LAPORAN KASUS
Pembahasan pada bab ini penulis akan menyajikan laporan kasus yaitu
asuhan keperawatan jiwa pasien pasung pada Tn. A dengan isolasi sosial di Ruang
Rawat Inap BETA Rumah Sakit Jiwa Daerah Jambi, penulis melakukan asuhan
keperawatan selama tiga hari dimulai dari tanggal 14 Agustus 2018 sampai dengan 16
Agustus 2018.
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Umur : 53 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Kerinci Kota Suusai N Penuh Hampar Rawang
Kota Teluk
Pekerjaan : Tidak memiliki pekerjaan
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SD
Status Kawin : Belum Menikah
NO MR : 066366
Diagnosa Medik : Skizofrenia Hebefrenik
Penanggung jawab:
Nama : Tn.D
Umur : 42 tahun
Pendidikan : SMA
Alamat : Kerinci
Hub dengan Klien : Kerabat
2. Alasan Masuk
Berdasarkan catatan rekam medis, pada tanggal 1 Agustus 2018 pasien
di bawa ke Rumah Sakit Jiwa Daerah Jambi oleh Petugas Penjaringan, pasien
dengan riwayat di pasung oleh keluarganya selama 30 tahun
3. Faktor Predisposisi
Faktor penyebab terjadinya gangguan jiwa pada Tn. A adalah
kehidupan keluarganya yang kurang harmonis, membuat pasien sering marah-
marah dengan keluarganya, hal ini juga didukung dengan keadaan dimana
pasien tidak suka dengan keluarga maupun tetangga pasien yang suka bicara
omong kosong atau bicara tinggi. Menurut catatan keperawatan pasien
mempunyai riwayat putus cinta ± 8 bulan yang lalu sejak ia pulang dari
malaysia, sejak kejadian itu klien menjadi sensitif serta mudah marah.
Pasien pernah menjadi pelaku dalam kekerasan rumah tangga, pada
usia 28 tahun. Pasien mengatakan kehidupan didalam keluarganya kurang
harmonis dan ini yang menyebabkan pasien sering marah-marah dirumah dan
bahkan menyerang ayahnya. Didalam anggota keluarganya Tn.A, tidak ada
anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa, hanya saja adik Tn.A yang
nomor 6 mengalami retardasi mental.
Pasien mengatakan, pengalaman masa lalunya yang tidak
menyenangkan terlalu banyak, sehingga ia tidak ingat lagi dan ia juga tidak
mau mengingatnya lagi karena akan menbuat stres, pada usia ± 20 tahun
pasien adalah alkoholik.
Masalah keperawatan: Resiko perilaku kekerasan
Inefektif koping individu
4. Faktor Presipitasi
Sebelumnya pasien pernah mengalami gangguan jiwa. Tanggal 29
Februari 2012 pasien berobat ke Rumah Sakit Khusus Kalimantan Barat
dengan keluhan sering marah-marah dan terkadang mengisolasi diri dikamar
tidak mau makan dan minum. Saat berada dirumah, pasien berobat jalan
dipraktik dr. Ibnu, dan pasien juga mengatakan saat dirumah sering malas
minum obat. Berdasarkan catatan keperawatan, pasien tidak minum obat
secara teratur dan sering putus obat.
Masalah Keperawatan: Inefektif regimen therapeutik
5. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda - tanda vital : TD = 100/60 mmHg, N = 64 x/mnt, S = 36, 2 °C dan
RR = 18 x/mnt.
b. Berat badan 70 kg, tinggi badan 172 cm, berat badan ideal 65 kg.
c. Pemeriksaan Fisik Head to Toe.
1) Kepala, leher
Kepala: Pada saat diinspeksi rambut pasien lurus dan pendek,
berwarna hitam, kebersihan kurang baik, pada saat dipalpasi tidak
terdapat benjolan dan nyeri tekan pada kepala.
Leher: Pada saat diinspeksi tidak terdapat pembesaran vena
jugularis, tidak terdapat nyeri tekan.
