Anda di halaman 1dari 50

Fisika dari

The Urinary System

oleh
dr. Keriahen Bangun
Fisika
F.K. USU.
Mengenal apa itu Urinary System

Figure 26–1
3 Fungsi dari Genito-Urinary System

1. Excresi:
– Memindahkan sampah / sisa organik dari
cairan tubuh.

2. Eliminasi:
– Mengeluarkan produk sisa.

3. Regulasi homeostatik :
– Mengatur volume plasma darah dan
konsentrasi larutan .
Ginjal
Organ yang mengexcresi urine

Saluran Urinary / Kemih


Organ yang mengeliminasi urine:
– ureters (saluran yang berpasangan)
– urinary bladder (kantong otot)
– urethra (saluran pengeluaran)

Proses Urination or Micturition


Proses pengeluaran urine
Kontraksi dari otot kandung kemih yang memaksa
urine keluar dari tubuh melalui urethra.
Tekanan dalam kandung
kemih.
 Kandung kemih sebuah kantung
yang berupa balon elastis yang
mengembang waktu berisi dan
kempis atau kollaps waktu kosong.
Sehabis berkemih kandung kemih
kosong dan mengembang kembali
sejalan dengan berjalannya waktu
dimana urine yang dihasilkan ginjal
disimpan disana menunggu untuk
dikeluarkan melalui uretra.
Jadi tekanan disana berubah sesuai
jumlah urine yang ada didalamnya.
Tekanan dalam vesica urinaria
Tekanan dalam kandung kemih termasuk tekanan internal yang paling jelas
dirasakan
Prinsip pengukuran tekanan
vesica urinaria.
Tekanan berkemih normal cukup rendah
rendah,2-4 kPa (20-40 cm air) tetapi bagi
penderita obstruksi saluran kemih akibat
pembesaran prostat maka agar dapat berkemih
diperlukan tekanan lebih dari 10 kPa
(100 cm air), bahkan kadang terjadi retensi
urine yang memerlukan cateter.
Untuk mengukur tekanan dalam kandung kemih
dipakai sistometri.
CYSTOMETRY
Cystometry adalah sebuah alat yang berfungsi untuk

mengetahui kemampuan dari kandung kemih untuk menahan

dan melepaskan urine dan sering dipakai untuk meneliti apakah

suatu urinary incontinence and retention adalah suatu efek

pharmacology atau physiology . Test ini juga untuk mengukur

tekanan didalam kandung kemih untuk mengetahui baik tidaknya

otot dan saraf kandung kemih bekerja.. Sebuah cystometrogram

adalah gambaran hubungan tekanan bladder dan volumenya.


 Secara klinis, cystometry sering dipakai bila ada problem otot atau

saraf untuk mengetahui sebagai mana kekuatan kandung kemih

dalam hal menahan dan melepaskan urine. Pada manusia urination

melibatkan kandung kemih, spinal cord and brain. Saraf pada

dinding kandung kemih akan mengirimkan signal ke spinal cord dan

brain ketika kandung kemih penuh. Sebagai response, spinal cord

akan mengirim signal ke kandung kemih supaya berkontraksi.

(voiding reflex). Otak bisa mengatasi reflex ini, kalau urine perlu

ditahan. Urination terjadi bila reflex tadi dibiarkan terjadi.Banyak

factor yang mempengaruhi pathway dari saraf yang terlibat atau

atau otot dari dinding kandung kemih yang menyebabkan disfungsi

dari bladder
Jadi cystometry bisa dipakai untuk mengetahui:

Fungsi dari kandung kemih atau otot dari


kandung kemih itu.
Volume maximum atau type volume dari
urine yang tersimpan.
Volume residual sesudah pengosongan
bladder
Effects dari obat dan penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan urination dan kandung
kemih.
Untuk ketiga fungsi urinary sistim tadi berlakulah
istilah-istilah fisika di ginjal yaitu;

 Tekanan hydrostatik,
 Solvent drag,

 Difusi,

 Tekanan osmotik,

 Tranport aktif,

 Filtrasi,

 Reabsorbsi

Marilah kita lihat dan kenal satu2.


