M DENGAN DIAGNOSA
MEDIS HIPERTENSI DI DUSUN GARDU RT 033 RW 010 DESA
RANCABANGO KABUPATEN SUBANG JAWABARAT
Diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas Praktik Belajar Klinik III
Keperawatan Keluarga
Dosen Pembimbing :
Bapak H.Yayat Hidayat, M.Kep.
Disusun oleh:
Siti Maesaroh 102018024
x x x
36
35
Klien merupakan pasangan suami istri yang sudah 15 tahun menikah dan sekarang sedang
mengandung anak pertamanya dan tinggal satu rumah.
Keterangan :
= Laki-laki
= Perempuan
= Tinggal Serumah
= Klien
7. Tipe Keluarga :
Merupakan tipe keluarga The Nuclear Family (Keluarga inti) yaitu keluarga yang terdiri
dari suami, istri dan anak (kandung atau angkat).
8. Suku :
Tn. M dan Ny. A berasal dari suku Sunda Asli. Tn. M tinggal di lingkungan yang masih
ada hubungan keluarga.
9. Agama ;
Keluarga Tn. M mayoritas beragama Islam. Keluarga rajin melaksanakan ibadah shalat
lima waktu. Tn. M rajin melaksanakan ibadah shalat berjamaah di masjid sepulang kerja.
III. Lingkungan
16. Karakteristik Rumah
Rumah yang ditempati saat ini adalah milik sendiri. Berukuran 70 m2 yang terdiri dari 3
RUMAH
kamarTETANGGA
tidur, dan dapur yang di sampingnya terdapat satu WC yang bersatu dengan
kamar mandi. Lantai rumah bersih, dan rumah yang di diaminya permanen dibangun di
dalam gang dan di kelilingi oleh rumah tetangga.
Denah Rumah Tn. M
Luas Rumah 70 meter persegi
RUMAH
Gambar 2. Denah Rumah Tn. M TETANGGA
RUMAH TETANGGA
KAMAR DAPUR
MANDI
KAMAR HALAMAN
TIDUR TN. M
DAN NY. A
KAMAR
TIDUR AN. M GANG
KAMAR
TIDUR
KHUSUS
TAMU
V. Keluarga
25. Fungsi Afektif
Orang tua menyadari adanya kebutuhan pada anggota keluarga, seperti kebutuhan
terhadap makan, minum, perhatian, dan kasih sayang untuk anak dan pasangannya.
b. Eliminasi
BAK
1) Frekuensi : Sering
2) Warna : Kuning jernih
3) Jumlah (cc) : 1000 cc 1300 cc
4) Keluhan : Sering BAK
BAB
1) Frekuensi : 1x sehari
2) Warna : Kuning kecoklatan
3) Konsistensi : Lembek
4) Keluhan : Tidak ada keluhan
c. Tidur dan istirahat
1) Tidur malam : 21.00 05.00
2) Tidur siang : 12.00 14.00
3) Keluhan : Tidak ada keluhan
d. Aktivitas sehari-hari
Aktivitas sehari-hari Tn. M saat libur sering membantu Ny. A untuk
membersihkan pekerjaan rumah dan kadang menonton tv bersama keluarga,
jarang berolahraga. sedangkan Ny. A sering melakukan senam rutin bersama para
tetangga dan sebagai ibu rumah tangga juga mengurus anaknya.
DO:
- TD: 160/90 mmHg,
- Jarang berolahraga
- Memakan makanan yang mengandung
lemak
- Tidak melaksanakan pengobatan
- Pusing
Waktu :
Hari, Tanggal : Selasa, 12 Januari 2020
Waktu : 1 X 60 Menit, dari Pukul 11.00-12.00 WIB
Materi Penyuluhan :
1. Pengertian Penyakit Hipertensi
2. Penyebab Penyakit Hipertensi
3. Tanda dan Gejala Penyakit Hipertensi
4. Klasifikasi Penyakit Hipertensi
5. Komplikasi Penyakit Hipertensi
6. Cara mengatasi dan mencegah Penyakit Hipertensi
3 Penutup 5 menit
A. Menyimpulkan hasil penyuluhan A. Memperhatikan
B. Mengakhiri dengan salam B. Menjawab salam
Media : leaflet
Sumber Referensi:
Evaluasi :
1. Sebutkan pengertian Hipertensi ?
2. Sebutkan penyebab Hipertensi ?
3. Apa saja tanda dan gejala Hipertensi ?
4. Sebutkan klasifikasi penyakit Hipertensi ?
5. Apa saja komplikasi penyakit Hipertensi ?
6. Bagaimana cara mengatasi dan mencegah penyakit Hipertensi ?
Jawaban :
1. Hipertensi atau yang biasa disebut tekanan darah tinggi merupakan
peningkatan tekanan darah sistolik di atas batas normal yaitu lebih dari
140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg (WHO, 2013;
Ferri, 2017).
