Anda di halaman 1dari 39

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.

M DENGAN DIAGNOSA
MEDIS HIPERTENSI DI DUSUN GARDU RT 033 RW 010 DESA
RANCABANGO KABUPATEN SUBANG JAWABARAT

Diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas Praktik Belajar Klinik III
Keperawatan Keluarga

Dosen Pembimbing :
Bapak H.Yayat Hidayat, M.Kep.

Disusun oleh:
Siti Maesaroh 102018024

PROGRAM VOKASI DIPLOMA III KEPERAWATAN


UNIVERSITAS ‘AISYIYAH BANDUNG
Jln. K.H Ahmad Dahlan No.6 Bandung (Banteng Dalam)
2021-2022
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Pengkajian Tanggal 11 Januari 2021


I. Data Umum
1. Nama KK ; Tn. M
2. Usia : 36 tahun
3. Pendidikan : SMK
4. Pekerjaan : Wiraswasta
5. Alamat : Dusun Gardu Rt. 033/010 Desa Rancabango Kecamatan
Patokbeusi Kabupaten Subang
6. Komposisi :
Tabel I. Komposisi Keluarga Tn. M
No Nama Umur Jk Status Pendidikan Pekerjaan Imunisasi Status
Kesehatan
1. Ny. A 35 th P Istri SMK IRT Lengkap Sehat
2. An. M 19 th P Anak SMK - Lengkap Sehat

Genogram : dibuat tiga generasi dan penjelasannya.


Gambar 1. Genogram Keluarga Tn. M

Keluarga Tn. M Keluarga Ny. A

x x x

36
35

Klien merupakan pasangan suami istri yang sudah 15 tahun menikah dan sekarang sedang
mengandung anak pertamanya dan tinggal satu rumah.
Keterangan :
= Laki-laki

= Perempuan

= Tinggal Serumah

= Klien

7. Tipe Keluarga :
Merupakan tipe keluarga The Nuclear Family (Keluarga inti) yaitu keluarga yang terdiri
dari suami, istri dan anak (kandung atau angkat).

8. Suku :
Tn. M dan Ny. A berasal dari suku Sunda Asli. Tn. M tinggal di lingkungan yang masih
ada hubungan keluarga.

9. Agama ;
Keluarga Tn. M mayoritas beragama Islam. Keluarga rajin melaksanakan ibadah shalat
lima waktu. Tn. M rajin melaksanakan ibadah shalat berjamaah di masjid sepulang kerja.

10. Status Sosial Ekonomi keluarga :


Pencari nafkah Tn. M. Saat ini Tn. M memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta yaitu
sebagai karyawan swasta di PT. PLN PERSERO TJ. PRIOK penghasilan perbulan kurang
lebih Rp. 7. 000.000. Tetapi karena pandemi di liburkan sudah hampir 4 bulan ini.

11. Aktivitas Rekreasi Keluarga :


Rekreasi yang rutin dilakukan adalah berkumpul bersama keluarga besar di rumah orang
tua Tn. M yang berdekatan dengan rumah Ny. A atau terkadang mengajak istri dan
anaknya berenang satu bulan sekali. Tetapi karena pandemi, lebih sering Menonton TV
bersama dirumah.

II. Riwayat dan Tahap perkembangan Keluarga


12. Tahap Perkembangan Keluarga Saat ini :
Tahap perkembangan keluarga dengan anak remaja. Orangtua sudah mulai memberikan
kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab terhadap anaknya, mempertahankan
komunikasi terbuka antara anak dan orangtua.
13. Tahap Perkembangan Keluarga Yang belum terpenuhi :
Semua kebutuhan perkembangan keluarga telah terpenuhi, tinggal memenuhi
perkembangan individual sesuai usia terutama kebutuhan anaknya.
14. Riwayat Keluarga Inti :
Tn. M dan Ny. A adalah penduduk asli Subang yang tinggal di satu daerah yaitu di Dusun
Gardu, rumah mereka hanya berjarak beberapa meter terhalang oleh rumah tetangga. Mereka
berteman semenjak mereka masih kecil dan ketika Tn. M sudah bekerja dan Ny. A juga
sudah bekerja mereka berpacaran selama 2 tahun. Kemudian pada tahun 2006 mereka
memutuskan untuk menikah dan setahun setelah menikah Ny. A dan Tn. M dipercayakan
Allah untuk menjadi orang tua.

15. Riwayat Keluarga Sebelumnya


Hubungan antara pihak keluarga Tn. M dan Ny. A hingga saat ini baik. Orang tua Tn. M
sudah meninggal 2 tahun yang lalu. Sedangkan orang tua Ny. A tinggal di lingkungan
yang dekat dengan rumah mereka.

III. Lingkungan
16. Karakteristik Rumah
Rumah yang ditempati saat ini adalah milik sendiri. Berukuran 70 m2 yang terdiri dari 3
RUMAH
kamarTETANGGA
tidur, dan dapur yang di sampingnya terdapat satu WC yang bersatu dengan

kamar mandi. Lantai rumah bersih, dan rumah yang di diaminya permanen dibangun di
dalam gang dan di kelilingi oleh rumah tetangga.
Denah Rumah Tn. M
Luas Rumah 70 meter persegi
RUMAH
Gambar 2. Denah Rumah Tn. M TETANGGA

RUMAH TETANGGA

KAMAR DAPUR
MANDI
KAMAR HALAMAN
TIDUR TN. M
DAN NY. A

KAMAR
TIDUR AN. M GANG

KAMAR
TIDUR
KHUSUS
TAMU

17. Karakteristik tetangga dan Komunitas :


Lingkungan tetangga umumnya berasal dari suku yang sama. Tn. M dan Ny. A aktif di
lingkungan masyarakat dan berhubungan baik dengan tetangga sekitar.

