Anda di halaman 1dari 34

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah


Asam dan Basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting
dalam kehidupan sehari-hari. Berkaitan dengan sifat asam Basa, larutan
dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu bersifat asam, bersifat basa, dan
bersifat netral. Asam dan Basa memiliki sifat-sifat yang berbeda, sehingga
dapat kita bisa menentukan sifat suatu larutan. Untuk menentukan suatu
larutan bersifat asam atau basa, ada beberapa cara. Yang pertama
menggunakan indikator warna, yang akan menunjukkan sifat suatu larutan
dengan perubahan warna yang terjadi. Misalnya Lakmus, akan berwarna
merah dalam larutan yang bersifat asam dan akan berwarna biru dalam larutan
yang bersifat basa. Sifat asam basa suatu larutan juga dapat ditentukan dengan
mengukur pH-nya. pHmerupakan suatu parameter yang digunakan untuk
menyatakan tingkat keasaman larutan. Larutan asam memiliki pH kurang dari
7, larutan basa memiliki pH lebih dari 7, sedangkan larutan netral memiliki
pH=7. pH suatu larutan dapat ditentukan dengan indikator pH atau dengan pH
meter. Dengan penjelasan tersebut di atas penyusun ingin menjelaskan tentang
keseimbangan asam basa setra berbagai macam faktor atau hal - hal yang
berkaitan dengan keseimbangan asam basa. Serta menjelaskan bagaimana
asuhan keperawatan yang di berikan pada pasien dengan gangguan
keseimbangan asam dan basa.

1.2 Rumusan
1. Bagaimana intreprestasi dari BGA ?
2. Bagaimana asuhan keperawatan dari gangguan keseimbangn asam basa ?
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengetahui intreprestasi dari BGA.
2. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami asuhan keperawatan dari
asuhan keperawatan gangguan keseimbangan asam basa.

1
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Intreprestasi BGA

Interpretassi Blood Gas Analisa (BGA) atau Analisa Gas Darah (AGD)

Keseimbangan asam – basa memang merupakan hal yang harus diketahui pada
keperawatan kritis. Karena dengan mengetahui pasti kondisi pH pasien perawat
dapat memberikan terapi yang tepat. Untuk itu pada materi ini kita akan sharing
tentang prinsip dalam pembacaan AGD. Memang banyak materi tentang
keseimbangan asam basa namun sedikit materi yang mengulas secara singkat dan
jelas tentang ini. Prinsip yang perlu diingat sehingga mudah menentukan apakah
pasien asidosis atau alkalosis, apakah pasien berada pada kondisi
asidosis/alkalosis murni, terkompensasi sebagian, atau terkompensasi penuh.
Materi ini dilengkapi dengan intepretasi kasus nyata sehingga akan lebih mudah
dipahami dan diingat. Selain itu materi ini juga dilengkapi tentang prinsip
pengambilan darah arteri dimana darah arteri merupakan sampel dari AGD.
Prinsip pengambilan darah arteri juga penting agar tidak terjadi hasil yang bias
sehingga akan mempengaruhi terapi pada pasien.

I. CARA PENGAMBILAN SAMPEL AGD

a. Pengertian
Pengambilan sampel darah arteri adalah pengambilan sampel darah
melalui pembuluh darah arteri. Pemeriksaan analisa gas darah dikenal juga
dengan nama pemeriksaan “ASTRUP”, yaitu suatu pemeriksaan gas darah
yang dilakukan melalui darah arteri. Lokasi pengambilan darah yang

2
umum dilakukan yaitu Arteri radialis, Arteri brachialis dan Arteri
Femoralis.
b. Manfaat
Analisa gas darah arteri berguna untuk mengkaji status oksigenasi klien
(tekanan oksigen arterial [PaO2]), ventilasi alveolar (tekanan
karbondioksida arterial [PaCO2]), dan juga untuk menilai keseimbangan
asam basa. Hasil dari pemeriksaan gas darah sangat berarti bagi
monitoring hasil tindakan penatalaksanaan oksigenasi klien, terapi
oksigen, dan untuk mengevaluasi respon tubuh klien terhadap tindakan
dan terapi misalnya pada saat klien menjalani weaning dari penggunaan
ventilator. Sampel darah yang diambil digunakan untuk mengukur
komponen gas didalam darah arteri dan pH darah. Nilai yang diperoleh
mereflekasikan kualitas ventilasi dan perfusi jaringan.
c. Hal yang perlu diperhatikan
1. Tindakan pungsi arteri harus dilakukan oleh perawat yang sudah
terlatih
2. Gunakan spuit khusus untuk pengambilan AGD (spuit sudah
mengandung heparin). Apabila tidak ada spuit yang digunakan untuk
mengambil darah sebelumnya diberi heparin untuk mencegah darah
membeku
3. Kaji ambang nyeri klien, apabila klien tidak mampu menoleransi nyeri,
berikan anestesi local
4. Bila menggunakan arteri radialis, lakukan test allent untuk mengetahui
kepatenan arteri
5. Untuk memastikan apakah yang keluar darah vena atau darah arteri,
lihat darah yang keluar, apabila keluar sendiri tanpa kita tarik berarti
darah arteri
6. Apabila darah sudah berhasil diambil, goyangkan spuit sehingga darah
tercampur rata dan tidak membeku
7. Lakukan penekanan yang lama pada bekas area insersi (aliran arteri
lebih deras daripada vena).

