medikasi secara adekuat ke dalam
saluran pernafasan;
3) Pada pasien dengan cardiac irritability, karena inhalasi katekolamin
dapat meningkatkan cardiac rate dan menimbulkan distrimia.

Anda mungkin juga menyukai