• Tekanan hydrostatic.
Ini berasal dari tekanan yang dihasilkan pompaan
jantung yang menghasilkan

tekanan darah yang arahnya dalam pembuluh darah


kedinding kapiler jadi arahnya keluar dari pembuluh
darah.
Tekanan ini normalnya di artery ± 32 mm Hg lebih
tinggi dari tekanan di jaringan dan makin kecil makin
ke venoul,dan inilah yang mendorong cairan beserta
zat2 yang terlarut didalamnya untuk keluar ke
jaringan. Tekanan ini sangat menentukan dalam
proses filtrasi.
Bagaimana zat diangkut dalam
cairan.
1. Solvent drag.
Sebuah tabung /selang berisi air yang sedang
mengalir dengan laju arus i m³ / dtk.Jika zat terlarut
misalnya glucose dalam air dengan konsentrasi C
partikel / m³,maka glucose tersebut akan diangkut
bersama air.Jadi partikel terlarut melewati suatu titik
adalah C i partikel / detik.
Proses ini disebut Solvent drag ; partikel zat terlarut
hanyut terseret oleh pelarut.Ini misalnya sel2 eritrosit
dan lekosit serta zat zat kimia seperti glucose dan
CO2 melalui pembuluh darah.
2.Difusi
Disini kita melihat bahwa bila ada perbedaan
konsentrasi suatu zat dalam cairan atau gas
maka molekul2 nya akan terus bergerak hingga
didapati konsentrasi yang homogen diseluruh
ruangan tersebut.Gerakan molekul2 zat itu
benar2 acak.Bisa kekanan atau kekiri dengan
kesempatan yang sama.
Sering kita sebut dengan sebutan random
walk.Difusi ini memerlukan perubahan
konsentrasi dengan jarak atau adanya suatu
gradien konsentrasi.
Bagaimana zat dipindahkan melalui
membran?
1.Difusi dan Solvent drag.
Sebagian besar struktur yang secara biologis penting,dibungkus
oleh membrane.Setiap sel dibungkus oleh membrane.
Dinding suatu kapiler adalah suatu membrane.Membrane dapat
melewatkan zat2 tertentu tapi tidak melewatkan zat tertentu
lainnya.
Terhadap zat yang dilewatkannya, dia disebut Permeable dan
terhadap zat yang tidak dia disebut impermeable.Membrane ini
disebut membrane yang semipermeable.
Banyak membrane mempunyai pori.
Pori ada yang lurus dan ada yang berbelok belok.
Pori-pori menentukan secara sederhana untuk menjadi
semipermeable.,tergantung besar kecilnya zat yang terlarut.
(lihat gambar).
Inilah salah satu cara zat dipindahkan melalui membrane.
Cara lainnya adalah dengan tekanan osmotik dan transport
aktif.
2.Tekanan osmotic.
Bila ada 2 bagian zat cair yang dibatasi oleh suatu
membrane yang semipermeable, jika tekanan sebelah
kiri sama dengan sebelah kanan maka tidak ada
aliran.Tapi bila kita masukkan suatu zat yang tidak dapat
melewati membrane dibagian sebelah kiri maka kita
akan melihat bahwa volume disebelah kiri bertambah
dan sebagian larutan harus dikeluarkan agar tekanan
sama kembali.Kita nelihat disini bahwa air mengalir dari
kanan kekiri.
Agar aliran itu tidak ada ( = 0 ) maka haruslah kita
menambah tekanan di sebelah sisi kiri.
Tekanan yang harus ditambahkan inilah yang kita sebut
tekanan osmotik dari zat yahg terlarut itu.
Arahnya adalah ke bagian mana pelarutnya bergerak
atau ke daerah bagian yang mempunyai konsentrasi zat
yang terlarut lebih tinggi.
3.Transport aktif.

Kadang kadang zat dapat berpindah dari daerah


berkonsentrasi rendah ke daerah berkonsentrasi tinggi.
Perpindahan ini tak mungkin oleh suatu proses acak,karena ia
harus melawan arah yang berbeda.
Jadi mesti ada tenaga yang disebut transport aktif yang
mungkin saja adalah energy bebas kimia yang memompa zat
tersebut melawan gradien konsentrasi.
Zat yang dipindahkan dengan cara ini misalnya
glucose,calsium,natrium dan asam amino
Sedangkan ion hydrogen dan kalium ditransport aktif kedalam
tubulus.
Pengaturan cairan interstisial.
Perpindahan oxigen dan nutrient dari darah di
kapiler ke sel dan produk sisa dari sel masuk ke
darah adalah dengan proses utamanya yaitu difusi.
Ukuran kapiler terkecil kira2 sama dengan ukuran
diameter eritrosit,7 μm ,jadi sel2 darah merah
berdesakan desak melalui kapiler dan mengalir satu
per satu.
Sel2 yang ada dalam plasma yang terdiri dari
air,elektrolit dan molekul2 kecil (misal glucose dan
CO2 )serta molekul2 protein besar.
Seluruh plasma,kecuali molekul protein besar dapat
melalui dinding kapiler,melalui pori2 nya.
Diluar kapiler ada cairan interstitial yang
membasuh sel.
Konsentrasi molekul protein dicairan interstitial jauh lebih
rendah dibandingkan dengan didalam kapiler.
Tekanan osmotik adalah faktor penting yang menentukan di
cairan interstitial hingga aliran air dan nutrien dapat melalui
dinding kapiler.Angka2 yang lazim yang merupakan besar
tekanan osmotik adalah;
Di dalam kapiler-------π1 =3700 Pa (28 mmHg).
Di luar kapiler---------π 2 = 600 Pa (4,5 mmHg).
Sulit menentukan tekanan total cairan interstitial,tetapi
besarnya ± -800 Pa (-6mmHg).
Jaringan diibaratkan dgn kaleng yang isinya sebagian
dikeluarkan, bukan balon. Jaringan dipertahankan dibawah
tekanan atmosfer, oleh sifatnya yang kaku.Oleh karena itu
tekanan pendorong oleh air dan molekul kecil disisi luar,ρdo
adalah:
ρdo = ρ 0 - π 2 = -800 -600 = -1400 Pa (-10,5 mmHg)
Oedema
Oedema atau bengkak, tejadi oleh karena cairan yang masuk
ke jaringan lebih banyak dari biasanya.