3
8. Keluarkan udara dari spuit jika sudah berhasil mengambil darah dan
tutup ujung jarum dengan karet atau gabus.
9. Ukur tanda vital (terutama suhu) sebelum darah diambil
10. Segera kirim ke laboratorium ( sito )

d. Persyaratan Umum
Beberapa persyaratan umum yang perlu diperhatikan untuk memperoleh
hasil pemeriksaan yang akurat adalah:
1. Pasien diusahakan dalam keadaan tenang dengan posisi berbaring
(pasien dalam keadaan takut/ gelisah akan menyebabkan
hiperventilasi).
2. Pengambilan darah pada pasien yang sedang mendapat terapi oksigen
dilakukan minimal 20 menit setelah pemberian oksigen dan perlu
dicantumkan kadar oksigen yang diberikan
3. Perlu diwaspadai adanya perdarahan dan hematoma akibat
pengambilan darah terutama pada bagian yang sedang mendapat terapi
antikoagulan
4. Suhu tubuh pasien dan waktu pengambilan darah harus dicantumkan
dalam formulir permohonan pemeriksaan
e. Alat dan bahan
1. Spuit 2 ml atau 3ml dengan jarum ukuran 22 atau 25 (untuk anak-
anak) dan nomor 20 atau 21 untuk dewasa
2. Heparin
3. Yodium-povidin
4. Penutup jarum (gabus atau karet)
5. Kasa steril
6. Kapas alcohol
7. Plester dan gunting
8. Pengalas
9. Handuk kecil
10. Sarung tangan sekali pakai

4
11. Obat anestesi lokal jika dibutuhkan
12. Wadah berisi es
13. Kertas label untuk nama
14. Thermometer
15. Bengkok
f. Prosedur Pengambilan darah arteri radialis
1. Baca status dan data klien untuk memastikan indikasi pengambilan
AGD
2. Cek alat-alat yang akan digunakan
3. Beri salam dan panggil klien sesuai dengan namanya
4. Perkenalkan nama perawat
5. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada klien
6. Jelaskan tujuan tindakan yang dilakukan
7. Beri kesempatan pada klien untuk bertanya
8. Tanyakan keluhan klien saat ini
9. Jaga privasi klien
10. Dekatkan alat-alat ke sisi tempat tidur klien
11. Posisikan klien dengan nyaman
12. Cuci tangan dan pakai sarung tangan sekali pakai
13. Palpasi arteri radialis
14. Lakukan allen’s tes
15. Hiperekstensikan pergelangan tangan klien di atas gulungan handuk
16. Raba kembali arteri radialis dan palpasi pulsasi yang paling keras
dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah
17. Desinfeksi area yang akan dipungsi menggunakan yodium-povidin,
kemudian diusap dengan kapas alcohol
18. Berikan anestesi lokal jika perlu
19. Bilas spuit ukuran 3 ml dengan sedikit heparin 1000 U/ml dan
kemudian kosongkan spuit, biarkan heparin berada dalam jarum dan
spuit

5
20. Sambil mempalpasi arteri, masukkan jarum dengan sudut 45 ° sambil
menstabilkan arteri klien dengan tangan yang lain
21. Observasi adanya pulsasi (denyutan) aliran darah masuk spuit (apabila
darah tidak bisa naik sendiri, kemungkinan pungsi mengenai vena)
22. Ambil darah 1 sampai 2 ml
23. Tarik spuit dari arteri, tekan bekas pungsi dengan menggunakan kasa
5-10 menit
24. Buang udara yang berada dalam spuit, sumbat spuit dengan gabus atau
karet
25. Putar-putar spuit sehingga darah bercampur dengan heparin
26. Tempatkan spuit di antara es yang sudah dipecah
27. Ukur suhu dan pernafasan klien
28. Beri label pada spesimen yang berisi nama, suhu, konsentrasi oksigen
yang digunakan klien jika kilen menggunakan terapi oksigen
29. Kirim segera darah ke laboratorium
30. Beri plester dan kasa jika area bekas tusukan sudah tidak
mengeluarkan darah (untuk klien yang mendapat terapi antikoagulan,
penekanan membutuhkan waktu yang lama)
31. Bereskan alat yang telah digunakan, lepas sarung tangan
32. Cuci tangan
33. Kaji respon klien setelah pengambilan AGD
34. Berikan reinforcement positif pada klien
35. Buat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
36. Akhiri kegiatan dan ucapkan salam
37. Dokumentasikan di dalam catatan keperawatan waktu pemeriksaan
AGD, dari sebelah mana darah diambil dan respon klien
g. Definisi “allens’s tes
Tujuan uji allen tes adalah untuk menilai sistem kolateral arteri radialis.
Penderita diminta mengepalkan tangan dengan kencang. Pengambil darah
dengan jari menekan kedua arteri radialis dan ulnaris. Penderita diminta
membuka dan mengepalkan beberapa kali hingga jari-jari pucat, kemudian

6
biarkan telapak tangan terbuka. Pengambil darah melepaskan tekanan
jarinya dari arteri ulnaris, telapak tangan akan pulih warnanya dalam 15
detik bila darah dari arteri ulnaris mengisi pembuluh kapiler tangan.

Bila terdapat gangguan kolateralisasi pada arteri ulnaris (uji Allen


negative), arteri radialis tidak boleh digunakan untuk pengambilan darah
arteri. Bila tidak terdapat kolateralisasi arteri radialis dan arteri ulnaris (uji
Allen negative), arteri radialis tidak boleh digunakan.

Minta klien untuk mengepalkan tangan dengan kuat, berikan tekanan


langsung pada arteri radialis dan ulnaris, minta klien untuk membuka
tangannya, lepaskan tekanan pada arteri, observasi warna jari-jari, ibu jari
dan tangan. Jari-jari dan tangan harus memerah dalam 15 detik, warna
merah menunjukkan test allen’s positif. Apabila tekanan dilepas, tangan
tetap pucat, menunjukkan test allen’s negatif. Jika pemeriksaan negatif,
hindarkan tangan tersebut dan periksa tangan yang lain.