18. Mobilitas Geografis Keluarga :


Mobilitas keluarga bisa di kategorikan sebagai penduduk yang menetap. Kerabat Tn. M dan
Ny. A tinggal dalam satu lingkungan yang sama. Untuk komunikasi dengan keluarga Tn. M
maupun Ny. A sering langsung berkunjung untuk bersilaturahmi atau menggunakan telepon
selular.

19. Perkumpulan keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat


Tn. M selaku masyarakat sangat berkontribusi dalam masyarakat dan Ny.A pun aktif
mengikuti berbagai kegiatan seperti senam rutin. Adapun kegiatan berkumpul dengan
keluarga dari Ny. A yang masih satu lingkungan dengan keluarga Tn. M.

20. Sistem Pendukung Keluarga


Saat ini jika ada kesulitan keuangan pada keluarga Tn. M. Keluarga dari keduanya selalu
membantunya.

IV. Struktur Keluarga

21. Pola Komunikasi Keluarga


Pola komunikasi yang digunakan adalah pola komunikasi terbuka. Setiap anggota
keluarga bebas menyampaikan keluhan jika ada masalah mereka selalu
mengkomunikasikannya bersama Keluarga Tn. M, juga selalu berkomunikasi
menggunakan telepon selular jika sedang berada di luar rumah.
22. Struktur Kekuatan Keluarga
Pemegang keputusan berada di tangan Tn. M sebagai kepala keluarga, tetapi Ny. A
memiliki keputusan jadi di keluarga Tn. M ini lebih mengambil keputusan bersama
kadang Ny. A memegang keputusan makanan untuk anaknya dan Tn. M.
23. Struktur Peran
Peran formal ayah sebagai bapak yang mencari nafkah. Ny. A sebagai ibu yang mengatur
urusan rumah tangga. Seperti memasak, mengurus anak, dan mengatur ruangan. Ibu juga
sebagai perawat keluarga baik dalam kondisi sehat maupun sakit. Peran anak yaitu
tumbuh dan berkembang sesuai usia yang dibantu dengan didikan dari orangtua.
24. Nilai dan Norma Budaya
Fungsi nilai dan budaya yang di anut keluarga adalah saling menghormati antara anggota
keluarga. Nilai yang ada di keluarga merupakan nilsi agama yang di anutnya yaitu agama
islam.

V. Keluarga
25. Fungsi Afektif
Orang tua menyadari adanya kebutuhan pada anggota keluarga, seperti kebutuhan
terhadap makan, minum, perhatian, dan kasih sayang untuk anak dan pasangannya.

26. Fungsi sosial


Keluarga mengontrol secara rutin perilaku anak seperti mengenal menghormati orangtua,
tetangga dan lingkungan sekitar. Anak dibebaskan bermain dan bergaul dilingkungan
sekitar namun tetap dalam pengawasan orangtua. Tn. M sering mengajak anak untuk
membantu pekerjaan orangtua.
.

27. Fungsi Perawatan Keluarga


a. Mengenal masalah kesehatan keluarga
Tn. M mempunyai riwayat hipertensi, Ny. A sering memberikan obat dari apotik,
dan pada hari sabtu kemarin saat terakhir di cek sekitar 160/90 mmHg. Ny. A
mengatakan bahwa Tn M susah untuk diajak konsultasi ke RS dan Tn. M tidak
melaksanakan saran dari dokter seperti rutin meminum obat atau menjaga pola hidup
sehat. Kalau masalah makanan Tn. M selalu makan apa saja seperti cemilan, Tn M sering
mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak atau yang berminyak, itu sudah
menjadi kebiasaan buruk dalam pola makan Tn. M.
b. Mengambil keputusan yang cepat dalam mengatasi masalah kesehatan
Tn. M mengatakan ketika kambuh hipertensinya Ny. A langsung memberikan
obat dari apotik, karena Tn. M sangat susah untuk diajak konsultasi ke RS.
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan
Setelah memberikan obat, Ny. A meminta Tn. M untuk beristirahat, dan tidak
untuk melakukan aktivitas berat terlebih dahulu
d. Memodifikasi lingkungan rumah yang kondusif mampu mempertahankan
kesehatan
Ny. A sudah memodifikasi lingkungan rumah dengan mendekatkan apa saja yang
dibutuhkan oleh Tn. M dan lantai rumah dan kamar mandi pun sudah
termodifikasi tidak licin untuk mencegah jatuh.
e. Menciptakan hubungan timbal balik antara keluarga dengan berbagai sumber daya
kesehatan
Ny. A mengatakan, Tn. M susah untuk diajak berkonsultasi ke RS, dan lebih
memilih untuk meminum obat dari apotik.

28. Fungsi Reproduksi


Tn. M dan Ny. A berencana memiliki dua orang anak tetapi belum dikasih kepercayaan
kembali oleh Allah, maka Tn. M memiliki 1 orang anak dan sekarang Ny. A tidak
menggunakan KB.

29. fungsi Ekonomi


Tn. M memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang, pangan, dan papan keluarga.

VI. Stres dan Koping keluarga


30. Stresor Jangka pendek dan jangka panjang
Tn. M merupakan tipikal orang yang ceplas ceplos dalam mengeluarkan pendapat.
31. Kemampuan Keluarga Berespon terhadap Masalah
Tn. M seorang wiraswasta, keluarga khawatir perusahan meliburkan pekerjaannya
karena sehubungan dengan pandemi ini.
32. Strategi Koping yang Digunakan
Keluarga mampu memecahkan masalahnya sendiri.
33. Strategi adaptasi Disfungsi
Pada keluarga tidak ditemukan adanya adaptasi yang disfungsional.

VII. Harapan keluarga


Harapan keluarga adalah ingin segera berakhirnya pandemi yang terjadi agar kehidupan
bisa kembali normal seperti biasa.

