Anda di halaman 1dari 6

NASKAH VIDEO ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY.

N
DENGAN GANGGUAN SKIZOFRENIA: GANGGUAN PERSEPSI
SENSORI DI RUANG ADENIUM RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN
BANDUNG

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa

disusun oleh:
Agnisa Hayati Wigundari (102018004)
Arusal Yuliani (102018010)
Awaliah Septiani Pratiwi (102018015)
Dhinda Nabila Noor A (102018053)
Fina Sartikawati (102018002)
Siti Maesaroh (102018024)

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH BANDUNG


PRODI DIPLOMA III KEPERAWATAN
BANDUNG
2021
Suatu pagi di ruangan rawat yaitu ruangan Adenium Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.
Datanglah seorang perawat.
ORIENTASI
Suster : “Assalammuaalaikum,mba.Perkenalkan nama saya ners Agnisa Hayati Wigundari , biasa
dipanggil ners Agnisa,saya dinas dari pukul 07.00 sampai 14.00,kalo boleh tau mba namanya
siapa?suka di panggil apa?”
Pasien : “Waalaikumsalam.”(Menjawab sambil melihat lalu menunduk)
Suster : “Mba, perkenalkan nama saya ners Agnisa , Mba namanya siapa?”
Pasien : “Nuri”(dengan suara lemah)
Suster : “Ooh.. Mba Nuri, Mba Nuri hari ini kabarnya bagaimana?”
Pasien: (terlihat wajah pasien tidak bergairah)
Suster : “Mba Nuri,saya disini untuk berbincang-bincang dengan Mba Nuri apakah Mba Nuri
bersedia?”
Pasien : “Iya,sus.”
Suster : “Untuk waktunya mau berapa menit?Dan untuk tempatnya mau dimana,Mba Nuri?Di
sini atau di ruangan lain?”
Pasien : ”Saya ingin disini saja,sus.”
Suster : “Untuk berbincang-bincang nya selama 15 menit bagaimana?”
Pasien : “Iya,sus”
Suster : “Kalau begitu untuk berbincang-bincang nya selama 15 menit dan untuk ruangan nya
disini.”
KERJA
Suster : “Mba kenapa kok melamun?Mba lihat apa?Karena daritadi Mba Nuri fokus ke pojok
ruangan”
Pasien : “Sus,itu ayah saya bawa ikat pinggang untuk pukul saya.Sus,saya takut.Sus,bilang sama
ayah jangan marah dan pukul saya.Saya janji ga akan pulang malam sama teman saya lagi.
(sambil tutup mata)”
Suster : “Mba Nuri,disana tidak ada apa-apa.Tidak ada ayah Mba Nuri disini,Mba.”
Pasien : “Engga,sus ayah ada disitu.Ampun ayah jangan marah sama Nuri.Nuri janji ga akan
pulang malam sama teman Nuri lagi.Pergii...ayah pergii...ampun... (sambil tutup telinga dan
menangis)”
Suster : “Tenang,Mba Nuri.Tenang ya (sambil mengusap pundak)”
Pasien pun mulai tenang
Suster : “Sebelumnya Mba Nuri waktu itu pernah di rawat?”
Pasien : (menganggukkan kepala)
Suster : “Mba Nuri,selama ini minum obat yang sudah pernah diberikan sebelumnya?”
Pasien : (menggelengkan kepala)
Suster : “Sudah berapa lama tidak minum obat?”
Pasien : “2 minggu.”
Suster : “Kenapa tidak minum obat lagi?”
Pasien : (Diam)
Suster : “Umur Mba berapa?”
Pasien : “25 tahun.”
Suster : “Mba Nuri tau ini dimana?”
Pasien : “Di rumah sakit.”
Suster : “Iya betul Mba Nuri,kalau saya boleh tau mba kenapa bisa di rawat disini?”
Pasien : (Diam)
Suster : “Mba,kenapa Mba Nuri bisa di rawat disini?”
Pasien : “Saya sering mendengar suara ayah saya dan melihat ayah saya membawa ikat pinggang
untuk memukul saya,sus.”(melihat lalu menunduk)
Suster : “Kenapa Mba Nuri merasa seperti itu?Apakah pernah ada kejadian yang membuat Mba
Nuri seperti itu?”
Pasien : “Dulu ayah saya sering memarahi saya dan memukul saya menggunakan ikat pinggang
kalau saya pulang malam dengan teman saya.”(melihat lalu menunduk)
Suster : “Mba Nuri sudah pernah menjelaskan kepada ayah alasan Mba Nuri pulang malam
dengan teman,Mba?”
Pasien :“Sudah,sus.Saya sudah bilang kalau saya pulang malam itu karena kerja keperluan di
rumah teman.Tapi,ayah saya tidak percaya.Malah saya dipukul dan dimarahi.Saya takut,sus”