II. INTERPRETASI BGA ATAU AGD

Sebelum mampu mengintepretasikan hasil analisa gas darah menurut “Handerson


– Hasellbalch” perlu diketahui nilai normal serta prinsip – prinsip dalam
pembacaan analisa gas darah.

Nilai Normal :
KOMPONEN NILAI NORMAL
Ph 7,35 – 7,45
pCO2 35 – 45
HCO3 22 – 26
BE -2 -- +2

Prinsip – prinsip yang perlu di ketahui dan di ingat adalah :

7
1. pH atau derajad keasaman
a. Asam (asidosis) : pH ↓
b. Basa (alkalosis) : pH↑
2. Perbedaan gangguan respiratorik atau metabolic
a. Gangguan respiratorik : mempengaruhi pCO2
b. Gangguan metabolic : mempengaruhi BE/HCO3
3. Gangguan respiratorik
a. pH berbanding terbalik dengan pCO2
b. pH ↓ : pCO2↑
c. pH ↑: pCO2↓
4. Gangguan metabolic
a. pH sebanding dengan pCO2
b. pH ↓ : HCO3↓
c. pH ↑: HCO3↑
5. Table keseimbangan asam – basa
KONDISI Ph pCO2 BE/HCO3
Asidosis metabolic
Murni ↓ N ↓
Terkompensasi sebagian ↓ ↓ ↓
Terkompensasi penuh N ↓ ↓
(7,35 – 7,40)
Asidosis respiratorik
Murni ↓ ↑ N
Terkompensasi sebagian ↓ ↑ ↑
Terkompensasi penuh N ↑ ↑
(7,35 – 7,40)
Alkalosis metabolic
Murni ↑ N ↑
Terkompensasi sebagian ↑ ↑ ↑
Terkompensasi penuh N ↑ ↑
(7,41 – 7,45)
Alkalosis respiratorik
Murni ↑ ↓ N
Terkompensasi sebagian ↑ ↓ ↓
Terkompensasi penuh N ↓ ↓

8
(7,41 – 7,45)
III. PENANGANAN

1. Asidosis Metabolik
Pada kondisi asidosis metabolik terjadi reaksi antara CO2 + HCO3⁻
menjadi H2CO3 (asam bikarbonat). Terjadi penumpukan asam bikarbonat
(H2CO3) terjadi penurunan ion karbonat (HCO3⁻) sehingga perlu
diberikan tambahan ion tersebut dari luar. Pemberian NATRIUM
BIKARBONAT adalah cara penanganan asidosis metabolic. Dengan
pemberian BICNAT (NABIC)/MEYLON akan mengikat H⁺ sehingga
akan mengurangi terbentuknya asam. BICNAT/MEYLON tidak diberikan
secara sembarangan, ada rumus khusus dalam pemberiannya. (lihat materi
rumus dan koreksi cairan serta elektrolit)
2. Alkalosis Metabolik
Pada alkalosis metabolic terjadi peningkatan ion karbonat, hal ini terjadi
karena tidak ada pembentukan asam karbonat di dalam tubuh. Defek
mekanisme yang dilakukan oleh tubuh yaitu ginjal berusaha mengeluarkan
ion karbonat. Dalam kasus alkalosis metabolic diberikan diuretic untuk
membantu mengeluarkan ion karbonat
3. Asidosis respiratorik
Pada kondisi asidosis respiratorik terjadi peningkatan CO2 dalam tubuh.
Hal ini terjadi pada kasus hipoventilasi sehingga terjadi peningkatan CO2
dalam tubuh akibat dari terhambatnya proses pengeluaran CO2. Terapi dari
asidosis respiratorik yaitu pemberian terapi okseigen, pada pasien dengan
asidosis respiratorik diberikan masker sungkup non-rebreathing. (lihat
materi tentang oksigenasi)
4. Alkalosis respiratorik
Pada kondisi alkalosis respiratorik terjadi penurunan CO2 dalam tubuh.
Hal ini terjadi pada kasus hiperventilasi sehingga terjadi penurunan CO2
dalam tubuh akibat dari proses pengeluaran CO2 yang berlebihan. Terapi
dari alkalosis respiratorik yaitu pemberian terapi okseigen, pada pasien

9
dengan alkalosis respiratorik diberikan masker sungkup rebreathing. (lihat
materi tentang oksigenasi)

2.2 Asuhan keperawatan gangguan keseimbangan asam basa

1. Pengkajian Keperawatan

a. Identitas
1) Asidosis & alkalosis: respiratorik terjadi dua kali lebih sering pada
pria dari pada wanita. Namun angka kematian pada wanita
meningkat lebih cepat karena kebiasaan merokok.
2) Asidosis & alkalosis: metabolik terjadi lebih tinggi sedikit pada
usia anak-anak, dibandingkan dewasa. Kemudian asma pada anak
akan hilang sebagian, dan akan muncul lagi setelah dewasa karena
perjalanan alamiah.

b. Keluhan Utama
1) Asidosis respiratorik: pernapasan lambat dan dalam (hipoventilasi),
dispnea, kelemahan.
2) Alkalosis respiratorik: pernapasan cepat dan dangkal
(hiperventilasi), dispnea, kelemahan.
3) Asidosis metabolik: mual, muntah, kelemahan, pernapasan
kussmaul.
4) Alkalosis metabolik: disritmia jantung, kejang.

c. Riwayat Penyakit Terdahulu


1) Asidosis respiratorik: penyakit paru obstuksi menahun, asma,
Penyakit neuromoskular: miastenia gravis, sindrom Guillain-Barre,
poliorlielitis, dan sklerosis lateral amiotropik, kifoskoliosis,
Obesitas yang berlebihan: sindrom pickwickian, Edema paru akut,
Pneumotoraks, Cedera dinding dada seperti patah tulang-tulang
iga, Laringospasme atau edema naring, bronkospasme berat.
2) Alkalosis respiratorik: demam, cedera kepala atau gangguan
pembuluh darah otak, tumor otak, pneumonia, asma, edema paru,
gagal jantung kongestif, fibrosis paru, sirosis hepatis.