VIII. Data Tambahan


34. Kebutuhan Biologi
a. Nutrisi
Makan
1) Frekuensi : 4x sehari
2) Porsi : Habis
3) Jenis : Nasi, lauk pauk, sayuran, kudapan
4) Keluhan : Tidak ada
Minum
1) Frekuensi : Sering
2) Jumlah (cc) : 1500 cc – 2000 cc
3) Jenis : Air mineral
4) Keluhan : Banyak minum maka sering BAK.

b. Eliminasi
BAK
1) Frekuensi : Sering
2) Warna : Kuning jernih
3) Jumlah (cc) : 1000 cc – 1300 cc
4) Keluhan : Sering BAK
BAB
1) Frekuensi : 1x sehari
2) Warna : Kuning kecoklatan
3) Konsistensi : Lembek
4) Keluhan : Tidak ada keluhan
c. Tidur dan istirahat
1) Tidur malam : 21.00 – 05.00
2) Tidur siang : 12.00 – 14.00
3) Keluhan : Tidak ada keluhan
d. Aktivitas sehari-hari
Aktivitas sehari-hari Tn. M saat libur sering membantu Ny. A untuk
membersihkan pekerjaan rumah dan kadang menonton tv bersama keluarga,
jarang berolahraga. sedangkan Ny. A sering melakukan senam rutin bersama para
tetangga dan sebagai ibu rumah tangga juga mengurus anaknya.

35. Pemeriksaan Fisik Keluarga


Tabel 1. Pengkajian Fisik Keluarga Tn. M
No Komponen Tn. M Ny. A An. M
Pemeriksaan
1 Kepala Rambut pendek, Rambut panjang, Rambut panjang,
hitam dan bersih hitam dan sedikit hitam bersih distribusi
tidak ada kelainan, beruban bersih tidak baik, tidak ada
pusing. ada kelainan, ketombe kelainan, ketombe (-)
(-)
2 Mata Seklera tidak ikterus, Seklera tidak ikterus, Seklera tidak ikterus,
konjungtiva tidak konjungtiva tidak konjungtiva tidak
anemis. anemis. anemis.
3 Telinga Bersih tidak ada Bersih tidak ada Tampak sedikit
serumen dan tidak serumen dan tidak ada serumen dan tidak ada
ada luka, fungsi luka fungsi luka fungsi
pendengaran baik. pendengaran baik. pendengaran baik.
4 Hidung Bersih tidak ada Terdapat secret, Bersih tidak ada
sekret, cuping cuping hidung (-), secret, cuping hidung
hidung (-), tidak ada tidak ada kelainan. (-), tidak ada kelainan.
kelainan.
5 Mulut Nyeri (-), bersih, Gigi berwarna putih, Gigi berwarna putih,
karies (-). nyeri (-), bersih, karies nyeri (-), bersih, karies
(-), (-),
6 Leher dan Nyeri (-), Nyeri (-), pembesaran Nyeri (-), pembesaran
Tenggorokan pembesaran kelenjar kelenjar limfe dan kelenjar limfe dan
limfe dan Tiroid (-), Tiroid (-), kesulitan Tiroid (-), kesulitan
kesulitan menelan (-) menelan (-) menelan (-)
7 Dada dan Pergerakan dada Pergerakan dada Pergerakan dada
paru simetris, ronchi (-), simetris, ronchi (-), simetris, ronchi (-),
wheezing (-), wheezing (-), wheezing (-),
penggunaan otot penggunaan otot bantu penggunaan otot bantu
bantu pernafasan (-), pernafasan (-), Batuk pernafasan (-), Batuk
Batuk (-), keluhan (-), keluhan sesak (-) (-), keluhan sesak (-)
sesak (-)
8 Jantung Bunyi jantung 1 dan Bunyi jantung 1 dan 2 Bunyi jantung 1 dan 2
2 murni, tidak murni, tidak murni, tidak
ditemukan suara ditemukan suara ditemukan suara
murmur. murmur. murmur.
9 Abdomen Bising usus 12 x/ Bising usus 12 x/ Bising usus 11 x/
menit, tidak ada menit, tidak ada nyeri menit, tidak ada nyeri
nyeri tekan. tekan. tekan.
10 Extremitas Tidak ada kelainan, Tidak ada kelainan, Tidak ada kelainan,
tidak ada luka, tidak ada luka, fungsi tidak ada luka, fungsi
fungsi pergerakan pergerakan baik. pergerakan baik.
baik.
11 Kulit Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada
bekas luka, tidak ada bekas luka, tidak ada bekas luka, tidak ada
jamur dan luka jamur dan luka jamur dan luka
infeksi. infeksi. infeksi.
12 Kuku Pendek dan bersih, Pendek dan bersih, Pendek dan bersih,
sianosis (-) sianosis (-) sianosis (-)
13 BB 71 Kg 65 Kg 50 Kg
14 TB 170 cm 158 cm 161 cm
15 Tanda Vital TD. 160/90 mmhg, TD. 120/80 mmhg, N. TD. 110/80, N. 80
N. 90 x/mnt, R, 20 70 x/mnt, R, 18 x/mnt, x/mnt, R, 17 x/mnt, S.
x/mnt, S. 36,7 °C S. 36,9 °C 36,5 °C
16 Kesimpulan Saat dikaji dalam Saat dikaji dalam Saat dikaji dalam
keadaan pusing, keadaan sehat keadaan sehat
memiliki Riwayat
hipertensi

Tabel 2. Analisa Data

No Data Masalah Kesehatan


1. DS: Ketidakpatuhan
- Klien mengatakan memiliki riwayat
penyakit hipertensi
- Ny A mengatakan bahwa Tn M sangat
susah untuk diajak berkonsultasi ke RS
dan Tn. M juga tidak melaksanakan
saran dari dokter seperti rutin meminum
obat atau menjaga pola hidup sehat.