2. Penyebab hipertensi sesuai dengan tipe masing-masing hipertensi,
yaitu :
1) Hipertensi esensial atau primer
- Stress
- Intake alkohol moderat
- Merokok
- Lingkungan dan Gaya Hidup
2) Hipertensi sekunder
- Kelainan pembuluh darah ginjal
- Gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid)
- Hiperaldosteronisme
- Penyakit parenkimal.
3. Tanda dan gejala hipertensi :
5. Komplikasi Hipertensi :
1. Stroke
Stroke adalah gangguan fungsional otak fokal maupun global akut, lebih
dari 24 jam yang berasal dari gangguan aliran darah otak dan bukan
disebabkan oleh gangguan peredaran darah. Stroke dengan defisit
neurologik yang terjadi tiba-tiba dapat disebabkan oleh iskemia atau
perdarahan otak. Stroke iskemik disebabkan oleh oklusi fokal pembuluh
darah yang menyebabkan turunnya suplai oksigen dan glukosa ke bagian
otak yang mengalami oklusi (Hacke, 2003).
2. Infark Miokardium
f. Terapi Farmakologis
Penatalaksanaan farmakologi menurut Saferi & Mariza (2013) merupakan
penanganan menggunakan obat-obatan, antara lain :
1) Diuretik (Hidroklorotiazid)
Diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan berlebih dalam tubuh
sehingga daya pompa jantung menjadi lebih ringan.
2) Penghambat simpatetik (Metildopa, Klonidin dan Reserpin)
Obat-obatan jenis penghambat simpatetik berfungsi untuk menghambat
aktifitas saraf simpatis.
3) Betabloker (Metoprolol, Propanolol dan Atenolol)
Fungsi dari obat jenis betabloker adalah untuk menurunkan daya pompa
jantung, dengan kontraindikasi pada penderita yang mengalami gangguan
pernafasan seperti asma bronkial.
4) Vasodilator (Prasosin, Hidralasin)
Vasodilator bekerja secara langsung pada pembuluh darah dengan
relaksasi otot polos pembuluh darah.
5) Angiotensin Converting Enzyme (ACE) inhibitor (Captopril)
Fungsi utama adalah untuk menghambat pembentukan zat angiotensin II
dengan efek samping penderita hipertensi akan mengalami batuk kering,
pusing, sakit kepala dan lemas.
6) Penghambat Reseptor Angiotensin II (Valsartan)
Daya pompa jantung akan lebih ringan ketika obat-obatan jenis
penghambat reseptor angiotensin II diberikan karena akan menghalangi
penempelan zat angiotensin II pada reseptor.
7) Antagonis Kalsium (Diltiasem dan
Verapamil)
Kontraksi jantung (kontraktilitas)
akan terhambat.
LAMPIRAN MATERI
PENYAKIT HIPERTENSI
A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi atau yang biasa disebut tekanan darah tinggi merupakan
peningkatan tekanan darah sistolik di atas batas normal yaitu lebih dari 140
mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg (WHO, 2013; Ferri,
2017). Penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah salah satu jenis
penyakit yang mematikan di dunia dan faktor risiko paling utama terjadinya
hipertensi yaitu faktor usia sehingga tidak heran penyakit hipertensi sering
dijumpai pada usia senja/ usia lanjut (Fauzi, 2014).
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada
populasi lanjut usia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg
dan tekanan diastolik 90 mmHg (Sheps, 2005).
a) Stroke
Stroke adalah gangguan fungsional otak fokal maupun global akut, lebih dari
24 jam yang berasal dari gangguan aliran darah otak dan bukan disebabkan oleh
gangguan peredaran darah. Stroke dengan defisit neurologik yang terjadi tiba-tiba
dapat disebabkan oleh iskemia atau perdarahan otak. Stroke iskemik disebabkan
oleh oklusi fokal pembuluh darah yang menyebabkan turunnya suplai oksigen dan
glukosa ke bagian otak yang mengalami oklusi (Hacke, 2003).