10
3) Asidosis metabolik: diare, ileostomi, ureterosigmoidostomi,
ketoasidosis diabetik, kurang kalori protein (KKP), gagal ginjal
aku atau kronis, dan intoksikasi alkohol.
4) Alkalosis metabolik: disritmia jantung, diare, gagal jantung
kongestif, sirosis, dan sindrom nefrotik.

d. Riwayat Penyakit Keluarga


1) Asidosis respiratorik: asma, miastenia gravis, kifoskoliosis, dan
obesitas yang berlebihan.
2) Alkalosis respiratorik: tumor otak, pneumonia, asma, dan gagal
jantung kongestif.
3) Asidosis metabolik: diabetes melitus, gagal ginjal akut atau kronis.
4) Alkalosis metabolik: gagal jantung kongestif.

e. Pemeriksaan Fisik
1) B1 (Breath): RR Abnormal, sianosis, dispnea, hiperkapnia,
hipoksia, hipoksemia, takikardia, gelisah, bradipnea, perubahan
kedalaman pernapasan, fase ekspresi memanjang, pernapasan bibir
mencucu, penggunaan otot bantu pernapasan.
2) B2 (Blood): Sianosis, CRT > 3dtk, parestesia, penurunan nadi,
perubahan td, warna yang tidak kembali ke tungkai saat tungkai
diturunkan, aritmia, bradikadia, takikardia, kelitihan, distensi vena
jugularis, murmur, dispnea, penurunan nadi perifer, bunyi jantung
S3 dan S4, ansietas,gelisah, kelelahan pada saat aktivitas, takipnea,
bardipnea, TD dan nadi yang abnormal karena aktifitas.
3) B3 (Brain): perubahan prilaku, penurunan tingkat kesadaran,
perubahan pola napas, pusing, sakit kepala, mual, muntah, gelisah,
kejang.
4) B4 (Bladder): pembentukan HCO3, ginjal meningkat, ginjal
menurun, kadar elektrolit serum menurun.
5) B5 (Bowel): output cairan melalui anus menurun, perubahan kadar
elektrolit, membran mukosa kering, TD menurun, nadi cepat,
turgor kulit buruk, haus, kelemahan, mual, muntah, enggan untuk
makan, asupan makan tidak adekuat.

11
6) B6 (Bone): PH albumin menurun, albumin mudah berikatan
dengan Ca2+, kejang, spasitas otot.

f. Pemeriksaan Penunjang
1) Analisis darah arteri
2) Pemeriksaan Darah Lengkap

12
2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Keperawatan Data Subjektif Data Objektif


Ketidakefektifan perfusi Klien mengatakan Denyut nadi perifer tidak teraba, CRT > 3
jaringan perifer b.d jantungnya detik, sianosis, edema ektremitas, penurunan
penurunan aliran darah berdebar-debar atau nadi, warna tidak kembali ke tungkai saat
arteri. berdenyut lemah. tungkai diturunkan, PaCO2 < 35 atau > 45
mmHg, HCO3- < 22 atau > 26 mEq/L, pH
darah arteri < 7,5 atau >7,45.
Penurunan curah jantung Klien mengeluh Aritmia, kulit dingin, sianosis, sinkop,
b.d. penurunan isi dispnea dan pusing. vertigo, perubahan status mental, gangguan
sekuncup nyang elektromekanis jantung, PaCO2 < 35 atau >
disebabkan oleh masalah 45 mmHg, HCO3- < 22 atau > 26 mEq/L, pH
elektrofisiologis. darah arteri < 7,5 atau >7,45.
Ketidakefektifan pola Klien mengeluh Dispnea, takipnea/bradipnea, penggunaan
napas b.d hiperventilasi sesak napas. otot bantu pernapasan, RR < 16 x/mnt atau >
(atau) sindrom 20 x/mnt, PaCO2 < 35 atau > 45 mmHg,
hipoventilasi. HCO3- < 22 atau > 26 mEq/L, pH darah
arteri < 7,5 atau >7,45.
Gangguan pertukaran gas Klien mengatakan RR < 16 x/mnt atau > 20 x/mnt, PaCO2 < 35
b.d ventilasi-perfusi sesak napas dan atau > 45 mmHg, HCO3- < 22 atau > 26
gelisah. mEq/L, pH darah arteri < 7,5 atau >7,45,
dispnea, hiperkapnia, hipoksia, takikardia,
gelisah.
Risiko ketidakefektifan
perfusi jaringan: serebral
b.d penurunan pertukaran
sel.
Risiko ketidakefektifan
perfusi jaringan: renal
b.d penurunan pertukaran
sel.
Kekurangan volume Klien mengeluh Membran mukosa kering, kulit keringat atau
cairan b.d pengeluaran haus, dan lemah. dingin, tekanan darah rendah, oliguria,

13
aktif sekunder akibat turgor kulit jelek, pernapasan cepat dan
diare. dangkal, nadi cepat dan kecil, penurunan
berat badan, dan perubahan kadar elektrolit.
Intoleransi aktivitas b.d Klien mengatakan Dispnea, takipnea atau hiperpnea dan
ketidakseimbangan lemah dan sesak tekanan darah abnormal, PaCO2 < 35 atau >
antara suplai dan napas pada waktu 45 mmHg.
kebutuhan O2. aktivitas.
Risiko Klien mengatakan Mual, muntah, asupan makan yang tidak
ketidakseimbangan tidak ada nafsu adekuat, HCO3- < 22 atau > 26 mEq/L, pH
nutrisi: kurang dari makan. darah arteri < 7,5 atau >7,45.
kebutuhan tubuh b.d
ketidakmampuan
mengingesti makanan.
Defisit perawatan diri: Klien mengeluh Tidak mampu mengatur suhu atau aliran air
mandi dan hygiene b.d tidak mampu untuk mandi, tidak mampu masuk dan
kelemahan. membasuh tubuh keluar kamar mandi, tidak mampu
atau bagian tubuh mengeringkan tubuh, tidak mampu
sendiri. mencapai sumber air, PaCO2 < 35 atau > 45
mmHg.
Resiko cedera b.d.
disfungsi biokimia.