DO:
- TD: 160/90 mmHg,
- Jarang berolahraga
- Memakan makanan yang mengandung
lemak
- Tidak melaksanakan pengobatan
- Pusing

Tabel 3. Masalah Ketidakpatuhan b.d Prilaku tidak Menjalankan Anjuran Pengobatan

No Kriteria Bobot Nilai Pembenaran


1 Sifat masalah: actual 1 3/3 x 1 = 1 Dengan pekerjaan Tn. M
yang di liburkan karena
pandemi maka Tn. M diam
dirumah, tidak berolahraga
dan tidak menghiraukan
gejala yang dirasakan, dan
memiliki riwayat hipertensi.
2 Kemungkinan masalah 2 2/2 x 2 = 2 Sumber daya atau masalah
dapat diubah: mudah dalam keluarga dapat diatasi
3 Potensi untuk dicegah: 1 2/3 x 1 = 2/3 Dengan melakukan
cukup pengobatan/pemeriksaan ke
pelayanan kesehatan
terdekat.
4 Menonjolnya masalah: 1 ½x1=½ Keluarga menyadari
tidak segera ditangani penyakit ini penting untuk
diatasi karena mengganggu,
namun karena tidak adanya
keinginan untuk berobat dan
menghiraukan gejala yang
ada menjadi penghambat.
Jumlah 4 1/6

Diagnosa Keperawatan Prioritas


1. Ketidakpatuhan b.d Perilaku tidak Menjalankan Anjuran Pengobatan
INTERVENSI KEPERAWATAN
No DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI

Utama/pendukung Observasi Terapetik Edukasi

1. Ketidakpatuhan Setelah dilakukan Dukungan - Identifikasi - Buat komitmen - Informasikan


b.d perilaku tindakan keperawatan Kepatuhan Program ketepatan dan menjalaniprogram program
tidak selama 2x, maka klien Pengobatan keteraturan pengobatan yang pengobatan
menjalankan menjadi patuh, dengan menjalani baik. yang harus
anjuran kriteria hasil: program - Buat jadwal dijalani
pengobatan - Memeriksakan diri pengobatan. pendampingan - Informasikan
ke pelayanan keluarga untuk manfaat yang
kesehatan bergantian menemani akan diperoleh
- Melakukan pasien selama jika teratur
olahraga dan menjalani program menjalani
mengkonsumsi pengobatan, jika program
makanan yang sehat perlu. pengobatan.
dan bergizi. - Dokumentasikan - Anjurkan
aktivitas selama keluarga untuk
menjalani proses mendampingi
pengobatan. dan merawat
- Diskusikan hal-hal pasien selama
yang dapat menjalani
mendukung atau program
menghambat pengobatan.
berjalannya program - Anjurkan pasien
pengobatan. dan keluarga
- Libatkan keluarga melakukan
untuk mendukung konsultasi ke
program pengobatan pelayanan
yang dijalani. kesehatan
terdekat, jika
perlu.
Edukasi Kesehatan - Identifikasi - Sediakan materi dan - Informasikan
kesiapan dan media pendidikan kemungkinan
kemampuan kesehatan terutama pengobatan-
menerima yang berkaitan pengobatan
informasi dengan hipertensi yang akan di
- Identifikasi - Jadwalkan program jalani
faktor-faktor pengobatan dengan - informasikan
yang dapat baik pentingnya pola
meningkatkan - Diskusikan hal yang hidup sehat
dan menurunkan dapat membuat - Ajarkan strategi
motivasi perilaku hambatan dalam yang dapat
hidup bersih dan proses pengobtan digunakan untuk
sehat - Libatkan keluarga meningkatkan
dalam proses perilaku hidup
pengobatan bersih dan sehat
- Diskusikan dampak
penyakit pada konsep
diri
Promosi Kepatuhan - Identifikasi - Sediakan informasi - Jelaskan
Pengobatan tingkat tertulis tentang pentingnya
pemahaman jadwal pengobatan mengikuti
pada penyakit, pasien. pengobatan
komplikasi dan - Libatkan keluarga sesuai dengan
pengobatan sebagai pengawas proram.
yang minum obat. - Jelaskan akibat
dianjurkan. - Atur jadwal minum yang mungkin
- Identifikasi obat dengan terjadi jika tidak
perubahan menyesuaikan mematuhi
kondisi aktivitas sehari-hari pengobatan.
kesehatan yang pasien, jika - Jelaskan strategi
baru dialami. memungkinkan. memperoleh
obat secara
kontinu.
- Anjurkan
menyediakan
instruksi
penggunaan
obat.
- Ajarkan strategi
untuk
mempertahanka
n atau
memperbaiki
kepatuhan
pengobatan.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI


Dx Tanggal 11 Januari S: Ny. A mengatakan
Ketidakpatuhan 2020 Jam: 14.00 bahwa Tn. M susah
Observasi: untuk diajak konsultasi
- Identifikasi ke RS dan Tn. M tidak
kesiapan dan melaksanakan saran
kemampuan dari dokter seperti
menerima informasi rutin meminum obat
- Identifikasi faktor- atau menjaga pola
faktor yang dapat
hidup sehat.
meningkatkan dan
O: - TD: 160/90
menurunkan
- Tidak melaksanakan
motivasi perilaku
pengobatan
hidup bersih dan
- Memakan makanan
sehat.
yang mengandung
Terapeutik: lemak.
- Sediakan materi dan
A: Masalah belum
media pendidikan
teratasi
kesehatan terutama
P: Lanjutkan intervensi
yang berkaitan
dengan hipertensi
- Jadwalkan program
pengobatan dengan
baik
- Diskusikan hal yang
dapat membuat
hambatan dalam
proses pengobtan
proses pengobatan
- Diskusikan dampak
penyakit pada
konsep diri
Edukasi:
- Informasikan
kemungkinan
pengobatan-
pengobatan yang
akan di jalani
- informasikan
pentingnya pola
hidup sehat
- Ajarkan strategi
yang dapat
digunakan untuk
meningkatkan
perilaku hidup
bersih dan sehat
Kolaborasi:
Pemberian obat
hipertensi
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENYAKIT HIPERTENSI

Pokok Bahasan : Penyakit Hipertensi

Sub Pokok Bahasan :


1. Pengertian Penyakit Hipertensi
2. Penyebab Penyakit Hipertensi
3. Tanda dan Gejala Penyakit Hipertensi
4. Klasifikasi Penyakit Hipertensi
5. Komplikasi Penyakit Hipertensi
6. Cara mengatasi dan mencegah Hipertensi