2) Mata
Bentuk mata simetris, penglihatan baik, tidak memakai alat bantu
penglihatan.
3) Telinga
Bentuk simetris, pendengaran baik dibuktikan Tn. A dapat memberikan
respon saat diberi pertanyaan oleh perawat, kebersihan telinga cukup dan
Tn. A tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
4) Hidung
Hidung Tn. A simetris, fungsi penciuman baik dibuktikan Tn. A dapat
mencium wangi sabun, tidak terdapat polip.
5) Mulut
Bibir Tn. A simetris, gigi Tn. A tidak lengkap dan tidak bersih, mukosa
bibir lembab.
6) Integumen
Warna kulit sawo matang, kulit tampak kering, turgor kulit cukup.
7) Dada
a) Rongga Torax
Bentuk dada simetris, respirasi 18x/menit.
b) Abdomen
Saat diispeksi tidak terdapat lesi, tidak terdapat nyeri tekan.
c) Punggung
Tidak terdapat kelainan pada tulang belakang.
d) Ekstremitas
Atas: pergerakan tangan baik, turgor kulit kurang, kulit berwarna
sawo matang.
Bawah: pergerakan kedua kaki tidak baik sehingga pasien tidak bisa
berdiri, tidak terdapat odema pada kaki, kebersihan kaki
kurang baik.
6. Psikososial
a. Genogram : Tidak bisa dikaji
Berdasarkan hasil pengkajian, pasien tidak mampu menjelaskan
silsilah keturunan, karena pasien kesulitan dalam mengingatnya,dan
menyampaikan sehingga tentang anggota keluarga klien (keturunan).
Didalam catatan keperawatan juga tidak terdapat genogram tiga
keturunan.
b. Masalah komunikasi, pengambilan keputusan, dan pola asuh
Pasien mengatakan, ia anak ke-5 dari 7 bersaudara, ia hanya
tinggal bersama ayah, ibu dan adiknya yang ketujuh, sedangkan
saudaranya yang lain ada yang telah menikah dan bekerja. Pasien
mempunyai pola asuh yang baik, hanya saja pasien mengatakan
kehidupan keluarganya kurang harmonis. Semenjak ia dan keluarga
lainnya pisah, dalam hal pengambilan keputusan, ayah pasien selalu
memusyawarahkannya terlebih dahulu.
c. Konsep Diri
1) Citra Tubuh
Pasien mengatakan ia menyukai seluruh tubuhnya, karena pasien
menyadari bahwa seluruh anggota tubuhnya ini telah diciptakan
Allah SWT sesempurna mungkin, sehingga ia selalu bersyukur
dengan yang diberikan allah SWT.
2) Identitas Diri
Pasien dapat menyebutkan namanya dan pasien mengatakan bahwa
pasien adalah seorang laki- laki, penampilan Tn. A sesuai dengan
identitasnya sebagai seorang laki-laki. Tn. A merasa tidak puas
sebagai seorang laki-laki karena belum menikah. Tn. A tidak
memiliki bekerja.
3) Peran
Pasien berperan sebagai anak yang belum menikah dan tidak
bekerja. Dirumah sakit pasien berperan sebagai pasien yang
memerlukan total care dan pasien mentaati praturan rumah sakit
4) Ideal Diri
Pasien berharap cepat sembuh dan berkumpul bersama keluarganya..
5) Harga Diri
Pasien merasa sedih karena ia sempat 30 tahun dipasung oleh
keluarganya sehingga menyebbkan kedua kakinya tidak bisa berjalan,
tidak bisa berkumpul dengan keluarganya dan menyusahkan
keluarganya saja.
d. Hubungan Sosial
1) Orang yang berarti
Pasien mengatakan orang yang berarti baginya tidak ada. Jika ada
masalah pasien hanya mendiami saja dan tidak mencerikannya kepada
orang lain.
2) Peran dalam kegiatan kelompok
Pasien mengatakan tidak bersosialisasi dengan tetangganya, karena
pasien dipasung didalam rumah.
3) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain.