3. Rencana Tindakan/Intervensi Keperawatan

Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


Goal Objective Outcomes
Keperawatan & Keperawatan
Data Pendukung
Ketidakefektifan Klien Klien tidak Dalam Jelaskan semua Mengurangi
perfusi jaringan akan akan waktu 1x24 prosedur yang kecemasan dan
perifer b.d mempe mengalami jam akan lebih
rtahank penurunan perawatan: dilaksanakan. kooperatif.

14
penurunan aliran an aliran darah 1. Denyut Ajarkan pasien Latihan
darah arteri. keefekti arteri nadi untuk tersebut
DS:
fan selama perifer melakukan membantu
Klien mengatakan
perfusi dalam teraba. latihan buerger- sirkulasi
jantungnya
2. CRT < 3
jaringa perawatan. allen 2xsehari, kolateral pada
berdebar-debar atau
detik.
n tinggikan tungkai pasien.
berdenyut lemah. 3. Tidak
DO: perifer ekstremitas yang
ada
Denyut nadi perifer
yang sakit lebih tinggi
sianosis
tidak teraba, CRT >
adekuat dari jantung
dan
3 detik, sianosis,
selama tahan selama 2
edema
edema ektremitas,
dalam menit.
ekstermit
penurunan nadi, Ajarkan untuk Untuk
perawat
as.
warna tidak melakukan meningkatkan
an. 4. Warna
kembali ke tungkai ambulasi pada sirkulasi pada
kembali
saat tungkai tingkat yang ekstremitas.
ke
diturunkan, PaCO2 dapat ditoleransi
tungkai
< 35 atau > 45 pasien.
saat
mmHg, HCO3- < 22 Tinggikan Untuk
tungkai
atau > 26 mEq/L, bagian kepala meningkatkan
diturunka
pH darah arteri < tempat tidur sirkulasi pada
n.
7,5 atau >7,45. 5. PaCO2 pasien 30o. ekstremitas

35-45 bawah pasien.


Ubah posisi Untuk
mmHg.
6. HCO3- pasien setiap 2 mengurangi

22-26 jam. resiko

mEq/L. kerusakan
7. pH darah kulit.
arteri Atur pemberian Meningkatkan

7,5-7,45. oksigen sesuai perfusi.


indikasi.
Batasi Mengurangi
pengunjung. stress dan
energi bicara.

15
Pantau TTV dan Hal ini dapat
irama jantung menyebabkan
pasien setiap 4 penurunan
jam. Laporkan curah jantung,
bila nadi cepat yang
dan tidak teratur. mengakibatkan
penurunan
perfusi
jaringan.
Cek frekuensi Denyut nadi
nadi perifer perifer yang
pasien setiap 4 dapat dipalpasi
jam. dan kuat
mengindikasik
an aliran arteri
yang baik.
Penurunan curah Klien Klien tidak Dalam Anjurkan pasien Tanda tersebut
jantung b.d. akan akan waktu 1x24 untuk dapat mengi
penurunan isi mempe mengalami jam melaporkan ndikasikan
sekuncup yang rtahank penurunan perawatan: nyeri dada hipoksia atau
1. Klien
disebabkan oleh an isi sekuncup segera. cedera
mengata
masalah curah yang miokardial.
kan tidak Ajarkan kepada Untuk
elektrofisiologis. jantung disebabkan
lagi pasien tentang menurunkan
DS: yang oleh
mengala bagaimana ansietas dan
Klien mengeluh adekuat masalah
mi sesak melakukan menghindari
dispnea dan pusing. selama elektrofisiol
napas teknik komplikasi
DO: dalam ogis selama
dan pengurangan kardiak.
pusing. stress.

16
Aritmia, kulit perawat dalam 2. Akral Berikan oksigen Untuk
dingin, sianosis, an. perawatan. hangat, sesuai instruksi. meningkatkan
sinkop, vertigo, tidak ada suplai oksigen
perubahan status ganggua ke
mental, gangguan n miokardium.
Laksanakan Meningkatkan
elektromekanis konduksi
program sirkulasi.
jantung, PaCO2 < jantung
pengobatan
35 atau > 45 pada
sesuai resep.
mmHg, HCO3- < 22 EKG,
Pantau nadi Untuk
atau > 26 mEq/L, dan tidak
apical dan mendeteksi
pH darah arteri < ada
radikal aritmia secara
7,5 atau >7,45. sianosis.
3. PaCO2 sekurang- lebih baik.

35-45 kurangnya

mmHg. setiap 4 jam.


4. HCO3- Catat irama nadi Aritmia dapat

22-26 minimal setiap 4 mengindikasik

mEq/L. jam dan an komplikasi


5. pH darah laporkan yang menuntut
arteri ketidakteraturan intervensi yang
7,5-7,45. nya. cepat.
Kaji status Suara napas
pernapasan tambahan atau
minimal setiap 4 dispnea dapat
jam. Laporkan mengindikasik
adanya dispnea an
atau terbentuknya
kegelisahan. cairan di paru
dan dasar
kapiler paru.