Waktu :
Hari, Tanggal : Selasa, 12 Januari 2020
Waktu             : 1 X 60 Menit, dari Pukul 11.00-12.00 WIB

Tempat : Rumah TN. M RT. 033 RW 010 Dusun Gardu Desa


Rancabango Kec. Patokbeusi Kab. Subang
Sasaran : Warga Masyarakat RT. 033 RW 010 Dusun Gardu Desa
Rancabango Kec. Patokbeusi Kab. Subang
Tujuan :
1. Tujuan Penyuluhan Umum :
Setelah dilakukan penyuluhan selama 1 x 60 menit, Masyarakat RT. 033
RW 010 Dusun Gardu Kec. Patokbeusi Kab. Subang dapat mengetahui
tentang penyakit Hipertensi.
2. Tujuan Penyuluhan Khusus :
A. Setelah mengikuti penyuluhan selama 60 menit, diharapkan Masyarakat
RT. 033 RW 010 Dusun Gardu Kec. Patokbeusi Kab. Subang mampu
Menjelaskan pengertian penyakit Hipertensi dengan benar.
B. Setelah mengikuti penyuluhan selama 60 menit diharapkan Masyarakat
RT. 033 RW 010 Dusun Gardu Desa Rancabango Kec. Patokbeusi Kab.
Subang mampu Menjelaskan penyebab Hipertensi dengan benar.
C. Setelah mengikuti penyuluhan selama 60 menit diharapkan Masyarakat
RT. 033 RW 010 Dusun Gardu Desa Rancabango Kec. Patokbeusi Kab.
Subang mampu Mengidentifikasi tanda dan gejala Hipertensi dengan
benar.
D. Setelah mengikuti penyuluhan selama 60 menit diharapkan Masyarakat
RT. 033 RW 010 Dusun Gardu Desa Rancabango Kec. Patokbeusi Kab.
Subang mampu Menjelaskan klasifikasi penyakit Hipertensi dengan benar.
E. Setelah mengikuti penyuluhan selama 60 menit diharapkan Masyarakat
RT. 033 RW 010 Dusun Gardu Desa Rancabango Kec. Patokbeusi Kab.
Subang mampu Menyebutkan komplikasi penyakit Hipertensi dengan
benar.
F. Setelah mengikuti penyuluhan selama 60 menit diharapkan Masyarakat
RT. 033 RW 010 Dusun Gardu Desa Rancabango Kec. Patokbeusi Kab.
Subang mampu Menjelaskan cara mengatasi dan mencegah Hipertensi
dengan benar.

Materi Penyuluhan :
1. Pengertian Penyakit Hipertensi
2. Penyebab Penyakit Hipertensi
3. Tanda dan Gejala Penyakit Hipertensi
4. Klasifikasi Penyakit Hipertensi
5. Komplikasi Penyakit Hipertensi
6. Cara mengatasi dan mencegah Penyakit Hipertensi

Proses Kegiatan Penyuluhan :


No Kegiatan Penyuluh Kegiatan audiens Waktu
1 Pendahuluan 5 menit
A. Mengucapkan salam A. Menjawab salam
B. Perkenalan B. Memperhatikan penyuluh
C. Menjelaskan topik penyuluhan
D. Menjelaskan tujuan penyuluhan
E. Menjelaskan waktu penyuluhan

2 Penyampaian materi 50 menit


A. Materi A. Memperhatikan
1) Pengertian Penyakit Hipertensi penjelasan materi
2) Penyebab Penyakit Hipertensi B. Bertanya
3) Tanda dan Gejala Penyakit C. Memperhatikan jawaban
Hipertensi dari penyuluh
4) Klasifikasi Penyakit Hipertensi
5) Komplikasi Penyakit Hipertensi
6) Cara mengatasi dan mencegah
Penyakit Hipertensi
B. Memberikan kesempatan untuk
bertanya
C. Menjawab pertanyaan peserta

3 Penutup 5 menit
A. Menyimpulkan hasil penyuluhan A. Memperhatikan
B. Mengakhiri dengan salam B. Menjawab salam
Media          : leaflet

Metode : Ceramah dan Tanya Jawab

Sumber Referensi:

1. Kamila, M. 2017. Bab II Tinjauan Pustaka Hipertensi. [Internet].


Tersedia di : http://repository.unimus.ac.id (diakses pada 12 Agustus
2020)
2. Ika, Kun Rahayu. 2015. Satuan Acara Penyuluhan (SAP) . [Internet].
Tersedia di : www.fik-unik.ac.id (diakses pada 12 Agustus 2020)
3. Pitria, R. 2010. Resiko Hipertensi. . [Internet]. Tersedia di :
https://osf.io/bqcj8/download (diakses pada 12 Agustus 2020)

Evaluasi :
1. Sebutkan pengertian Hipertensi ?
2. Sebutkan penyebab Hipertensi ?
3. Apa saja tanda dan gejala Hipertensi ?
4. Sebutkan klasifikasi penyakit Hipertensi ?
5. Apa saja komplikasi penyakit Hipertensi ?
6. Bagaimana cara mengatasi dan mencegah penyakit Hipertensi ?