Pasien mengatakan mengatakan tidk berhubungan dengan orang lain,
karena dipasung.
Masalah keperawatan: Isolasi sosial
e. Spiritual
1) Nilai dan keyakinan
Pasien beragama Islam, dan pasien percaya dengan adanya Allah
SWT. Menurut pasien, penyakitnya ini merupakan cobaan dari Allah
SWT.
2) Kegiatan ibadah
Saat di rumah pasien tidak melaksanakan sholat lima waktu, begitu
juga selama di rumah sakit, pasien tidak pernah shalat, karena pasien
susah untuk ambil wudhu dan berdiri.
7. Status Mental
a. Penampilan
Penampilan pasien tidak rapi, pakaian bersih dan diganti setiap hari
dibantu oleh teman yang ada diruangan BETA, serta pasien berpakaian
sesuai.
b. Pembicaraan
Pasien tidak mau berbicara, hanya memberikan respon non verbal dan
pasien tidak mampu untuk memulai pembicaraan kepada orang lain.
Masalah Keperawatan: Isolasi sosial
c. Aktivitas motorik
Pasien tampak lesu, tidak bisa beraktivitas, pasien lebih sering
berdiam diri dan sering menghabiskan waktunya dengan duduk
dilantai disampingtempat tidur.
Masalah keperawatan: Isolasi sosial
d. Afek dan Emosi
1) Afek pasien tumpul, berespon apabila di berikan stimulus yang
kuat.
2) Emosi pasien stabil. Pasien mengatakan saat ini sedih karna tidak
bisa berjalan dan belum pernah dijenguk keluarganya.
Masalah keperawatan: Isolasi sosial
e. Interaksi selama wawancara
Selama wawancara kontak mata pasien tidak baik, pasien tampak diam
dan ragu dalam menjawab pertanyaan perawat sehingga perawat harus
mengulangi beberapa pertanyaan kepada pasien, tingkat konsentrasi
pasien tidak baik, ditandaidengan ketika wawancara, pasien tidak
terfokus kepada perawat. Selain itu pasien tidak memiliki keinginan
untuk berinteraksi kecuali perawat yang memulai.
Masalah keperawatan: Isolasi sosial
f. Persepsi dan sensori
Pasien tidak mengalami gangguan persepsi sensori ilusi dan
halusinasi, baik itu halusinasi pendengaran, penglihatan, perabaan,
pengecapan, dan penghidu. Ditandai dengan pasien mengatakan tidak
pernah mendengar, melihat dan merasakan yang aneh-aneh tanpa
wujud.
g. Proses pikir (arus dan bentuk pikir)
1) Proses Pikir (arus dan bentuk pikiran)
Saat bicara Tn. A hanya terdiam dan sulit memulai pembicaraan.
Masalah keperawatan: Isolasi sosial
2) Isi Pikir
Tn. A tidak mengalami gangguan isi pikir. Isi pikir Tn. A sesuai
dengan kenyataan saat ini. Dibuktikan Tn.A tidak memiliki
keinginan yang besar sesuai dengan keadaannya saat ini.
h. Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran pasien bingung. Pasien mengalami gangguan
orientasi tempat, terbukti dengan pasien mengatakan bahwa dirinya
berada tidak mengetahui dimana dia sekarang. Orientasi waktu pasien
tidak baik di buktikan dengan pasien tidak mengetahui hari dan
tanggal.
i. Memori
Pasien mengalami gangguan daya ingat jangka panjang, namun pasien
mengalami gangguan mengingat jangka pendek dan saat ini.
Jangka panjang: Pasien tidak dapat menceritakan kejadian yang
terjadi beberapa bulan yang lalu, terutama saat ia berada dirumah.
Jangka pendek: Pasien tidak dapat menceritakan kejadian ketika
pasien di bawa masuk oleh petugas penjaringan dan keluarganya.