Stroke dapat timbul akibat pendarahan tekanan tinggi di otak atau akibat embolus
yang terlepas dari pembuluh otak yang terpajan tekanan tinggi. Stroke dapat
terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak
mengalami hipertrofi dan menebal, sehingga aliran darah ke daerah-daerah yang
diperdarahi berkurang. Arteri-arteri otak yang mengalami arterosklerosis dapat
melemah sehingga meningkatkan kemungkinan terbentuknya anurisma (Corwin,
2005).
b) Infark Miokardium
Infark miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang arterosklerotik tidak
dapat mensuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk trombus
yang menyumbat aliran darah melalui pembuluh tersebut. Akibat hipertensi
kronik dan hipertensi ventrikel, maka kebutuhan oksigen miokardium mungkin
tidak dapat dipenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan
infark.Demikian juga, hipertrofi dapat menimbulkan perubahaan-perubahan waktu
hantaran listrik melintasi ventrikel sehingga terjadi distritmia, hipoksia jantung
dan peningkatan risiko pembentukan bekuan (Corwin, 2005).
c) Gagal Ginjal
1. Mengatasi obesitas/
menurunkan kelebihan berat
badan
Obesitas bukanlah penyebab hipertensi.Akan tetapi prevalensi hipertensi
pada obesitas jauh lebih besar.Risiko relatif untuk menderita hipertensi
pada orang-orang gemuk 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan
seseorang yang badannya normal.Sedangkan, pada penderita hipertensi
ditemukan sekitar 20-33% memiliki berat badan lebih
(overweight).Dengan demikian, obesitas harus dikendalikan dengan
menurunkan berat badan (Depkes, 2006b).Beberapa studi menunjukkan
bahwa seseorang yang mempunyai kelebihan berat badan lebih dari 20%
dan hiperkolestrol mempunyai risiko yang lebih besar terkena hipertensi
(Rahajeng, 2009).
2. Mengurangi asupan garam didalam tubuh
Nasehat pengurangan garam harus memperhatikan kebiasaan makan
penderita. Pengurangan asupan garam secara drastis akan sulit dirasakan.
Batasi sampai dengan kurang dari 5 gram (1 sendok teh) per hari pada saat
memasak (Depkes, 2006b).
3. Melakukan olahraga teratur
Berolahraga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45 menit
sebanyak 3-4 kali dalam seminggu, diharapkan dapat menambah
kebugaran dan memperbaiki metabolisme tubuh yang akhirnya mengontrol
tekanan darah (Depkes, 2006b).
4. Menghindari/ Berhenti merokok
Merokok dapat menambah kekakuan pembuluh darah sehingga dapat
memperburuk hipertensi. Zat-zat kimia beracun seperti nikotin dan karbon
monoksida yang dihisap melalui rokok yang masuk ke dalam aliran darah
dapat merusak jaringan endotel pembuluh darah arteri yang
mengakibatkan proses arterosklerosis dan peningkatan tekanan darah.
Merokok juga dapat meningkatkan denyut jantung dan kebutuhan oksigen
untuk disuplai ke otot-otot jantung.Merokok pada penderita tekanan darah
tinggi semakin meningkatkan risiko kerusakan pada pembuluh darah
arteri.
5. Penurunan Stress
Stress yang terlalu lama dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah
sementara. Menghindari stress pada penderita hipertensi dapat dilakukan
dengan cara relaksasi seperti relaksasi otot, yoga atau meditasi yang dapat
mengontrol sistem saraf sehingga menurunkan tekanan darah yang tinggi
(Hartono, 2007).
6. Terapi Farmakologis
Penatalaksanaan farmakologi menurut Saferi & Mariza (2013) merupakan
penanganan menggunakan obat-obatan, antara lain :
1) Diuretik (Hidroklorotiazid)
Diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan berlebih dalam tubuh
sehingga daya pompa jantung menjadi lebih ringan.
2) Penghambat simpatetik (Metildopa, Klonidin dan Reserpin)
Obat-obatan jenis penghambat simpatetik berfungsi untuk menghambat
aktifitas saraf simpatis.
3) Betabloker (Metoprolol, Propanolol dan Atenolol)
Fungsi dari obat jenis betabloker adalah untuk menurunkan daya pompa
jantung, dengan kontraindikasi pada penderita yang mengalami gangguan
pernafasan seperti asma bronkial.
4) Vasodilator (Prasosin, Hidralasin)
Vasodilator bekerja secara langsung pada pembuluh darah dengan
relaksasi otot polos pembuluh darah.
5) Angiotensin Converting Enzyme (ACE) inhibitor (Captopril)
Fungsi utama adalah untuk menghambat pembentukan zat angiotensin II
dengan efek samping penderita hipertensi akan mengalami batuk kering,
pusing, sakit kepala dan lemas.
6) Penghambat Reseptor Angiotensin II (Valsartan)
Daya pompa jantung akan lebih ringan ketika obat-obatan jenis
penghambat reseptor angiotensin II diberikan karena akan menghalangi
penempelan zat angiotensin II pada reseptor.
7) Antagonis Kalsium (Diltiasem dan Verapamil)
Kontraksi jantung (kontraktilitas) akan terhambat.
LAMPIRAN LEAFLEAT