Jawaban :
1. Hipertensi atau yang biasa disebut tekanan darah tinggi merupakan
peningkatan tekanan darah sistolik di atas batas normal yaitu lebih dari
140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg (WHO, 2013;
Ferri, 2017).
2. Penyebab hipertensi sesuai dengan tipe masing-masing hipertensi,
yaitu :
1) Hipertensi esensial atau primer

- Stress
- Intake alkohol moderat
- Merokok
- Lingkungan dan Gaya Hidup

2) Hipertensi sekunder
- Kelainan pembuluh darah ginjal
- Gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid)
- Hiperaldosteronisme
- Penyakit parenkimal.
3. Tanda dan gejala hipertensi :

a. Gelisah, kepala pusing


b. Gemeter, tremor
c. Cepat marah
d. Jantung/dada berdebar – debar
e. Tekanan darah lebih dari 140 / 90 mmHg
f. Keringat berlebihan
g. Gangguan penglihatan
h. Nafsu makan menurun
i. Sulit tidur
j. Sesak Nafas
k. Perdarahan hidung

4. Klasifikasi Penyakit Hipertensi pada orang dewasa :

Kategori Tekanan darah Sistolik Tekanan darah diastolik


(mmHg) (mmHg)

Normal < 130 mmHg < 85 mmHg


Normal Tinggi 130 - 139 mmHg 85 - 89 mmHg
Stadium 1 (ringan) 140 - 159 mmHg 90 - 99 mmHg
Stadium 2 (sedang) 160 - 179 mmHg 100 - 109 mmHg
Stadium 3 (berat) 180 - 209 mmHg 110 - 119 mmHg
Stadium 4 (maligna) 210 mmHg 120 mmHg

5. Komplikasi Hipertensi :

1. Stroke
Stroke adalah gangguan fungsional otak fokal maupun global akut, lebih
dari 24 jam yang berasal dari gangguan aliran darah otak dan bukan
disebabkan oleh gangguan peredaran darah. Stroke dengan defisit
neurologik yang terjadi tiba-tiba dapat disebabkan oleh iskemia atau
perdarahan otak. Stroke iskemik disebabkan oleh oklusi fokal pembuluh
darah yang menyebabkan turunnya suplai oksigen dan glukosa ke bagian
otak yang mengalami oklusi (Hacke, 2003).

2. Infark Miokardium

Infark miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang arterosklerotik


tidak
dapat mensuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk
trombus yang menyumbat aliran darah melalui pembuluh tersebut. Akibat
hipertensi kronik dan hipertensi ventrikel, maka kebutuhan oksigen
miokardium mungkin tidak dapat dipenuhi dan dapat terjadi iskemia
jantung yang menyebabkan infark. Demikian juga, hipertrofi dapat
menimbulkan perubahaan-perubahan waktu hantaran listrik melintasi
ventrikel sehingga
terjadi distritmia, hipoksia jantung dan peningkatan risiko pembentukan
bekuan (Corwin, 2005).
4. Gagal Ginjal

Gagal ginjal merupakan suatu keadaan klinis kerusakan ginjal yang


progresif dan irreversible dari berbagai penyebab, salah satunya pada
bagian
yang menuju ke kardiovaskular. Mekanisme terjadinya hipertensi pada
gagal ginjal kronik oleh karena penimbunan garam dan air atau sistem
renin
angiotensin aldosteron (RAA) (Chung, 1995).

5. Ensefalopati (kerusakan otak)

Ensefalopati (Kerusakan otak) dapat terjadi terutama pada hipertensi


maligna (hipertensi yang meningkat cepat).Tekanan yang sangat tinggi
pada kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan
mendorong ke dalam ruang intersitium diseluruh susunan saraf
pusat.Neuron-neuron disekitarnya kolaps yang dapat menyebabkan
ketulian, kebutaan dan tak jarang juga koma serta kematian
mendadak.Keterikatan antara kerusakan otak dengan hipertensi, bahwa
hipertensi berisiko 4 kali terhadap kerusakan otak dibandingkan dengan
orang yang tidak menderita hipertensi (Corwin, 2005).
6. Cara Mengatasi dan mencegah Hipertensi :

a. Mengatasi obesitas/ menurunkan kelebihan berat badan


Obesitas bukanlah penyebab hipertensi.Akan tetapi prevalensi hipertensi
pada obesitas jauh lebih besar.Risiko relatif untuk menderita hipertensi
pada orang-orang gemuk 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan
seseorang yang badannya normal.Sedangkan, pada penderita hipertensi
ditemukan sekitar 20-33% memiliki berat badan lebih
(overweight).Dengan demikian, obesitas harus dikendalikan dengan
menurunkan berat badan (Depkes, 2006b).Beberapa studi menunjukkan
bahwa seseorang yang mempunyai kelebihan berat badan lebih dari 20%
dan hiperkolestrol mempunyai risiko yang lebih besar terkena hipertensi
(Rahajeng, 2009).
b. Mengurangi asupan garam didalam tubuh
Nasehat pengurangan garam harus memperhatikan kebiasaan makan
penderita. Pengurangan asupan garam secara drastis akan sulit dirasakan.
Batasi sampai dengan kurang dari 5 gram (1 sendok teh) per hari pada saat
memasak (Depkes, 2006b).
c. Melakukan olahraga teratur
Berolahraga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45 menit
sebanyak 3-4 kali dalam seminggu, diharapkan dapat menambah
kebugaran dan memperbaiki metabolisme tubuh yang akhirnya mengontrol
tekanan darah (Depkes, 2006b).
d. Menghindari/ Berhenti merokok
Merokok dapat menambah kekakuan pembuluh darah sehingga dapat
memperburuk hipertensi. Zat-zat kimia beracun seperti nikotin dan karbon
monoksida yang dihisap melalui rokok yang masuk ke dalam aliran darah
dapat merusak jaringan endotel pembuluh darah arteri yang
mengakibatkan proses arterosklerosis dan peningkatan tekanan darah.
Merokok juga dapat meningkatkan denyut jantung dan kebutuhan oksigen
untuk disuplai ke otot-otot jantung.Merokok pada penderita tekanan darah
tinggi semakin meningkatkan risiko kerusakan pada pembuluh darah
arteri.
e. Penurunan Stress
Stress yang terlalu lama dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah
sementara. Menghindari stress pada penderita hipertensi dapat dilakukan
dengan cara relaksasi seperti relaksasi otot, yoga atau meditasi yang dapat
mengontrol sistem saraf sehingga menurunkan tekanan darah yang tinggi
(Hartono, 2007).