Saat ini: Pasien tidak dapat mengingat nama perawat, serta janji /
kontrak yang telah dibuat.
j. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Pasien tidak mampu untuk berkonsentrasi penuh, pasien tidak mampu
berhitung sederhana dibuktikan dengan pasien dapat menyebutkan
perhitungan dari 1-10 dan sebaliknya dari 10-1.
k. Kemampuan penilaian
Pasien ada masalah pada kemampuan penilaian, terbukti dengan pada
saat diberi pilihan mau makan setelah mandi atau mandi setelah
makan, pasien memilih diam.
l. Daya tilik diri
Pasien mengatakan ia tidak tau sedang sakit apa, ia tidak bertanya-
tanya mengapa saya diberi obat yang efek sampingnya membuat saya
mengantuk dan lemah.
8. Kebutuhan Perencanaan Pulang
a. Kemampuan pasien memenuhi kebutuhan
Pasien mampu memenuhi kebutuhan makan dan minum secara
mandiri, sedangkan untuk kebutuhan lainnya seperti keamanan,
perawatan kesehatan, pakaian, transportasi, tempat tinggal, keuangan
dan lain-lain belum dapat dipenuhi secara mandiri.
b. Kegiatan hidup sehari – hari (ADL)
1) Perawatan diri
Pasien mengatakan mandi dua kali sehari dengan menggunakan
sabun, shampo serta menggosok gigi sebanyak dua kali sehari.
Setelah mandi pasien tidak menyisir rambut karena sisir tidak ada
diruangan.
2) Nutrisi
Pasien makan 3x/hari, pasien tidak dapat menghabiskan 1 porsi
yang telah di sediakan rumah sakit, karena terlalu banyak. Pasien
makan menggunakan tangan, dan tempat yang disediakan, pasien
sudah mampu membereskan makan setelah makan.
3) Tidur
Pasien tidur sehari biasanya 6 – 8 jam, tidur siang 1 – 2 jam.
Pasien tidur malam mulai dari jam 21.00 dan bangun jam 05.00
pagi, pasien tidak mengalami kesulitan saat memulai tidur dan
pasien bangun tidur dengan kondisi segar. Pasien belum dapat
merapikan tempat tidurnya sendiri, semua masih di arahkan oleh
perawat.
9. Mekanisme Koping
Pasien mengatakan apabila memiliki masalah lebih baik menghindar dari
malasah tersebut, dan jika ada masalah, pasien akan memendam
masalahnya itu dan lebih baik menyendiri dan menghindar dari orang
lain.
Masalah keperawatan: Isolasi sosial
Inefektif koping individu
10. Masalah Psikososial dan Lingkungan
Pasien mempunyai masalah dengan lingkungannya, karena jarang
berinteraksi dengan orang lain. Pasien lebih suka menyendiri daripada
berkumpul dengan orang lain.
Masalah keperawatan: Isolasi sosial
11. Pengetahuan Tentang Masalah Kejiwaan
Pasien mengatakan ia tidak tahu ia sakit apa, dan ia juga bingung
mengapa ia diberi obat yang efek sampingnya akan membuat ia menjadi
mengantuk dan lemah, pasien juga mengatakan saat dirumah pernah
diberi obat, namun pasien malas untuk meminum obat tersebut karena
akan membuatnya mengantuk.
Masalah keperawatan: Inefektif regimen therapeutik
12. Aspek Medis
Diagnosa medis: Skizofrenia Hebefrenik
Terapi medis: Fluoxetin 1 x 10 mg/hari
Persidal 2 x 1 mg/hari
Trihexipenidil 2 x 2 mg/hari
Clorilex 1 x 25 mg/hari
Vit. B6 1 x 10 mg/hari
Stelazine 2 x 5 mg/hari
13. Daftar Diagnosa Keperawatan
a. Isolasi Sosial
b. Inefektif Regimen Therapeutik
c. Inefektif Koping Individu
d. Resiko Perilaku Kekerasan
B. Analisa Data
N
Data Masalah Keperawatan
No
1. Ds: Isolasi Sosial
Pasien mengatakan malas untuk
berinteraksi dengan pasien lain karena
tidak ada untungnya.