17
Ketidakefektifan Klien Klien tidak Dalam Jelaskan semua Mengurangi
pola napas b.d akan akan waktu 1x4 prosedur yang kecemasan dan
hiperventilasi (atau) mempe mengalami jam akan dilakukan. lebih
sindrom rtahank hiperventila perawatan: kooperatif.
1. klien Berikan oksigen Mempertahank
hipoventilasi. an si atau
DS: mengata sesuai program. an oksigen
keefekti sindrom
Klien mengeluh
kan tidak arteri.
fan hipoventilas
sesak napas. Laksanakan mempertahank
lagi
DO: pola i selama
Dispnea, mengala program an pernapasan
napas dalam
takipnea/bradipnea, mi sesak pengobatan. adekuat.
yang perawatan. Posisi pasien Meningkatkan
penggunaan otot napas.
adekuat
2. Dispnea, fowler. pengembangan
bantu pernapasan,
selama paru.
takipnea/
RR < 16 x/mnt atau Alat-alat Kemungkinan
dalam
bradipne
> 20 x/mnt, PaCO2 emergensi terjadi
perawat
a, dan
< 35 atau > 45 disiapkan dalam kesulitan
an.
penggun
mmHg, HCO3- < 22 kondisi baik. bernapas yang
aan otot
atau > 26 mEq/L, akut.

18
pH darah arteri < bantu Monitor jumlah Mengetahui
7,5 atau >7,45. pernapas pernapasan, status
an: penggunaan otot pernapasan.
berkuran bantu
g atau pernapasan,
tidak tanda vital,
ada. warna kulit,
3. RR 16-
AGD.
20 x/mnt.
4. PaCO2
35-45
mmHg.
5. HCO3-
22-26
mEq/L.
6. pH darah
arteri
7,5-7,45.
Gangguan Klien Klien tidak Dalam Jelaskan semua Mengurangi
pertukaran gas b.d akan akan waktu 1x8 prosedur yang kecemasan dan
ventilasi-perfusi. mempe mengalami jam akan dilakukan. lebih
DS:
rtahank gangguan perawatan: kooperatif.
Klien mengatakan
1. RR 16- Berikan oksigen Mempertahank
an ventilasi-
sesak napas dan
20 x/mnt. sesuai program. an oksigen
pertuka perfusi.
gelisah. 2. PaCO2
arteri.
DO: ran gas
35-45 Laksanakan mempertahank
RR < 16 x/mnt atau
yang
mmHg. program an pernapasan
> 20 x/mnt, PaCO2
adekuat 3. HCO3-
< 35 atau > 45 pengobatan. adekuat.
selama 22-26 Posisi pasien Meningkatkan
mmHg, HCO3- < 22
dalam mEq/L. fowler. pengembangan
atau > 26 mEq/L,
paru.

19
pH darah arteri < perawat pH darah Alat-alat Kemungkinan
7,5 atau >7,45, an. arteri emergensi terjadi
dispnea, 7,5-7,45. disiapkan dalam kesulitan
4. Dispnea,
hiperkapnia, kondisi baik. bernapas yang
hiperkap
hipoksia, akut.
nia, Monitor intake Menjaga
takikardia, gelisah.
hipoksia, dan output keseimbangan
takikardi cairan. cairan.
a, Berikan nutrisi Menurunkan

gelisah: tinggi protein kebutuhan

berkuran rendah lemak. energi

g atau pencernaan.
Observasi Mengetahui
tidak
kembali adanya keadaan pasien
ada.
kesulitan lebih lanjut.
bernapas, hasil
laboratorium,
penggunaan otot
bantu
pernapasan,
penggunaan
oksigen, dan
catat tanda vital.
Risiko Klien Klien tidak Monitor tanda- Dapat
ketidakefektifan akan akan tanda status mengurangi
perfusi jaringan: mempe mengalami neurologis kerusakan otak
serebral b.d rtahank penurunan dengan GCS lebih lanjut.

20
penurunan an pertukaran Monitor tanda- Pada keadaan
pertukaran sel. keefekti sel selama tanda vital normal,
fan dalam seperti TD, nadi, autoregulasi
perfusi perawatan. suhu, respirasi, mempertahank
jaringa dan hati-hati an keadaan
n: pada hipertensi tekanan darah
serebral sitolik. sistemik
selama berubah secara
dalam fluktuasi.
perawat Kegagalan
an. autoreguler
akan
menyebabkan
kerusakan
vascular
serebral yang
dapat
dimanifestasik
an dengan
peningkatan
sistolik dan
diikuti oleh
penurunan
tekanan
diastolik.
Sedangkan
peningkatan
suhu dapat
menggambarka
n perjalanan
infeksi.

21
Bantu klien Aktivitas ini
untuk dapat
membatasi meningkatkan
muntah batuk. tekanan
Anjurkan klien intrakarnial
untuk dan
mengeluarkan intraabdomen.
napas apabila Mengeluarkan
bergerak atau napas sewaktu
berbalik di bergerak atau
tempat tidur. mengubah
posisi dapat
melindungi diri
dari efek
valsava.
Anjurkan klien Batuk dan
untuk mengejan
menghindari dapat
batuk dan meningkatkan
mengejan tekanan
berlebihan intrakarnial
dan potensial
terjadi
perdarahan
ulang.

22
Ciptakan Rangsangan
lingkungan yang aktivitas yang
tenang dan meningkat
batasi dapat
pengunjung meningkatkan
kenaikan TIK
Istirahat total
dan
ketenangan
mungkin
diperlukan
untuk
pencegahan
terhadap
perdarahan
dalam kasus
stroke
hemoragik/per
darahan
lainnya.
Pantau kalium Hiperkalemi
serum terjadi dengan
asidosis,
hipokalemi
dapat terjadi
pada kebalikan
asidosis dan
perpindahan
kalium
kembali ke sel.