f. Terapi Farmakologis
Penatalaksanaan farmakologi menurut Saferi & Mariza (2013) merupakan
penanganan menggunakan obat-obatan, antara lain :
1) Diuretik (Hidroklorotiazid)
Diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan berlebih dalam tubuh
sehingga daya pompa jantung menjadi lebih ringan.
2) Penghambat simpatetik (Metildopa, Klonidin dan Reserpin)
Obat-obatan jenis penghambat simpatetik berfungsi untuk menghambat
aktifitas saraf simpatis.
3) Betabloker (Metoprolol, Propanolol dan Atenolol)
Fungsi dari obat jenis betabloker adalah untuk menurunkan daya pompa
jantung, dengan kontraindikasi pada penderita yang mengalami gangguan
pernafasan seperti asma bronkial.
4) Vasodilator (Prasosin, Hidralasin)
Vasodilator bekerja secara langsung pada pembuluh darah dengan
relaksasi otot polos pembuluh darah.
5) Angiotensin Converting Enzyme (ACE) inhibitor (Captopril)
Fungsi utama adalah untuk menghambat pembentukan zat angiotensin II
dengan efek samping penderita hipertensi akan mengalami batuk kering,
pusing, sakit kepala dan lemas.
6) Penghambat Reseptor Angiotensin II (Valsartan)
Daya pompa jantung akan lebih ringan ketika obat-obatan jenis
penghambat reseptor angiotensin II diberikan karena akan menghalangi
penempelan zat angiotensin II pada reseptor.
7) Antagonis Kalsium (Diltiasem dan
Verapamil)
Kontraksi jantung (kontraktilitas)
akan terhambat.

Subang, 12 Januari 2021


Penyuluh

LAMPIRAN MATERI

PENYAKIT HIPERTENSI

A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi atau yang biasa disebut tekanan darah tinggi merupakan
peningkatan tekanan darah sistolik di atas batas normal yaitu lebih dari 140
mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg (WHO, 2013; Ferri,
2017). Penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah salah satu jenis
penyakit yang mematikan di dunia dan faktor risiko paling utama terjadinya
hipertensi yaitu faktor usia sehingga tidak heran penyakit hipertensi sering
dijumpai pada usia senja/ usia lanjut (Fauzi, 2014).
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada
populasi lanjut usia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg
dan tekanan diastolik 90 mmHg (Sheps, 2005).

B. Penyebab Penyakit Hipertensi


1) Hipertensi esensial atau primer
Penyebab pasti dari hipertensi esensial belum dapat diketahui, sementara
penyebab sekunder dari hipertensi esensial juga tidak ditemukan. Pada hipertensi
esensial tidak ditemukan penyakit renivaskuler, gagal ginjal maupun penyakit
lainnya, genetik serta ras menjadi bagian dari penyebab timbulnya hipertensi
esensial termasuk stress, intake alkohol moderat, merokok, lingkungan dan gaya
hidup (Triyanto, 2014)
2) Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder penyebabnya dapat diketahui seperti kelainan
pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid),
hiperaldosteronisme, penyakit parenkimal (Buss & Labus, 2013).
C. Tanda dan Gejala Hipertensi
Menurut Price, gejala hipertensi
antara lain sakit kepala bagian
belakang, kaku kuduk, sulit tidur,
gelisah, kepala pusing, dada berdebar-
debar, lemas, sesak nafas, berkeringat
dan pusing (Price, 2005).
Gejala-gejala penyakit yang biasa
terjadi baik pada penderita hipertensi
maupun pada seseorang dengan
tekanan darah yang normal hipertensi yaitu sakit kepala, gelisah, jantung
berdebar, perdarahan hidung, sulit tidur, sesak nafas, cepat marah, telinga
berdenging, tekuk terasa berat, berdebar dan sering kencing di malam hari. Gejala
akibat komplikasi hipertensi yang pernah dijumpai meliputi gangguan
penglihatan, saraf, jantung, fungsi ginjal dan gangguan serebral (otak) yang
mengakibatkan kejang dan pendarahan pembuluh darah otak yang mengakibatkan
kelumpuhan dan gangguan kesadaran hingga koma (Cahyono, 2008).

D. Klasifikasi Penyakit Hipertensi pada Orang Dewasa

Kategori Tekanan darah Sistolik Tekanan darah diastolik


(mmHg) (mmHg)

Normal < 130 mmHg < 85 mmHg


Normal Tinggi 130 - 139 mmHg 85 - 89 mmHg
Stadium 1 (ringan) 140 - 159 mmHg 90 - 99 mmHg
Stadium 2 (sedang) 160 - 179 mmHg 100 - 109 mmHg
Stadium 3 (berat) 180 - 209 mmHg 110 - 119 mmHg
Stadium 4 (maligna) 210 mmHg 120 mmHg
E. Komplikasi Penyakit Hipertensi

a) Stroke
Stroke adalah gangguan fungsional otak fokal maupun global akut, lebih dari
24 jam yang berasal dari gangguan aliran darah otak dan bukan disebabkan oleh
gangguan peredaran darah. Stroke dengan defisit neurologik yang terjadi tiba-tiba
dapat disebabkan oleh iskemia atau perdarahan otak. Stroke iskemik disebabkan
oleh oklusi fokal pembuluh darah yang menyebabkan turunnya suplai oksigen dan
glukosa ke bagian otak yang mengalami oklusi (Hacke, 2003).
Stroke dapat timbul akibat pendarahan tekanan tinggi di otak atau akibat embolus
yang terlepas dari pembuluh otak yang terpajan tekanan tinggi. Stroke dapat
terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak
mengalami hipertrofi dan menebal, sehingga aliran darah ke daerah-daerah yang
diperdarahi berkurang. Arteri-arteri otak yang mengalami arterosklerosis dapat
melemah sehingga meningkatkan kemungkinan terbentuknya anurisma (Corwin,
2005).
b) Infark Miokardium
Infark miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang arterosklerotik tidak
dapat mensuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk trombus
yang menyumbat aliran darah melalui pembuluh tersebut. Akibat hipertensi
kronik dan hipertensi ventrikel, maka kebutuhan oksigen miokardium mungkin
tidak dapat dipenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan
infark.Demikian juga, hipertrofi dapat menimbulkan perubahaan-perubahan waktu
hantaran listrik melintasi ventrikel sehingga terjadi distritmia, hipoksia jantung
dan peningkatan risiko pembentukan bekuan (Corwin, 2005).
c) Gagal Ginjal