Mekanisme terjadinya oedema ada 3 cara:

1. Tekanan hydrostatik yang menaik, misalnya pada tekanan


darah yang meninggi atau pada gagal ginjal/ renal failure..

2. Tekanan osmotik yang menurun,misalnya pada


hypoproteinemia di mana kadar protein darah menurun
hingga cairan / plasma keluar dari kapiler.misalnya pada
nephrotic syndrom

3. Trauma; oleh karena adanya trauma maka dinding kapiler


rusak hingga permeabilitynya kacau dan meninggi
menyebabkan cairan bisa keluar lebih banyak-oedema.
3 cara kerja ginjal.
1. Filtrasi---melewatkan cairan/larutan zat yang
bermolekul kecil ± 250 ml per menit.

2. Reabsorbsi---mengambil kembali
cairan/larutan zat2 yang diperlukan. ± 99% dari
filtrat.

3. Secresi- mengeluarkan zat2 berlebih yang


tidak terikut pada filtrasi di glomerulus---
disecresi oleh renal tubule.dengan transport
aktif, misalnya ion hydrogen dan kalium.
1. Filtrasi
Terjadi direnal
corpuscle
Tekanan darah:
– Mendorong air dan
larutan keluar dari
kapiler glomerular
masuk capsular
space.
– Menghasilkan
larutan bebas
protein yang hampir
sama dengan
plasma darah.
2. Reabsorpsi
Bahan yang berguna
ditangkap kembali
sebelum filtrate keluar
dari ginjal
Reabsorpsi terjadi di
proximal convoluted
tubule
Plasma clearance
Ini mencerminkan kemampuan ginjal membersihkan
berbagai zat dari plasma,dengan rumus:

R (molekul/detik) = K (m³/dtk) C (molekul/m³)


R = Kecepatan pembersihan suatu zat dari tubuh (bisa juga
dalam mg/jam).
C = Konsentrasi zat tersebut didalam plasma( bisa dalam
mg/liter).
K = Konstanta pembanding (bisa dalam liter/jam) yang
tergantung pada perbedaan tekanan,tekanan osmotic,dan
sifat kimiawi setiap proses transport aktif.

Dengan kata lain clearance / bersihan adalah volume plasma


dari suatu zat yang dibersihkan secara total per deik.
Artificial Kidney
Guna dari ginjal buatan ini adalah untuk mengeluarkan molekul2
zat terlarut yang kecil, misalnya ureum yang tinggi pada
penderita sakit ginjal kronis.
Prinsip dari ginjal buatan ialah membuat permukaan membrane
yang semipermeable seluas yang disesuaikan dengan
kebutuhan dan direndam dalam cairan dialisis.
Bila kita mau prosesnya cepat,kita buat luas membranenya lebih
lagi.Tetapi bila terlalu cepat pasiennya akan mengeluh sakit
kepala karena molekul berukuran sedang lebih lambat melalui
membrane yang memisahkan plasma dengan cairan
otak,sehingga penyamaan konsentrasi zat2 tersebut lambat
baru tercapai dan pasiennya mengeluh sakit kepala., karena
tekanan osmotik yang akan menyebabkan cairan akan pindah
ke cairan otak(CSF / CSS),sehingga tekanan dalam cairan otak
meningkat sehingga menimbulkan sakit kepala.
Terapi pengganti ginjal
Apabila fungsi ginjal sudah sangat menurun
(lebih dari 90 persen) sehingga tidak lagi
mampu untuk menjaga kelangsungan hidup
individu, maka perlu dilakukan Terapi
Pengganti Ginjal, yaitu Dialisis dan
Transplantasi Ginjal.
DIALISIS
Dialisis adalah metode terapi yang bertujuan
untuk menggantikan fungsi/kerja ginjal, yaitu
membuang zat-zat sisa dan kelebihan cairan
dari tubuh. Ada 2 jenis dialisis:
Hemodialisis (cuci darah
dengan mesin dialiser)