23
Risiko Klien Klien tidak Jelaskan kepada Untuk
ketidakefektifan akan akan pasien dan mendorong
perfusi jaringan: mempe mengalami anggota pasien
renal b.d penurunan rtahank penurunan keluarga atau berperan aktif
pertukaran sel. an pertukaran pasangan dalam
keefekti sel selama tentang alasan pemeliharaan
fan dalam terapi dan efek kesehatan.
perfusi perawatan. yang
jaringa diharapkan.
Instruksikan Obat yang
n: renal
pasien untuk dijual bebas
yang
berkonsultasi mungkin
adekuat
dengan dokter bersifat
selama
sebelum nefrotoksik.
dalam
mengkonsumsi
perawat
obat yang dijual
an.
bebas.
Kaji adanya Edema pada
edema pada area area tergantung
tergantung pada dapat
pasien. mengindikasik
an kurangnya
fungsi ginjal.
Berikan Untuk
dopamine dosis mendilatasikan
rendah, sesuai arteri renal
program. pasien dan
meningkatkan
perfusi
jaringan.

24
Observasi pola Untuk
berkemih mencatat
pasien. penyimpangan
dari normal.
Pantau berat Peningkatan
jenis urine, kadar dapat
kadar elektrolit mengindikasik
serum, BUN, an penurunan
dan kreatinin fungsi ginjal.
pasien.
Kekurangan Klien Klien tidak Dalam Jelaskan semua Mengurangi
volume cairan b.d akan akan waktu 1x8 prosedur yang kecemasan dan
pengeluaran aktif mempe mengalami jam akan dilakukan. lebih
sekunder akibat rtahank pengeluaran perawatan: kooperatif.
1. Membra Berikan Memenuhi
diare. an aktif
DS: n makanan dan kebutuhan
keseim sekunder
Klien mengeluh
mukosa cairan. makan dan
bangan akibat diare
haus, dan lemah.
lembap, minum.
DO: volume selama
Membran mukosa kulit Berikan Menurunkan
cairan dalam
kering, kulit lembap, pengobatan pergerakan
yang perawatan.
keringat atau akral seperti antidiare usus dan
adekuat
dingin, tekanan hangat, dan antimuntah. muntah.
selama Ubah posisi Meningkatkan
darah rendah, turgor
dalam pasien setiap 4 sirkulasi.
oliguria, turgor kulit
perawat jam.
kulit jelek, baik. Instruksikan Untuk
an.
2. Nadi 60-
pernapasan cepat pasien untuk menghindari
100
dan dangkal, nadi tidak duduk atau hipotensi
x/mnt.
cepat dan kecil, berdiri jika ortostatik dan
penurunan berat sirkulasi kemungkinan
badan, dan terganggu sinkop.

25
perubahan kadar 3. RR 16- Pantau dan catat Takikardia,
elektrolit. 20 TTV setiap 2 dispnea atau
x/mnt. jam. hipotensi dapat
4. PaCO2
mengindikasik
35-45
an kekurangan
mmHg.
volume cairan
5. HCO3-
atau
22-26
ketidakseimba
mEq/L.
pH darah ngan elektrolit.
Kaji turgor kulit Untuk
arteri
dan membrane memeriksa
7,5-7,45.
mukosa mulut dehidrasi.
setiap 8 jam.
Ukur dan catat Menentukan
setiap 4 jam: kehilangan dan
elektrolit, BUN, kebutuhan
hematokrit, dan cairan dan
hemoglobin. elektrolit.
Intoleransi aktivitas Klien Klien tidak Dalam Monitor Merencanakan
b.d akan akan waktu 1x24 keterbatasan intervensi
ketidakseimbangan mempe mengalami jam aktivitas, dengan tepat.
antara suplai dan rtahank ketidakseim perawatan: kelemahan saat
1. Tidak
kebutuhan O2. an bangan aktivitas.
DS: ada Bantu pasien Pasien dapat
tolerans antara
Klien mengatakan
sesak dalam memilih dan
i suplai dan
lemah dan sesak
napas melakukan merencanakan
aktivita kebutuhan
napas pada waktu
pada aktivitas sendiri. sendiri.
s yang O2 selama
aktivitas. Catat tanda vital Mengkaji
waktu
DO: adekuat dalam
Dispnea, takipnea aktivitas sebelum dan sejauh mana
selama perawatan.
atau hiperpnea dan . sesudah perbedaan
dalam
2. Tidak aktivitas. peningkatan
tekanan darah
perawat
ada selama
abnormal, PaCO2 <
an.
dispnea, aktivitas.

26
35 atau > 45 takipnea Kolaborasi Meningkatkan
mmHg. , dengan dokter kerja sama tim
bradipne dan fisioterapi dan perawatan
a, dalam latihan holistik.
hiperven aktivitas.
Lakukan Membantu
tilasi,
istirahat yang mengembalika
dan
adekuat setelah n energi.
hipovent
latihan dan
ilasi.
3. Tekanan aktivitas.
darah Berikan diet Metabolisme

normal yang adekuat membutuhkan

sesuai dengan energi.

usia. kolaborasi ahli


4. Nadi 60- diet.
100 Berikan Meningkatkan

x/mnt. pendidikan pengetahuan


5. RR 16- kesehatan dalam
20 tentang: perawatan diri.
x/mnt. 1. perubahan
6. PaCO2 gaya hidup
35-45 untuk
mmHg. menyimpan
7. HCO3-
energi.
22-26 2. Penggunaan
mEq/L. alat bantu
8. pH
pergerakan.
darah
arteri
7,5-7,45.