Gagal ginjal merupakan suatu keadaan klinis kerusakan ginjal yang


progresif dan irreversible dari berbagai penyebab, salah satunya pada bagian
yang menuju ke kardiovaskular.Mekanisme terjadinya hipertensi pada gagal
ginjal kronik oleh karena penimbunan garam dan air atau sistem renin
angiotensin aldosteron (RAA) (Chung, 1995).
Menurut Arief mansjoer (2001) hipertensi berisiko 4 kali lebih besar terhadap
kejadian gagal ginjal bila dibandingkan dengan orang yang tidak mengalami
hipertensi (Mansjoer, 2001).

d) Ensefalopati (kerusakan otak)

Ensefalopati (Kerusakan otak) dapat terjadi terutama pada hipertensi


maligna (hipertensi yang meningkat cepat).Tekanan yang sangat tinggi pada
kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong ke
dalam ruang intersitium diseluruh susunan saraf pusat.Neuron-neuron
disekitarnya kolaps yang dapat menyebabkan ketulian, kebutaan dan tak
jarang juga koma serta kematian mendadak.Keterikatan antara kerusakan otak
dengan hipertensi, bahwa hipertensi berisiko 4 kali terhadap kerusakan otak
dibandingkan dengan orang yang tidak menderita hipertensi (Corwin, 2005).

F. Cara mengatasi dan mencegah


Penyakit Hipertensi

1. Mengatasi obesitas/
menurunkan kelebihan berat
badan
Obesitas bukanlah penyebab hipertensi.Akan tetapi prevalensi hipertensi
pada obesitas jauh lebih besar.Risiko relatif untuk menderita hipertensi
pada orang-orang gemuk 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan
seseorang yang badannya normal.Sedangkan, pada penderita hipertensi
ditemukan sekitar 20-33% memiliki berat badan lebih
(overweight).Dengan demikian, obesitas harus dikendalikan dengan
menurunkan berat badan (Depkes, 2006b).Beberapa studi menunjukkan
bahwa seseorang yang mempunyai kelebihan berat badan lebih dari 20%
dan hiperkolestrol mempunyai risiko yang lebih besar terkena hipertensi
(Rahajeng, 2009).
2. Mengurangi asupan garam didalam tubuh
Nasehat pengurangan garam harus memperhatikan kebiasaan makan
penderita. Pengurangan asupan garam secara drastis akan sulit dirasakan.
Batasi sampai dengan kurang dari 5 gram (1 sendok teh) per hari pada saat
memasak (Depkes, 2006b).
3. Melakukan olahraga teratur
Berolahraga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45 menit
sebanyak 3-4 kali dalam seminggu, diharapkan dapat menambah
kebugaran dan memperbaiki metabolisme tubuh yang akhirnya mengontrol
tekanan darah (Depkes, 2006b).
4. Menghindari/ Berhenti merokok
Merokok dapat menambah kekakuan pembuluh darah sehingga dapat
memperburuk hipertensi. Zat-zat kimia beracun seperti nikotin dan karbon
monoksida yang dihisap melalui rokok yang masuk ke dalam aliran darah
dapat merusak jaringan endotel pembuluh darah arteri yang
mengakibatkan proses arterosklerosis dan peningkatan tekanan darah.
Merokok juga dapat meningkatkan denyut jantung dan kebutuhan oksigen
untuk disuplai ke otot-otot jantung.Merokok pada penderita tekanan darah
tinggi semakin meningkatkan risiko kerusakan pada pembuluh darah
arteri.
5. Penurunan Stress
Stress yang terlalu lama dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah
sementara. Menghindari stress pada penderita hipertensi dapat dilakukan
dengan cara relaksasi seperti relaksasi otot, yoga atau meditasi yang dapat
mengontrol sistem saraf sehingga menurunkan tekanan darah yang tinggi
(Hartono, 2007).
6. Terapi Farmakologis
Penatalaksanaan farmakologi menurut Saferi & Mariza (2013) merupakan
penanganan menggunakan obat-obatan, antara lain :
1) Diuretik (Hidroklorotiazid)
Diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan berlebih dalam tubuh
sehingga daya pompa jantung menjadi lebih ringan.
2) Penghambat simpatetik (Metildopa, Klonidin dan Reserpin)
Obat-obatan jenis penghambat simpatetik berfungsi untuk menghambat
aktifitas saraf simpatis.
3) Betabloker (Metoprolol, Propanolol dan Atenolol)
Fungsi dari obat jenis betabloker adalah untuk menurunkan daya pompa
jantung, dengan kontraindikasi pada penderita yang mengalami gangguan
pernafasan seperti asma bronkial.
4) Vasodilator (Prasosin, Hidralasin)
Vasodilator bekerja secara langsung pada pembuluh darah dengan
relaksasi otot polos pembuluh darah.
5) Angiotensin Converting Enzyme (ACE) inhibitor (Captopril)
Fungsi utama adalah untuk menghambat pembentukan zat angiotensin II
dengan efek samping penderita hipertensi akan mengalami batuk kering,
pusing, sakit kepala dan lemas.
6) Penghambat Reseptor Angiotensin II (Valsartan)
Daya pompa jantung akan lebih ringan ketika obat-obatan jenis
penghambat reseptor angiotensin II diberikan karena akan menghalangi
penempelan zat angiotensin II pada reseptor.
7) Antagonis Kalsium (Diltiasem dan Verapamil)
Kontraksi jantung (kontraktilitas) akan terhambat.
LAMPIRAN LEAFLEAT

Anda mungkin juga menyukai