Suster : “Mba tenang ya,tidak apa-apa.Mba,boleh kembali ke saya”
Pasien : (Melihat suster lalu kembali mengedarkan pandangan ke sekitar)
Suster : “Mba Nuri ingin sembuh?”
Pasien : “Saya ingin sembuh.Agar saya bisa ketemu dan membahagiakan ibu dengan cara saya
bisa kembali menjadi anak bungsu,lalu menikah dan bekerja.”
Suster : “Jadi,orang yang paling berharga untuk Mba Nuri itu ibu,Mba?”
Pasien : “Iya,ibu saya.”
Suster : “Mba masih ingat arah jalan saat dibawa kesini?”
Pasien : (Menggelengkan kepala)
Suster : “Mba bisa berhitung dari 1 sampai dengan 15 dari belakang ke depan?”
Pasien : “15,13,12,11,10,9,8,7,6,4,3,2,1”
Suster : “Mba Nuri angka 14 dan 5 nya kemana?”
Pasien : (Menggelengkan kepala)
Suster : “Mba,mau coba lagi?”
Pasien : “15,13,11,10,9,8,7,6,4,3,2,1”
Suster : “Mba Nuri,urutan yang benar seperti ini 15,14,13,12,11,10,9,8,7,6,5,4,3,2,1”
Pasien : “Iya,sus.”
Suster : “Mba Nuri,biasanya melihat atau mendengar sesuatu itu saat kapan?Dan apa yang Mba
Nuri lakukan?”
Pasien : “Saat yang sedang melamun.Saya selalu menutup mata dan telinga saya sambil
menangis,terkadang saya teriak untuk mengusir agar ayah saya pergi.”
Suster : “Jadi,kalau begitu Mba Nuri jangan melamun terus ya,coba untuk keluar kamar atau bisa
mengobrol dengan saya.”
Pasien : (Diam)
Suster : “Mba Nuri sudah mandi?”
Pasien : (Menganggukan kepala)
Suster : “Mba Nuri sudah makan?”
Pasien : “Saya tidak mau makan karena nanti saya harus keluar dari kamar.”
Suster : “Kok tidak mau keluar kamar?”
Pasien : “Saya takut nanti ayah saya datang untuk memarahi dan memukul saya.Kalau saya di
kamar ini ayah jarang datang.Nanti,kalau keluar kamar orang lain bisa memberitahukan ke ayah
saya kalau saya ada di kamar.”
Suster : “Baik kalau begitu,Mba Nuri.Saya ajarkan cara untuk mencegah Mba Nuri melihat dan
mendengar sesuatu yang nyatanya tidak ada.Dengan cara menghardik seperti meyakinkan diri
bahwa hal itu tidak ada dan mencoba tenang dengan tarik nafas dalam.Mba Nuri juga tadi sudah
mencoba menutup telinga dan mata.Mba Nuri juga harus mencoba keluar dari kamar ya.Kita
melakukan kegiatan bersama yang lain.”
Pasien : (mempraktekkan menghardik dan tarik nafas dalam)
TERMINASI
Suster :”Ya bagus. Sekarang bagaimana perasaan Mba Nuri?
Pasien :”Kalau saya masih merasa melihat ayah saya dan mendengar suara ayah saya bagaimana,
sus?”
Suster :”Kalau Mba Nuri masih merasakan hal itu,selain melakukan 2 cara tadi Mba Nuri harus
minum obat juga secara teratur.”
Pasien :”Iya,sus.” (menganggukan kepala)
Suster : “Apakah Mba Nuri ingat yang kita bicarakan tadi?”
Pasien : “Tadi,saya harus meyakinkan diri kalau itu tidak nyata dengan cara menghardik dan
juga saya harus minum obat teratur,saya juga harus mencoba tidak melamun terus dan bisa
keluar kamar.” (Menjawab sambil melihat lalu menunduk)
Suster : “Naaah.. bagus.Sesuai dengan yang tadi dibicarakan ya.Begitu lebih baik,Mba Nuri bisa
mempraktekkan 2 cara tadi kalau Mba Nuri sedang melihat dan mendengar sesuatu yang tidak
nyata. Apakah Mba Nuri sudah mengerti?”
Pasien : “Iya,sus.” (menganggukkan kepala)
Suster : “Oke.Saya yakin Mba Nuri bisa mengendalikan hal tersebut dengan baik. Kalau begitu,
sesuai kontrak tadi bahwa kita mengobrol 15 menit saja. Sekarang sudah 15 menit, saya
melanjutkan pekerjaan saya ya.Mba Nuri bisa kembali beristirahat.”
Pasien : “Baik,sus.”
Suster : “Besok saya akan menemui Mba Nuri lagi untuk menanyakan 2 cara yang tadi sudah
suster ajarkan sudah Mba Nuri kerjakan atau belum.Mba Nuri mau kita bertemu kapan dan di
mana?”
Pasien :”Pagi jam 9,sus. Di sini.”
Suster :”Baik pagi jam 9, di sini ya. Sampai bertemu besok.Assalammualaikum”
Pasien :”Waalaikumsalam.”

Anda mungkin juga menyukai