27
Risiko Klien Klien akan Tingkatkan Cara khusus
ketidakseimbangan akan mampu intake makanan untuk
nutrisi: kurang dari mempe mengingesti melalui: meningkatkan
1) Mengurangi
kebutuhan tubuh rtahank makanan nafsu makan.
gangguan
b.d an selama
dari
ketidakmampuan keseim dalam
lingkungan,
mengingesti bangan perawatan.
seperti
makanan. nutrisi
berisik dan
yang
lain-lain.
adekuat
2) Jaga privasi
selama
klien.
dalam 3) Berikan obat
perawat sebelum
an. makan jika
ada indikasi.
Jaga kebersihan Mulut yang
mulut pasien. bersih
meningkatkan
nafsu makan.
Sajikan Meningkatkan
makanan yang selera makan
mudah dicerna dan intake
dalam keadaan makanan.
hangat, tertutup,
dan berikan
sedikit-sedikit
tetapi sering.
Hindari Mengurangi
makanan yang rasa nyaman.
banyak
mengandung
gas.

28
Lakukan latihan Menambah
aktif dan pasif. nafsu makan.
Kaji tanda vital, Membantu
sensori, bising mengkaji
usus. keadaan
pasien.
Monitor hasil Monitor status
lab seperti nutrisi.
glukosa,
elektrolit,
albumin,
hemoglobin,
kolaborasi
dengan dokter.
Defisit perawatan Klien Klien tidak Dalam Observasi pola Data dasar
diri: mandi dan akan akan waktu 1x24 kebersihan diri. dalam
hygiene b.d mempe mengalami jam melakukan
kelemahan. rtahank kelemahan. perawatan: intervensi.
DS: 1. Klien Bantu klien Mempertahank
an
Klien mengeluh
perlahan- dalam an rasa
perawat
tidak mampu
lahan kebersihan nyaman.
an diri:
membasuh tubuh
mampu badan, mulut,
mandi
atau bagian tubuh
membasu rambut, dan
dan
sendiri.
h tubuh kuku.

29
DO: hygiene atau Lakukan Meningkatkan
Tidak mampu
yang bagian pendidikan pengetahuan
mengatur suhu atau
adekuat tubuh kesehatan: dan membuat
aliran air untuk 1. Pentingnya
selama sendiri. klien lebih
mandi, tidak 2. Klien kebersihan
dalam kooperatif.
mampu masuk dan mampu diri.
perawat
2. Pola
keluar kamar keluar
an.
kebersihan
mandi, tidak masuk
diri.
mampu kamar
3. Cara
mengeringkan mandi.
kebersihan.
3. Klien
tubuh, tidak mampu Berikan Demonstrasi
mampu
mencapai sumber petunjuk kepada ulang dapat
mengerin
air, PaCO2 < 35 pasien tentang mengidentifika
gkan
atau > 45 mmHg. teknik mandi si area masalah
tubuh.
dan hygiene. dan
4. Nadi 60-
Minta pasien meningkatkan
100
untuk kepercayaan
x/mnt.
5. RR 16-20 mendemonstrasi diri pemberi
x/mnt. kan mandi atau asuhan.
6. PaCO2
hygiene
35-45
dibawah
mmHg.
pengawasan.
Dorong pasien Untuk
untuk membantu
mengungkapkan pasien
perasaan dan mencapai
keluhan tingkat
mengenai deficit fungsional
perawatan diri. tertinggi sesuai
kemampuanny
a.

30
Resiko cedera b.d. Klien Klien tidak Anjurkan pasien Untuk
disfungsi biokimia. tidak akan untuk mengurangi
akan mengalami mengadakan kemungkinan
mengal disfungsi perbaikan dan cedera.
ami biokimia. menghilangkan
risiko kemungkinan
cedera keamanan dari
selama bahaya
dalam lingkungan.
Observasi Untuk
perawat
faktor-faktor meningkatkan
an.
yang dapat kesadaran
berkontribusi pasien, anggota
terhadap cedera. keluarga dan
pemberi
asuhan.
Bantu pasien Untuk
mengidentifikasi meningkatkan
situasi dan kesadaran
bahaya yang pasien tentang
dapat kemungkinan
mengakibatkan bahaya.
kecelakaan.

4. Tindakan Keperawatan
Tindakan keperawatan dilakukan dengan mengacu pada rencana
tindakan/intervensi keperawatan yang telah ditetapkan/dibuat.

5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan dilakukan untuk menilai apakah masalah keperawatan
telah teratasi, tidak teratasi, atau teratasi sebagian dengan mengacu pada kriteria evaluasi.

31
BAB 3
PENUTUP

3.1 kesimpulan
Asam dan Basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari. Berkaitan dengan sifat asam Basa, larutan dikelompokkan dalam
tiga golongan, yaitu bersifat asam, bersifat basa, dan bersifat netral.
Derajat keasaman (pH) darah manusia normalnya berkisar antara 7.35 hingga 7.45.
Tubuh manusia mampu mempertahan keseimbangan asam dan basa agar proses
metabolisme dan fungsi organ dapat berjalan optimal. Keseimbangan asam basa dalam
tubuh manusia diatur oleh dua sistem organ yakni paru dan ginjal. Paru berperan dalam
pelepasan (eksresi CO2) dan ginjal berperan dalam pelepasan asam.
3.2 saran
Demi kesempurnaan makalah ini, kami sangat mengharapkan kritikan dan saran yang
bersifat membangun kearah kebaikan demi kelancaran dan kesempurnaan makalah ini.

32
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/261023566

Dr Willy Tjin. 2018. Gangguan keseimbangan asam basa.(online)

https://www.alodokter.com/gangguan-keseimbangan-asam-basa (di akses pada tanggal 08 april


2019)

https://www.academia.edu/11485366/Gangguan_Asam_basa

Kurnia Vietriy. 2014. Makalah keseimbangan asam basa.(online)


http://vietriy.blogspot.com/2014/12/makalah-keseimbangan-asam-basa.html (di akses pada
tanggal 08 april 2019)
http://nurse-carewithlove.blogspot.com/2016/02/interpretassi-blood-gas-analisa-bga.html

33
34

Anda mungkin juga menyukai