Dialisis Peritoneal (cuci darah


melalui perut)
Hemodialisis
Hemodialisis (HD) adalah dialisis dengan
menggunakan mesin dialiser yang berfungsi sebagai
"ginjal buatan". Pada HD, darah dipompa keluar dari
tubuh, masuk ke dalam mesin dialiser. Di dalam mesin
dialiser, darah dibersihkan dari zat-zat racun melalui
proses difusi dan ultrafiltrasi oleh dialisat (suatu cairan
khusus untuk dialisis), lalu dialirkan kembali ke dalam
tubuh. Proses HD dilakukan 1-3 kali seminggu di
rumah sakit dan setiap kalinya membutuhkan waktu
sekitar 2-4 jam.
Pembuatan "Akses" untuk
HD
Agar prosedur hemodialisis dapat berlangsung,
sebelumnya perlu dibuatkan akses untuk keluar
dan masuknya darah dari tubuh. Akses untuk
hemodialisis dapat bersifat temporer
(sementara) atau permanen.
Akses temporer yaitu berupa kateter yang
dipasang pada pembuluh darah balik (vena) di
daerah leher.
Akses permanen biasanya dibuat dengan
menghubungkan salah satu pembuluh darah balik
(vena) dengan pembuluh nadi (arteri) pada lengan
bawah. Akses model Fistula ini populer dengan nama
Cimino.
Jika Anda
meletakkan jari di
bagian Cimino, anda
akan merasakan
getaran yang
timbulkan oleh aliran
darah pada Cimino.
Getaran ini perlu
diperiksa secara
berkala untuk
memastikan bahwa
aliran darah pada
Cimino tetap lancar.
Dialisis Peritoneal
Dialisis Peritoneal adalah metode
cuci darah dengan bantuan
membran peritoneum (selaput
rongga perut). Jadi, darah tidak
perlu dikeluarkan dari tubuh untuk
dibersihkan dan disaring oleh
mesin dialisis.
Pemasangan Kateter untuk Dialisis Peritoneal

Sebelum melakukan Dialisis peritoneal, perlu


dibuat akses sebagai tempat keluar masuknya
cairan dialisat (cairan khusus untuk dialisis) dari
dan ke dalam rongga perut (peritoneum). Akses
ini berupa kateter yang “ditanam” di dalam rongga
perut dengan pembedahan. Posisi kateter yaitu
sedikit di bawah pusar. Lokasi dimana sebagian
kateter muncul dari dalam perut disebut “exit site”.
Cara kerja Dialisis Peritoneal:

Dialisis Peritoneal diawali dengan memasukkan


cairan dialisat (cairan khusus untuk dialisis) ke
dalam rongga perut melalui selang kateter, lalu
dibiarkan selama 4-6 jam. Ketika dialisat
berada di dalam rongga perut, zat-zat racun
dari dalam darah akan dibersihkan dan
kelebihan cairan tubuh akan ditarik ke dalam
cairan dialisat.
Zat-zat racun yang
terlarut di dalam
darah akan pindah
ke dalam cairan
dialisat melalui
selaput rongga perut
(membran
peritoneum) yang
berfungsi sebagai
“alat penyaring”,
proses perpindahan
ini disebut Difusi.
Cairan dialisat
mengandung
dekstrosa (gula)
yang memiliki
kemampuan untuk
menarik kelebihan
air, proses penarikan
air ke dalam cairan
dialisat ini disebut
Ultrafiltrasi.
Disini tek.osmotik
banyak terlibat.
Langkah 1.
Pengeluaran cairan
Cairan dialisat yang
sudah mengandung zat-
zat racun dan kelebihan
air akan dikeluarkan dari
rongga perut dan diganti
dengan cairan dialisis
yang baru. Proses
pengeluaran cairan ini
berlangsung sekitar 20
menit.
Langkahke2.
Memasukkan cairan
Cairan dialisat dialirkan
ke dalam rongga perut
melalui kateter.
Proses ini hanya
berlangsung selama 10
menit.
Langkah ke-3.
Waktu tinggal
Sesudah dimasukkan,
cairan dialisat dibiarkan
ke dalam rongga perut
selama 4-6 jam,
tergantung dari anjuran
dokter.
TERIMA KASIH.

Anda mungkin juga menyukai