Pasien mengatakan selama dirumah sakit,
tidak ada satupun yang pasien kenal.
Do:
Pasien tampak sering menyendiri dari
teman-temannya.
Pasien tampak tidak berinteraksi dengan
orang lain.
Pasien tidak mampu memulai
pembicaraan
Pasien banyak diam, pasien tidak mau
mengikuti kegiatan
Pasien tampak lesu, afek tumpul
Pasien malas beraktivitas
2. Ds: Inefektif Regimen
Pasien mengatakan pernah masuk rumah Therapeutik
sakit ini, tapi lupa kapan waktunya.
Pasien mengatakan saat dirumah malas
minum obat.
Do:
Dari catatan keperawatan, pasien berobat
jalan di dr. Ibnu dan mengalami
perubahan, namun tidak minum obat
secara teratur dan sering putus obat.
Pasien pernah masuk rumah sakit khusus
ini pada tanggal 29 Februari 2012 dan
pulang pada tanggal 09 April 2012
3. Ds: Inefektif Koping
Pasien mengatakan ia punya banyak Individu
masalah masa lalu yang malas untuk
diceritakan karena akan membuat stres
Pasien mengatakan lebih baik
menghindari masalah
Pasien mengatakan akan memendam
masalahnya tersebut dan lebih baik
menyendiri dan menghindar dari orang
lain
Do:
Menurut catatan keperawatan, pasien
mempunyai riwayat putus cinta ± 8 bulan
sejak ia pulang dari malaysia, sejak
kejadian itu klien menjadi sensitif serta
mudah marah.
4. Ds: Resiko Perilaku
Pasien mengatakan dibawa oleh Kekerasan
keluarganya ke rumah sakit karena tidak
suka melihat tetangga yang suka omong
kosong, pasien akan membentak orang
tersebut dan akan meninjunya.
Pasien mengatakan kehidupan didalam
keluarganya kurang harmonis dan ini
yang menyebabkan pasien sering marah-
marah dirumah dan bahkan menyerang
ayahnya
Do:
Berdasarkan catatan rekam medis, pada
tanggal 1 Juni 2012 pasien dibawa ke
RSK Provinsi Kalimantan Barat oleh
keluarganya dengan alasan 2 hari
sebelum masuk rumah sakit, pasien
marah-marah dan memukul warga
setempat hingga menyerang warga
menggunakan senapan angin.
Pasien pernah menjadi pelaku dalam
kekerasan rumah tangga, pada usia 28
tahun.
Isolasi Sosial
Core Problem
SP 2 Pasien
1. Evaluasi Sp 1
2. Latih berhubungan sosial secara bertahap
3. Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien.
SP 3 Pasien
1. Evaluasi Sp 1 dan 2
2. Latih cara berkenalan dengan 2 orang atau
lebih
3. Masukkan jadwal kegiatan pasien.
3.
Setelah tindakan Setelah 3 X pertemuan, SP 1 Keluarga
keperawatan, keluarga mampu: 1. Diskusikan masalah yang dialami
keluarga dapat
1. Menjelaskan masalah keluarga dalam merawat pasien
merawat pasien keluarga dalam merawat
2. Jelaskan pengertian, tanda dan gejala
isolasi sosial. pasien isolasi sosial isolasi sosial yang dialami pasien beserta
2. Menegerti penyebab proses terjadinya
isolasi sosial 3. Jelaskan cara-cara merawat pasien isolasi
3. Memperagakan cara sosial
merawat pasien isolasi sosial
4. Mempraktikan cara SP 2 Keluarga
merawat pasien isolai sosial1. Latih keluarga mempraktikan cara
5. Menyusun perencanaan merawat pasien dengan isolasi sosial
pulang bersama keluarga 2. Latih keluarga melakukan cara merawat
langsung pada pasien isolasi sosial
SP 3 Keluarga
1. Bantu keluarga membuat jadwal aktivitas
dirumah termasuk minum obat (perencanaan
pulang)
2. Jelaskan tindakan tindak lanjut pasien
setelah pulang